Anda di halaman 1dari 14

ASUAHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK KHUSUS USIA ANAK SEKOLAH

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Neni afrida (C2016095)


2. Novia Tri Utami (C2016099)
3. Oktavia Puspitosari (C2016103)
4. Rafika Savira Kurniawan (C2016107)
5. Septi Wulandari (C2016117)
6. Sukma Kelana (C2016122)
7. Wahyu Sundari (C2016126)
8. Wicky Berlin Amirul H (C2016127)
9. Wika Putri H (C2016128)
10. Yufika Regitya Y (C2016132)
11. Yusuf Rachman I (C2016135)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES ‘AISYIYAH SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB I

PEMBAHASAN

A. TEORI
1. Definisi
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12
tahun yang masih dudukdi sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan
perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah merupakan kelompok
risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkandengan peningkatan
kemungkinan adanya kejadian penyakit.
Asuhan keperawatan komunitas pada anak sekolah merupakan
bagian dari pelayanan keperawatan kessehatan komunitas secara
keseluruhan yang dilakukan untuk mngidentifikasi atau mencegah
kesehatan yang terjadi pada anak usia sekolah.

2. Tujuan
a. Meningkatkan kemampuan hidup sehat (pengetahuan, sikap, dan
keterampilan hidup sehat)
b. Membantu meningkatkan derajat kesehatan anak usia sekolah
c. Membantu anak usia sekolah melewati fase tumbuh kembangnya
dengan baik
d. Memiliki lingkungan sekolah yang sehat serta meniningtkan tumbuh
kembang yang optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
yang berkualitas

3. Sasaran Asuhan Keperawatan Komunitas


Asuhan keperawatan komunitas pada kelompok hsusus anak usia
sekolah yang dilaksanakan di sekolah tidak hanya diberikan untuk
siswanya tetapi bisa di tunjukkkan pada komunitas sekolah sebagai mitra
perawat. Komunitas yang di maksud adalah siswa, guru, staf administrasi,
orang tua/wali siswa, dan warga sekitar sekolah termasuk para pedagang
yang ada.

4. Peran Perawat Komunitas


a. Client Advocate (Pembela Klien)
Tugas perawat :
1) Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan
dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya.
2) Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah
anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien,
sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak
klien.
b. Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual.
Peran perawat :
1) Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan
sehat sakitnya.
2) Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan
metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3) Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada
individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
4) Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
c. Edukator
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang
guru membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses
interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana
pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku
adalah tujuannya.
d. colabolator
Peran Sebagai Kolaborator Perawat disini dilakukan karena
perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter
fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya dalam
kaitannya membantu mempercepat penyembuhan klien
e. Coocrdinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemeberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.

Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah :

1) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan


menguntungkan klien.
2) Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada
klien.
3) Menggunakan keterampilan perawat untuk :
a) Merencanakan
b) Mengorganisasikan
c) Mengarahkan
d) Mengontrol
5. Model Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di Indonesia
UKS dikembangkan berdasarkan historical model yang tercermin
dalam Tri Program Usaha Kesehatan Sekolah atau yang sering dikenal
dengan Trias UKS, yaitu :
a. Pendidikan kesehatan
1) Kegiatan intrakurukuler yang dilaksanakan pada jam pelajaran
yang di sesuaikan dengan kurikulum sekolah yang berlaku
2) Kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan diluar jam yang dapat
dilakukan di dalam maupun luar sekolah, seperti kerja bakti,
mengikuti lomba yang berhubungan dengan kesehatan, pembinaan
kader kesehatan sekolah, layanan konseling kesehatan, dan
penyuluhan kesehatan dengan melibatkan tenaga kesehatan
setempat.
b. Pelayanan kesehatan
1) Upaya promosi kesehatan berupa penyuluhan dan latihan
keterampilan dalam pelayanan kesehatan
2) Upaya pencegahan berupa upaya pendeteksian dini penyakit pada
siswa secara berkala, memantau pertumbuhan siswa, pemutusan
penulran penyakit melalui pemberantasan penyakit dan
pengawasan kebersiahan lingkungan, seperti : pemantauan jentik
nyamuk di sekolah dan sampah
3) Upaya penyembuhan dan pemulihan penyakit melalui :
pengobatan ringan di sekolah, pertolongan pertama pada
kecelakaan, rujikan medik
c. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
1) Pembinaan lingkungan sehat
a) Lingkungan fisik sekolah, seperti : penyediaan air bersih,
pengadaan dan pemeliharaan tempat sampah, pemeliharaan
kamar mandi/WC sekolah, kebersihan dan keterapihan
ruangan, kebersihan dan keindahan halaman sekolah,
pengadaan dan pemeliharaan warung/kantin sekolah,
pengadaan pemeliharaan pagar sekolah
b) Lingkungan mental dan social, terciptanya suasana dan
hubungan kekeluargaan yang akrab antar komponen sekolah
yaitu guru, siswa, orang tua siswa, staf sekolah dan masyarakat
sekitar. Kegiatan yang dapat dilakukan berupa kegiatan
wisata/studi tour, pentas seni dan sebagainya.
2) Pebinaan lingkungan keluarga
Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua
murid tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan putra-
putrinya. Kgiatan yang dapat dilakukan adalah kunjungan rumah
atau melakukan penyuluhan kesehatan bagi orang tua bekerja
sama dengan komite sekolah dan petugas kesehatan setempat
3) Pembinaan masyarakat sekitar lingkungan sekolah
Menjalin kerjasama dengan lingkungan sekitar dengan
melibatkan tokoh masyarakat setempat, pengurus RT atau RW
dalam memberikan dukungan terhadap kegiatan sekolah

