Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI

Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi

Sub pokok Bahasan : Pengenalan tanda- tanda pubertas

Penyaji : Kelompok 3

Hari dan tanggal pelaksanaan : Rabu, 20 januari 2021

Waktu : 13.00 – 13.30 WIB

Sasaran : Siswa SMP

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau
Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta
mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
Pengenalan masa pubertas pada anak sekolah penting dilakukan untuk
menghindarkan pada anak dari kejahatan seksual yang korbannya lebih banyak
terjadi pada anak. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mencatat
bahwa kasus kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat. Pada 2019,
ditemukan sebanyak 350 perkara. Jumlah ini meningkat 70 persen dibandingkan
tahun sebelumnya. Peran guru sebagai pendidik dan peran orang tua sangatlah
penting agar anak dapat terhindar dari kejahatan seksual yang saat ini sedang marak
terjadi dilingkungan sekitar. Selain itu anak juga harus dibekali tentang cara
membersihkan diri setelah BAB ataupun BAK agar terhindar dari infeksi kuman.
Perlunya pendidikan kesehatan pada anak dilakukan agar kejadian-kejadian tersebut
tidak terjadi dan anak dapat meningkatkan pengetahuannya.
Dampak seks bebas tanpa pengamanan alat kontrasepsi menyumbangkan
peningkatan penderita HIV/AIDS di kalangan remaja. Pada tahun 2015 jumlah
kasus AIDS di Kota Semarang sebanyak 51 kasus, angka ini meningkat
dibandingkan tahun 2014 sebesar 40 kasus, dan meninggal sebanyak 3 orang.
Secara total penderita HIV di Jawa Tengah tahun 2017 mencapai 4.472 orang.
Penyakit HIV tersebar merata pada berbagai kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Tetapi, 70 persen kasus berasal dari Kota Semarang ( Rahadi, & Indarjo, 2017). Di
kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah penderita HIV/AIDS didominasi para remaja
usia 16-20 tahun (Fahmi, 2017). Data dari Direktorat PLP Kemenkes, ternyata 
Jateng menduduki peringkat ke empat tertinggi untuk jumlah kasus HIV AIDS
setelah Papua. Jumlah pengidap sekitar 19.272 orang (Arifin, 2018)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan anak SLTP dapat
memahami pentingnya  mengenali masalah kesehatan reproduksi pada remaja
dan akibat seks bebas pada anak remaja sehingga remaja tersebut dapat
menjaga alat reproduksi  serta  meningkatkan kesehatannya dan terhindar dari
bahaya seks bebas.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, remaja perempuan :
a. Menjelaskan kembali pengertian kesehatan reproduksi
b. Menjelaskan kembali  bagaimana ciri masa pubertas
c. Menjelaskan tentang pengaruh seks bebas
d. Menjelaskan cara organ reproduksi
C. Materi
1. Pengertian kesehatan reproduksi
2. Ciri ciri masa pubertas
3. Bahaya seks bebas
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
1. Laptop
2. Power point
3. Materi SAP

F. Kegiatan Pembelajaran

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pendahuluan :
 Mengucapkan salam dan  Menjawab salam
perkenalan
 Mengkomunikasikan  Menyimak
tujuan
2. 20 mnt Kegiatan inti:
 Memberikan penjelasan  Menyimak
tentang materi
penyuluhan  Bertanya
 Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya  Memperhatikan

 Menjawab pertanyaan
peserta

3. 5 mnt Penutup :
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
 Menyimpulkan materi  Memperhatikan
penyuluhan bersama
peserta
 Memberikan evaluasi  Menjawab
secara lisan
 Memberikan salam  Menjawab salam
penutup

G. Evaluasi
1. Prosedur : akhir pertanyaan
2. Waktu : 5 mnt
3. Bentuk soal : Tanya jawab
4. Jumlah soal :2
5. Jenis soal :
1) Apa yang dimaksud kesehatan reproduksi
2) Apa tanda pubertas pada perempuan
3) Apa bahaya seks beba

H. Lampiran materi
1. Pengertian
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental
dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan
seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara
sehat dan aman.
Banyak orang berfikir terlalu tabu untuk mengutik-ngutik masalah seks
pada anak. Padahal pendidikan tentang seks seharusnya sudah diberikan sejak
anak masih duduk di usia sekolah dasar. Hal ini dirasa sangat berguna untuk
bekal disaat mereka menuju usia remaja, karena pada masa inilah perubahan
pada organ-organ seks akan banyak mereka alami.
Selain dipergunakan sebagai bekal mereka saat menginjak usia remaja, isu-
isu tentang seks bebas dan meningkatnya penderita penyakit HIV/AIDS di
Indonesia, merupakan salah satu faktor yang juga mendasar untuk guru dan
orang tua memberikan seks edukasi sejak dini kepada anak-anak. Disamping
memberikan penyuluhan tentang seks edukasi para orangtua dan guru juga
mempunyai tanggung jawab lain yakni mendidik moral anak.

2. Organ Reproduksi
Reproduksi adalah mengulang proses pembuatan. Reproduksi manusia
adalah mengulang proses pembuatan pada manusia. Nah, organ reproduksi
bermanfaat untuk membantu proses pembuatan manusia. Alat reproduksi antara
wanita dan laki-laki berbeda.
Organ reproduksi pada wanita terdiri dari dua bagian. Organ reproduksi
luar dan reproduksi dalam. Organ reproduksi bagian luar terdiri dari Bibir
kemaluan luar (labia mayora),bibir kemaluan dalam (labia minora),kelentit
(clitoris) yang sangat peka karena banyak syaraf, ini merupakan bagian yang
paling sensitif dalam meneriman rangsangan seksual,lubang kemaluan (lubang
vagina) terletak antara lubang kencing dan anus (dubur), bukit kemaluan (mons
veneris) yang ditumbuhi oleh rambut kemaluan pada saat perempuan memasuki
usia pubertas.
Organ reproduksi bagian dalam adalah Vagina (liang kemaluan/liang
senggama), bersifat elastis dan dapat membesar serta memanjang sesuai
kebutuhan fungsinya sebagai organ baik saat berhubungan seks, jalan keluarnya
bayi saat melahirkan atau saluran keluarnya darah saat haid. Mulut rahim
(cervix), saat berhubungan seks, sperma yang dikeluarkan penis laki-laki di
dalam vagina akan masuk ke dalam mulut rahim hingga bertemu sel telur
perempuan. Rahim (uterus) adalah tempat rumbuhnya janin hingga dilahirkan,
rahim dapat membesar dan mengecil sesuai kebutuhan (hamil dan setelah
melahirkan). Dua buah saluran telur (tuba fallopi) yang terletak disebelah kanan
dan kiri rahim. Sel telur yang sudah matang atau yang sudah dibuahi akan
disalurkan ke dalam rahim melalu saluran ini. Dua buah indung telur (ovarium)
kanan dan kiri. Ketika seorang perempuan lahir, ia sudah memiliki ovarium yang
mempunyai sekitar setengah juta ova (cikal bakal telur).
Organ reproduksi laki-laki adalah Zakar atau penis. Berbentuk bulat
memanjang dan memiliki ujung berbentuk seperti helm disebut Glans. Buah
zakar atau testis. Jumlahnya dua berbentuk bulat lonjong dan menggantung pada
pangkal penis. Testis inilah yang menghasilkan sel kelamin pria (sperma).
Saluran zakar atau uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan air mani
dan air seni. Kantong pelir atau skrotum yaitu lapisan kulit yang agak berkerut
membentuk kantong yang menggelantung di belakang penis. Skrotum gunanya
untuk mengontrol suhu dari testis. Epididimis yaitu tempat pematangan sperma
sesudah dibentuk dalam testis. Saluran sperma atau vas deferens Saluran sperma
dari testis menuju seminal vasicle. Vesikula seminalis berguna untuk
memproduksi semacam gula dan menyimpan sementara sperma sebelum
dikeluarkan yang berguna sebagai sumber kekuatan untuk sperma agar dapat
bertahan hidup dan berenang mencari telur di dalam alat reproduksi perempuan.
Pada saat ejakulasi seminal vesicle mengalirkan sperma tersebut ke vas deferens.
Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang berisi zat makanan untuk menghidupi
sperma.

3. Masa Pubertas
Masa pubertas ini ditandai dengan perubahan fisik, psikologis (emosi),
serta aktifnya alat perkembangbiakan. Perubahan pada masa pubertas yang
dialami oleh laiki-laki berbeda dengan yang dialami oleh perempuan. Pada laki-
laki akan mengalami perubahan yakni tumbuhnya jakun, tumbuhnya rambut di
bagian-bagian tertentu termasuk di daerah sekitar alat kelamin, dan perubahan
terakhir adalah dada akan lebih membidang. Selain hal tersebut, alat
perkembangbiakan laki-laki mulai aktif menghasilkan sel sperma. Perubahan
psikologis yang terjadi adalah mulai adanya ketertarikan pada lawan jenis.
Pada perempuan yang sedang mengalami masa pubertas akan mengalami
perubahan seperti tumbuhnya payudara, pinggul melebar, dan tumbuhnya rambut
ketiak dan di sekitar alat kelamin. Selain itu alat perkembangbiakan perempuan
juga mulai aktif ditandai dengan mengalami menstruasi. Menstruasi adalah
keluarnya darah dari alat kelamin perempuan. Hal itu disebabkan karena sel telur
perempuan tidak mengalami pembuahan, siklus menstruasi terjadi sekitar 28 hari.

