Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN METODE 3M PLUS GUNA MENGURANGI

RISIKO DEMAM BERDARAH DI SD NEGERI 02


SINGONEGARAN KOTA KEDIRI
Kurniawan Edi Priyanto 1, Nadia Yolanda 2, Rina Yuli Agita Devi3 , Yoda Maria Lopo4 ,
Norci Hayati Banamtuan5, Feni Helfida Tobe 6

❑1 Dosen Program Studi Ilmu Pendidikan Ners, STIKes Surya Mitra Husada Kediri

❑2,3,4,5,6 Mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri
kedipriyanto@gmail.com

ABSTRAK

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang berjangkit di daerah
tropis seperti di Indonesia dan biasanya terjadi pada musim penghujan maupun pancaroba disebabkan
oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Saatnya kita
melakukan antisipasi adanya musim nyamuk dengan cara pengendalian nyamuk dengan pendekatan
perlakukan sanitasi lingkungan atau non kimiawi yang tepat sangat diutamakan sebelum dilakukannya
pengendalian secara kimiawi. Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN DBD) dalam bentuk kegiatan 3M PLUS, yaitu: Menguras dan
menyikat tempat-tempat penampungan air, Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, Mengubur
sampah sampah, pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk dan
perbaikan desain rumah. Manajemen lingkungan mencakup semua perubahan yang dapat
mencegahatau dapat meminimalkan perkembangbiakan vektor sehingga kontak antaramanusia dan
vektor berkurang meliputi pengelolaan lingkungan air, udara dan tanah. Metode pencegahan ini
dilakukan dengan memberikan perhatian terhadap kondisi lingkungan sekitar yang berpotensi menjadi
tempat perkembangbiakan nyamuk penyebar demam berdarah.

Kata kunci : Demam Berdarah, nyamuk Aedes aegypti, pencegahan demam berdarah, pengelolaan
lingkungan dalam pencegahan DBD.

PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang berjangkit di daerah
tropis seperti di Indonesia dan biasanya terjadi pada musim penghujan maupun pancaroba
disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini dapat menyerang semua orang mulai dari anak-anak sampai dewasa dan dapat
berakibat kematian terutama pada anak-anak.
Musim hujan tiba maka perlu diwaspadai adanya genangan air yang terjadi pada selokan yang
buntu, gorong–gorong yang tidak lancar serta adanya banjir yang berkepanjangan, perlu
diwaspadai adanya tempat reproduksi atau berkembangbiaknya nyamuk pada genangan–genangan
tersebut sehingga dapat mengakibatkan musim nyamuk telah tiba pula, itulah kata-kata yang
melakat pada saat ini. saatnya kita melakukan antisipasi adanya musim nyamuk dengan cara
pengendalian nyamuk dengan pendekatan perlakukan sanitasi lingkungan atau non kimiawi yang
tepat sangat diutamakan sebelum dilakukannya pengendalian secara kimiawi. Penyakit Demam
Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti,
yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan
darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.Penyakit ini banyak ditemukan didaerah
tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Demam
Berdarah Dengue (DBD) kini sedang mewabah, tak heran jika penyakit ini menimbulkan
kepanikan di Masyarakat. Hal ini disebabkan karena penyakit ini telah merenggut banyak nyawa.
Menurut data WHO, Asia Pasifik menanggung 75 persen dari beban dengue di dunia anatar
tahun 2004 dan 2010, sementara Indonesia dilaporkan sebagai negar ke-2 dengan kasus DBD
terbesar diantara 30 negara wilayah endemis. Berdasar data Kemenkes RI (2018) Jawa Timur
menduduki peringkat ke-2 sebagai provinsi dengan kasus DBD sebesar 7.838 kasus dan sebanyak
105 kasus kematian. Jumlah kasus DBD menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas kota
kediri sebanyak 276 kasus (DINKES KEDIRI, 2015).
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan
manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan
pasien jatuh syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. DBD merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang penularannya dari satu penderita ke penderita lain disebarkan
oleh nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyebaran DBD adalah dengan memotong siklus penyebarannya dengan memberantas nyamuk
tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran dan penularan penyakit DBD yaitu
urbanisasi, perkembangan pembangunan di daerah pedesaan, mudahnya transportasi, adanya
pemanasan global yang dapat mempengaruhi bionomik vektor Aedes aegypti (Kandun, 2004).
Sampai sekarang belum ada vaksin untuk pencegahan penyakit DBD dan belum ada obat-obatan
khusus untuk penyembuhannya, dengan demikian pengendalian DBD tergantung pada
pemberantasan nyamuk dan memutuskan rantai penularan yaitu dengan pengendalian vektor
(Muhlisin dan Arum, 2006), program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) salah satunya.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan secara rutin terlebih setiap musim jangkitan
DBD, kegiatan lain yang bisa dilakukan yaitu dengan fogging (pengasapan), abatisasi, dan
pelaksanaan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) (Nadesul, 2007). Kehidupan vektor Aedes
akan semakin baik dengan adanya kondisi lingkungan yang dapat berpotensi sebagai resting
place baik di dalam maupun luar rumah. Keadaan tersebut semakin didukung dengan partisipasi
masyarakat yang tidak maksimal dalam memanajemen lingkungan rumah yang dapat mendorong
perkembangbiakan nyamuk, seperti pengurasan dan menutup TPA, serta pengelolaan sampah
padat yang dapat menampung air. Hal tersebut justru merupakan ujung tombak dalam
menurunkan angka DBD dibandingkan fogging focus yang hanya membunuh nyamuk dewasa.
Masalah utama dalam upaya menekan angka kesakitan DBD adalah belum optimalnya upaya
pergerakan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk Demam Berdarah
Dengue. Oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD
tersebut perlu di tingkatkan antara lain pemeriksaan jentik secara berkala dan berkesinambungan
serta menggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD.

