Anda di halaman 1dari 6

TIPS SUKSES KULIAH DI KEDOKTERAN

Kuliah di kedokteran tentunya menjadi idaman bagi setiap siswa yang lulus dari SMA.

Begitu juga orang tua, tentu akan sangat mendukung jika putra putrinya ingin kuliah di

kedokteran. Namun, kenyataannya, setelah memasuki perkuliahan, hanya sedikit mahasiswa

kedokteran yang benar-benar menikmati kuliah di kedokteran. Bahkan sebagian dari mereka

akhirnya keluar dari kedokteran atau mungkin di Drop Out ( DO ) dari fakultas kedokteran.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Kok bisa ya, padahal awalnya kan semangat banget buat

kuliah di kedokteran? Atau mungkin kuliah di kedokteran hanya sekedar gengsi saja? Ya, bisa

jadi untuk sebagian orang kuliah di kedokteran hanya menjadi sebuah gengsi. Kalo ga kuliah di

kedokteran ga keren. Mungkin juga mereka malas-malasan karena awalnya kuliah di kedokteran

karena di ‘paksa’ orang tuanya. Bapak ini dokter, kalo bisa kamu juga jadi dokter le/ndo’. Dan

mungkin hanya sedikit mahasiswa kedokteran yang awalnya memang benar-benar ikhlas

menuntut ilmu di kedokteran karena ia ingin benar-benar menjadi dokter. Bahkan mereka rela

utuk menunda kuliah 1-2 tahun hanya untuk mempersiapkan tes masuk kedokteran. Jangankan

yang menunda 1-2 tahun, temen ane aja ada yang sudah lulus dari STAN dah rela untuk

‘meninggalkan’ beasiswanya demi menjadi dokter.


Memang sangat banyak hal yang harus dikorbankan dalam menempuh pendidikan di

kedokteran. Pengorabanan harta, waktu, dan tenaga menjadi modal utama. Mungkin saat pertama

kali akan masuk kedokteran kita berfikir, “buat jadi dokter tu mudah, yang penting lolos tes

kedokteran dulu aja de, abis itu tinggal dijalani”. Iya memang syarat utama untuk menjadi dokter

adalah LOLOS TES MASUK KEDOKTERAN, Namun apa setelahnya? Apa jika tidak

dipersiapkan dengan baik prosesnya akan menjadi dokter? Kembali lagi ke paragraph

sebelumnya, banyak yang bisa masuk kedokteran, namun banyak juga yang tidak bisa keluar dari

kedokteran.

Lalu bagaimana agar bisa semangat belajar di kedokteran? Aku kan ga suka belajar di

kedokteran. Ya semua itu butuh proses agar bisa nyaman belajar di kedokteran. Jangankan yang

ga suka belajar di kedokteran, yang udah niat aja sampe sekarang masih kesusahan belajar di

kedokteran. Kesusahan di sini dalam artian susah untuk mengikuti dinamika pembelajaran kuliah

di kedokteran. Kenapa bisa susah? Kan udah ada materinya? Apakah materi kedokteran itu

sangat abstrak? Jawabanya adalah karena adanya suatu proses yang hilang. Maksudnya apa tu..?

Belajar di kedokteran memang sangat menuntut suatu proses yang tidak bisa di lompat

lompati. Semuanya harus urut dan runtut. Contohnya, agar dapat mendiagnosa suatu penyakit,

seorang dokter harus belajar terlebih dahulu anatomi & fisiologi suatu organ, kemudian

mempelajari patofisologinya, terus mempelajari obat-obatan yang terkait dengan penyakit

tersebut, dst. Nah dalam pembelajaran tersebut banyak mahasiswa yang secara tidak sadar suka

loncat-loncat, sehingga informasi yang didapatkan tidak bisa diserap secara baik.

Contoh konkritnya seperti ini, katakanlah di suatu fakultas kedokteran pada tahun

pertama mempelajari fisiologi suatu organ, misalnya fisiologi pembentukan urin di ginjal. Ada 3

proses utama di situ, filtrasi, reabsorpsi, dan eksresi. Agar bisa memahami dengan baik proses-
proses tersebut, mahasiswa harus runtut MEMBACA proses-prosenya dari awal. Memang

proses-proses tersebut sudah tidak asing lagi bagi anak SMA jurusan IPA, tapi di kedokteran

proses-proses tersebut dibahas sangat runtut di kedokteran agar benar-benar bisa dimengerti oleh

para calon dokter. Nah, ada sebagian mahasiswa kedokteran yang langsung lompat ke bagian

eksresi, sedangkan ia belum sama sekali MEMBACA bagian filtrasi dan reabsorpsi. Bisa

dipastikan mahasiswa tersebut akan bingung dengan bahasan materi yang dibacanya, atau materi

yang diserapnya tidak akan maksimal.

