Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surabaya sebagai kota metropolitan mempunyai berbagai macam unsur

kebudayaan yang bersifat tradisional. Salah satu kekayaan kebudayaan yang

dimiliki oleh Surabaya adalah dengan banyaknya makanan-makanan tradisonal

yang masih menjadi ikon dan kegemaran masyarakat Surabaya untuk dinikmati

oleh semua kalangan masyarakat. Ganes (2018) mengatakan bahwa budaya

lokal atau kearifan lokal harus dikembangkan agar keberadaannya selalu diminati

oleh generasi muda. Makanan khas di Surabaya tidak ada habisnya. Makanan-

makanan tradisonal khas diantara lain rujak cingur, lontong balap, nasi bebek

dan juga pecel semanggi.

Pecel semanggi adalah salah satu kuliner di Surabaya. Pecel semanggi

merupakan makanan tradisional sejenis pecel apabila dilihat dari bentuk dan cara

penyajiannya, namun bahan yang digunakan dan rasa dari pecel semanggi ini

berbeda dari pecel pada umumnya. Pecel semanggi terdiri dari daun semanggi

yang direbus dan dicampur dengan bumbu semanggi yang terbuat dari ketela

rambat sebagai bahan dasar, kacang tanah, gula merah, dan petis. Untuk

menambah kelezatan biasanya pecelsemanggi Surabaya disajikan dengan

menggunakan pincuk yang terbuat dari daun pisang dan ditambahkan krupuk

puli di atasnya. Biasanya pecel semanggi dinikmati secara langsung karena tidak

dapat bertahan lama, maksimal hanya bertahan satu hari.

Di Surabaya, pecel semanggi banyak dijual dimana-mana mulai tempat-

tempat seperti gerai, restoran atau hotel-hotel berbintang hingga dijual secara

keliling oleh perempuan paruh baya ke atas. Penjual pecel semanggi keliling ini

berjualan atau berkeliling dari pagi hingga siang hari juga pada sore hari. Para

penjual pecel semanggi keliling ini menjajakan pecel semanggi ke seluruh

1
2

pelosok kota Surabaya dengan membawa bakul yang digendong di punggung

serta berjalan kaki. Para penjual keliling mudah untuk dikenali karena

kebanyakan mereka mengenakan jarit dan selendang untuk memanggul pecel

semanggi. Selain itu ibu-ibu penjual pecel semanggi mengenakan kain kebaya

dan kain batik. Formasi dagangan ketika disunggipun sangat khas. Sebuah

besek atau keranjang berisi sayur dan bumbu berada di bawah, kemudian di

atasnya ditumpangkan seplastik besar kerupuk puli. Tangan satu memegang

dagangan di atas kepala, tangan yang lain menenteng keranjang yang berisi

daun-daun pisang untuk pincuk dan gear lainnya. Tentu dibutuhkan

keseimbangan yang luar biasa sehingga dagangan ini tidak tumpah. Ketika ada

pembeli, dengan suatu teknik yang sigap, keranjang yang menjulang tinggi di

atas kepala ini bisa mendarat dengan sempurna. Sebaliknya, ketika selesai

melayani, keranjang dagangan ini pun bisa dengan cepat berpindah ke atas

kepala.

Pedagang pecel semanggi kebanyakan terletak di Kecamatan Benowo,

bahkan pada Kecamatan tersebut terdapat kampung berikon kampung pecel

semanggi. Dengan berbagai cara pedagang pecel semanggi yang ada, serta

segmen pasar yang menjanjikan. Kemungkinan peningkatan pedagang pecel

semanggi akan terus meningkat hal ini sangat berpengaruh positif. Persaingan

antar penjual pecel semanggi yang semakin ketat menandakan semakin nyata

adanya akibat dari persaingan itu sendiri, baik persaingan yang bersifat sehat

maupun yang bersifat kurang sehat. Hal ini secara langsung akan memengaruhi

strategi pemasaran pecel semanggi. Tingkat keefisienan suatu usaha pecel

semanggi pada teorinya akan meningkat seiring dengan terjadinya peningkatan

dalam persaingan antar pedagang pecel semanggi. Penelitian ini mencoba untuk

melihat persaingan antar penjual pecel semanggi dari karakteristik dan perilaku

wirausaha dengan kinerja usaha pedagang pecel semanggi di Kampung


3

Kendung Kota Surabaya. Oleh sebab itu, peneliti mengambil judul “Analisis

Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Penjual Pecel Semanggi di Kampung

Semanggi Surabaya”.

1.2 Rumusan Masalah

Pertumbuhan sektor makanan tradisional di kota Surabaya memungkinkan

bermunculan pedagang – pedagang lainnya. Di Kecamatan Benowo Kota

Surabaya merupakan wilayah dengan penjualan pecel semanggi terbesar karena

terdapat satu kampung yang mayoritas berprofesi sebagai penjual pecel

semanggi. Banyaknya pedagang mengakibatkan ketatnya persaingan antar

pedagang. Dalam kenyataanya, persaingan tersebut bisa dalam bentuk

persaingan sehat atau kurang sehat yang dapat menjatuhkan pihak lain.

Fenomena selanjutnya yang akan terjadi yaitu mengarah pada terbentuknya

konsentrasi dalam pasar. Maka, dilakukan penelitian hubungan karakteristik

dengan perilaku wirausaha usaha penjual pecel semanggi di Kampung

Semanggi Surabaya.

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai perkembangan dan kendala saat

ini maka muncul beberapa permasalah yang akan dianalisis, sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik individu dan usaha penjual pecel semanggi di

Kampung Semanggi Kota Surabaya?

2. Bagaimana perilaku wirausaha penjual pecel semanggi di Kampung

Semanggi Kota Surabaya?

3. Bagaimana hubungan antara karakteristik penjual pecel semanggi dengan

perilaku wirausaha penjual pecel semanggi di Kampung Semanggi Kota

Surabaya?
4

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan,

maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendiskripsikan karakteristik individu dan usaha penjual pecel semanggi di

Kampung Semanggi Kota Surabaya

2. Menganalisis perilaku wirausaha penjual pecel semanggi di Kampung

Semanggi Kota Surabaya

3. Menganalisis hubungan antara karakteristik penjual pecel semanggi

dengan perilaku wirausaha penjual pecel semanggi di Kampung Semanggi

Kota Surabaya

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat yaitu :

1. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada

pihak selanjutnya sebagai bahan rujukan dalam penelitian yang berkaitan

dengan latar belakang masalah dengan judul “Analisis Karakteristik dan

Perilaku Wirausaha Penjual Pecel Semanggi di Kampung Semanggi

Surabaya”.

2. Bagi penjual pecel semanggi di Kampung Semanggi Kota Surabaya, hasil

yang di dapatkan selama pelaksanaan penelitian dapat menjadi bahan

masukan bagi usaha pecel semanggi untuk yang masa akan datang.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini mengenai analisis karakteristik dan perilaku wirausaha

penjual pecel semanggi di Kampung Semanggi Surabaya. Karakteristik individu


5

yang diteliti meliputi umur, asal daerah, tingkat pendidikan formal, dan jumlah

tanggungan keluarga.

Karakteristik usaha yang diteliti meliputi pemilikan usaha, pengalaman

berdagang, lama berdagang, dan penerimaan usaha, sedangkan perilaku

wirausaha yang dianalisis meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan

keterampilan wirausaha. Lokasi penelitian di Kampung Semanggi Kota

Surabaya. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

Statistika Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, dan Analisis Korelasi Chi

Square.

Anda mungkin juga menyukai