COVID 19
Pembimbing :
dr. Agoes Kooshartoro, Sp.PD-KKV
Disusun oleh :
dr. Andini Shellawaty Nugraha
Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia misterius yang
tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus tersebut berjumlah 44 pasien
dan terus bertambah hingga saat ini berjumlah ribuan kasus. 1 Pada awalnya data epidemiologi
menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar seafood atau live market di
Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok. Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan
adanya infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel Coronavirus
(2019-nCoV).2 Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization memberi nama virus
baru tersebut Severa acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama
penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Pada mulanya transmisi virus ini
belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara manusia-manusia. Jumlah kasus terus
bertambah seiring dengan waktu. Selain itu, terdapat kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh
salah satu pasien.4 Salah satu pasien tersebut dicurigai kasus “super spreader”. 1,2,3 Akhirnya
dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia. Sampai
saat ini virus ini dengan cepat menyebar masih misterius dan penelitian masih terus berlanjut.
Saat ini sebanyak 29 negara mengonfirmasi terdapatnya kecurigaan serta terkonfirmasi kasus
COVID-19. Per-tanggal 13 Februari 2020, berdasarkan data terakhir website oleh Center for
Systems Science and Engineering (CSSE) Universitas John Hopkins yang diperbaharui berkala,
data terakhir menunjukkan total kasus lebih dari 60.331 pasien, dengan total kematian lebih dari
1.369 pasien dan perbaikan lebih dari 6.061 pasien.4,5
Saat ini data terus berubah seiring dengan waktu. Banyak kota di Tiongkok dilakukan
karantina. Kasuskasus yang ditemukan diluar Tiongkok sampai tanggal 12 Februari 2020 tercatat
ada di 28 negara diantaranya: Amerika, Thailand, Hong Kong, Prancis, Malaysia, Singapura,
Taiwan, Macau, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Australia, Nepal dan lainnya. Kasus-kasus
yang ditemukan di berbagai negara tersebut sebagian besar memiliki riwayat bepergian ke
Wuhan atau berkontak dengan kasus confirmed yang memiliki riwayat bepergian ke Wuhan.9
Empat kasus di Singapura merupakan seorang laki-laki 36 tahun, warga negara Tiongkok
Bersama keluarganya datang pada 22 januari dengan tanpa gejala kemudian hari berikutnya
mengeluh batuk dan dikonfirmasi COVID-19 pada tanggal 25 Januari 2020.10 Laporan terbaru
per tanggal 9 Februari 2020 sudah terdapat 43 kasus terkonfirmasi infeksi COVID-19 di
Singapura. Beberapa diantaranya dilaporkan tidak memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok. 8,9
Berdasarkan data sampai dengan 12 Februari 2020, angka mortalitas di seluruh dunia 2,1%
sedangkan khusus di kota Wuhan adalah 4,9%, dan di provinsi Hubei 3,1%. Angka ini diprovinsi
lain di Tiongkok adalah 0,16%.8,9 Berdasarkan penelitian terhadap 41 pasien pertama di Wuhan
terdapat 6 orang meninggal (5 orang pasien di ICU dan 1 orang pasien non-ICU).5
Kasus kematian banyak pada orang tua dan dengan penyakit penyerta. Kasus kematian
pertama pasien lelaki usia 61 tahun dengan penyakit penyerta tumor intraabdomen dan kelainan
di liver.11 Kejadian luar biasa oleh Coronavirus bukanlah merupakan kejadian yang pertama
kali. Tahun 2002 severe acute respiratory syndrome (SARS) disebakan oleh SARS-coronavirus
(SARS-CoV) dan penyakit Middle East respiratory syndrome (MERS) tahun 2012 disebabkan
oleh MERS-Coronavirus (MERS-CoV) dengan total akumulatif kasus sekitar 10.000 (1000-an
kasus MERS dan 8000-an kasus SARS). Mortalitas akibat SARS sekitar 10% sedangkan MERS
lebih tinggi yaitu sekitar 40%.5
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
TL/Usia : 11-08-1982 / 38 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Kota tempat tinggal : Depok
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
No RM : D464194
Tanggal Masuk : 23 Juni 2020
Tanggal Periksa : 23 Juni 2020
a. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sesak Nafas
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan adanya sesak nafas yang dirasakan sejak 1
hari SMRS. Keluhan ini dirasakan pasien hilang timbul dan memberat sejak pagi
tadi. Keluhan sesak tidak membaik dengan istirahat.
Keluhan ini disertai dengan adanya demam yang dirasakan pasien 5 hari
SMRS. Keluhan demam yang dirasakan pasien tidak diukur menggunakan
termometer.
Pasien juga mengeluhkan adanya lemas pada badan. Pasien mengaku
masih keluar rumah untuk bekerja. Pasien mengatakan tidak ada keluhan memar
pada tubuh, mimisan dan gusi berdarah yang terjadi secara tiba-tiba. Tidak ada
gangguan pola buang air besar menjadi cair dan lebih sering ataupun sulit buang
air besar. Pasien menyangkal adanya kontak dengan pasien Covid 19.
Pada saat pasien sampai ke RS Hermina, pasien sudah membawa hasil
rapid test yang dilakukan di klinik sebelumnya dan hasilnya poisitif pada IgM.
Pasien mengatakan kaget ketika mengetahui hasilnya dan langsung disarankan
pihak klinik untuk ke RS rujukan covid terdekat.
Pasien tidak memiliki riwayat darah tinggi, gula dan jantung sebelumnya.
Riwayat Pengobatan:
Riwayat Kebiasaan:
Riwayat Alergi:
b. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: Compos Mentis, E4 M5 V6
Tanda- tanda vital:
a. Tekanan Darah : 139/87 mmHg
b. Nadi : 82x/menit,regular, equal, isi cukup
c. Respirasi :22x/menit
d. SP02 : 99%
e. Suhu : 36,5°c
BB: 73kg, TB: 173cm, IMT: 25,1 kg/cm (overweight)
Status Generalis:
• Kepala : dalam batas normal
• Leher : Pembesaran KGB (-), Peningkatan JVP (-)
• Thorax
Cor : Bunyi jantung I-II murni dan regular, gallop
(-), murmur (-)
Pulmo : VBS kanan = kiri, Rh -/-, Whz -/-
• Abdomen
Inspeksi : Simetris, Distensi (-)
Auskultasi : Bu (+) normal
Palpasi : Supel, NT(-), NL(-), Hepar dan Lien tidak
teraba
Perkusi : Timpanic (+) pada regio abdomen
• Extremitas (atas dan bawah)
Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT<2 detik
c. PEMERIKSAAN PENUNJANG
22 Juni 2020
RAPID TEST :
• IgM : Reaktif
• IgG : Non-Reaktif
23 Juni 2020
• Darah Rutin
• Hemoglobin : 14,5 g/dL (nilai rujukan 13,2-17,3)
• Leukosit : 7.500 (nilai rujukan3,6-11)
• Hematokrit : 41% (nilai rujukan 37-47)
• Trombosit : 255/ µL (nilai rujukan 150.00-450.000)
• GDS : 136 mg/dL
HITUNG JENIS
• Basofil :0 (0-1)
• Eosinofil :2 (1-3)
• Limfosit : 20 (20-40)
• Monosit :7 (2-8)
NILAI NLR
• Neutrofil segmen/Limfosit
• 71/20 = 3,55
Gambaran Pneumonia YA 5
pada foto Thorax atau
Ct Scan
Demam/riwayat YA 3
demam 14 hari
terakhir
Gejala Gangguan YA 1
pernafasan (batuk,
pilek, nyeri telan)
NLR >3,1 YA 1
TOTAL SCORE: 10
(>8 Patut dicurigai
Covid 19)
FOTO RONTGEN DAN CT SCAN THORAX
Tampak multifokal opasitas ground glass dengan fokus konsolidasi di dalamnya kedua
lapang paru
Kesan: sugestif gambaran tipikal pneumonia viral bilateral
IV. RESUME
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
COVID 19
A. DEFINISI
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan serotipe dan karakteristik
genom. Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus
dan gamma coronavirus.1,5
B. KARAKTERISTIK3,4,5
Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat atau elips, sering
pleimorfik dengan diameter sekitar 50-200m.5 Semua virus ordo Nidovirales memiliki
kapsul, tidak bersegmen, dan virus positif RNA serta memiliki genom RNA sangat
panjang.12 Struktur coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S
berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein
antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini
berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi protein S
dengan reseptornya di sel inang). Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara
efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu
56℃ selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin,
oxidizing agent dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus.
Studi pada SARS menunjukkan virus bereplikasi di saluran napas bawah diikuti
dengan respons sistem imun bawaan dan spesifik. Faktor virus dan sistem imun berperan
penting dalam patogenesis. Pada tahap pertama terjadi kerusakan difus alveolar,
makrofag, dan infiltrasi sel T dan proliferasi pneumosit tipe 2. Pada rontgen toraks diawal
tahap infeksi terlihat infiltrat pulmonar seperti bercak-bercak. Pada tahap kedua,
organisasi terjadi sehingga terjadi perubahan infiltrat atau konsolidasi luas di paru.
Infeksi tidak sebatas di sistem pernapasan tetapi virus juga bereplikasi di enterosit
sehingga menyebabkan diare dan luruh di feses, juga urin dan cairan tubuh lainnya.5
Studi terbaru menunjukkan peningkatan sitokin proinflamasi di serum seperti IL1B, IL6,
IL12, IFNγ, IP10, dan MCP1 dikaitkan dengan inflamasi di paru dan kerusakan luas di
jaringan paru-paru pada pasien dengan SARS. Pada infeksi MERS-CoV dilaporkan
menginduksi peningkatan konsentrasi sitokin proinflamasi seperti IFNγ, TNFα, IL15, dan
IL17. Patofisiologi dari tingginya patogenitas yang tidak biasa dari SARS-CoV atau
MERS-CoV sampai saat ini belum sepenuhnya dipahami.
D. DIAGNOSIS4,5
Anamnesis
Pneumonia Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah peradangan pada
parenkim paru yang disebabkan oleh Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2). Sindrom gejala klinis yang muncul beragam, dari mulai tidak
berkomplikasi (ringan) sampai syok septik (berat). Pada anamnesis gejala yang dapat
ditemukan yaitu, tiga gejala utama: demam, batuk kering (sebagian kecil berdahak) dan
sulit bernapas atau sesak. Tapi perlu dicatat bahwa demam dapat tidak didapatkan pada
beberapa keadaan, terutama pada usia geriatri atau pada mereka dengan
imunokompromis. Gejala tambahan lainnya yaitu nyeri kepala, nyeri otot, lemas, diare
dan batuk darah. Pada beberapa kondisi dapat terjadi tanda dan gejala infeksi saluran
napas akut berat (Severe Acute Respiratory Infection-SARI). Definisi SARI yaitu infeksi
saluran napas akut dengan riwayat demam (suhu≥ 38 C) dan batuk dengan onset dalam
10 hari terakhir serta perlu perawatan di rumah sakit. Tidak adanya demam tidak
mengeksklusikan infeksi virus.
Definisi Kasus
a. Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek / possible
1) Seseorang yang mengalami:
a. Demam (≥380C) atau riwayat demam
b. Batuk atau pilek atau nyeri tenggorokan
c. Pneumonia ringan sampai berat berdasarkan klinis dan/atau gambaran radiologis. (pada
pasien immunocompromised presentasi kemungkinan atipikal) DAN disertai minimal
satu kondisi sebagai berikut :
● Memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/ negara yang terjangkit* dalam
14 hari sebelum timbul gejala
● Petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) berat yang tidak diketahui penyebab / etiologi
penyakitnya, tanpa memperhatikan riwayat bepergian atau tempat tinggal.
ATAU
2) Pasien infeksi pernapasan akut dengan tingkat keparahan ringan sampai berat
dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala:
a. Kontak erat dengan pasien kasus terkonfirmasi atau probable COVID-19, ATAU
b. Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan sudah teridentifikasi), ATAU
c. bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan kasus terkonfirmasi atau
probable infeksi COVID-19 di Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit.*
d. Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki demam (suhu ≥380C) atau
riwayat demam.
*Keterangan: saat ini ada 12 negara yang dikategorikan terjangkit yaitu Tiongkok,
Singapura, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam, Amerika Serikat, Jerman,
Perancis, Inggris, Spanyol dan Thailand; tetapi tetap mengikuti perkembangan negara
yang terjangkit menurut WHO dan Litbangkes Kemenkes RI.
b. Orang dalam Pemantauan
Seseorang yang mengalami gejala demam atau riwayat demam tanpa pneumonia yang
memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit, dan tidak
memiliki satu atau lebih riwayat paparan diantaranya:
● Riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19
● Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
konfirmasi COVID-19 di Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit),
● Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit.
c. Kasus Probable
Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi inkonklusif atau
tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus
atau beta coronavirus.29,30 d. Kasus terkonfirmasi Seseorang yang secara laboratorium
terkonfirmasi COVID-19.
Definisi Kontak
Kontak
Kontak didefinisikan individu yang berkaitan dengan beberapa aktivitas sama
dengan kasus dan memiliki kemiripan paparan seperti kasus. Kontak mencakup
anggota rumah, kontak keluarga, pengunjung, tetangga, teman kuliah, guru, teman
sekelas, pekerja, pekerja sosial atau medis, dan anggota group sosial.
Kontak erat
Kontak erat didefinisikan seseorang yang memiliki kontak (dalam 1 meter)
dengan kasus yang terkonfirmasi selama masa simptomatiknya termasuk satu hari
sebelum onset gejala. Kontak tidak hanya kontak fisik langsung.
● Kontak pekerja sosial atau pekerja medis
Paparan terkait perawatan kesehatan, termasuk menangani langsung untuk pasien
COVID-19, bekerja dengan petugas kesehatan yang terinfeksi COVID-19 atau
memeriksa pasien yang terkonfimari kasus atau dalam lingkungan ruangan sama,
ketika prosedur aerosol dilakukan.
● Kontak lingkungan rumah atau tempat tertutup
a. Berbagi lingkungan ruangan, bekerja bersama, belajar bersama dalam jarak
dekat dengan pasien COVID-19.
b. Bepergian bersama pasien COVID-19 dalam segala jenis mode transportasi.
c. Anggota keluarga atau tinggal di rumah yang sama dengan pasien COVID-19.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tergantung ringan atau beratnya
manifestasi klinis.
● Tingkat kesadaran: kompos mentis atau penurunan kesadaran
● Tanda vital: frekuensi nadi meningkat, frekuensi napas meningkat, tekanan
darah normal atau menurun, suhu tubuh meningkat. Saturasi oksigen dapat normal
atau turun.
● Dapat disertai retraksi otot pernapasan
● Pemeriksaan fisis paru didapatkan inspeksi dapat tidak simetris statis dan
dinamis, fremitus raba mengeras, redup pada daerah konsolidasi, suara napas
bronkovesikuler atau bronkial dan ronki kasar.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan diantaranya:
1. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks
Pada pencitraan dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi
subsegmental, lobar atau kolaps paru atau nodul, tampilan groundglass. Pada
stage awal, terlihat bayangan multiple plak kecil dengan perubahan intertisial
yang jelas menunjukkan di perifer paru dan kemudian berkembang menjadi
bayangan multiple ground-glass dan infiltrate di kedua paru. Pada kasus berat,
dapat ditemukan konsolidasi paru bahkan “white-lung” dan efusi pleura
(jarang).
E. TATALAKSANA6
Kelompok ini termasuk pasien dengan hasil rapid test serologi negatif, orang
dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
1. TANPA GEJALA
Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah)
Vitamin C 3x1 tablet
2. GEJALA RINGAN
a. Isolasi dan Pemantauan
Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
Pemeriksaan laboratorium RDT/PCR swab nasofaring hari 1 dan 2
sesuai Pedoman Covid-19
b. Non Farmakologis
Pemeriksaan Hematologi lengkap di FKTP, contohnya Puskesmas
Pemeriksaan yang disarankan terdiri dari hematologi rutin, hitung jenis
leukosit, dan laju endap darah.
Foto toraks
Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke
rumah) - Pribadi :
o Pakai masker jika keluar
o Jaga jarak dengan keluarga o Kamar tidur sendiri o Menerapkan etika
batuk (ajari ke pasien)
o Alat makan minum segera dicuci dengan air/sabun
o Berjemur sekitar 10-15 menit pada sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 3
sore o Pakaian yg telah dipakai sebaiknya masukkan dalam kantong
plastic/wadah tertutup sebelum dicuci dan segera dimasukkan mesin cuci
16 Protokol Tatalaksana COVID-19
o Ukur dan catat suhu tubuh tiap jam 7 pagi dan jam 19 malam
o Sedapatnya memberikan informasi ke petugas pemantau/FKTP atau
keluarga jika terjadi peningkatan suhu tubuh > 38o C
- Lingkungan/kamar:
o Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara
o Sebaiknya saat pagi membuka jendela kamar
o Saat membersihkan kamar pakai APD (masker dan google)
o Bersihkan kamar setiap hari , bisa dengan air sabun atau bahan
desinfektasn lainnya - Keluarga
o Kontak erat sebaiknya memeriksakan diri
o Anggota keluarga senanitasa pakai masker
o Jaga jarak minimal 1 meter
o Senantiasa ingat cuci tangan
o Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih
o Ingat senantiasa membuka jendela rumah agar sirkulasi udara tertukar
oBersihkan sesering mungkindaerah yg mungkin tersentuh pasien
misalnya gagang pintu dll
c. Farmakologis
Vitamin C, 3 x 1 tablet, serta obat-obat simtomatis
Azitromisin 500 mg/24 jam/oral (untuk 3 hari) kalau tidak ada bisa pakai
Levofloxacin 750 mg/24 jam (5 hari) sambal menunggu hasil swab
Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain).
F.KOMPLIKASI3,4
Komplikasi utama pada pasien COVID-19 adalah ARDS, tetapi Yang, dkk.145
menunjukkan data dari 52 pasien kritis bahwa komplikasi tidak terbatas ARDS,
melainkan juga komplikasi lain seperti gangguan ginjal akut (29%), jejas kardiak (23%),
disfungsi hati (29%), dan pneumotoraks (2%). Komplikasi lain yang telah dilaporkan
adalah syok sepsis, koagulasi intravaskular diseminata (KID), rabdomiolisis, hingga
pneumomediastinum.
G. PENCEGAHAN5
Prinsip pencegahan dan strategi pengendalian secara umum Saat ini masih belum
ada vaksin untuk mencegah infeksi COVID19.
Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghidari terpapar virus
penyebab. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan penularan dalam praktik
kehidupan sehari-hari. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada
masyarakat :
● Cuci tangan anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan
hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alcohol 60 %, jika
air dan sabun tidak tersedia.
● Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
● Sebisa mungkin hidari kontak dengan orang yang sedang sakit.
●Saat anda sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat anda sakit
atau segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktifitas di luar.
●Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue
pada tempat yang telah ditentukan.
● Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering
disentuh.
● Pengunaan masker medis tidak sesuai indikasi bisa jadi tidak perlu, karena
selain dapat menambah beban secara ekonomi, penggunaan masker yang salah
dapat mengurangi keefektivitasannya dan dapat membuat orang awam
mengabaikan pentingnya usaha pencegahan lain yang sama pentingnya seperti
hygiene tangan dan perilaku hidup sehat.
● Cara penggunaan masker medis yang efektif:
- Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan hidung, kemudian
eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara masker dan wajah
- Saat digunakan, hindari menyentuh masker.
- Lepas masker dengan tehnik yang benar (misalnya; jangan menyentuh bagian
depan masker, tapi lepas dar belakang dan bagian dalam.)
- Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang telah digunakan
segera cuci tangan.
- Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti masker jika masker
yang digunakan terasa mulai lembab.
- Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai.
- Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan sampah medis sesuai
SOP.
- Masker pakaian seperti katun tidak direkomendasikan
Pencegahan sesuai kondisi dan tempat5 Berikut pencegahan di berbagai
kondisi dan tempat :
a. Pencegahan tranmisi di pasar hewan
● Hindari kontak dengan hewan ternak atau hewan liar tanpa perlindungan
● Gunakan masker
● Etika batuk dan bersin: tutup hidung dengan tissue atau siku ketika batuk dan
bersin, buang tissue ke tempat sampah tertutup
● Cuci tangan setelah pulang ke rumah
● Jika memiliki gejala saluran napas terutama demam yang persisten, datang ke
Rumah Sakit
b. Pencegahan transmisi di rumah
● Pola hidup sehat (meningkatkan sistem imun tubuh)
● Personal higienitas yang baik
● Etika batuk dan bersin
● Cuci tangan, jangan menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan kotor
● Ventilasi ruangan yang baik, jaga tetap bersih
● Hindari kontak dekat dengan orang dengan gejala sistem respirasi
● Hindari tempat ramai, jika perlu, gunakan masker
● Hindari kontak dengan hewan liar, unggas dan ternak
● Makanan yang aman, dan dimasak dengan matang
● Hindari makan makanan yang mentah
● Perhatikan tanda dan gejala infeksi saluran napas
c. Pencegahan transmisi di bioskop
● Selama epidemi penyakit menular hindari tempat publik dengan padat
penduduk dan sirkulasi udara yang buruk, terutama anak-anak, orang tua dan
orang dengan imunitas rendah.
● Etika batuk dan bersin
d. Pencegahan transmisi di fasilitas publik (bus, busway, kapal, kereta,
pesawat dan tempat ramai lainnya)
● Gunakan masker
● Terapkan etika batuk dan bersin
● Sering mencuci tangan menggunakan alkohol atau sabun dengan air
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
2. Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Zang Li, Fan G, etc. Clinical features of patients
infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet. 24 jan 2020.
4. Channel News Asia. Wuhan virus outbreak: 15 medical workers infected, 1 in critical
condition. [Homepage on The Internet]. Cited Jan 28th 2020. Available
on:https://www.channelnewsasia.com/news/asia/wuhanpneumonia-outbreak-health-
workers-coronavirus-12294212 (Jan 21st 2020).