Ya, MEMBACA. Menjadi syarat mutlak bagi masiswa kedokteran untuk meraih ilmu.

Dan yang paling penting, MEMBACA disini bukan hanya sekedar membaca. MEMBACA di

kedokteran haruslah berdasarkan referensi yang bisa dipertanggungjawabkan. Mungkin saja anda

bisa mendapatkan ilmu tentang pembentukan urin di blog blog yang tersebar di google, namun

referensi tersebut tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Lalu bacaan apa yang bisa

untuk referensi kedokteran? Ya tentunya textbook2 tentang kedokteran, atau bisa juga jurnal-

jurnal terkait ilmu kedokteran, dsb.

Fakultas kedokteran yang kurikulumnya menggunakan Problem Based Learning (PBL)

pasti disana ada proses diskusi tutorial. Pada diskusi ini, mahasiswa dituntut MEMBACA dan

menyampaikan hasil bacaannya sebagai bahan diskusi pada pembelajaran tersebut. Bahkan di FK

UII, diskusi tutorial ini menjadi salah satu penyumbang nilai dalam proses pembelajaran. Maka

dari itu, mahasiswa kedokteran tidak bisa lepas dari namanya MEMBACA, mau suka ataupun

tidak.

Nah disini ane ingin sedikit membantu bagi adik-adik tingkat di FK UII ataupun PD-PD

yang lain agar bisa mudah dalam memepelajari ilmu kedokteran. Ane memfasilitasi penjualan
buku kedokteran murah. Kalo di FK UII, tahun pertama tu pegangan wajibnya SOBOTTA dan

GUYTON. Pegangan sunahnya bisa TORTORA, SHERWOOD, HARPER, dan JUNQUEIRA.

Bingung???? Ane juga awalnya belum tau buku2 apa itu…gini de ane jelasin dikit.

SOBOTTA itu buku atlas anatomi yang terkenal gan, berisi gambar-gambar anatomi tubuh

komplit, dari luar sampe dalam. Di FK UII, atlas ini wajib dibawa saat praktikum anatomi,

walaupun bisa pake atlas yang lain ding.

Kalo buat belajar fisiologinya, bisa pake SHERWOOD atau GUYTON. Orang bilang si

GUYTON tu rajanya fisiologi, dan ane pun mengakuinya. Proses-prose fisiologi di dalam tubuh

ini dibahas tuntas ama GUYTON. Pembahasan yang dalam membuat sebagian mahasiswa

kedokteran bingung akan isinya jika tidak mempunyai ilmu dasarnya. Buat enaknya si baca

SHERWOOD dulu, abis itu GUYTON, karena pembahasan si SHERWOOD ini lebih gampang

gan. Oya, satu lagi gan, buku2 ini sudah ada terjemahannya.

Rp.350.000,00 (Harga Nego)


Enak lagi belajar pake TORTORA, walaupun pake bahasa inggris, buku ini mudah untuk

dipelajari karena full colour dan bahasanya mudah. TORTORA ini buku anatomi & fisiologi,

jadi lebih ringkes lagi. Tapi pembahasannya memang tidak terlalu dalam.Trus kalo Junquira tu

buku histologi, HARPER buku biokimia.

Rp.350.000 (Harga Nego)

Nah disini ane nawarin jual buku2 kedokteran gan. Yang baru fix harganya tu buku

SOBOTTA, SHERWOOD, dan JUNQUIRA. Yang lain pesen dulu ya gan.

SOBOTTA ane jual Cuma Rp.1.500.000,00 jadi Rp.1.300.000,00. SHERWOOD dan

JUNQUIRA Rp. 350.000,00. Harga nego gan. Kalo mau beli paket SOBOTTA, SHERWOOD,

and JUNQUIRA sekaligus juga bisa gan, lebih murah, ane kasih Rp. 1.900.000,00 dee….Harga

per ITEM bisa nego, tapi kalo paketnya udah fix ya…
Sobotta 3 Jilid+1 Buku Penunjang Rp.1.300.000,00
Kalo agan ga suka baca textbook, ane juga nyediain E-Book ni. Kalo ini isinya lebih

lengkap lagi, anatomi, fisiologi, biokimia, histologi, imunologi, patofisiologi, ilmu penyakit

dalam, tht, mata, dll total 32 GB bro…harga Rp.400.000 udah gratis FD Thosiba 32 GB + E-

BOOK Kedokteran komplit. Harga nego.

Buat anak2 FK UII ane anter langsung, kalo buat luar jogja bisa dikirim dee…

Anda mungkin juga menyukai