MANFAAT

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh dengan
permasalahan nyata yang ada di lapangan sebagai kontribusi keilmuan kepada masyarakat.

BAHAN DAN METODE


Penyuluhan yang dilakukan di SDN 02 Singonegaran Kota Kediri pada hari Kamis, 22 Juni
2019 s/d Sabtu, 24 Juni 2019. Metode penelitian menggunakan studi uji stastistik, dengan subjek
semua siswa dari SD tersebut dengan 33 responden. Dalam kegiatan penyuluhan materi yang
diberikan yaitu menjelaskan definisi demam berdarah (DBD), mengetahui penyebab demam berdarah,
menjelaskan pencegahan demam berdarah, menjelaskan tanda gejala penyakit DBD, menjelaskan
mekanisme perkembangan nyamuk Aedes aegypi dan menjelaskan mengenai pengelolaan kebersihan
lingkungan sekitar.

HASIL
Dari hasil penyuluhan diketahui bahwa masih banyak siswa-siswi tersebut yang masih kurang
paham mengenai bahaya DBD. Namun setelah diberikan penyuluhan oleh kelompok kami, siswa
siswi tersebut mulai paham mengenai DBD dan memberantasan sarang nyamuk menggunakan
kegiatan 3M PLUS. Untuk proses dan hasil, semua peserta mengikuti penyuluhan dari awal hingga
akhir. Selam proses penyuluhan berlangsung peserta penyuluhan memahami, memperhatikan dan
megerti materi penyuluhan penerapan metode 3M plus guna mengurangi risiko demam berdarah yang
di berikan oleh pemateri. Selain itu peserta berpartisipasi dalam mengajukan pertanyaan maupun
menjawab pertanyaan dari pemateri. Peserta penyuluhan mengerti 80% dari apa yang telah
disampaikan dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan daam bentuk lisan yang akan di berikan
oleh penyuluh.
Berikut beberapa pertanyaan dari pemateri untuk perserta :
a. Apa itu DBD ?
Jawab : DBD adalah penyakit demam berdarah dengue yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk
Aedes Aegypthi
b. Apa Penyebab Penyakit DBD ?
Jawab : terinfeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
c. Bagaimana cara pencegahan penyakit DBD
Jawab : dengan menerapkan 3M PLUS
d. Jentik jentik nyamuk banyak terlihat dimana?
Jawab : banyak terlihat di tempat tempat yang menggenang air
e. Apa itu 3m plus?
Jawab :
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc,
drum, dan lain-lain seminggu sekali (M1)
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain-
lain (M2)
3. Mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan
(M3).
Selain itu ditambah (plus) dengan cara lainnya, seperti:
1. Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan.
2. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak
3. Memasang kawat kasa
4. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar
5. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai
6. Menggunakan kelambu
7. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk

PEMBAHASAN
Penyuluhan yang dilakukan pada hari Kamis, 22 Juni 2019 s/d Sabtu, 24 Juni 2019 berjalan
dengan lancar, hal ini terlihat ketika proses penyuluhan berlangsung. Untuk stuktur dalam penyuluhan
mulai dari persiapan yang dilakukan 30 menit sebelum penyuluhan berlangsung, media yang
digunakan yaitu LCD, leaflet, laptop, persiapan tempat, koordinasi peserta, persiapan doorprize bagi
peserta penyuluhan yang berani menjawab pertanyaan dan bertanya tentang materi yang telah di
sampaikan.
Pelaksaan penyuluhan di SDN 02 Singonegaran Kota Kediri tersebut di ikuti oleh siswa dengan
berjumlah 33 siswa. Peserta memperhatikan materi penyuluhan yang disampaikan. Terdapat respon
dari peserta penyuluhan dan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada pemateri penyuluhan. Hal ini
menunjukkan peserta sangat antusias dengan diadakannya penyuluhan penerapan metode 3M plus
guna mengurangi risiko demam berdarah yang disampaikan oleh mahasiswa STIKES Surya Mitra
Husada Kediri.
Dari hal-hal diatas, dapat dilaporkan bahwa peserta penyuluhan pengabdian masyarakat yang
dilakukan pada siswa-siwi kelas 5 SDN 02 Singonegaran Kota Kediri sangat antusias dalam
mengikuti penyuluhan penerapan metode 3M plus guna mengurangi risiko demam berdarah dengan
mengajukan pertanyaan kepada pemateri yang dilaksanakaan oleh mahasiswa STIKES Surya Mitra
Husada Kediri pada tanggal 22-24 Juni 2019.

KESIMPULAN
Dari kegiatan penyuluhan ini didapatkan bahwa sekitar 95% siswa-siswi SDN 02
Singonegaran sudah mengetahui tentang penyakit DBD. Namun siswa – siswi tersebut belum
mengetahui dimana tempat berkembang dan daur hidup nyamuk Aedes Aeghypti serta bagaimana
proses terkena penyakit demam berdarah. Selain itu masih banyak kebiasaan siswa-siswi dirumah
menggantung pakaian kotor dimana itu merupakan salah satu tempat hidupnya nyamuk Aedes
Aeghypti. Siswa- siswi SDN 02 Singonegaran Kota Kediri juga belum keseluruhan menerapkan
metode 3M Plus di rumah masing-masing. Masih banyak yang tidak menutup tempat penampungan
air maupun mengubur sampah rumah tangga.

REFERENSI
Dinkes Kediri, (2015). Profil Kesehatan Kota Kediri Tahun 2015. Diunduh pada 13 April 2019 dari
http://www.depkes.go.id/ resources/download/profil/PROFIL_
KAB_KOTA_2015/3571_Jatim_Kota_Kediri_2015.pdf
Kurniawan, 2011; “MODEL PENCEGAHAN BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP PROVINSI
DKI JAKARTA,” 2008; Nasution, Sadono, & Wibowo, 2018; Pendahuluan, 1968; Peristiowati
et al., n.d.; Wowor, n.d. XKurniawan, H. (2011). Peran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit
dan Penularan Demam Berdarah Dengue, 48–53.
MODEL PENCEGAHAN BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP PROVINSI DKI JAKARTA.
(2008).
Nasution, S., Sadono, D., & Wibowo, C. T. (2018). Jurnal Penyuluhan, Maret 2018 Vol. 14 No. 1
Penyuluhan Kesehatan untuk Pencegahan dan Risiko Penyakit DBD dalam Manga dan
Infografis, 14(1).
Pendahuluan, I. (1968). I. pendahuluan 1.1., 1–12.
Peristiowati, Y., Tinggi, S., Kesehatan, I., Mitra, S., Kediri, H., Lingkungan, K., & Kota, H. (n.d.).
Evaluasi Pemberantasan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Spasial Geographic
Information System ( GIS ) dan Identifikasi Tipe Virus Dengue di Kota Kediri Evaluation of
Dengue Hemorrhagic Fever Eradication with Geographic Information System ( GIS ) Spatial
Method and Dengue Virus Type Identification in Kediri, 28(2), 126–131.
WHO. 2005. Panduan Lengkap WHO: Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah
Dengue, Alih Bahasa: Palupi Widyastuti. Jakarta: EGC
Wowor, R. (n.d.). Pengaruh Kesehatan Lingkungan terhadap Perubahan Epidemiologi Demam
Berdarah di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai