Anda di halaman 1dari 21

Step 1

1. SJSN:
Sistem Jaminan Sosial Nasional, program negara untuk perlindungan dan kesejahteraan
masyarakat yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup jika ada kejadian berkurangnya
pendapatan karena sakit, kecelakaan, pensiun.
Suatu tatacara penyelenggaraan program jaminan social oleh beberapa badan
penyelenggara jaminan social dimana pendapat 5 program (jaminan Kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, jaminan kematian) sebagaimana tercantum
UU N0 40 Tahun 2004 tentang SJSN.
Badan penyelenggara jaminan social yang diselenggaraakan berdasar 3 asa (asas
kemanusiaan, asas manfaat, asas keadilan bagi seluruh rakyat)
Badan penyelenggara jaminan social ada beberapa, yaitu :
 perusahaan perseroan/persero, jaminan tenaga kerja/ jamsostek
 persero dana tabungan dan asuransi pegawai negeri/taspen
 persero asuransi social Angkatan bersenjata RI/ ASABRI
 persero Kesehatan asuransi Indonesia / ASKES

2. INA CBGs:
Indonesia Case Base Groups, sebuah system untuk menentukan tarif standard yang
digunakan RS, untuk referensi biaya untuk klaim ke pemerintah BPJS.
Salah satu sistem pembayaran yang bersifat prospektif, yang dikenal sebagai tarif paket
yang digunakan untuk seluruh komponen rs baik dalam medis maupun non medis, sehingga
untuk klaim sesuai tarif paket.
Merupakan system yang berupa patokan untuk diklaim pada pemerintah yang didasarkan
pengelompokkan diagnosis penyakit

3. Analisis Unit Cost:


Tujuannya untuk mendapat informasi mengenai perencanaan anggaran, pengendalian
biaya, penetapan biaya, penetapan subsidi serta membantu dalam mengambil keputusan
Akuntansi biaya untuk memperkirakan biaya tiap unit pelayanan yang disediakan,
dimana ada 2 metode (metode tradisional, metode ABC (Activity Base Costing).
Biaya satuan yang dihitung untuk satu satuan produk layanan dengan cara membagi total
cost dengan jumlah atau kualitas output biasanya disebut dengan rerata.

4. PPK 1, 2, 3:
PPK (Pusat Pelayanan Kesehatan), ada 3 tingkatan :
- Tingkat pertama : contoh: puskesmas
- Tingkat kedua: tingkatan spesialistis atau dokter spesialis dengan menggunakan system
spesialis
- Tingkat ketiga: tingkatan subspesialistik atau doter gigi subspesialis dengan menggunakan
system subsepsialis

5. Prospektif:
Ada 2 metode pembayaran, yaitu:
- Retrospektif : metode pembayaran yang dilakukan atas layanan Kesehatan yang
diberikan pada pasien berdasar setiap aktifitas layanan ynag diberikan, contoh : FFS
(Free For Service)
- Prospektif : metode pembayaran atas layanan Kesehatan ynag besarnya sudah
diketahui sebelum pelayanan Kesehatan yang diberikan, contoh: kapitasi, CBG
Payment

Step 2:
1. Apa prinsip dari SJSN?
2. Apa fungsi dari SJSJN?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari INA CBGs?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode pembayaran prospektif?
5. Apa hak, kewajiban, tugas dan wewenang dari BPJS?
6. Bagaimana system rujukan berjenjang dari BPJS?
7. Apa saja program dari SJSN?
8. Apa definisi ruang lingkup dan tujuan dari manajemen keuangan RS?
9. Apa tujuan SJSN?
10. Bagaimana cara menghitung Unit Cost?
11. Bagaimana metode unit cost?
12. Apa manfaat perhitungan dari unit cost?
13. Bagaimana cara penentuan tarif di RS?
14. Bagaimana cara mengelola keuangan RS?
15. Bagaimana cara mengatur pengeluaran RS?
16. Apa saja UU yang mengatur mengenai rujukan berjenjang? (PERMENKES, Peraturan BPJS)
Step 2:
1. Apa fungsi dari SJSJN?
Jawab:
- Instrument negara untuk mencegah kemiskinan untuk masyarakat yang tidak mampu
- Instrument untuk pendapatan hari tua
- Intrumen Negara untuk redistribusi dari pendapatan tinggi ke rendah
- Meminimalisir peredaran uang di asyarakat
- Pengikat berdirinya NKRI

Untuk menjalankan jaminan social terdiri dari:

- Jaminan Kesehatan : memproleh manfaat pemeliharan Kesehatan dan perlindungan


dalam mememnuhi dasar Kesehatan
- Jaminan kecelakaan kerja: santunan Kesehatan/uang tunai jika orang tersebut
mengalami kecelakaan kerja/ penyakit akibat kerja
- Jaminan hari tua: berfungsi untuk menjamin menerima uang tunai saat sudah masa
pensiun, meninggal dunia.
- Jaminan pensiun : untuk masuk ke masa pensiun, dan untuk yang mengalami cacat
total
- Jaminan kematian : memberikan santunan kepada ahli waris,

secara umum untuk jaminan social sesuai dengan jaminannya masing-masing.

2. Apa tujuan SJSN?


Jawab:
Tujuan SJSN:
Menurut UU NO 40 tahun 2004
a. Program negara utuk memberi kepastian, perlindungan dan kesejahteraan social di seluruh rakyat
Indonesia. Memberi jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup sehingga dapat memiliki hidup
yang layak. Program ini diharapkan apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang menyebabkan
hilangnya atau berkurangnya pendapatan seperti sakit, kecelakaan, hilangnya pekerjaan, usia
lanjut, pensiun.
Ada 3 asas:

- Asas kemanusiaan : penghargaan terhadap martabat manusia


- Asas manfaat : operasionalnya harus efektif dan efisien
- Asas keadilan : asas tersebut bersifat ideal (semua peserta mempunyai hak dan
kewajiaban yang sama)

3. Apa prinsip dari SJSN?


Jawab:
Menurut UU No 40 Tahun 2004
1) Prinsip kegotongroyongan : prinsip bersamaan antar peserta dalam menanggung
beban jaminan social
2) Nirlaba : prinsip hubungan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil
pengembangan dana
3) Keterbukaan : prinsip mempermudah akses informasi, informasi lengkap, benar dan
jelas ke setiap peserta.
4) Kehati-hatian : prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti aman dan tertib
5) Akuntabilitas : prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang akurat
dan dapat dipertanggung jawabkan
6) Portabilitas : prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan, meskipun peserta
tersebut berpindah pekerjaan / tempat tinggal
7) Kepesertaan bersifat wajib : mengharuskan seluruh penduduk jadi peserta jaminan
social
8) Dana amanat : iuran dana dan hasil pengembangannya merupakan dana titipan dari
peserta digunakan untuk peserta jaminan social
9) Hasil pengelolaan dana jaminan social : digunakan untuk pengembangan program
dan kepentingan peserta.

4. Apa saja program dari SJSN?


Jawab:
Menurut UU NO 40 Tahun 2004
- Jaminan Kesehatan : suatu program pemerintah yang bertujuan memberikan
kepastian jaminan Kesehatan yang menyuluruh bagi setia rakyat Indonesia agar
penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera
- Jaminan kecelakaan kerja : suatu program pemerintah dan pemberi kerja dengan
tujuan memberi kepastian pelayanan dan santunana apabila tenaga kerja mengalami
kecelakaan saat menuju, menunaikan dan selesai menunaikan selesai tugas pekerjaan
dan berbagai penyakit ynag berhubungan dengan pekerjaan
- Jaminan hari tua: program jangka panjang ynag diberikan secra asekaligus sebelum
peserta masuk ke masa pensiun bisa diterimkana pada janda/duda, anak/ahli wair
peserta ynag sah apabila peserta meninggal dunia
- Jaminan pensiun : pembayaran berkala jangka panjang sebagais ubsitusi dari
penurunan atau hialngnya penghasilan karena peserta di usia tua/ pensiun mengalami
cacat permanen/ meninggal dunia
- Jaminan kematian

5. Apa kelebihan dan kekurangan dari INA CBGs?


Jawab:
Kelebihan :

a. Memudahkan administrasi pembayaran bagi RS dan pihak pembayranya


b. Memudahkan pasien memahami besaran tarif yang harus dibayar
c. Memudahkan penghitungan pendapatn RS
d. Memberi intensi ke RS dan tenaga kesehatan
e. Mendorong tingkat RS
Kekurangan:
a. Penerapan pembayarannya sendiri butuh dorongan pihak ke-3
b. Pembayarannya butuh system
c. Membatasi dokter dari upaya coba-cooba untuk produknya
d. Butuh komitmen yang kuat untuk elemen RS

Perbedaan penerapan tarif INA CBGs dan RS:


- INA CBGs :
 Menggunakan koding (kode prosedur, kode Tindakan, dll). Disebut tarif
prospektif sudah ada tarif sebeluum dilakukan.
 Sudah ada rerata pasien akan dirawat berapa lamanya, untuk membatasi
rawat inapnya
 Menggunakan software dari pemerintah yang sudah menentukan semua
biayanya
 Clinical pathway (alur klinis) : lebih dapat dipertanggung jawabkan karena
tidak ada penyalahgunaan wewenang untuk mencari keuntungan, sehingga
setiap Tindakan yang diberikan ada landasannya sehingga tidak mencari
keuntungan.

- Tarif RS :
 Menggunakan metode retrospektif
 Tindakan perhari dihitung biayanya
 Tidak ada bantuan software

Definisi secara ilmiah Cinical Pathway

6. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode pembayaran prospektif?


Jawab:
Kelebihan :
- Profider : pembayaran lebih adil sesuai dengan kompleksilitas pelayan, proses klaim
lebih cepat
- Pasien : kualitas pelayanan baik dan dapat memilih provider dengan pelayanan
terbaik
- Pembayar : pembagian resiko keuangan terhadap provider, biaya admin lebih rendah,
mendorong tingkatan sist,informasi
- Dapat mengendalikan biaya Kesehatan
- Mendorong pelayanan Kesehatan tetap bermutu sesuai standard
- Membatasi pelayanan Kesehatan yang tak diperlukan atau berlebihan/under use
- Mempermudah admin claim dan mendorong provider untuk melakukan cost
containment menurut pp no 27 tahun 2014
Kekurangan :

- Profider: Kurangnya kualitas koding yang akan menyebabkan ketidaksesuapian


proses grouping atau pengelompokan kasus
- Pasien : pengurangan kuantitas pelayanan, dan provider merujuk ke luar atau RS lain
- Pembayar : memerlukan pemahaman mengenai konsep prospektif dalam sis.
Informasinya, butuh monitoring paska claim

Metode pembayaran RS:

- Retrospektif :
metode pembayarn atau pembayaran yang dilakukan setelah dilakukan pelayanan
atau Tindakan yang diberikan ke pasien, apabila memberikan semakin banyak
layanan Kesehatan maka besar biaya yang dikeluarkan akan semakin banyak, co:
FFS (Fee For Service)

- Prospektif :
Metode yang dilakukan sebelum diberikan pelayanan Kesehatan kepada pasien.
Besaran biaya sudah diketahui, co:
Global Budget perdiem (anggaran yang diberikan ke RS yang diberikan untuk
satu tahun, alokasi diserahkan ke masing2 faskes) contoh: dapat dilakukan di RS.
kapitasi (pembayan ynag sudah dilaksanakan dengan layanan Kesehatan tingkat
pertama, pembiyayaannya berdasar peserta yang sudah terdaftar di faskes tsbt)
contoh: puskesmas
case base payment (berdasarkan tiap kasus yang punya tarif yang berbeda)
contoh: RS, INA CBGs
Lebih disarankan karena ditemukan beberapa unggulan pada metode ini (seperti
mengendalikan biaya Kesehatan, dll). Di Indonesia menggunakan Case Base
Payment (pembayaran setiap kasus) pengelompokan dx dan prosedur dengan
mengasu pada ciri klinis yang mirip dan sumber daya yang mirip dilakukan dengan
software grouper.
PP NO 111 tahun 2013, punya 1777 kelompok tarif yang terdiri dari 789 kode
grup rawat inap dan 288 kode grup kelompok rawat jalan.
Struktur koding ada 4 digit,
digit 1 (case mix main group, co i: u/ sist. Cardiovascular, dll) membedakan grup
pertama dari sistem2 organ,
digit 2 (tipe kasus, 0-9 dimana 1: rawat inap, 2:rawat jalan, dst),
digit 3 (spesifik CBG kasus, dengan numerik, dari 1-99)
digit 4(angka romawi, level keparahan, dibagi 4 keparahan (0 rawat jalan, 1:
ringan tanpa komplikasi maupun komorbid, 2 sedang mild komplikasi dan komorbid,
3 berat, major komplikasi dan komorbid major).
Koding yang membedakan tiap pelayanan sehinggan RS harus dapat memanage
keuangan dengan baik agar tidak terjadi kerugian di RS.
7. Apa hak, kewajiban, tugas dan wewenang dari BPJS?
8. Bagaimana system rujukan berjenjang dari BPJS?
9. Apa saja UU yang mengatur mengenai rujukan berjenjang? (PERMENKES, Peraturan BPJS)
10. Bagaimana cara menghitung Unit Cost?
11. Bagaimana metode unit cost?
12. Apa manfaat perhitungan dari unit cost?
13. Apa definisi ruang lingkup dan tujuan dari manajemen keuangan RS?
14. Bagaimana cara penentuan tarif di RS?
15. Bagaimana cara mengelola keuangan RS?
16. Bagaimana cara mengatur pengeluaran RS?
Step 4
Mapping

Manajemen Keuangan dan


Manajemen RS

Step 7:
1. Apa fungsi dari SJSJN?
Jawab:
Definisi
SJSN adalah program Negara yang bertujuan untuk memberi perlindungan dan
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak apabila terjadi hal-hal yang
dapat mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya pendapatan, karena menderita sakit,
mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau pensiun.

Fungsi
Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau
anggota keluarganya
Putri, Asih Eka. 2014. Paham SJSN: Sistem Jaminan Sosial Nasional. Friedrich-Ebert-Stiftung;
Kantor Perwakilan Indonesia

2. Apa tujuan SJSN?


Jawab:
Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya
kebuthan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya
Putri, Asih Eka. 2014. Paham SJSN: Sistem Jaminan Sosial Nasional. Friedrich-Ebert-Stiftung;
Kantor Perwakilan Indonesia.

3. Apa prinsip dari SJSN?


Jawab:
Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip :
a. Kegotong-royongan
Kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya jaminan sosial, yang
diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat
gaji, upah, atau penghasilan.
b. Nirlaba
Pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana untuk
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh peserta.
c. Keterbukaan
Mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan jelas bagi setiap peserta.
d. Kehati-hatian
Pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman, dan tertib.
e. Akuntabilitas
Pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan secara akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
f. Portabilitas
Memberikan jaminan secara berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau
tempat tinggal dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
g. Kepesertaan bersifat wajib
Mengharuskan seluruh penduduk untuk menjadi peserta jaminan sosial yang
dilaksanakan secara bertahap.
h. Dana amanat
Iuran dan hasil pengembangannya merupakan dana titipan dari peserta untuk
digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta jaminan sosial.
i. Hasil pengelolaan dana jaminan social dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan
program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional

Putri, Asih Eka. 2014. Paham SJSN: Sistem Jaminan Sosial Nasional. Friedrich-Ebert-Stiftung;
Kantor Perwakilan Indonesia.

4. Apa saja program dari SJSN?


Jawab:
Program
UU SJSN menetapkan 5 (lima) program jaminan sosial, yaitu:
1. Jaminan kesehatan
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk
menjamin agar peserta dan anggota keluarganya memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
2. Jaminan kecelakaan kerja
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan menjamin
agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila ia
mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.
3. Jaminan hari tua
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk
menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat
total tetap, atau meninggal dunia.
4. Jaminan pensiun
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk
mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta mengalami kehilangan atau
berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat tetap total
5. Jaminan kematian
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk
memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal
dunia.
Putri, Asih Eka. 2014. Paham SJSN: Sistem Jaminan Sosial Nasional. Friedrich-Ebert-Stiftung;
Kantor Perwakilan Indonesia
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari INA CBGs?
Jawab:

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG


PETUNJUK TEKNIS SISTEM INDONESIAN CASE BASE GROUPS (INA-CBGs)
Definisi secara ilmiah Cinical Pathway
6. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode pembayaran prospektif?
Jawab:
Pembiayaan kesehatan merupakan bagian yang penting dalam implementasi Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Menurut Miller (2007) tujuan dari pembiayaan kesehatan adalah
mendorong peningkatan mutu, mendorong layanan berorientasi pasien, mendorong
efisiensi tidak memberikan reward terhadap provider yang melakukan over treatment,
under treatment maupun melakukan adverse event dan mendorong pelayanan tim. Dengan
sistem pembiayaan yang tepat diharapkan tujuan diatas bisa tercapai.

Terdapat dua metode pembayaran rumah sakit yang digunakan yaitu metode pembayaran
retrospektif dan metode pembayaran prospektif.

Metode pembayaran retrospektif adalah metode pembayaran yang dilakukan atas layanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien berdasar pada setiap aktifitas layanan yang
diberikan, semakin banyak layanan kesehatan yang diberikan semakin besar biaya yang
harus dibayarkan. Contoh pola pembayaran retrospektif adalah Fee For Services (FFS).

Metode pembayaran prospektif adalah metode pembayaran yang dilakukan atas layanan
kesehatan yang besarannya sudah diketahui sebelum pelayanan kesehatan diberikan.
Contoh pembayaran prospektif adalah global budget, Perdiem, Kapitasi dan case based
payment. Tidak ada satupun sistem pembiayaan yang sempurna, setiap sistem pembiayaan
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dalam implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah diatur pola pembayaran
kepada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan adalah dengan INA-CBG sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG


PETUNJUK TEKNIS SISTEM INDONESIAN CASE BASE GROUPS (INA-CBGs)

Pengertian, contoh dan perbedaan:


Global Budget perdiem
kapitasi
case base payment
7. Apa hak, kewajiban, tugas dan wewenang dari BPJS?
Jawab:
Fungsi
UU No. 24 Tahun 2011 membentuk dua BPJS, yaitu:
(1) BPJS Kesehatan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
(2) BPJS Ketenagakerjaan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja,
jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun.

Tugas
Dalam rangka melaksanakan fungsi sebagai penyelenggara program jaminan kesehatan sosial
bagi seluruh penduduk Indonesia, BPJS Kesehatan bertugas:
(1) menerima pendaftaran Peserta JKN;
(2) memungut dan mengumpulkan iuran JKN dari Peserta, Pemberi Kerja, dan Pemerintah;
(3) menerima bantuan iuran dari Pemerintah;
(4) mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan Peserta;
(5) mengumpulkan dan mengelola data Peserta JKN;
(6) Membayarkan manfaat, dan/membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan
program jaminan sosial;
(7) memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada Peserta
dan masyarakat.

Wewenang
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, BPJS Kesehatan berwewenang untuk:
(1) menagih pembayaran iuran;
(2) menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang
dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan
hasil yang memadai;
(3) melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan Pemberi Kerja
dalam memenuhi kewajibannya;
(4) membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas
kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah;
(5) membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
(6) mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi Kerja yang tidak
memenuhi kewajibannya;
(7) melaporkan Pemberi Kerja kepada instansi yang berwenang menangani
ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(8) melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program jaminan
sosial.
Hak
Dalam melaksanakan kewenangannya, BPJS berhak untuk:
(1) memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program yang bersumber dari dana
jaminan sosial dan/atau sumber lainnya;
(2) memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan sosial dan
DJSN setiap 6 (enam) bulan.

Kewajiban
Dalam melaksanakan tugasnya, BPJS berkewajiban untuk:
(1) memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta;
(2) mengembangkan aset dana jaminan sosial dan aset BPJS untuk sebesar-besarnya
kepentingan Peserta;
(3) memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik mengenai kinerja,
kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil pengembangannya;
(4) memberikan manfaat kepada seluruh Peserta sesuai dengan UU SJSN;
(5) memberikan informasi kepada Pesertamengenai hakdan kewajiban untuk mengikuti
ketentuan yang berlaku;
(6) memberikan informasi kepada Peserta mengenai prosedur untuk mendapatkan hak dan
memenuhi kewajibannya;
(7) memberikan informasi kepada Peserta mengenai saldo jaminan hari tua dan
pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
(8) memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak pensiun 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun;
(9) membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktikum aktuaria yang lazim dan
berlaku umum;
(10) melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dalam
penyelenggaraan jaminan sosial;
(11) melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan, secara berkala 6
(enam) bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.

Putri, Asih Eka. 2014. Paham SJSN: Sistem Jaminan Sosial Nasional. Friedrich-Ebert-Stiftung;
Kantor Perwakilan Indonesia.

8. Bagaimana system rujukan berjenjang dari BPJS?


Jawab:
Mekanisme teknis pelaksanaan sistem rujukan secara komprehensi diatur dalam PMK No.01
tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan. Sistem rujukan di
wajib dijalankan oleh pasien yang merupakan peserta jaminan kesehatan atau asuransi
kesehatan sosial dan pemberi pelayanan kesehatan. Aturan umum dalam mekanisme rujukan
berjenjang adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai kebutuhan medis dimulai dari
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
kesehatan tingkat pertama.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.
4. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter gigi pemberi
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
5. Ketentuan di atas tidak berlaku pada keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan
permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis

Rujukan pasien dilakukan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat yang memiliki


kemampuan pelayanan sesuai kebutuhan pasien yang bertujuan untuk meningkatkan
aksesibilitas, pemerataan dan peningkatan efektifitas pelayanan kesehatan. Rujukan juga
harus mendapat persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya yang disertai dengan penjelasan
oleh tenaga kesehatan mengenai:
a. Diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan
b. Alasan dan tujuan dilakukan rujukan
c. Risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan
d. Transportasi rujukan
e. Risiko atau penyulit yang dapat timbul selama dalam perjalanan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 01 Tahun 2012 Tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan

9. Apa saja UU yang mengatur mengenai rujukan berjenjang? (PERMENKES, Peraturan BPJS)
Jawab:
Mekanisme teknis pelaksanaan sistem rujukan secara komprehensi diatur dalam PMK No.01
tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
10. Bagaimana cara menghitung Unit Cost?
Jawab:
Cara mengitung
Sebegai acuan dalam menghitung unit cost dalam suatu unit kerja ataupun bagian, berikut
adalah langkah langkah perhitungannya:
1. Tentukan unit kerja yang akan menjadi unit analisis
2. Identifikasi semua produk/jasa yang dihasilkan oleh unit kerja dan tentukan produk/jasa
yang akan dianalisis
3. Identifikasi semua biaya yang timbul di unit kerja karena melakukan pelayanan kepada
pengguna jasa, berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung
4. Tentukan dasar alokasi biaya bersama. Biaya bersama adalah biaya yang digunakan
untuk menghasilkan 2 produk/layanan atau lebih
5. Telusuri dan hitung semua biaya langsung yang terjadi
6. Analisis unit atau bagian lain yang secara logika biayanya timbul akibat peningkatan
aktivitas di unit kerja
7. Telusuri biaya tidak langsung dan hitunng alokasi biaya tidak langsung untuk unit kerja
8. Hitung unit cost per pelayanan dengan cara mengalokasikan total biaya (biaya langsung
maupun biaya tidak langsung) ke setiap jasa pelayanan.
Leony Setiabudi. 2017. Unit Cost. Hal 1-2. Jakarta
11. Bagaimana metode unit cost?
Jawab:
12. Apa manfaat perhitungan dari unit cost?
Jawab:
Manfaat
Secara garis besar manfaat utama dari perhitungan biaya satuan,menurut Ade Fatma Lubis
dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Kesehatan (2009;98):
a. Pricing.
Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan kebijaksanaan tarif rumah sakit.
Dengan diketahuinya biaya satuan (Unit cost), dapat diketahui apakah tarif sekarang
merugi atau menguntungkan.
b. Budgetting/Planning
Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan biaya satuan (unit cost)
dari tiap-tiap output rumah sakit sangat penting untuk alokasi anggaran dan untuk
perencanaan anggaran.
c. Budgetary Control
Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan mengendalikan kegiatan
operasional rumah sakit.
d. Evaluasi dan Pertanggungjawaban
Analisis biaya bermanfaat untuk menilai performance keuangan rumah sakit secara
keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggung jawaban kepada pihak-pihak berkepentingan.
Ade Fatma Lubis. 2009. Buku Ekonomi Kesehatan. Hal. 98

System akuntansi biaya mengukur dan mengalokasikan biaya, dengan demikian unit cost
dapat ditentukan. Unit cost ini merupakan informasi yang sangat penting bagi suatu entitas.
Dengan perhitungan unit cost, efisiensi dan kinerja suatu entitas dapat dimonitor dengan baik.
Selain itu dengan perhitungan unit cost akan dihasilkan informasi mengenai biaya per item,
sehingga akan lebih memudahkan dalam membuat strategi, penganggaran maupun berbagai
keputusan penting lainnya. Dengan kata lain informasi mengenai unit cost dapat dijadikan
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bagi suatu entitas.

13. Apa definisi dan ruang lingkup dan tujuan dari manajemen keuangan RS?
Jawab:
Definisi
Manajemen keuangan adalah suatu proses dalam pengaturan aktivitas atau kegiatan keuangan
dalam suatu organisasi, di mana di dalamnya termasuk kegiatan perencanaan, analisis, dan
pengendalian terhadap kegiatan keuangan yang biasanya dilakukan oleh manajer keuangan.
Manajemen keuangan dapat diartikan juga sebagai seluruh aktivitas atau kegiatan perusahaan
yang berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan dengan meminimalkan
biaya dan upaya penggunaan serta pengalokasian dana tersebut secara efisien dalam
memaksimalkan nilai perusahaan yaitu harga dimana calon pembeli siap atau bersedia
membayarnya jika suatu perusahaan menjualnya.
Dr.Asnaini, M.A. Manajemen Keuangan. (Yogyakarta: Teras. 2012). Hal.1

Ruang Lingkup
a. Financial service, yaitu merupakan bidang keuangan yang berhubungan dengan
pembuatan desain dan konsultasi produk finansial baik kepada individu (perseorangan),
bisnis (dunia usaha), dan pemerintah. Hal-hal yang berkaitan dengan jasa keuangan
meliputi:
 Loan officers
 Pialang
 Konsultan keuangan.
b. Managerial finance, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan tugas-tugas manajer
keuangan di perusahaan yang aktif dalam mengelola keuangan perusahaan seperti:
 Menyusun budget
 Peramalan keuangan
 Manajemen kas
 Administrasi kredit
 Mencari dana
 Melakukan investasi
Kedua bidang keuangan tersebut dalam praktiknya selalu berjalan searah dan saling
mendukung, saling berkaitan, serta saling ketergantungan satu sama lainya. Artinya,
kedua jenis bidang keuangan ini selalu dibutuhkan guna mencapai tujuan perusahaan
secara keseluruhan.
Ardiprawiro, S.E., MMSI. 2017. Manajemen Keuangan. Universitas Gunadarma

Berikut adalah beberapa tujuan manajemen keuangan di RS;


1. Memfasilitasi hubungan organisasi dengan pihak pembayar.  Manajemen keuangan harus bersifat
responsif pada pembayar pihak ketiga dan memperlakukan pembayar pihak ketiga
sebagai customer dalam konteks ekonomi karena pihak ketiga merupakan pihak pembayar tagihan.
Pada saat yang bersamaan, manajemen keuangan harus memperhatikan pasien
sebagai customer dalam konteks pelayanan karena pasien memiliki pengaruh terhadap pembayar
pihak-ketiga, dan dalam beberapa kasus, bertanggung jawab secara parsial atas tagihan.
2. Memonitor potensi kerugian keuangan atas kealpaan pola pelayanan.  Secara tidak sadar, proses
pelayanan yang kurang di RS dapat menyebabkan terjadinya pengeluaran RS secara berlebihan.
Manajemen keuangan RS harus memastikan, melalui proses kajian penggunaan, bahwa pola
pelayanan dokter konsisten, tidak hanya sesuai dengan kebutuhan pasien tetapi juga sesuai dengan
kesepakatan tentang layanan yang akan dibayar oleh pasien dan pihak ketiga (asuransi).
3. Melindungi status pajak organisasi. Organisasi RS yang for-profit mencari jalan untuk
mengurangi tanggungan pajaknya, dan organisasi RS yang non-profit mencari jalan untuk
melindungi status pajak mereka dari upaya negara untuk mencari sumber pendapatan baru. Karena
itu, manajemen keuangan harus paham betul tentang peraturan perpajakan yang ada.

14. Bagaimana cara penentuan tarif di RS?


Jawab:
Microsoft Word - Pric-rs (ui.ac.id)
15. Bagaimana cara mengelola keuangan RS?
Jawab:
16. Bagaimana cara mengatur pengeluaran RS?
Jawab:

Anda mungkin juga menyukai