TINJAUAN PUSTAKA
penelitian ini mengetahui karakteristik dan untuk mengetahui persepsi pedang kak
penelitian karakteristik pedagang kaki lima rata-rata berusia 27-36 tahun berjenis
kelamin laki-laki dengan pendidikan SMP dan berasal dari Kota Gorontalo. Persepsi
pedangang kaki lima kondisi lokasi tempat mereka dagang saat ini masih layak
kewirausahaan pengusaha kecil pakaian jadi di Bulak Timur Kota Depok; untuk
diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif maupun kualitatif. Hasil analisis
dengan karakteristik kewirausahaan yang tinggi, banyak hal yang harus dilakukan.
6
7
yaitu uji chi square dan uji Wilcoxon. Berdasarkan uji Chi Square α=15% didapatkan
produk plastik berkode ketika makanan masih panas. Melalui uji Wilcoxon α=5%
dengan strategi bauran pemasaran (Marketing Mix) yaitu produk (product), harga
produk sayur mayur seperti kangkung, bayam, kacang panjang dan cabai petani
dipasarkan. Kedua strategi bauran harga yaitu penentuan harga di tingkat petani
bauran distribusi yaitu saluran pemasaran sayuran yang dilakukan petani ini memiliki
satu saluran dimana petani produsen melakukan proses pemasaran sayuran melalui
papalele. Dan Kkeempat strategi bauran promosi merupakan bentuk promosi yang
dilakukan oleh petani sayur mayur dalam produknya dengan cara promosi personal
selling.
Structure, Conduct, Performance (SCP) pada Industri Kecil dan Menengah Makanan
8
mengidentifikasi struktur, perilaku, dan kinerja pasar terbentuk di industri kecil tahu
sedang yang ada di Kabupaten Payung Sekaki. Metode penelitian yang digunakan
perhitungan CR4 dan IHH sesuai kisaran dalam struktur pasar industri kaleng di tahu
kabupaten adalah struktur pasar monopolistik dengan nilai CR4 35,35% dan IHH
sebesar 562,82%. Perilaku industri dilihat dari CLR hasilnya menunjukkan itu nilai
CLR hanya sekitar 2.846% - 6,142% ini berarti bahwa perilaku kecil tahu industri
menengah di Kabupaten Payung Sekaki adalah padat modal industri. Kinerja tahu
industri dapat dilihat dari PCM yang diperoleh rata -rata 23,8%. Dengan PCM
terbesar adalah 82,3% tetapi PCM terbesar tidak menjadi pangsa pasar (MS)
terbesar berarti bahwa manfaat dilihat dari PCM tidak mempengaruhi pangsa pasar.
menggunakan pendekatan SCP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
diperoleh hasil yaitu terdapat empat pola saluran tataniaga sayuran dataran rendah.
Kecamatan Kembaran adalah struktur pasar oligopsoni kuat. Perilaku pasar yang
modal dengan tujuan memperoleh keuntungan. Kinerja pasar dilihat dari sisi profit
margin petani memperoleh profit margin terendah sebesar 13,95% dan tertinggi
adalah pedangan pengecer sebesar 24,81%. Nilai R/C petani sebesar 1,25 danB/C
9
sebesar 0,25, sedangkan nilai R/C tengkulak sebesar 1,51 dan B/C tertinggi pada
(SCP) di Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menghitung efisiensi pemasaran sawi manis dilihat dari analisis struktur pasar,
kinerja pasar dan perilaku pasar. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah pemasaran sawi manis di
Kecamatan Jambi Selaran terdapat lima pola saluran pemasaran. Fungsi yang
dilakukan oleh lemabaga pemasaran adalah fungsi pertukaran, fungsi fisik dan
fungsi fasilitas. Analisis dengan pendekatan struktur pasar menunjukkan pasar sawi
oligopsony murni. Dilihat dari perilaku pasar sistem pembayaran masih terjadi antar
margin, farmer share, rasio keuntungan tidak merata pada masing-masing lembaga
pemasaran.
Struktur Pasar Dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Harga (Studi Kasus Pada
Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Malang)”. Hasil dari Identifikasi Struktur Pasar
Tempe Sanan Malang adalah Sentra Industri Keripik Tempe Sanan dimana tidak
ada kesulitan berarti dalam memasuki pasar, banyaknya penjual dan pembeli, jenis
10
barang yang dijual yaitu diferensiasi produk, tidak ada kerjasama antar pelaku
usahanya kemudian beberapa usaha ada yang menggunakan iklan ada yang tidak,
dari ciri-ciri tersebut maka dapat dikatakan struktur pasar yang ada di Sentra Industri
yang kita ketahui bahwa ciri-ciri pasar persaingan monopolistik adalah tidak ada
hambatan masuk bagi perusahaaan yang ingin memasuki pasar, diferensiasi produk,
banyak penjual dan pembeli, dan tidak ada kerjasama antar para penjual, maka hal
ini sesuai dengan ciri-ciri pasar yang ada di Sanan. Walaupun memang beberapa
penjual ada yang menggunakan ijin ke Dinkes akan tetapi itu bukan merupakan
yang satu dengan yang lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang
dimaksud dengan karakteristik adalah ciri atau sifat yang berkemampuan untuk
keluarga, sosial, dan pengalaman, umur, bangsa, jenis kelamin dan lainnya yang
dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Lanjutnya, cakupan sifat-sifat
tersebut membentuk suatu nuansa budaya tertentu yang menandai ciri dasar bagi
penjual pecel semanggi yang akan diteliti karakteristik individu yang akan digunakan
11
pada penelitian ini meliputi umur, asal daerah, tingkat pendidikan, dan jumlah
tanggungan keluarga.
usaha. Umur semua pedagang termasuk kedalam kategori umur produktif. Alat
pedagang meliputi modal usaha, besarnya modal usaha, pengalaman usaha, cara
kerja, upah tenaga kerja, produk yang dijual, curahan waktu kerja, biaya-biaya yang
hukum, lokasi, investasi, populasi, produksi, pemasaran dan tenaga kerja. (Saputro,
2009).
penjual pecel semanggi yang akan diteliti karakteristik usaha yang akan digunakan
Pecel Semanggi adalah sejenis makanan khas Surabaya, Jawa Timur, dibuat
dari daun semanggi yang dikukus dan kemudian dinikmati dengan sambal pedas
yang nikmat. Pecel semanggi juga dapat dihidangkan dengan kecambah, kangkung,
12
kerupuk uli yang terbuat dari beras, serta bumbu yang terbuat dari ketela rambat.
Saus atau bumbu yang digunakan dalam makanan semanggi memiliki bahan baku
gula jawa (lebih banyak), terasi, dan cabai. Penjual pecel semanggi Surabaya
semanggi. Sayuran yang digunakan ada dua macam, yaitu daun semanggi dan
kecambah yang direbus. Bumbunya yang khas terbuat dari perpaduan ketela
rambat, kacang tanah, dan gula merah serta dilengkapi kerupuk puli. Karena bahan
utamanya ketela rambat, rasa sambal pecel ini pun didominasi manis ketela. Untuk
memasak pecel semanggi, setelah dibersihkan dari kotoran, semanggi direndam air
panas beberapa saat supaya tidak hancur. Saat menyajikan, pertama-tama sayuran
ditempatkan dalam pincuk daun pisang, kemudian disiram bumbu yang sudah
Sebagian besar penjual makanan ini berasal dari Desa Kendung, Benowo,
wilayah pinggiran Kota Surabaya yang berbatasan dengan Gresik. Desa Kendung,
sebagai penjual semanggi dengan cara digendong. Mereka keliling dan keluar
Makanan ini khas Kota Surabaya dan tidak ditemui di tempat lain. Pecel
Suroboyoan. Bahkan ada sebuah lagu daerah Surabaya yang berjudul Semanggi
Suroboyo.
13
II.5 Wirausaha
komitmen dan tekad untuk memberikan perhatian penuh terhadap usaha yang
ia jalani, sikap setengah hati akan membuat mereka mudah goyah dan
2. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha
4. Tolerance for risk, ambiquity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap resiko dan
dan lain-lain
6. Creativity and flexibility, yaitu berdaya cipta dan luwes. Seorang wirausahawan
umpan balik dan ingin selalu mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya.
14
8. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras yang tinggi untuk
mewujudkan tujuannya
Motivasi ini muncul karena dari dalam diri (internal) dan jarang dari eksternal
masa depan, dan tidak melihat ke belakang tanpa evaluasi yang jelas
11. Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan. Seorang
wirausaha harus memiliki karakter khusus, berbeda dengan orang biasa. Karakter
berjualan dari pagi hingga sore hari dan kebanyakan orang-orang menyebutnya
bakul gendong, kedai, warung, depot, los pasar, jasa reparasi, jasa pertukangan,
dan jasa-jasa informal lainnya, dan (2) Pedagang informal harus memenuhi
bangunan tempat usaha tidak lebih dari lima juta rupiah, dikerjakan sendiri oleh
beberapa orang, jenis usaha yang dijalankan umumnya tidak tetap (Setiawan, 2003)
arti dari pedagang kaki lima adalah penjual barang dan atau jasa yang secara
perorangan dan atau kelompok berusaha dalam kegiatan ekonomi yang tergolong
dalam skala usaha kecil yang menggunakan fasilitas umum dan bersifat
bergerak maupun tidak bergerak dan atau menggunakan sarana berdagang yang
usaha dengan inovatif, inisiatif, berani mengambil risiko dan berdaya saing. Perilaku
wirausaha merupakan sikap mental, gaya hidup dan pola tindak yang didasarkan
wirausaha antara lain: disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif dan inovatif, mandiri,
dan realistis. Serta atribut tindakan yaitu teknis dan manajerial. Hasil penelitiannya
menunjukkan perilaku wirausaha memiliki sebaran yang sama antara rendah dan
wirausaha.
Perilaku
yang dimiliki seseorang akan berkembang seiring dengan majunya jaman, sebagai
pelaku usaha maka pengetahuan yang terkini harus didapat dan diikuti agar
sekedar memiliki pengetahuan praktis, tetapi juga pada gaya hidup dan prinsip-
prinsip tertentu yang akan berpengaruh pada bisnis yang dijalankan. Walaupun
secara tak langsung tidak ada hubungan antara pendidikan dengan semangat
mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan pada
seseorang atau sikap mental yang relatif mantap dan tetap (Wijandi dalam
Setiawan, 2003).
1. Kepercayaan diri,
4. Kepribadian menarik,
pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam
anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja (Pambudy,
1999).
Adapun kemampuan yang harus dimiliki oleh pedagang diantaranya adalah: (1)
menentukan harga yang tepat dan baik, (4) Kemampuan mengenal kondisi fisik dan
Kemampuan mencari dan memperoleh informasi yang tepat dan (7) Kemampuan
adalah persaingan yang semakin ketat, hal ini dikarenakan penjual pecel semanggi
yang berjualan saling berdekatan jarak antar perumah. Selain itu persaingan juga
mengakibatkan jumlah pelanggan yang tetap dan perkembangan usaha yang tidak
ada peningkatan, serta mudah keluar masuknya dalam menjalankan bisnis pecel
Perilaku Wirausaha
1. Pengetahuan wirausaha
2. Sikap wirausaha
3. Keterampilan wirausaha