4. Seks Bebas
Seks bebas adalah melakukan hubungan suami-istri di luar nikah. Jenis
hubungan seksual semacam ini antara lain, pelacuran, kumpul kebo, dan
perkosaan. Bahaya seks bebas Bahaya seks bebas adalah terkena penyakit
menular seksual (PMS),HIV/AIDS. Seseorang mempunyai resiko tinggi terkena
PMS bahkan juga HIV/AIDS apabila ia sering bergonta-ganti pasangan saat
melakukan hubungan seks. PMS apabila tidak diobati, akan menimbulkan
masalah serius pada kesehatan reprodusi misalnya kemandulan, kebutaan pada
bayi, atau bahkan kematian.
Resiko tertular penyakit menular seksual (PMS) meningkat seperti:
Hubungan seksual pranikah, akan memicu terjadinya multipartner. Dan karena
belum ada pasangan tetap maka akan cenderung berganti-ganti pasangan.
Keadaan ini akan memperparah terjadinya penyakit menular seksual seperti
gonorhoe, Chlamydia, Herpes, Infeksi Jamur, Syphilis maupun AIDS. PMS
sering berakhir dengan penyakit komplikasi seperti kemandulan atau infertilitas.
a. Gonorhoe dan Chlamydia
Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa
minggu setelah berhubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit ini
Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria.
Buang Air Kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat/tidak
terasa sama sekali
b. Herpes
Disebabkan oleh virus, dapat diobati, tetapi tidak dapat disembuhkan Gejala
timbul antara 3-10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit
ini Gejala awal muncul, seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang
kecil dan berair Dalam 5-10 hari gejala hilang Virus menetap dalam tubuh
dan dapat timbul lagi suatu saat
c. Infeksi Jamur
  Disebabkan oleh jamur menyebabkan kegiatan berwarna merah dibawah
kulit pria yang tidak disunat

d. Syphilis
Disebabkan oleh bakteri. Lesi muncul 3 minggu-3 bulan setelah
berhubungan intim dengan penderita penyakit ini  luka terlihat seperti
berlubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya tidak
terasa sakit  luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan
menetap padfa tubuhdan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada
seluruh tubuh. Lecet-lecet ini akan hilang juga dan virus akan menyerang
bagian tubuh lain shypilis dapat disembuhkan pada tiap tahapabn dengan
penicillin
e. HIV/AIDS
AIDS bisa membuat kehidupan kita tidak berguna, dan merusak hidup kita
meskipun kita menghindarinya dengan kondom ketika kita berhubungan
seks, ia masih tidak bisa dihindari. Setiap orang bisa terkena jika kita tidak
mencoba menghindarinya. AIDS merupakan kumpulan gejala akibat
rusaknya sistem kekebalan tubuh. Diakibatkan oleh serangan virus HIV.
Timbul karena sering berganti pasangan seksual. Juga dapat melalui
transfusi darah, jarum suntik, luka, maupun penularan dari ibu ke bayi.
(Wijayanto,2008).

Dengan adanya penyuluhan seks edukasi ini diharapkan pengetahuan


mereka dapat bertambah, dapat terhindar dari bahaya seks bebas, dan juga
meningkatnya kualitas moral mereka. Dengan suksesnya penyuluhan seks
edukasi sejak dini, diharapkan juga dapat melandasi pembentukan karakter
negara di masa mendatang.

5. Cara menjaga organ reproduksi


Setelaha remaja mengalami masa pubertas dia harus mampu dan biasa
menjaga alat reproduksi yang mereka punyai, adapaun cara menajaga organ
reproduksi diataranya sebagai beriku: Pakai handuk yang lembut, kering, bersih,
dan tidak berbau atau lembab, memakai celana dalam dengan bahan yang mudah
menyerap keringat, pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari, bagi
perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya
dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus
tidakmasuk ke dalam organ reproduksi, bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan
atau disunat agarmencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual serta
menurunkan risiko kanker penis.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Badan Pemberdayaan Kesehatan Reproduksi Remaja. 2012.


Kumpulan Materi Kesehatan Reproduksi Remaja. Kulonprogo
https://pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/detail/616umpulan-materi-
kesehatan-reproduksi-remaja. diakses tanggal 19 januari 2021.
Lokadata.2020. Kasus kekerasan seksual pada anak 2016-2020.
https://lokadata.id/data/kasus-kekerasan-seksual-terhadap-anak-2016-2019-
1578639190. diakses tanggal 19 Januari 2021.
Clarissa Anbar Milenia, 2020. Islam Dan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja.
BKKBN Jawa Barat http://jabar.bkkbn.go.id/?p=1583 diakses tanggal 19
Januari 2021.
Fahmi. (2017). Jumlah Remaja Penderita HIV/AIDS di Purbalingga Terus
Meningkat. https://regional.kompas.com/read/2017/10/09/09333791/jumlah-
remaja-penderita-hivaids-di-purbalingga-terus-meningkat. diakses tanggal 19
Januari 2021
Kemetrian Kesehatan RI, 2018, Pentingnya Menjaga Organ Reproduksi,
https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-menjaga-kebersihan-alat-
reproduksi. diakses tanggal 19 Januari 2021
DS Rahadi, S Indarjo, 2017, Perilaku Seks Bebas Pada Klub Motor X Di Kota Semarang,
Semarang

Anda mungkin juga menyukai