Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan Laporan Praktikum Pengolahan Air dan Limbah Industri ini tepat
pada waktunya yang berjudul “ Perancangan Alat Pengolahan Air Bersih”
Laporan praktikum ini berisikan informasi tentang cara Perancangan Alat
Pengolahan Air Bersih. Laporan praktikum ini dapat saya selesaikan berkat
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini, saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
laporan praktikum ini.
Saya menyadari laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh
saya. Akhirnya saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkompeten. Akhir kata saya sampaikan terima kasih.

Medan,18 September 2018

penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... iii
DAFTAR TABEL......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Tujuan Praktikum...................................................................... 1
1.2. Landasan Teori.......................................................................... 1
1.2.1. Perencanaan Unit Pengolahan Air Bersih di Kecamatan
Sumedang Selatan ................
.......................................................................................
.......................................................................................
1
1.2.2 Air ................................................................................. 15
1.2.3. Pengolahan Air............................................................... 15
1.2.4. Perancangan Alat Pengolahan Air Bersih...................... 16
BAB II METODOLOGI............................................................................. 17
2.1. Alat, Bahan dan Fungsinya....................................................... 17
2.2. Perancangan alat........................................................................ 20
2.2.1. Perancangan Alat............................................................ 20
2.2.2. Prosedur Penyusunan Alat.............................................. 20
BAB III DATA PENGAMATAN................................................................ 22
3.1.Data Pengamatan........................................................................ 22
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................. 23
BAB V KESIMPULAN............................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1.1. Diagram Alir Alternatif 1............................................................... 5


Gambar 1.2. Grafik Hasil Kualitas Air Sungai Citekin Dalam % Removal
Setelah dilakukan Jartest .......................................................... 7
Gambar 1.3. Denah Pada Intake.......................................................................... 9
Gambar 1.4. Denah Pada Koagulasi................................................................... 10
Gambar 1.5. Denah Pada Unit Flokulasi............................................................. 11
Gambar 1.6. Denah Pada Unit Sedimentasi........................................................ 12
Gambar 1.7. Denah Pada Unit Filtrasi................................................................ 13
Gambar 1.8. Denah Pada Unit Clearwell............................................................ 14
Gambar 2.1. Perancangan Alat............................................................................ 22
Gambar 4.1. Air Sungai Deli............................................................................... 23
Gambar 4.2. Air Sungai Deli Hasil Filtrasi....................................................... 23

iii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1.1. Hasil Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air Kecamatan


Sumedang Selatan pada Tahun 2025 dan 2035................................. 4
Tabel 1.2. Alternatif Rancangan Unit Pengolahan Air......................................... 5
Tabel 1.3. Kualitas Air Sungai Citekin................................................................. 6
Tabel 1.4. Hasil % Removal Setelah Jartest Menggunakan Alumunium Sulfat... 7
Tabel 1.5. Hasil % Removal Setelah Jartest Menggunakan PAC....................... 7
Tabel 1.6. Hasil Perhitungan Bar Screen.......................................................... 8
Tabel 1.7. Kualitas Air Sungai Citekin.............................................................. 8
Tabel 1.8. Hasil Perhitungan Koagulasi............................................................ 9
Tabel 1.9. Hasil Perhitungan Flokulasi............................................................. 10
Tabel 1.10.Hasil Perhitungan Sedimentasi....................................................... 11
Tabel 1.11.Hasil Perhitungan Filtrasi................................................................. 12
Tabel 1.12.Hasil Perhitungan Clearwell.............................................................. 13
Tabel 1.13.Hasil Perhitungan RAB Perencanaan............................................... 13
Tabel 3.1. Data Pengamatan............................................................................... 22

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui proses pengolahan air baku menjadi air bersih
2. Mampu merancang alat pengolahan air baku menjadi air bersih