6. Masalah Kesehatan
a. Kebutuhan nutrisi
Berat badan berlebih/kurang, perilaku jajan yang tidak sehat (mkanan
yang menggunakan pewarna, pemanis buatan atau pengawet),
gangguan makan
b. Kebersihan diri yang kurang
Seperti pada rambut, kulit, kuku, genitalia
c. Kebutuhan psikososial
Seperti harga diri rendah, depresi, hiperaktif dan risiko bunuh diri
d. Kebutuhan belajar
Gangguan konsentrasi belajar, kurangnya pengetahuan anak usia
sekolah tentang kesehatan
e. Kebutuhan keamanan
1) Anak usia sekolah yang kesehariannya tidak mendapat
pengawasan dari orangtua
2) Tidak menggunakan pengaman (helm, sabuk pengaman) saat
bersepeda atau berkendaraan motor
3) Bersekolah/tinggal melewati jalan raya, kereta, atau sungai
4) Mendapat perlakuan kasar dari orang tua atau guru baik
penganiayaan fisik, mental, seksual, maupun social
5) Mendapat perlakuan kasar dari sekelompok teman
6) Bahaya pemerkosaan
7) Merokok atau minum alcohol pada anak usia sekolah
8) Pengaruh lingkungan yang tidak kondusif seperti tinggal di
daerah rawan bencana dan konflik
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS ANAK USIA


