Anda di halaman 1dari 8

III.

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive

sampling). Penelitian ini dilakukan di kampung semanggi Surabaya. Pemilihan

lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa di kampung semanggi Surabaya

adalah salah satu pusat penjual pecel semanggi terbesar di kota Surabaya.

Penjual pecel semanggi di kampung semanggi Surabaya menjual suatu produk

yang sama sehingga mengakibatkan adanya persaingan antar pedagang.

Persaingan dalam penjualan antar penjual pecel semanggi yang baik mampu

mendorong seseorang tersebut untuk maju. Dan penilaian pada usaha yang

selama ini dijalani merupakan langkah yang baik untuk mengetahui usaha pecel

semanggi persaingan pemasaran antar penjual layak atau tidak layak.

Pengambilan data lapang dilakukan pada bulan Desember 2018 hingga Januari

2019.

3.2 Metode Penentuan Sampel Penelitian

Menurut buku penelitian oleh Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 37

orang yang terdiri dari beberapa penjual gendong dan penjual kaki lima di

Kampung Semanggi Kota Surabaya.

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan Non Probability

Sampling yang dipilih yaitu dengan Sampling Jenuh (sensus) yaitu metode

penarikan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Hal ini

sering dilakukan apabila jumlah populasi kecil, kurang dari 30 orang (Supriyanto

23
24

dan Macfudz, 2010). Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai

kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel

Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah seluruh penjual

usaha pecel semanggi kampung semanggi Kota Surabaya yang berjumlah 37

orang yang terdiri dari penjual gendong dan kaki lima. Teknik pengambilan

sampel dengan penggunakan metode sampel jenuh. Metode sampel jenuh

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

menjadi sampel.

3.3 Metode Pengumpulan Data Penelitian

Data yang dikumpulkan adalah Data Primer dan data Sekunder. Adapun

metode-metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

data primer dan data sekunder sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer ini dikumpulkan melalui metode survey dengan menggunakan

kuesioner yang dibuat oleh penulis. Kuesioner ini diperoleh dari variabel yang

akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel.

1) Kuesioner, kuesioner yang diberikan berupa pertanyaan terbuka dan

tertutup. Pertanyaan terbuka dan tertutup diberikan untuk memperoleh

informasi mengenai karakteristik individu responden. Pertanyaan untuk

unsur pengetahuan wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan

tertutup Benar/Salah. Pertanyaan untuk unsur sikap wirausaha diberikan

dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban kategori

sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju dan pertanyaan

untuk unsur keterampilan wirausaha berupa pertanyaan tidak pernah,

jarang, sering, selalu. Kuisioner penelitian selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 1.
25

2) Wawancara, untuk pengumpulan data dengan menggunakan metode

tanya jawab sesuai dengan informasi yang dikumpulkan untuk

mendapatkan penjelasan atau suatu pemahaman yang didapat dari

penjual pecel semanggi di Kampung Semanggi Surabaya

3) Observasi, berupa pengamatan langsung pengambilan data objek

penelitian yaitu karakteristik dan perilaku wirausaha.

4) Dokumentasi, hal-hal yang bersangkutan atau berupa variabel, buku

catatan, agenda, transkrip dan lain sebagainya. Gambaran tempat

penelitian secara umum dari awal sampai akhir untuk mengabadikan

situasi dan kondisi penelitian dilapangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber lain yang sudah ada

sebelumnya dan sudah diolah antara lain laporan penelitian, jurnal-jurnal, karya

tulis, buku-buku maupun data dari BPS (Badan Pusat Statistik).

3.5 Metode Pengolahan Data

Ada tiga jenis analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu

Analisis Statistik Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, dan Analisis

Korelasi Khi Kuadrat (Chi Square).

3.6 Analisis Deskripsi

Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk memberi gambaran

secara kualitatif mengenai karakteristik penjual, karakteristik wirausaha yang

dimilki oleh penjual pecel semanggi di kampung semanggi Surabaya. Metode

statistik deskriptif digunakan untuk mengolah data kuantitatif dan merumuskan

karakteristik wirausaha utama penjual pecel semanggi. Pengolahan data

kuantitatif menggunakan software Microsoft Office Excel 2007.