1.2 Landasan Teori


1.2.1 Perencanaan Unit Pengolahan Air Bersih di Kecamatan
Sumedang Selatan
Pendahuluan
Air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok yang
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Masalah pengadaan air minum
merupakan hal yang sangat didambakan seluruh penduduk termasuk
penduduk Kecamatan Sumedang Selatan.
PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang mempunyai area
pelayanan meliputi 14 kecamatan, dengan cakupan pelayanan air
bersih baru mencapai 13,20% (RPJM Kabupaten Sumedang, 2012)
dari jumlah penduduk wilayah Kabupaten Sumedang. Target PDAM
Tirta Medal berdasarkan RTRW sebesar 80% untuk penyediaan air
minum, tetapi dalam perencanaan kali ini, target penyediaan air
minum ditentukan berdasar pada target tinggi RPJMN 2015-2019
yang dikenal sebagai program 100-0-100 yang artinya 100%
keharusan pencapaian pelayanan akses air minum.
Hal ini memicu PDAM Tirta Medal dalam melakukan
pengembangan penyediaan air minum, dimulai dari pengembangan air
minum di Kecamatan Sumedang Selatan. Mengingat, peningkatan
pertumbuhan jumlah penduduk maka meningkat pula kebutuhan
terhadap air minum. Salah satu upaya dalam pemecahan masalah
tersebut dengan memanfaatkan Mata Air Ciguling dengan debit 40

1
Lt/detik dan Sungai Citekin dengan debit 194,97 Lt/detik dengan jenis
pelayanan 60% perpipaan dan 40% non-perpipaan dimulai pada tahun
2019.
Pada pengembangan sistem penyediaan air bersih, hal yang
penting selain kuantitas adalah kualitas. Salah satu peningkatan
kualitas dengan melakukan metode jartest guna mendapatkan dosis
optimum koagulan yang tepat. Hal tersebut berhubungan langsung
dengan upaya peningkatan pelayanan PDAM dengan membangun
instalasi pengolahan air minum guna mendapatkan air yang layak
digunakan maupun dikonsumsi dan mengurangi/tidak menimbulkan
penyakit akibat air (waterborne disease).

Metodologi
Pengumpulan Data
Tujuan pengumpulan data adalah untuk memberikan gambaran
terhadap keadaan wilayah perencanaan. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diambil
dengan melakukan penelitian kualitas air sebelum dan sesudah
dilakukan jartest berdasarkan parameter pH, kekeruhan, TSS, Besi
dan Mangan.
Data sekunder diperoleh dari PDAM Tirta Medal Kabupaten
Sumedang berupa Business Plan PDAM. Pihak kedua, data diperoleh
dari Dinas Permukiman dan Perumahan (Diskimrum) Provinsi Jawa
Barat berupa dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sumedang, kualitas Mata Air Ciguling dan Sungai Citekin
yang dilakukan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Pihak ketiga, data diperoleh dari Badan Besar
Wilayah Sungai Citarum berupa persentase kuantitas sumber yang
diizinkan penggunaannya.

2
Pengolahan Data
Pengolahan Data yang dilakukan dengan melakukan proyeksi
kebutuhan air yang terkait pada proyeksi penduduk. Proyeksi
Penduduk digunakan sebagai penentu jumlah penduduk selama 20
tahun perencanaan yaitu tahun 2015-2035. Penentuan jumlah
penduduk menggunakan tiga metode proyeksi yaitu metode
aritmatika, metode geometrik dan metode least square. Proyeksi
kebutuhan air terdiri dari total dari kebutuhan domestik, non-domestik
dan kehilangan air dengan mengacu pada RPJMN 2015-2019 (100-0-
100). Hasil proyeksi kebutuhan air didapat Qmaks/day sebagai debit
yang akan direncanakan.
Tahap selanjutnya dilakukan analisa kualitas dan kuantitas
sumber dengan mengacu pada standar baku mutu PP 82/2001 Kelas 1
sebagai stream standard. Setelah melakukan analisa kualitas, dapat
ditentukan unit pengolahan yang sesuai dengan kebutuhan eksisting,
penyusunan alternatif desain, penentuan alternatif desain, penentuan
dosis koagulan optimum, perhitungan dimensi setiap unit pengolahan,
pembuatan gambar sesuai gambar teknik dan penentuan Rencana
Anggaran Biaya (RAB).
Isi
Periode perencanaan dibagi dalam 2 tahap, dengan setiap tahap
lamanya 10 tahun, yaitu tahap I pada tahun 2015–2025, dan tahap II
pada tahun 2026– 2035. Tahap yang berbeda bertujuan untuk
uprating. Selain perbedaan tahun debit yang digunakan berbeda
diambil dari hasil proyeksi kebutuhan air minum di Kecamatan
Sumedang Selatan setelah dilakukannya proyeksi penduduk.

3
Tabel 1.1. Hasil Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air Kecamatan
Sumedang Selatan pada Tahun 2025 dan 2035

Kebutuhan air perencanaan IPA di Kecamatan Sumedang


Selatan pada tahun 2025 sebagai tahap I sebesar 98,46 Lt/det dan pada
tahun 2035 sebagai tahap II sebesar 177,11 Lt/det. Debit yang
digunakan adalah Qwp dengan tujuan untuk mengantisipasi
kekurangan kebutuhan air maksimal per hari dalam sebulan dengan
memperhitungkan Qmaintanance (10% Qmaks/day). Tetapi dilakukan
pengurangan jumlah debit Qmin 40 Lt/det, karena adanya Mata Air
Ciguling sebagai sumber utama. Lt/det. Sehingga Qmaks/day
perencanaan sebesar 137,11 Lt/det.
Untuk menentukan pengolahan apa yang tepat pada
perencanaan ini, dilakukan analisa kualitas air. Data yang digunakan
berupa data sekunder kualitas air Sungai Citekin dengan
membandingankan data dan standar baku mutu PP 82/2001 dan
PerMenKes 492/2010. Dari hasil analisa, parameter yang tidak
memenuhi standar baku mutu adalah Kekeruhan (8,38 NTU > 5
NTU), TSS (23 mg/lt > 10 mg/lt), Besi (2,1 mg/lt > 0,3 mg/lt),
Mangan (0,77 mg/lt > 0,1 mg/lt) dan fecal coliform (358 jml/100 ml >
0 jml/100 ml). Setelah diketahuinya kualitas dan parameter yang tidak

4
memenuhi, dapat ditentukan pengolahan yang tepat. Penentuan unit
pengolahan dilakukan dengan studi literatur dan mengetahui %
removal pada tiap unit di setiap parameter.
Dari hasil tersebut, dibuat 3 alternatif unit pengolahan.
Penyusunan alternatif dibuat berdasarkan kinerja unit. Dapat dilihat
pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Alternatif Rancangan Unit Pengolahan Air

Penentuan alternatif terbaik dilakukan dengan memperhitungkan


nilai koefisien penting faktor dengan nilai koefisien penting alternatif
yang disebut dengan metodr Weight Rangking Technique (WRT). Dari
hasil perhitungan didapat alternatif 1 lebih besar dibanding alternatif 2
dan 3. Hal ini menyatakan bahwa alternatif 1 menjadi pilihan pada
perencanaan ini. Alternatif 1 yang dimaksud terdiri dari Intake,
Koagulasi, ( Mekanis Paddle dengan horizontal sharf), Flokulasi
(Mekanis Impeller dengan horizontal sharf), Sedimen ( Rectangular
basin dengan horizontal sharf), Saringan Pasir Cepat ( Rapid Sand
Filter), dan Desinfeksi.

Gamb
ar 1.1. Diagram Alir Alternatif 1

5
Pada alternatif 1, terdapat koagulasi-flokulasi sebagai bagian dari
unit pengolahan. Pada unit ini, terdapat pembubuhan koagulan sebagai
bahan kimia yang membantu penurunan kekeruhan dengan
dilakukannya pengadukan. Penurunan yang efektif harus dilakukan
dengan pembubuhan dosis optimum dan koagulan yang tepat. Oleh
karena itu, metode jartest menjadi penting dalam penentuan koagulan
terbaik dan tepat pada perencanaan ini. Penelitian kualitas Air Sungai
Citekin dilakukan sebelum jartest bertujuan untuk menggambarkan
kondisi sebenarnya dilapangan dan mendukung karakteristik air
sungai Citekin yang lebih representatif.
Tabel 1.3. Kualitas Air Sungai Citekin

Koagulan yang digunakan adalah Alumunium Sulfat (tawas) dan


Poly Ammonium Chloride (PAC). Penggunaan dua koagulan bertujuan
untuk membandingkan koagulan terbaik dan efisien yang tepat pada
kondisi Sungai Citekin. JarTest dilakukan selama 1 menit dengan
kecepatan 100 rpm sebagai proses koagulasi lalu diturunkan kecepatan
pengadukan menjadi 60 rpm selama 5 menit sebagai proses flokulasi
dan diendapkan pada kerucut inhoff selama 110 menit sebagai proses
sedimentasi. Kadar koagulan yang dibubuhkan pada penelitian adalah
10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 50 ppm. Rentang tersebut
didapat dari jurnal penelitian.

6
Tabel 1.4. Hasil % removal setelah Jartest menggunakan Alumunium
Sulfat

Tabel 1.5. Hasil % removal setelah Jartest menggunakan PAC

Pada Tabel 1.4 dan 1.5, dapat dilihat bahwa persen removal
terbaik dari perbedaan dosis yang dilakukan terdapat pada 30 ppm
Alumunium Sulfat dan 40 ppm PAC.

Gambar 1.2. Grafik Hasil Kualitas Air Sungai Citekin dalam %


removal setelah dilakukan Jartest
Pada Gambar 1.2 menggambarkan bahwa kadar PAC 40 mg/lt
(40 ppm) merupakan koagulan terbaik dalam penyisihan kekeruhan,
TSS, Besi dan Mangan. Hal ini dinyatakan dari lebih tingginya grafik
PAC dibanding tawas. Adapun kelebihan dari PAC yaitu rentang pH
penggunaannya lebih luas, mudah larut, hemat pemakaiannya, proses
koagulasi dan flokulasi lebih cepat, sludge yang dihasilkan lebih
sedikit dibanding koagulan tawas.

7
Debit yang diolah pada unit koagulasi dapat ditentukan dosis
pemakaian koagulan yang dilakukan setiap jamnya. Dari debit yang
direncanakan 137,11 Lt/det didapat pemakaian koagulan per jamnya
adalah 19,73 kg/jam dengan harga Rp 5.900,- per kgnya, dengan
begitu dapat diketahui biaya koagulan per jam yang diperlukan
sebesar Rp 116.500,-.
Perancangan unit pengolahan air minum dilakukan dengan
mengacu pada berbagai sumber, agar mendapatkan dimensi yang
tepat. Berikut dimensi hasil perhitungan pada tiap unit pengolahan.
Intake
Intake yang digunakan dilengkapi dengan Bar screen.
Tabel 1.6. Hasil perhitungan Bar Screen

Tabel 1.7. Hasil perhitungan Intake

8
Gambar 1.3. Denah pada Intake
Koagulasi
Koagulasi yang digunakan menggunakan tipe Mekanis Paddle dengan
horizontal shaft.
Tabel 1.8. Hasil perhitungan Koagulasi

9
Gambar 1.4. Denah pada Unit Koagulasi
Flokulasi
Flokulasi yang direncanakan menggunakan tipe Mekanis Impeller
dengan horizontal shaft.
Tabel 1.9. Hasil perhitungan Flokulasi

Gambar 1.5. Denah pada Unit Flokulasi

10
Sedimentasi
Sedimentasi yang direncanakan menggunakan tipe Rectangular Basin
dengan horizontal shaft.
Tabel 1.10. Hasil perhitungan Sedimentasi

Gambar 1.6. Denah pada Unit Sedimentasi


Filtrasi
Tipe filtrasi yang direncanakan pada tugas akhir ini adalah Rapid
Sand Filter.

11
Tabel 1.11. Hasil perhitungan Filtrasi

Gambar 1.7. Denah pada Unit Filtrasi

Clearwell
Debit clearwell dijumlahkan dari Qmin 40 Lt/detik dari Mata Air
Ciguling sebagai sumber eksisting dan Qmaks/day perencanaan.

12
Tabel 1.12. Hasil perhitungan Clearwell

Gambar 1.8. Denah pada Unit Clearwell


Rencana anggaran biaya
Rencana anggaran biaya dibuat berdasarkan dimensi dari bangunan
yang direncanakan secara detail, yang akan disusun secara rinci
mengetahui biaya pembangunan konstruksi.
Tabel 1.13. Hasil Perhitungan RAB Perencanaan