SEKOLAH
1. Pengkajian
a. Core (kelompok anak usia sekolah) :
Demografi kelompok anak usia sekolah (nama anak usia
sekolah, umur anak sekolah, jenis kelamin anak usia sekolah, urutan
anak dalam keluarga, nama orangtua, pekerjaan orangtua, pendidikan
orangtua, suku, alamat). Riwayat kesehatan: riwayat penyakit yang
pernah diderita, riwayat imunisasi, riwayat tumbuh kembang, riwayat
sekolah: visi misi sekola, nilai dan keyakinan sekolah dalam
kesehatan. Pemeriksaan fisik anak usai sekolah mulai dari kepala
sampai kaki (semua sistem dilakukan pemeriksaan)
b. Pengkajian delapan subsistem :
1) Lingkungan fisik sekolah : apakah lingkungan fisiknya aman
untuk belajar dan bermain untuk anak usia sekolah? Adakah
sumber air bersih? Toilet yang cukup dan bersih? Bagaimana
penghijauan di sekolah? Apakah lingkungan sekolah dekat tempat
yang mengancam keselamatan: dekat pusat perbelanjaan, bioskop,
sungai, tempat pembuangan limbah/sampah, polusi udara/suara,
dan jalan raya.
2) Pendidikan: apakah kurikulum yang ada juga mengajarkan nilai-
nilai kesehatan? Bagaimana cara guru melatih perilaku hidup
bersih sehat pada usia anak sekolah.
3) Keamanan dan transportasi : anak usia sekolah menggunakan
transportasi jenis apa bila kesekolah? Adakah fasilitas transportasi
yang tersedia dapat digunakan oleh siswa untuk kebutuhan
emergency? Bagaimana cara/sistem sekolah melidungi keamanan
anak usia sekolah dari bahaya fisik, psikologis, maupun sosial?
4) Politik dan pemerintahan: adakah kebijakan pemerintah
pusat/daerah/lokal yang mendukung pemeliharaan anak usia
sekolah? Bagaimana penerapannya disekolah?
5) Pelayanan kesehatan: adalah fasilitas pelayanan kesehtan yang
tersedia untuk anak usia sekolah, misalnya: ruang UKS,
Dokter/Perawat sekolah yang siaga disekolah, atau sistem rujukan
ke dokter praktik/puskesmas/klinik/rumah sakit terdekat dengan
sekolah. Bagaimana pelayanan yang diberikannya seperti:
pemantauan tumbuh kembang secara rutin, program imunisasi
anak usia sekolah, pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan.
6) Pelayanan sosial: adakah fasilitas sosial yang dapat dimanfaatkan
untuk anak usia sekolah, misalnya layanan konseling oleh guru,
kelompok belajar, kelompok seni anak, dan lain-lain.
7) Komunikasi: media komunikasi yang dapat digunakan untuk
memfasilitasi perkembangan kelompok anak usia sekolah seperti:
mading, koran, buletin, majalah sekolah/anak-anak, radio, TV,
telepon. Bagaimana cara anak sekolah dan keluarganya menerima
informasi tentang perkembangan belajar dan kondisi tumbuh
kembang anak?
8) Ekonomi: bagaimana rata-rata pendapatan orangtua siswa?
Bagaimana sekolah membiayai pelaksanaan proses belajar
mengajar disekolah, apakah sepenuhnya dibantu
Pemerintah/Swadaya masyarakat?
9) Rekreasi: adakah tempat rekreasi yang bisa digunakan oleh anak
usia sekolah, seperti lapangan olahraga, dan taman bermain?
Apakah aman untuk digunakan dan cukup dengan jumlah murid
yang ada
2. Diagnosis Keperawatan Komunitas
Berikut masalah keperawatan komunitas pada kelompok khusus
anak usia sekolah yang dapat dirumuskan menjadi diagnosis keperawatan
seperti
a. Risiko gangguan tumbuh kembang pada anak usia sekolah
b. Risiko peningkatan kejadian cidera pada anak usia sekolah.

Kita dapat merumuskan diagnosa lain sesuai dengan kondisi


masalah kesehatan komunitas yang ditemukan.

