Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

GANGGUAN TIROID
Dosen:
Atik Setiawan Wahyuningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :
Rina Yuli Agita Devi 1711B0063
Semester 4B

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN NERS


STIKes Surya Mitra Husada
Kediri
2019

GANGGUAN TIROID (GOITRE) BERDASARKAN:


1. HIPERTIROID
Definisi
Hipertiroid adalah suatu gangguan yang terjadi ketika kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid lebih banyak daripada yang dibutuhkan tubuh, disebut juga
dengan tirotoksikosis akibat terlalu banyak hormon tiroid dalam tubuh.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Gejala (G) dan Tanda (T)
1. Aktifitas / Istirahat
G : Insomnia, sensitif ↑, otot lemah, gangguan koordinasi, mudah lelah.
T : Atrofi otot.
2. Sirkulasi
G : Palpitasi, nyeri dada (angina).
T : Disritma (fibrilasi atrium), irama gallop, bruit, hipertensi, takikardi,
sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis).
3. Eliminasi
G : Poliuri, diare.
4. Integritas Ego
G : Stres ↑ secara emosional dan fisik.
T : Emosi labil (euphoria sampai delirium), depresi.
5. Makanan / Cairan
G : Berat badan ↓, nafsu makan ↑, haus, mual dan muntah.
T : Tiroid membesar, goiter, edema non pitting (solid) terutama daerah
pretibial.
6. Neurosensori
T : Bicaranya cepat dan parau, retardasi mental dan perilaku seperti
kebingungan, disorientasi, gelisah, peka rangsang delirium, psikosis, stupor,
koma, tremor pada tangan, beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif, refleks
tendon dalam (RTD).
7. Nyeri / Kenyamanan
T: Nyeri orbital, fotofobia.
8. Pernapasan
T: Respiration rate ↑, takipnea, dispnea, edema paru (krisis tirotoksikosis).
9. Pemeriksaan Fisik
G: Tidak tahan panas, keringat berlebihan, alergi iodium.
T: Suhu lebih dari 37oC, diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis,
eksoftalmus: retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, prupitus, lesi eritema.
10.Seksualitas
T: Libido ↓, hipomenore, amenore, impoten.
11.Penyuluhan / Pembelajaran
G : Riwayat keluarga, riwayat hipotiroidisme, terapi hormon tiroid, atau
pengobatan antitiroid.
Diagnosa
a) Anamnesis
Apakah ditemukan keluhan-keluhan yang mengarah pada hipertiroid? Apa
ada riwayat keluarga?
b) Pemeriksaan Fisik
 Cek vital sign dan BMI
 Pemeriksaan pada wajah dan mata (Eksoftalmus? Suara serak?
Retraksi kelopak mata?)
 Pemeriksaan tiroid dan KGB pretrakheal (Bengkak? → bentuk;
ukuran; rata/noduler; gerakan. Nyeri tekan? Masa solid/cairan/udara?
Bruit?)
 Pemeriksaan jantung dan paru-paru (Bradi/takikardi? Nafas
regular/ireguler?)
 Pemeriksaan abdomen (Bagaimana
Kemudian lakukan penghitungan dengan Sign and Symptoms of
Hiperthyroidism-Wayne Index, apabila hasilnya lebih dari 19 berarti bersifat
toxic, apabila hasilnya dalam batas 11-19 berarti bersifat equivocal
sedangkan kurang dari 11 berarti bersifat non-toxic.

c) Test Lab
 TSH Test
Dapat mendeteksi, walaupun TSH dalam darah sedikit dan tes ini
paling akurat untuk pengukuran aktivitas tiroid. Tes ini didasari dari
kerjasama TSH dan hormon tiroid.
 T3 & T4 Test
Menunjukan kadar T3 & T4 di darah. Apabila hipertiroid, ada
peningkatan pada hormon tiroidnya.
 TSI (thyroid-stimulating antibody, TSAb) Test
Mengukur kadar TSI dalam darah. Orang dengan Grave’s disease
punya antibody ini.
 Radioactive Iodine Uptake Test
Mengukur kadar iodium yang dikumpulkan tiroid dari sirkulasi, tes ini
juga bisa membantu untuk mengetahui penyebabnya. Contoh: apabila
kadar iodium rendah berarti karena tiroiditis, kalau kadar iodium
tinggi berarti karena Grave’s disease.
 Thyroid Scan
Tes ini dapat memperlihatkan bagaimana dan dimana iodium
disalurkan pada tiroid.
Penatalaksanaan
1. Obat beta-blocker
2. Obat antitiroid. Contoh obat, Methimazole dan propylthiouracil (PTU).
3. Radioactive iodine-131
4. Operasi tiroid
2. HIPOTIROID
Hipotiroid adalah tingkat kekurangan hormon tiroid (tiroksin), keadaan dimana
kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan sedikit tiroksin, hal ini dapat menyebabkan
fungsi metabolisme tubuh bekerja sangat lambat.
Gejala
Lemah, lelah, gemetar, denyut nadi lambat, konstipasi, lemah otot, kulit dan
rambut kering, suara serak, menstruasi tidak teratur.

TIROIDITIS HASHIMOTO
Tiroiditis Hashimoto (Tiroiditis Autoimun) adalah peradangan kelenjar
tiroid yang sering menyebabkan hipotiroidisme. Peradangan yang dihasilkan
sering menyebabkan kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme).

Diagnosa:
Dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid pada contoh darah untuk menentukan
apakah fungsi kelenjar masih normal. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala,
hasil pemeriksaan fisik dan adanya antibodi yang menyerang kelenjar (antibodi
antitiroid) di dalam darah.

Terapi:
Tidak ada pengobatan khusus untuk tiroiditis Hashimoto. Sebagian besar
penderita pada akhirnya akan mengalami hipotiroidisme dan harus menjalani
terapi sulih hormon sepanjang hidupnya. Hormon tiroid juga bisa digunakan
untuk mengurangi pembesaran kelenjar tiroid.
Penatalaksanaan
 Tiroksin dosis rendah (50μg/hari)  ditingkatkan sampai dosis
pemeliharaan maksimal 150μg/hari.
 Kekurangan hormon tiroid  suplemen hormon tiroid dalam bentuk tablet.
Pengkajian Keperawatan
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu
lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak mungkin
informasi antara lain
1. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut
dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
2. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
a. Pola makan
b. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
c. Pola aktivitas.
3. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.
4. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;
a. Sistem pulmonari
b. Sistem pencernaan
c. Sistem kardiovaslkuler
d. Sistem muskuloskeletal
e. Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
f. Sistem reproduksi
g. Metabolik
5. Pemeriksaart fisik mencakup
a. Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar mata,
wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah tampak
menebal dan gerak-gerik klien sangat lamban. Postur tubuh keen dan pendek.
Kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.
b. Nadi lambat dan suhu tubuh menurun:
c. Perbesaran jantung
d. Disritmia dan hipotensi
e. Parastesia dan reflek tendon menurun
6. Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan
lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas
beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari.
7. Pemeriksaan penunjang mencakup; pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum;
pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan
TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).
PEMBACAAN HASIL PEMERIKSAAN LAB Gangguan tiroid
1. Hb : 13,1 g/dl (N : 12-14)
Tidak anemia
2. WBC : 8900/mm3 (N : 4000-10000)
Tidak ada infeksi
3. Fasting Blood Sugar : 155 mg/dl (N : 126 mg/dl)
- Pada kasus kadar glukosa dalam darah tinggi yang disebabkan oleh penguraian
glikogen menjadi glukosa apabila terdapat hormon tiroid dalam jumlah besar,
sehingga hal ini menguatkan penyebabnya adalah hipertiroid. JIka hipotiroid
sebaliknya.
- Pada hipertiroid meningkatkan glukoneogenesis dan glikogenolisis hati demikian
pula absorbsi glukosa usus.
4. Total cholesterol : 132mg/dl (N : < 200 mg/dl)
- Sintesis dan degradasi kolesterol keduanya meningkat oleh hipertiroid.
- Efek yang terakhir ini sebagian besar disebabkan oleh suatu peningkatan LDL hati,
sehigga kadar kolesterol menurun dengan aktivitas tiroid yang berlebihan.
- Lipolisis juga meningkat, melepaskan asam lemak dan gliserol.
- Sebaliknya kadar kolesterol meningkat pada hipotiroid.
5. Triglyceride : 115 mg/dl (N : <150 mg/dl)
6. Liver & renal : Normal
7. Urin β-HCG tes : (-) Tidak hamil
8. Total T4 : 20 µg/dl (N : 4,5 – 12,5 µg/dl)
Total T3 : 3,0 µg/dl (N : 1,3 – 2,9 µg/dl)
TSH : < 0,001 IU/L (N : 0,3 – 5,0 IU/L)
Dari hasil Total T4, Total T3,dan TSH dapat disimpulkan bahwa hipertiroid yang
disebabkan oleh adanya immunoglobulin perangsang tiroid (TSI)/penyakit Grave.
- Penyakit grave adalah suatu penyakit autoimun yakni tubuh secara serampangan
membentuk thyroid stimulating immunoglobulin (TSI), suatu antibody yang
sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid (berikatan dengan reseptor TSH dan
terus menerus merangsang sekresi hormone tiroid namun TSI tidak dipengaruhi
oleh umpan balik (-), sehingga sekresi terus menerus berlangsung).
- Pada penyakit grave terjadi gondok disertai hipersekresi karena TSI merangsang
pertumbuhan tiroid serta meningkatkan sekresi hormone tiroid.
- Karena kadar T3 dan T4 dalam darah sirkulasi yang tinggi menghambat hipofisis
anterior, sekresi TSH itu rendah.
9. USG Examination
a. Thyroid : solid struma with increased vascularity
b. Gynecologic : normal
c. Thyroid scanning : enlarged thyroid gland, homogenously, hiperactive

LAPORAN KASUS
Klien berinisial Ny. Y, berumur 26 tahun, pendidikan terakhir SD, pekerjaan sebagai Ibu
Rumah Tangga, dengan diagnosa medis hipertiroid. Mengeluh Sesak (+), badan sebelah kanan
terasa lemah (+), sakit sudah 4 hari. Klien mengatakan pusing kepala pada saat mau ke WC, mata
terasa berputar – putar dan pemandangan gelap. Badan terasa panas, S: 38,3 oC . Klien
mengatakan bahwa tidak pernah mengalami penyakit DM, Hemoroid dan penyakit hipertensi.
Klien mengatakan makan 1 x/ hari pada saat pagi hari dengan 3 sendok dari porsi makanan yang
disediakan. klien tampak lemah. Klien mengatakan selama di rumah sakit klien hanya berbaring
lemas di tempat tidur. Klien tampak lemah. Aktivitas klien dibantu oleh keluarga. Klien tampak
bertanya – tanya dan tidak mengetahui tentang penyakitnya. Suhu 38,3 oC, Nadi 88 x/mnt,
Tekanan Darah 120/70mmHg, Pernafasan 24 x /mnt.

Data penunjang
Laboratorium
Hb 11,8 g/dl
Leukosit 5200 set/mm3
Eritrosit 4,1 juta/ mm3
Kolestreol total 208 mg/dl

NO Symptom Etiologi Problem


1 DS : Klien mengatakan badan terasa Proses jalannya Hipertermi
panas penyakit
DO: - Klien tampak lemah
- S:38 ,3oC
- Mukosa bibir kering

2 DS: Klien mengatakan makan 1 x/ hari Anoreksia Ketidakseimbangan


pada saat pagi hari dengan 3 sendok dari nutrisi kurang dari
porsi makanan yang disediakan kebutuhan tubuh
DO:- klien tampak lemah

3 DS: Klien mengatakan selama di rumah Kelemahan Intoleransi


sakit klien hanya berbaring lemas di Fisik Aktivitas
tempat tidur.
DO: Klien tampak lemah
Aktivitas klien dibantu oleh keluarga
Skala aktivitas 3
4. DS:Klien mengatakan tidak mengetahui Kurang Kurang
tentang penyakit yang dideritanya terpaparnya pengetahuan
DO: Klien tampak bertanya – tanya informasi
tentang
penyakit
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertemi b/d proses jalannya penyakit
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik
4. Kurangnya pengetahuan b/d kurang terpaparnya informasi tentang penyakit.
C. Perencanaan
No Dx keperawatan Tujuan dan Intervensi Rasional
kriteria hasil
1. Hipertemi b/d Setelah 1. Berikan kompres air 1. Dapat membantu
proses jalannya dilakukan hangat sesuai penurunan panas yang
penyakit tindakan kebutuhan dialami klien
keperawatan 3 x2. Anjurkan klien 2. Kondisi tubuh yang
24 jam suhu menggunakan baju lembab memicu
tubuh kembali yang dapat pertumbuhan jamur
normal dengan menyebabkan keringat 3. Membantu menjaga suhu
KH: 3. Pertahankan tubuh klien agar dalam
1. Tidak ada tanda lingkungan yang sejuk keadaan normal
– tanda infeksi 4. Membantu menurunkan
2. Mukosa bibir suku tubuh
lembab 4. Kolaborasi dengan tim
3. S:37oC medis dalam pemberian
obat

2 Ketidakseimban Setelah di 1. Awasi pemasukan diet 1. Untuk menghindari mual


gan nutrisi lakukan 2. Anjurkan klien makan muntah
kurang dari tindakan sedikit tapi sering 2. Meningkatkan nafsu
kebutuhan tubuh keperawatan 3. Berikan Ht tentang makan
selama 3x24 jam pentingnya nutrisi bagi 3. Meningkatkan
di harapkan tubuh pengetahuan klien
nutrisi klien 4. Kolaborasi dengan tim tentang nutrisi
tercukupi medis dalam pemberian
dengan KH: obat 4. Memberikan terapi yang
1. Porsi makan tepat bagi klien
kembali normal
2. Bb normal
3. Tidak
menunjukkan
tanda – tanda
malnutrisi
3. Intoleransi Setelah 1. Observasi TTV 1.mengetahui keadaan
aktivitas b/d dilakukan umum klien
kelemahan fisik tindakan 2.Meningkatkan asa
keperawatan 2. Bantu dan latih klien percaya diri klien dan
selama 3x24 jam untuk melakukan minimalkan resiko
diharapkan klien aktivitas / gerakan dekubitus
dapat 3. Atur posis secara 3.Perubahan posisi
melakukan periodik, sesuai kondisi menurunkan resiko
aktivitas dengan klien komplikasi akut
KH: 4. Memahami klien untuk
- Klien dapat melakukan latihan 4.Memberikan rasa
melakukan percaya diri dan
aktifitas memberikan semangat
sendirian agar klien cepat sembuh
4 Kurangnya Setelah 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
pengetahuan b/d dilakukan pengetahuan keluarga pengetahuan keluarga
kurang tindakan 2. Agar keluarga klien
terpaparnya keperawatan 2. Memberikan mengerti tentang
informasi 3x24 jam penyuluhan kesehatan penyakit thypoid
tentang keluarga klien tentang penyakit
penyakit. mulai mengerti hipertiroid 3. Agar keluarga klien lebih
tentang penyakit 3. Gali sumber-sumber mengetahui tentang
Hipertiroid dukungan yang ada penyakit thypoid
dengan K.H:
klien tidak
bingung lagi
Informasi sudah
didapat

DAFTAR PUSTAKA

Black & Hawks. (2005). Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive

Outcomes, 7th Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders

Doenges, Marilyn B, dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Hardi .2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC –

NOC. Edisi 1 Revisi. Yogyakarta : Mediaction.

Hidayat, A. Azis Alimul .2005. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC

Price, S.A & Wilson. L.M. .2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6

vol 2. Jakarta: EGC

Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 4. Jakarta. Interna

Publishing.

Anda mungkin juga menyukai