26

Data penelitian ini, pemberian skor pengetahuan wirausaha dilakukan

dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 0 sedangkan pemberian skor sikap

wirausaha dan keterampilan wirausaha nilai tertinggi 100 dan terendah adalah

20. Skor perilaku wirausaha merupakan penjumlahan dari skor unsur-unsur

sehingga skor perilaku wirausaha tertinggi adalah 300 dan terendah adalah

40. Kriteria penilaian skor secara rinci dijelaskan pada Tabel 2.

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Skor Kuesioner


No. Range Skor Range Skor Range Skor Range Skor Kriteria
Pengetahuan Sikap Keterampilan Perilaku
1. 0-20 20-36 20-36 40-92 Sangat Rendah
2. 21-40 37-52 37-52 93-144 Rendah
3. 41-60 53-68 53-68 145-196 Sedang
4. 61-80 69-84 69-84 197-248 Tinggi
5. 81-100 85-100 85-100 249-300 Sangat Tinggi

3.7 Analisis Korelasi Rank Spearman dan Chi Square

Analisis korelari Rank Spearman digunkan jika pengamatan dari dua

variabel adalah dalam bentuk skala ordinal (Nazir, 2005). Analisis korelasi Chi

Square untuk menguji apakah beberapa ukuran nominal, berhubungan satu

sama lain atau tidak, atau dengan perkataan lain apakah dua atau lebih distribusi

populasi didistribusikan dalam bentuk sama dan sehubungan dengankriteris yang

diinginkan.

Analisis korelasi Rank Spearman dan Chi Square digunkan untuk

mengetahui hubungan anatar karakterisktik individu dan karakteristik udaha

dengan perilaku wirausahanya. Analisis ini dilakukan dengan alat bantu berupa

Microsoft Excel 2007 dan SPPS 16.00 for Windows.

Rumus korelasi Rank Spearman yang digunkan adalah sebagai berikut :

Keterangan: rs = Koofisien Korelasi Rank Spearman


27

n = Jumlah Sampel

di = Beda antara 2 pengamatan berpasangan

Rumus Chi Square yang digunakan adalah sebagai berikut :

X² = Σ (fo – fe)²
fe

Keterangan : X² = Nilai chi-kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi

fe = Frekuensi yang diharapkan

3.8 Definisi Operasional

Berikut ini didefinisikan beberapa perubah yang digunakan untuk

mempermudah pemahaman terhadap istilah-istilah dalam penelitian, yaitu:

1. Umur adalah tingkat umur penjual pecel semanggi pada saat penelitian

dilaksanakan, dengan pembulatan ke arah hari ulang tahun terdekat.

Kondisi yang menggambarkan berapa lama orang telah menjalani

kehidupan. Kondisi ini dapat diketahui dari tahun kelahiran seseorang.

Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Diketegorikan berdasarkan

sebaran normal responden sampel, yaitu: Muda (<34 tahun), Dewasa (34-

51 tahun), dan Tua (>51 tahun).

2. Asal daerah adalah asal mula penjual pecel semanggi yang diukur

berdasarkan skala nominal. Diketegorikan berdasarkan responden sampel,

yaitu: Kota Surabaya, Luar Kota Surabaya (Provinsi JawaTimur), dan Luar

Provinsi Jawa Timur

3. Tingkat pendidikan formal adalah tingkat pendidikan tertinggi yang pernah

dijalani atau diikuti penjual pecel semanggi secara formal (dalam tahun).

Dikategorikan berdasarkan responden sampel, yaitu: Tidak Tamat SD,

Tamat SD, Tamat SMP, Tamat SMA, dan Diploma.


28

4. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang

masih dalam tanggungan penjual pecel semanggi, baik yang berada atau

tinggal satu rumah maupun tidak tinggal satu rumah termasuk dirinya

sendiri. Diukur dengan skala ordinal. Diketegorikan berdasarkan sebaran

normal responden sampel, yaitu: <4, 4-6, dan >4.

5. Pemilikan usaha adalah pemilik usaha pecel semanggi, yang mempunyai

modal dan digunakan usaha pecel semanggi. Diketegorikan berdasarkan

responden sampel, yaitu: sendiri, keluarga, dan bos

6. Pengalaman berdagang adalah lamanya pedagang menjalankan usaha

pecel semanggi di ukur dalam satuan bulan. Diukur dengan skala ordinal.

Diketegorikan berdasarkan sebaran normal responden sampel, yaitu: <158,

158-312 dan >312.

7. Lamanya berjualan adalah lamanya waktu yang dicurahkan berjualan

dalam menjalankan usaha pecel semanggi setiap hari mulai dari datang ke

lokasi berdagang sampai meninggalkan lokasi dagang yang diukur dalam

satuan jam. Diukur dengan skala ordinal. Diketegorikan berdasarkan

sebaran normal responden sampel, yaitu: <6,5, 6,5-9, dan >9.

8. Pasokan semanggi per hari adalah banyaknya persedian semanggi yang

digunakan setiap hari sebagai bahan baku utma dalam menjalankan usaha

pecel semanggi yang diukur dalam satuan kilogram. Diukur dengan

menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan sebaran normal

responden sampel, yaitu: <12, 12-21, dan >21.

9. Pendapatan usaha adalah penerimaan yang diperoleh oleh penjual pecel

semanggi yang telah dikurangi biaya produksi yang dilakukan saat

penelitian selama satu bulan yang diukur dalam satuan rupiah. Diukur

dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan sebaran


29

normal responden sampel, yaitu: <1.833.334, 1.833.334-3.666.667, dan

>3.666.667.

10. Perilaku wirausaha adalah pengetahuan, sikap mental dan keterampilan

serta sikap kewaspadaan yang merupakan perpaduan unsur pengetahuan

dan sikap mental terhadap masa yang akan datang. Kegiatan-kegiatan

ekonomi dan bisnis yang polanya dicirikan oleh unsur-unsur

kewirausahaan yaitu: pengetahuan, sikap dan keterampilan. Diukur dengan

menggunakan skala ordinal. Dikategorikan berdasarkan interval skor, yaitu:

40-92 (sangat rendah), 93-144 (rendah), 145-196 (sedang) , 197-248

(tinggi), dan 249-300 (sangat tinggi).

11. Pengetahuan wirausaha adalah Pengetahuan adalah kemampuan

seseorang dalam berpikir. Pengetahuan wirausaha dapat berkaitan dengan

Benar dan Salah. Diukur dengan menggunakan skala ordinal.

Dikategorikan berdasarkan interval skor, yaitu: 0-20 (sangat rendah), 21-40

(rendah), 41-60 (sedang), 6180 (tinggi), dan 81-100 (sangat tinggi).

12. Sikap wirausaha adalah unsur mencirikan respon, tanggapan atau tingkah

laku seseorang ketika dihadapkan pada situasi. Sikap penjual atau respon

seseorang dalam menyikapi masalah-masalah yang terjadi didalam

wirausaha. Sikap wirausaha dapat berkaitan dengan sangat tidak setuju,

tidak setuju, setuju dan sangat setuju, perasaan pedagang dan tanggapan

suatu kejadian. Diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dikategorikan

berdasarkan interval skor, yaitu: 20-36 (sangat rendah), 37-52 (rendah),

53-68 (sedang) , 69-84 (tinggi), dan 85-100 (sangat tinggi).

13. Keterampilan wirausaha adalah suatu kemauan dan kemampuan serta

kesempatan yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan

semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut.

Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama


30

tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja. Keterampilan penjual pecel

semanggi dalam mengatur kegiatan usahanya, seperti : pembukuan

keuangan, membuat strategi pemasaran, rencana pengembangan usaha.

Keterampilan wirausaha dapat berkaitan dengan tidak pernah, jarang,

sering, dan selalu. Diukur dengan menggunakan skala ordinal.

Dikategorikan berdasarkan interval skor, yaitu: 20-36 (sangat rendah), 37-

52 (rendah), 53-68 (sedang) , 69-84 (tinggi), dan 85-100 (sangat tinggi).

Anda mungkin juga menyukai