Kesimpulan

13
Kekurangan air yang berkualitas di Kecamatan Sumedang
Selatan dapat dipenuhi dengan pembangunan unit pengolahan air
minum yang baru. Unit yang diperlukan dari karakteristik Sungai
Citekin sebagai sumber adalah Intake, Koagulasi, Flokulasi,
Sedimentasi, Filtrasi dan Desinfeksi dengan kebutuhan air maksimum
harinya (Qmaks/day) 111,88 Lt/det.
1.2.2 Air
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hayat
hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena
itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan
dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup lain. Pemanfaatan air
untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan
memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun mendatang.
Air adalah yang terbaik dari segalanya. Hal ini karena sebagian
besar dari komponen penyusun mahluk hidup terdiri dari air. Pada
orang dewasa misalnya, 80% dari berat badanya terdiri dari air.
Demikian juga untuk hewan dan tumbuhan, penyusun utamanya
adalah air. Akibat yang terjadi akan sangat fatal bila terjadi
kekurangan air yang berlebihan dari mahluk hidup. Hal ini bukan
hanya karena tubuh manusia secara biologis memang membutuhkan
air, namun juga untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya
sehari-hari.
Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di
lingkungan rumah tangga, ternyata berbeda untuk tiap tempat, tiap
tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara. Semakin
tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula kebutuhan manusia
terhadap air.
Sebenarnya bumi banyak menyediakan sumber air ada air
permukaan (sungai,danau dan laut), air angkasa(air hujan salju) dan
adapula air tanah (air tanah dangkal dan dalam), masing-masing

14
mempunyai kualitas sendiri untuk dapat dikonsumsi oleh manusia. Air
yang paling rentan terkena pencemaran air adalah air permukaan.
1.2.3 Pengolahan air
Pengolahan air merupakan suatu proses yang digunakan untuk
membuat sumber air baku atau air yang padat diterima bagi pengguna
akhir sesuai dengan standart yang di butuhkan (diinginkan) termasuk
air bersih, air minum, air untuk proses industri, air pengobatan dn air
untuk keperluan lainnya. Tujuan dari semua proses pengolahan air
yang ada adalah mengilangkan kontaminan dalam air, atau
mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut sehingga menjadi air
yang di inginkan sesuai kebutuhan (pengguna akhir) tanpa merugikan
dampak ekologis. Proses-proses yang terlibat dalam pemisahan
kontaminan dapat menggunakan proses fisik seperti menetap dan
penyaringan kimia seperti desinfeksi dan koagulasi. Selain itu proses
biologi juga di gunakan dalam pengolahan air limbah, proses-proses
ini dapat meliputi, mencampur dengan udara, diaktifkan lumpur atau
saringan pasir padat.
Pengolahan sumber daya air terpadu merupakan penanganan
intergral yang mengarahkan kita dari pengolahan air sub-sektor silang.
Secara lebih spesifik pengolahan sumber daya air terpadu
didefinisikan sebagai suatu proses yang mempromosikan koordinasi
pengembangan dan pengolahan air, tanah dan sumber daya terkait
dalam rangka tujuan untuk mengoptimalkan resultan ekonomi dan
kesejahteraan sosial dalam sikap yang cocok /tepat tanpa mengganggu
kestabilan dari ekosistem-ekosistem penting
1.2.4 Perancangan Alat Pengolahan Air Bersih
Cara pembersihan air dengan system bak penampungan ini
sangat baik dilakukan untuk air baku yang berasal dari sumber mata
air atau dari sungai yang langsung dari hutan atau pegunungan yang
masih kelihatan jernih. Kalau berasal dari danau, apalagi dari sungai
yang keruh, sulit untuk dilakukan. Karena bahan-bahan terlarut

15
masihkelihatan jernih. Kalau berasal dari danau, apalagi dari sungai
yang keruh, sulit untuk dilakukan. Karena bahan-bahan terlarut
didalam air yang besar kemungkinan cukup tinggi sehingga airnya
kelihatan keruh, akan merupakan kendala yang sulit diatasi. Untuk
jenis air lainnya, misalnya yang berasal dari danau atau sungai yang
sudah dikenai pencemar, memerlukan cara lain untuk pembesihannya.
Pertama-tama adalah dengan menggunakan sistem saringan pasir
halus, pasir kasar dan batu gamping. Mula-mula air yang akan
dibershkan dimasukkan kedalm bak yang berisi pasir halus.
Kemudian, air yang telah disaring oleh pasir halus dari bak ke-1
dimasukkan kedalam bak ke-2 kemudian dimasukkan lagi ke bak ke-3
yang berisi batu gaming. Dari bak ke-3 inilah, air yang dihasilkan
akan berupa air jernih dan bersih yang memenuhi syarat sebagai air
untuk keperluan rumah tangga, terutama untuk memasak. Pada bagian
atas/permukaan tiap bak sebaknya diberi lapisan ijuk, terutama untuk
bak ke-1 dan ke-2, maksudnya untuk menyaring kotoran atau sampah
yang mungkin ada dan terbawa air yang akan dibersihkan.
Dengan sistem penyaringan seperti itu, hasil airnya akan lebih
bersih dan jernih kalau dibandingkan dengan air baku. Bahkan, besar
kemungkin jika ditinjau dari segi sanitasi dan kesehatan, air tersebut
jauh lebih memenuhi syarat kalau dibandingkan dengan air baku yang
belum diolah. Bak yang dipilih untuk tahap penyaringan ini dapat
berbentuk drum bekas (jangan digunakan drum bekas senyawa kimia
atau insektisida karena dalam jangka waktu lama akan tetap bersifat
racun) ataupun tempat lain yang memenuhi syarat. Cara pembersihan
air baku menjadi air untuk keperluan rumah tangga yang lebih baik
adalah yang telah dirancang oleh Puslitbang Fisika Nasional LIPI
dibandung. Cara tersebut sudah dilakukan,tidak jauh berbeda dengan
cara yang terdahulu, hanya susunannya lebi baik dan lebih praktis
serta dilengkapi pipa aliran yang diberi penyaring alami yang terdiri
dari ijuk.

16
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat, bahan dan Fungsi
a. Alat
1. Toples : 1 buah
2. Pisau : 1 buah
3. Kran : 1 buah
4. Beakerglass 500ml : 1 buah
5. Beakerglass 1000ml : 1 buah
6. Ember : 1 buah
b. Bahan
1. Kapas Aquarium : 10 potong
2. Pasir slika : 4 kg
3. Kerikil Kecil : 3,5 kg
4. Batu Besar : 2 kg
5. Ijuk : 400 gr
6. Arang : 250 gr
7. Air : secukupnya
8. Bioball : 40 buah
c. Fungsi Alat dan Bahan
1. Ijuk : Sebagai penyaring kotoran-kotoran halus.
2. Arang : Menjernihkan air dan menghilangkan bau
serta rasa
3. Toples : Sebagai tempat untuk meletakkan media
filtrasi
4. Pisau : Untuk melubangi kran
5. Kerikil Kecil : Sebagai celah agar air dapat mengalir
melalui lubang bawah.
6. Kran : Untuk mengeluarkan air hasi filtrasi
7. Beakerglass 500ml : Untuk menampung air dan mengukur
volume hasil filtrasi

17
8. Beakerglass 1000ml : Untuk menampung air dan hasil filtrasi
9. Ember : Untuk menampung air
10. Kapas Aquarium :Untuk menyerap kotoran dan sebagai
pembatas antar bahan-bahan yang lain
11. Kerikil Besar : Sebagai penyangga dan memberi rongga
untuk air di keluarkan dari kran.
12. Pasir : Menyerap partikel yang lebih halus
13. Air : Sebagai media yang dijernihkan
14. Bioball : Untuk menangkap partikel – patikel yang
berukuran kecil

18
2.2 Perancangan Alat

2.2.1. Perancangan Alat


1. Alat dan bahan praktikum siapkan.
2. Toples pada sisi bagian bawah dilubangi untuk tempat kran
air.
3. Kran air dipasang dan direkatkan dengan menggunakan lem.
4. Pada bagian bawah (mulut Toples) diberi lapisan pertama
kapas, kemudian diatasnya batu besar, ijuk, kerikil kecil,
ijuk,pasir, kapas, arang, ijuk, pasir

2.2.2. Prosedur Penyusunan alat Pengolahan Air

1. Alat dan bahan disiapkan


2. Wadah (toples) yang akan dijadikan tempat filter air diletakkan
diatas kursi
3. Susun bahan yang akan digunakan
4. Masukkan kapas sebagai lapisan pertama pada wadah (toples)
sebagai penyangga dan memberi jarak pada air
5. Batu besar dan bioball diletakkan dilapisan yang kedua pada
wadah (toples)
6. Ijuk diletakkan pada lapisan ke tiga
7. Kemudian kerikil kecil lalu diatasnya ijuk
8. Masukkan pasir dan diatasnya kapas
9. Kemudian arang lalu diatasnya ijuk
10. Lalu yang terakhir pasir