3. Perencanaan
Pendekatan tiga level pencegahan dalam membuat perencanaan
keperawatan yaitu :
a. Pencegahan primer (primary prevention)
1) Program promosi kesehatan
a) Pendidikan kesehatan tentang : manfaat makanan sehat dan
cara memilih jajanan sehat, kesehatan gigi dan mulut anak usia
sekolah, kebersihan diri (rambut, kulit, kuku, pakaian, sepatu),
cara mencuci makanan yang baik, kebutuhan fisik anak usia
sekolah, cara belajar yang baik dan konsentrasi, dan lain-lain
sesuai kebutuhan anak sekolah
b) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (perawat
dapat meminta bantuan guru dan kader kesehatan sekolah
untuk melakukan pengukuran TB/BB setiap 4 bulan dan
mencatatnya di KMS anak sekolah. Mengingat banyak sekolah
yang ada diwilayah binaan perawat, maka sebaiknya perawat
sudah membuat judwal kunjungan tenaga kesehatan secara
berkala minimal 6 bulan sekali untuk tiap sekolah.
c) Memberikan layanan konseling tumbuh kembang anak usia
sekolah atau masalah kesehatan
2) Program proteksi kesehatan :
a) Pelayanan imunisasi : pemberian imunisasi untuk anak SD
kelas 1 pemberian DT dan SD kelas VI (wanita) pemberian TT
b) Program pencegahan kecelakaan pada anak usia sekolah
seperti memfasilitasi zebra cross untuk penyebrangan,
menyediakan petugas untuk membantu anak sekolah
menyebrang, menganjurkan anak menggunakan pelindung
lutut/helm jika bersepeda, menganjurkan sekolah untuk
menjaga kebersihan lantai, menganjurkan sekolah untuk
memperhatikan keselamatan anak seperti, tangga dibuat tidak
curam, lapangan bermain tidak berbatu, mengnjurkan keluarga
untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak usia sekolah
khususnya anak usia sekolah yang tinggal didekat sungai atau
tempat berbahaya, pemantauan ketat terhadap jajanan yang
dijual.
c) Perlindungan caries pada anak usia sekolah : flouridasi
d) Perlindungan anak sekolah dari child abuse dari orang dewasa
disekitarnya, meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap
keselamatan dan kesehatan anak usia sekolah, termasuk sikap
guru yang mendidik bukan menghukum, membuat sistem
pelaporan dan sangsi yang jelas apabila mengemukakan anak
sekolah yang mengalami tindakan kekerasan baik fisik,
emosional, atau seksual dari orang lain, untuk segera diproses
secara hukum
3) Pencegaran sekunder (secondary prevention)
a) Deteksi dini dan pengobatannya, sebagai deteksi tumbuh
kembang anak usia sekolah, atau penyakit untuk segera
ditegakkan diagnosis dan pengobatan sejak dini
b) Perawatab emergency, misalnya diberikan pada anggota anak
usia sekolah yang mengalami kecelakaan disekolah atau lalu
lintas
c) Perawatan akut dan kritis, diberikan pada anakn usia sekolah
yang mengalami sakit akut seperti diare, demam, dan lain-lain.
Perawatan juga diberikan pada anak usia sekolah dengan
penyakit kritis.
d) Diagnosis dan terpai, perawat komunitas dapat menegakkan
diagnosis keperawatan dan segera memberikan terapi
keperawatannya.
e) Melakukan rujukan untuk segera mendapatkan perawatan
lebih lanjut.
4) Pencegahan tersier (Tertiary Prevention)
a) Memberikan dukungan pada upaya pemulihan anak usia
sekolah setelah sakit dengan memelihara kondisi kesehatan
agar tumbuh kembangnya optimal.
b) Memberikan konseling perwatan lanjut pada kelompok anak
usia sekolah pada masa pemulihan.

4. Implementasi
a. Pemberdayaan komunitas sekolah: hal ini penting dilakukan agar
komunitas sekolah peduli terhadap masalah kesehatan anak usia
sekolah. Pemberdayaan disesuaikan dengan kemampuan yang ada
dikomunitas, misalnya: sekolah mendirikan kantin sehat dan jujur,
yang menjual jajanan yang sehat (bebas pewarna/pemanis buatan,
bebas pengawet serta memperhatikan masa kadaluwarsanya ) dan
siswa dibiasakan untuk jujur mengambil dan membayar sendiri
dikotak yang sudah disediakan.
b. Proses kelompok: Perawat komunitas juga dapat menggunakan
pendekatan kelompok, agar implementasi dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Kelompok yang terdiri dari anak sekolah yang
mempunyai masalah yang sama, kelompok ini akan sangat bermanfaat
memantu keluarga menemukan solusi masalah kesehatan. Contoh:
dibentuknya kelompok swabantu anak usia sekolah yang mengalami
gangguan konsentrasi belajar, kelompok ini difasilitasi oleh guru dan
perawat komunitas akan mencoba mengenali penyebab dan
mencarikan solusi, serta melatih konsentrasi anak. Anjukan untuk
latihan berenang cukup efektif untuk membantu anak belajar
konsentrasi.
c. Pendidikan kesehatan: penkes seperti dijelaskan diawal akan sangat
membantu anak sekolah meningkatkan pengetahuannya untuk
merubah perilaku hidup sehat.
d. Kemitraan: kemitraan perlu dibentuk agar ada jejaring kerja, contoh:
bermitra dengan pedagang kantin agar dapat menyediakan makanan
yang murah dan sehat. Bermintra dengan perusahaan/ percetakan buku
yang dapat memberikan buku murah bagi anak. Tentu masih banyak
lagi kemitraan yang dapat dibangun dalam rangka meningkatkan
kesehatan anak usia sekolah

5. Evaluasi
Perawat komunitas bersama komunitas dapat mengevalusi semua
implementasi yang telah dilakukan dengan merujuk pada tujuan yang
telah ditetapkan yaitu mencapai kesehatan anak usia sekolah yang
optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Chairani, R. 2015. Modul Keperawatan Komunitas I Kegiatan Belajar 2 Asuhan


Keperawatan Pada Kelompok Khusus Anak Usia Sekolah. Australian
AID: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai