Anda di halaman 1dari 8

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DAN

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN


BEBAS BATAM

TENTANG
PENYELENGGARAAN KEGIATAN PERIZINAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN
BARANG DI KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

NOMOR :......................................
NOMOR : .....................................

Pada hari ini, [........................], tanggal [.......................], bulan [...............] , tahun


[.............] (......-....-....), bertempat di JakartaBatam, yang bertanda tangan dibawah ini:

1. HERU PAMBUDI : selaku Direktur Jenderal Bea dan Cukai, yang


diangkat berdasarkan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 98/M Tahun 2015
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari
dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di
lingkungan Kementerian Keuangan, dalam hal
ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat
Jenderal Bea Dan Cukai, berkedudukan Jalan
Jenderal A Yani, Rawamangun, Jakarta Timur,
yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU;

2. MUHAMMAD RUDI : selaku Kepala Badan Pengusahaan Kawasan


Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam, yang diangkat berdasarkan Keputusan
Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam Nomor 1 Tahun 2019
tentang Pemberhentian Kepala dan Anggota
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam dan
Penetapan Serta Pengangkatan Kepala, Wakil
Kepala, dan Anggota Badan Pengusahaan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas BatamSurat Perintah Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Selaku Ketua Dewan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Batam Nomor:.........................................,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam,
berkedudukan dan berkantor di Gedung BIDA
Utama, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 1,
Batam Centre, Batam, yang selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA;

Untuk selanjutnya PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut
dengan “PARA PIHAK” dan masing-masing disebut dengan “PIHAK”.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:


1. bahwa PIHAK KESATU berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008
tentang Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015
tentang Kementerian Keuangan, merupakan organisasi di Kementerian Keuangan
yang mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi
penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;

2. bahwa PIHAK KEDUA berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007


tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam,
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 62 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Batam,Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Keuangan pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam, merupakan lembaga/instansi pemerintah pusat yang
dibentuk oleh Dewan Kawasan dengan tugas dan wewenang melaksanakan
pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas
dan Pelabuhan Bebas Batam yang melaksanakan tugas dan wewenang
melaksanakan pengelolaan pengembangan dan pembangunan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam sesuai dengan Fungsi-Fungsi
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.(selanjutnya disebut
dengan “Kawasan Bebas”);

3. Bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim


investasi, dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional sebagaimana
dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan
Ekosistem Logistik Nasional, PARA PIHAK sepakat melakukan kerjasama dalam
bidang perizinan pemasukan dan pengeluaran barang di Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan ketentuan peraturan


perundang-undangan, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Perjanjian Kerja Sama
tentang Penyelenggaraan Kegiatan Perizinan Pemasukan dan Pengeluaran Barang di
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (untuk selanjutnya disebut
“Perjanjian Kerja Sama”), dengan ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
RUANG LINGKUP
(1) Ruang Lingkup Perjanjian Kerja Sama ini meliputi:
a. pertukaran data perizinan terkait dengan pemasukan dan pengeluaran
barang di Kawasan Bebas;
b. pertukaran data realisasi pemasukan dan pengeluaran barang dari dan ke
Kawasan Bebas;
c. kolaborasi layanan data terkait pembongkaran, pemuatan, dan/atau
penimbunan barang di luar kawasan pabean seperti ship to ship dan floating
storage unit di Kawasan Bebas;
d. monitoring dan evaluasi penyelenggaraan perizinan kegiatan perizinan terkait
dengan pemasukan dan pengeluaran barang di Kawasan BebasPerjanjian
Kerja Sama;
e. pengembangan kompetensi sumber daya manusia, berupa pelatihan,
seminar, penelitian, dan sosialisasi; dan
f. penyediaan ruang pelayanan dan sarana kerja di Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas BatamMal Pelayanan Publik.

(2) Pertukaran data perizinan terkait pemasukan dan pengeluaran barang


di Kawasan Bebas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi:
a. Data Izin Usaha atau yang sejenis;
b. Data izin Pemasukan;
c. Data Izin Pengeluaran;, yaitu:Pengeluaran sementara ke Luar Daerah
Pabean (LDP);
Pengeluaran sementara ke ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP);
Pengeluaran sementara Kawasan Berikat Mandiri (KBM) (Uji Tipe) ke
TLDDP;
Persetujuan Pengeluaran Barang Modal Tidak Baru dari Kawasan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam ke TLDDP/Kawasan Berikat;
d. Data penetapan jumlah dan jenis barang konsumsi untuk kebutuhan
penduduk di kawasan bebas;
e. Data realisasi labuh tambat.

(3) Pertukaran data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Data Pemberitahuan Pabean Free Trade Zone (PPFTZ) 01;
b. Data PPFTZ 02; dan
c. Data PPFTZ 03.

(4) Kolaborasi layanan data terkait pembongkaran dan/atau pemuatan barang di luar
kawasan pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:
a. Rekomendasi bongkar muat;
b. Izin pembongkaran dan/atau pemuatan di luar kawasan pabean.

(5) Pertukaran Data sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi


1 Ddata Nomor PPFTZ,;
2 tTanggal; dan,
3 dan List Barang yang meliputi:
a. harga satuan barang;
b. pos tarif/HS;
c. uraian jenis barang;
d. jumlah dan jenis satuan;
e. Berat Bersih (kg);
f. Nilai Pabean, dan /Nilai Barang;
g. Valuta;
h. Pelabuhan Muat; dan
a.i. Pelabuhan Tujuan..

(6) Pertukaran data dan kolaborasi layanan data sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, huruf b, dan huruf c dilakukan secara elektronik melalui web service
masing-masing PIHAK.

(7) Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf e paling sedikit dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun dan dapat
mengikutsertakan instansi lainnya

PASAL 2
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KESATU

(1) Hak PIHAK KESATU, yaitu:


a. memperoleh data perizinan terkait dengan pemasukan dan
pengeluaran barang di Kawasan Bebas;
b. memperoleh data terkait pembongkaran, pemuatan, dan/atau penimbunan
barang di luar kawasan pabean seperti ship to ship dan floating storage unit
di Kawasan Bebas; dan
c. mendapatkan fasilitas ruang pelayanan dan sarana kerja di PTSP Mal
Pelayanan Publik.PIHAK KEDUA.

(2) Kewajiban PIHAK KESATU adalah:


a. menyediakan data realisasi pemasukan dan pengeluaran barang di
Kawasan Bebas;
b. menyediakan data sesuai format yang disepakati PARA PIHAK;
c. menyediakan personel dalam penyelenggaraan perizinan dan
pemberian informasi di Mal Pelayanan PublikPTSP PIHAK KEDUA; dan
d. melakukan koordinasi intensif dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi PARA PIHAK.

PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

(1) Hak PIHAK KEDUA, yaitu:


a. memperoleh dan mengakses data realisasi pemasukan dan pengeluaran
barang dari dan ke Kawasan Bebas.
b. mendapatkan layanan informasi perizinan yang diterbitkan pada PIHAK
KESATU pada PTSP pada Mal Pelayanan Publik.

(2) Kewajiban PIHAK KEDUA adalah:


a. menyediakan data perizinan terkait dengan pemasukan dan
pengeluaran barang di Kawasan Bebas;
b. menyediakan data terkait pembongkaran, pemuatan, dan/atau penimbunan
barang di luar kawasan pabean seperti ship to ship dan floating storage unit
di Kawasan Bebas;
c. menyediakan data sesuai format yang disepakati PARA PIHAK;
d. menyediakan ruang pelayanan dan sarana kerja di PTSPMal Pelayanan
Publik; dan
e. melakukan koordinasi intensif dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi PARA PIHAK.

PASAL 4
JANGKA WAKTU

(1) Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung
sejak ditandatangani dan dapat diperpanjang atau diakhiri berdasarkan
kesepakatan tertulis PARA PIHAK.

(2) PIHAK yang bermaksud memperpanjang jangka waktu Perjanjian Kerja Sama ini,
harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya dan melakukan
koordinasi kesepakatan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum masa berlaku
Perjanjian Kerja Sama ini berakhir.

(3) Apabila salah satu PIHAK berkeinginan untuk mengakhiri Perjanjian Kerja Sama
ini sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir, maka
PIHAK tersebut harus menyampaikan terlebih dahulu pemberitahuan secara
tertulis kepada PIHAK lainnya paling lambat 1 (satu) bulan sebelum rencana
pengakhiran.

(4) Dalam hal Perjanjian Kerja Sama ini tidak diperpanjang atau diakhiri sebelum
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berakhirnya Perjanjian Kerja
Sama tersebut tidak akan mempengaruhi penyelesaian pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab PARA PIHAK yang telah dimulai sebelum berakhirnya Perjanjian
Kerja Sama ini.

PASAL 5
KERAHASIAAN INFORMASI

(1) PARA PIHAK harus menjaga keamanan dan kerahasiaan semua data dan
informasi yang diperoleh sehubungan dengan Perjanjian Kerja Sama ini,
termasuk data dan informasi yang terdapat dalam jaringan dan sistem PARA
PIHAK.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dikecualikan apabila:
a. terdapat persetujuan tertulis dari PIHAK yang memiliki data dan/atau
informasi rahasia tersebut;
b. diwajibkan oleh Peraturan Perundang-undangan dan/atau instansi yang
berwenang untuk membuka data dan/atau informasi tersebut; dan
c. berdasarkan Peraturan Perundang-undangan, data dan/atau informasi
tersebut merupakan data dan/atau informasi yang bersifat public domain.

(3) Berakhirnya Perjanjian Kerja Sama ini tidak menghilangkan kewajiban PARA
PIHAK untuk tetap menjaga kerahasiaan semua data dan/atau informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

PASAL 6
PEMBIAYAAN

Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, menjadi beban
dan tanggungjawab masing-masing PIHAK sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PASAL 7
FORCE MAJEURE

(1) Force Majeure adalah suatu peristiwa/keadaan yang terjadi di luar kekuasaan
PARA PIHAK, yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya pemenuhan hak
dan kewajiban oleh masing-masing PIHAK sebagaimana diatur dalam Perjanjian
Kerja Sama ini, antara lain kebakaran, bencana alam, peperangan, huru-hara,
gangguan listrik, pemogokan, dan kebijakan maupun peraturan
pemerintah/penguasa setempat yang secara langsung dapat mempengaruhi
pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing PIHAK.

(2) Dalam hal terjadi suatu keadaan Force Majeure sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), PIHAK yang mengalami keadaan Force Majeure tersebut harus
memberitahukan kepada PIHAK lainnya secara tertulis disertai dengan bukti yang
layak paling lambat 7 (tujuh) Hari Kalender setelah terjadinya keadaan Force
Majeure dimaksud.

(3) Apabila PIHAK yang mengalami Force Majeure tidak atau terlambat
memberitahukan kepada PIHAK lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
maka keadaan Force Majeure dimaksud dianggap tidak pernah terjadi.

(4) Ketentuan penyampaian pemberitahuan tentang terjadinya Force Majeure


sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak berlaku apabila Force Majeure
tersebut bersifat umum/regional/nasional yang diketahui oleh PARA PIHAK.

(5) Apabila telah terjadi Force Majeure dengan bukti sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), PARA PIHAK sepakat untuk melakukan musyawarah untuk
menyelesaikan segala hak dan kewajiban PARA PIHAK

PASAL 8
KORESPONDENSI

(1) Pemberitahuan dan/atau pertukaran informasi sebagai pelaksanaan Perjanjian


Kerja Sama ini disampaikan secara tertulis dan/atau melalui sarana komunikasi
lainnya dengan alamat korespondensi sebagai berikut:

PIHAK KESATU
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
Up.
(alamat)
(no telpon/fax)
(email)

PIHAK KEDUA
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN
PELABUHAN BEBAS BATAM
Up. Anggota 5/Deputi Bidang Pelayanan UmumAnggota Bidang Administrasi
dan Umum

Jalan Jenderal Sudirman Nomor 1 Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau,


29400(alamat)
Telepon : (0778) 462047, 462048
Faksimili : (0778) 462240, 462456

(2) PARA PIHAK dapat mengubah alamat korespondensi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dengan memberitahukan perubahan alamat korespondensi paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum perubahan alamat dimaksud berlaku
efektif.

(4) Selama pemberitahuan perubahan alamat korespondensi sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) belum diterima PIHAK lainnya, maka segala
korespondensi menggunakan alamat korespondensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).

PASAL 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi perbedaan penafsiran atau perselisihan yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan
secara musyawarah untuk mufakat dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PASAL 10
LAIN-LAIN

(1) Perubahan atas Perjanjian Kerja Sama ini dapat dilakukan atas persetujuan
PARA PIHAK.

(2) Setiap perubahan atau hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini
akan diatur secara tertulis dalam perubahan (adendum) yang disepakati oleh
PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja
Sama ini.

(3) PARA PIHAK melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan Perjanjian
Kerja Sama ini paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun

PASAL 11
PENUTUP

Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun
sebagaimana tersebut diatas, dalam rangkap 2 (dua) asli, dibubuhi meterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN
CUKAI, PERDAGANGAN BEBAS DAN
PELABUHAN BEBAS BATAM,

DIREKTUR JENDERAL PLT. ANGGOTA 5/DEPUTI BIDANG


PELAYANAN UMUMKEPALA
HERU PAMBUDI MUHAMMAD RUDI
PURWIYANTO

Anda mungkin juga menyukai