19
pasir
ijuk

Kerikil kecil

Kerikil besar
kran

Kapas aquarium
Gambar 2.1 Perancangan Alat

20
BAB III

DATA PENGAMATAN

3.1. Data Pengamatan

Tabel 3.1.1 Data Pengamatan


No. Sampel Sebelum Sesudah Waktu Debit
(menit) (L/menit)
Warna volume Warna volume
1. Air Kunin Kuran
sungai g 1L g 0,82 L 7 0,1171
deli Keruh jernih

Selisih air = Air yang masuk – Air yang keluar


= 1000 ml – 820 ml
= 160 ml
= 0,16 L

Debit = V.air sesudah


Waktu
= 0,82 L
7 menit
= 0,1171 L/menit

21
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada proses percobaan pengolahan air baku menjadi air bersih dengan
menggunakan wadah filtrasi sederhana yang terdapat beberapa material penyaring
yang tersusun didalam wadah filtrasi yaitu kapas aquarium, batu besar, kapas ,
ijuk, , kerikil kecil, ijuk, pasir, kapas aquarium, arang,ijuk,dan pasir slika. Hasil
dari proses penyaringan dapat dilihat dari gambar di bawah ini :

Sebelum difiltrasi Sesudah difiltrasi

Gambar 4.1 Air sungai deli Gambar 4.2 Air sungai deli
hasil filtrasi
Pada gambar diatas dapat dilihat adanya perubahan warna yang terjadi.
Warna air baku yaitu air sungai deli sebelum penyaringan berwarna kuning keruh
dan terdapat partikel padatan seperti pasir sedangkan warna air setelah
penyaringan berwarna kurang jernih tetapi partikel padatan tidak ada yang
mengendap lagi. Hal ini terjadi disebabkan oleh fungsi dari masing-masing
material yang digunakan pada proses penyaringan air baku menjadi air bersih
dapat menyaring kotoran yang terdapat pada air baku yaitu air sungai deli.

Air baku yaitu air sungai yang difiltrasi sebanyak 1000 mL sedangkan
kuantitas air hasil penyaringan volume air yang dihasilkan oleh alat penyaring air
yaitu 820 mL selama 7 menit. Jika dihitung debit air yang dihasilkan sebesar

22
0,1171 L/menit. Volume air sesudah penyaringan lebih sedikit dibandingkan
volume air sebelum penyaringan. Hal itu terjadi disebabkan karena air baku yaitu
air sungai yang difiltrasi diserap oleh material-material yang terdapat didalam
wadah filtrasi. Tetapi debit air yang keluar dari wadah filtrasi lambat, karena
media filtrasi adalah tipe material yang memberikan media saring lambat. Hal ini
juga didukung oleh pengaliran air ke wadah hasil filtrasi.Pada bagian toples atau
wadah filtrasi dibagian samping bawah dibuat lubang kemudian dipasang kran
sehingga aliran air baku yang difiltrasi dapat mengalir dengan baik.

23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Perancangan alat filtrasi air baku menjadi air bersih menggunakan material
yang terdiri dari kerikil besar, kapas aquarium, ijuk, kapas aquarium,
kerikil kecil, kapas aquarium, pasir, kapas aquarium, arang, ijuk, dan kapas
aquarium.
2. Pada praktikum yang dilaksanakan sampel yang digunakan merupakan air
sungai deli yang berwarna kuning keruh yang memiliki volume 1 L.
3. Setelah filtrasi dilakukan diperoleh volume air yang mulanya 1 liter
menjadi 0,82L, Warna air yang kuning keruh berubah menjadi kurang
jernih dan debit air yang difiltrasi sebesar 0,1171 L/Menit.

5.2 Saran
Untuk mendapatkan air saringan yang bersih sebaiknya terlebih dahulu bahan-
bahannya dicuci hingga benar-benar bersih dan harus lah di perhatikan posisi
masing-masing material yang digunakan agar air yang difiltrasi dapat jernih.

24
DAFTAR PUSTAKA

Andini,Dini. 2017. Perencanaan Unit Pengolahan Air Bersih Di Kecamatan


Sumedang Selatan. Bandung : Institut Teknologi Nasional
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air.Yogyakarta : PT Kanisius

Sihombing, Juna. 2018. Penuntun Praktikum Pengolahan Air dan


Limbah Industri. Medan: PTKI

Suriawiria, Unus. 2005. Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat.
Bandung: P.T. Alumini

25

Anda mungkin juga menyukai