SAMPUL Revisi
SAMPUL Revisi
PROPOSAL
Oleh:
Dosen Pengampu
NIM : 2010207070
KELAS : 1 B BKPI
Kerinci, adalah hasil karya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang
dirujuk sumbernya.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan sukur selalu penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
sebuah karya ilmiah berbentuk Proposal ini dengan cukup baik. Shalawat beriring
salam bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW rahmatan lil’alamin. Penulis
menyadari bahwa karya ilmiah berbentuk Proposal tidak akan bisa diselesaikan
M.Pd selaku Dosen pengampu matakuliah Penulisan Karya Ilmiah, yang telah
penulisan karya tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa karyatulis ilmiah ini tidak
sempurna untuk itulah saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dimasa
yang telah diberikan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah berbentuk proposal,
sehingga bisa menjadi karya ilmiah yang bermanfaat untuk nusa dan bangsa,
penulis do’a kan semoga bantuan pihak yang terlibat mejadi amal di sisi Allah
SWT, amin.
Wassalam
i
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................... 7
C. Batasan Masalah ............................................................... 7
D. Rumusan Masalah .............................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ..................................................... 8
ii
F. Teknik Analisis Data................................................................
56
1. Tabulasi Data ……………………………………..
56
2. Menghitung Rata-rata Skor …………………………..
56
3. Uji Hipotesis Wilcoxon Signed Rank Test ……………
57
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
lain, mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain,
nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, dimana
lain.2
1
Sarlito W. sarwono, Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial. (Depok: Salemba Humanika.
2009), h.67.
2
Yusranadam, 2013, Meningkatkan Keterampilan Sosial Melalui Bimbingan Kelompok
Teknik Diskusi Pada Siswa. Jurnal ilmu pendidikan jurusan bimbingan dan konseling Universitas
Negeri Gorontalo. h 4
1
2
Islam pun manusia diajarkan untuk selalu berlaku sosial dan senantiasa
berbuat kebaikan kepada orang lain. Seperti yang telah dijelaskan dalam al-
3
Mudofir Sanusi dkk, Al- Majid Al- Qur’an dan Terjemah, dan Tajwid Warna Standar
Kemenag RI. (Jakata Pusat: Beras, 2014), h.106
4
Ibid., h. 412
3
didik berlomba-lomba untuk selalu belajar dan membenahi diri. Namun, ada
yang kurang normatif (misalnya asocial atau anti sosial), dan bahkan dalam
sebagainya.5
harus dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik dengan usia 15 sampai 18
kenyataan hidup serta mulai memikirkan pola tingkah laku yang bernilai
kepentingan pribadinya.6
5
Mustofa, Pendidikan Kewarganegaraan SMP (On-line), tersedia di http://mustofasmp2/
pentingnya-keterampilan-sosial/ di akses pada tanggal 19 Februari 2020.
6
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h.90.
4
perilaku siswa yang sukar dalam bergaul; ditandai dengan perilaku yang
diri; (2) perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri, ditandai dengan
perilaku tidak mau menerima kekalahan, mudah marah, sering tidak sabar,
dan sering tidak menepati janji; (3) perilaku yang berhubungan dengan
dan sering ditegur karena kurang sopan; (4) kepatuhan (compliance), ditandai
dengan mematuhi dan mentaati aturan; dan (5) perilaku assertif (assertion),
mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk
7
Switri, Endang. Bimbingan Konseling Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Deepublish:2018),
hlm. 17
8
Merrel, Keterampilan Sosial (Social Skill) (Jakarta: Gramedia, 2008), hlm. 20
9
Wibowo, Mungin Edi, Konseling Kelompok Perkembangan, (Semarang: UNNES Press,
2005). h.17.
5
mengantuk, serta ada perhatian dan ada rasa senang untuk mendengarkan atau
melihat orang yang berbicara di depan kelas atau ruangan pertemuan. Teknik
diri siswa SMPN 5 Satu Atap Tanjung Brebes.11 Selain itu penelitian yang
10
M. Said, 80+ Ice Breaker Games-Kumpulan PermainanPenggugah Semangat,
(Yogyakarta: Andi Offset, 2010), h.1
11
Darkonah, Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Evikasi Diri Siswa SMPN 5
Satu Atap Tanjungan Brebes, Skripsi, (Yogyakarta: UIN SUKA, Dakwah dan Komunikasi, 2015).
6
pada 19 Februari 2020 ditemukan bahwa ada beberapa siswa yang perilaku
sering ditegur karena kurang sopan, siswa tidak senang ikut berorganiasi
disekolah, siswa sukar dalam bergaul, siswa tidak berminat dalam organisasi
sekolah dan, siswa sukar menyesuaikan diri dengan lingkungan. Lebih lanjut
Kerinci yang menyatakan bahwa masalah yang dihadapi oleh beberapa siswa
MTsN 5 Kerinci diantaranya adalah masih ada siwa yang suka menjahili
temannya dikelas, dan sebagian siswa itu kurang mau ikut kegiatan OSIM,
dan masih ada beberapa siswa yang kurang etikanya terhadap guru. Zaman
sekarang beda dengan zaman kita sekolah dulu, kalau kita mempunyai rasa
segan, takut, dipanggil orang tua kesekolah sehingga kita mengikuti setiap
tatatertib sekolah.13
12
Dini Tias Astuti, Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Melalui Layanan
Bimbingan Kelompok pada Siswa Program Akselerasi SD Hj.Istiati Baiturrahman 01 Semarang,
Skripsi, (Semarang: UNES, Ilmu Pendidikan, 2013).
13
Wawancara. Fatimah, S.Pd pada hari rabu 19 Februari 2020
7
B. Identifikasi Masalah
lingkungan sosial.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari konsep yang dibuat, maka
D. Rumusan Masalah
antara lain:
Breaking?
8
Breaking?
E. Tujuan Penelitian
Ice Breaking.
Breaking.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
sosial rendah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Efektivitas
(operasi kegiatan program atau misi) dari pada suatu organisasi atau
bantuan yang dicantumkan dengan bantuan yang sesuai dengan yang telah
14
Ari Johan Wambraw, 2013, Efektivitas Pelaksanaan Peraturan Daerah Perpajakan
Dan Retribusi Daerah Dalam Memperoleh Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Supiori
Provinsi Papua, e-journal.uajy.ac.id.
15
Ibid.,
16
Ulum Ihyaul MD, Akuntansi Sektor Publik, (Malang: UMM Press, 2004), h. 294
10
11
faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, pikiran, alat-alat dan lain-lain yang telah
dari kata efektif yang berarti menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan.19
Suatu usaha yang diperlukan efektif apabila usaha itu telah memenuhi
Efektivitas adalah suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat dari apa yang
17
Asnawi, Efektivitas Penyelenggaraan Publik Pada Samsat Corner Wilayah Malang
Kota , Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Pemerintahan, (Malang: FISIP UMM, 2014), h. 6
18
Ns. Roymond H. Simamora, Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperatawan, (Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2009), h. 31
19
Ummi Chulsum, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Khasiko, 2014), h. 207
20
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016). h.
32
12
orang itu dikatakan efektif jika hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang
“guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti
unsur paksaan baik dari pihak yang membimbing maupun pihak yang
21
Rifda El-Fiah, Layanan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, Fakultas Tarbiyah
(IAIN Raden Intan Lampung, 2007), h.2.
13
orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik
sosial.23
adalah bantuan yang diberikan seseorang baik pria maupun wanita yang
22
Prayitno dan Erman Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014), h.99.
23
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.36.
14
ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi
menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis; (c)
24
Hellen, Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.5.
25
Dewa Ketut Sukardi. Op.Cit. h.37.
26
Prayitno, Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil), (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1995), h.178.
27
Wibowo, Mungin Edi, Konseling Kelompok Perkembangan, (Semarang: UNNES Press,
2005). h.17.
15
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari layanan bimbingan
28
Nita Purnama Sari, dkk., “Upaya Peningkatan Self-Disclosure Dengan Menggunakan
Bimbingan Kelompok Pada Siswa”. Jurnal ilmu pendidikan jurusan bimbingan dan konseling
Universitas Lampung. h.4.
16
pada umumnya;
kegiatan kelompok;
5). Melatih peserta didik untuk dapat bersikap tenggang rasa dan
didik.29
sebagai pribadi.
sosial sehari-hari.
yang mampu mendengar bukan saja apa yang diucapkan, tetapi juga
lain.
30
Maliki, Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar Suatu Pendekatan Imajinatif, (Jakarta:
Kencana, 2016), hlm. 77-78
31
M. Andi Setiawan, Pendekatan-Pendekatan Konseling Teori dan Aplikasi, (
Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 64
18
bimbingan kelompok terdiri dari tujuan umum dan dujuan khusus, yang
menyedihkan.
teman-temannya
pada umumnya
kelompok
e). Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang
lain
sebagai berikut:
2). memberikan pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas
32
Sri Narti, Kumpulan Contoh Laporan Hasil Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling
PTBK, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), hlm. 332-333
33
Yusran Adam, 2013,meningkatkan keterampilan sosial melalui bimbingan kelompok
teknik diskusi pada siswa. Jurnal ilmu pendidikan jurusan bimbingan dan konseling Universitas
Negeri Gorontalo. h.4
20
umum baik topik tugas maupun topik bebas. Topik tugas ialah topik atau
topik atau pokok bahasan yang dikemukakan secara bebas oleh anggota
secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas terlebih dahulu
kelompok baik topik bebas maupun topik tugas dapat mencakup bidang-
yang relevan.36 Dalam penelitian ini topic yang akan digunakan adalah
merahasiakan data apa saja dan informasi yang didengar dan dibicarakan
dalam kelompok terutama hal-hal yang tidak boleh dan tidak layak
diketahui oleh orang lain, asas keterbukaan yaitu semua peserta bebas
dan terbuka mengeluarkan pendapat ide saran dan apa saja yang
malu-malu atau dipaksa oleh teman yang lain atau oleh pemimpin
36
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers,
2007).h.173.
22
37
Seliva Yuliandita, Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan
Pemahaman Self-Controlsiswa Kelas Ix Di Smp N 1 Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Ajaran
2015/2016. Skripsi (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2015)
38
Sri Narti, Kumpulan Contoh Laporan Hasil Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling.
(Yogyakarta: Deepublish, 2019), h. 336
23
menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka. Tahap kedua
tersebut dengan selamat. Bila perlu, beberapa hal pokok yang telah
selanjutnya. Kegiatannya:
24
tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap
Kegiatannya:
kelompok
e). Penutup.
kepala sekolah;
masalah.
4). Evaluasi
seperti di rumah.
murid.
39
Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guaidance and
Counseling), (Bandung: CV Ilmu, 1972), h. 106.
28
6). Sosiodrama
7). Psikodrama
berbagai hal yang sangat beragam (dan tidak terbatas) yang berguna
meliputi:40
sehat.
40
Siti Hartinah, Konsep Dasar Bimbingan Kelompok, (Bandung: PT Revika Aditama,
2009), h.104.
30
pemecahannya.
penanggulangannya.
41
Ibid, h. 108.
31
berlaku.
sekolah).
3. Interaksi Sosial
makhluk sosial.42 Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 13, yaitu
sebagai berikut:
42
Aunur Rahim Fakih, Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta: Pusat Penerbitan
UII Press, 2001), h. 19.
32
saling memengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir
karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
43
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 847.
44
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h.87.
45
Ibid, h. 87.
33
lain sebagainya.46
Jenis interaksi sosial sosial ini terdiri dari dua jenis yaitu:
saling menguntungkan atau dengan kata lain lebih dekat kerja sama
point pertama interaksi ini juga bisa bersifat positf dan negative.
kehendak pribadi, minsal saja kerja sama antara dua tim sepak bola
berbagai usaha secara langsung untuk tujuan terpisah. Ada pula yang
48
Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, 2002),
hlm. 275-276
49
Slamet Santosa, Dinamika Kelompok Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
22-23
35
perantaraan B.
51
Ibid, h. 72.
37
jarak antara yang kaya dan yang miskin, serta saling membantu satu
52
Ibid., , h. 73-74.
53
Yuniati, Meningkatkan Interaksi Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok dengan
Teknik Permainan pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2012-2013,
Skripsi, (Semarang: UNNES, 2013) h. 22-23.
38
saling membantu tanpa melihat gap antara miskin dan kaya, serta bekerja
cara menjalin interaksi sosial yang baik dengan orang lain. Kegiatan
54
Maiske Puluhulawa dkk, Proceeding Seminar Dan Lokakarya Nasional Revitalisasi
Laboratorium Dan Jurnal Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum Bimbingan Dan Konseling
Berbasis Kkni, 4 –6 Agustus 2017, Malang, Jawa Timur, Indonesia Jurusan Bimbingan dan
Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo.
39
dengan baik, maka syarat dalam interaksi sosial terpenuhi, yaitu adanya
Istilah ice breaking berasal dari dua kata asing, yaitu ice yang
es‟ Jadi, ice breaking bisa diartikan sebagai usaha untuk memecahan atau
bersahabat.56
membuat mengantuk, serta ada perhatian dan ada rasa senang untuk
diartikan sebagai pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik siswa. Ice
pada topikpembahasan/pembicaraan.
ice breaking dapat kita jumpai di toko-toko buku, majalah, surat kabar,
59
Khoruddin Bashori dkk, Pengembangan Kapasitas Guru, (Jakarta: PT. Pustaka Alvabet,
2015) ,hlm. 110
42
tenaga atau bahkan pikiran. Selain itu dapat juga dilakukan dengan
B. Penelitian Relevan
terletak pada lokasi penelitian nya, Ernawati meneliti di MAN Lab UIN
kelompok.
kelompok dengan teknik diskusi kelompok terbagi menjadi empat tahap yaitu
peningkatan terhadap efikasi diri siswa SMPN 5 Satu Atap Tanjung Brebes. 61
konseling kelompok.
61
Darkonah, Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Evikasi Diri Siswa SMPN 5
Satu Atap Tanjungan Brebes, Skripsi, (Yogyakarta: UIN SUKA, Dakwah dan Komunikasi, 2015).
44
C. Kerangka Konseptual
62 Siswa
Dini Tias Astuti, Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Melalui Layanan
Bimbingan Kelompok pada Siswa Program Akselerasi SD Hj.Istiati Baiturrahman 01 Semarang,
Skripsi, (Semarang: UNES, Ilmu Pendidikan, 2013).
45
Pre-test
Post-test
Analisis Data
Kesimpulan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
data kuantitatif / statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
terikat.
design jenis one group pre-test post-test design. Desain penelitian one group
beri perlakuan. Penelitian ini diberikan pada satu kelompok saja tanpa
pengaruh yang timbul sebelum dan sesudah perlakuan pada satu kelompok
47
01 X 02
(Angket) (Treatment) (Angket)
Awal Akhir
Gambar 3.1
Rancangan Penelitian One Group Pre-test Post-test Design
Keterangan:
64
Ibid., h. 8
65
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 99
66
Ibid., h. 101
48
kelompok.
kelompok.
1. Populasi
manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai
populasi yang ada.68 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MTsN 5
2. Sampel
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan penulis tidak mungkin
dana, tenaga dan waktu, maka penulis dapat menggunakan sampel yang
respresentatif (mewakili).69
pertimbangan tertentu.71
oleh salah satu ahli yaitu menurut Karyanti, syarat pembentukan kelompok
69
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 107
70
Ibid., h. 120
71
Ibid., h. 124
72
Karyanti, Dance Counseling, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 25
50
C. Insturmen Penelitian
kuesioner/angket yang diberikan kepada responden yang dalam hal ini adalah
siswa MTsN 5 Kerinci yang terpilih sebagai sampel. Adapun angket yang
menggunakan skala likert. skala likert adalah suatu skala psikometrik yang
variabel interaksi sosial yang akan diteliti yang diteliti kemudian membuat
yang dikembangkan oleh Dwi Ratna Sari, instrument ini diadopsi dari
73
Maryuliana, dkk. Sistem Informasi Angket Pengukuran Skala Kebutuhan Materi
Pembelajaran Tambahan Sebagai pendukung Pengambilan Keputusan Di Sekolah Menengah Atas
Menggunakan Skala Likert. 2016. Vol.1 No.2. Diakses pada tanggal 21 Februari 2020. h. 2
51
nya sama dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, bentuknya bisa
2. Pemberian Skor
pernyataan positif maka untuk jawaban Selalu (SS) diberi skor 5, Sering
(SR) diberi skor 4,Kadang-kadang (KD) diberi skor 3, Jarang (JR) diberi
skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (TP) diberi skor 1. Untuk pernyataan
negative Selalu (SS) diberi skor 1, Sering (SR) diberi skor 2,Kadang-
kadang (KD) diberi skor 3, Jarang (JR) diberi skor 4, dan Sangat Tidak
sebagai berikut.
skor maksimum
Skor Ideal=
Jumlah Item Pernyataan x Jumlah Pilihan Jawaban
74
Dwi Ratna Sari, Efektivitas Teknik Ice Breaking Dalam Layanan Bimbingan
Kelompok Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa di SMAN 5 Surabaya. Digilib.UNAIR:
Skripsi, Bimbingan Konseling, UNAIR.
75
Yesi Nur Endah Sari, Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish,
2018), h. 105
52
M=
∑X
N
Keterangan:
M = Mean
X = Jumlah Nilai
N = Jumlah Individu
D. Prosedur Penelitian
6487. Serta himbauan untuk bekerja dari rumah, maka untuk melaksanakan
76
Jonathan Sarwono, Metodoogi Penelitian Kuantitatif dan kualitatif, (Yogyakata: Graha
Ilmu, 2006), h. 138
53
Alyusi, interaksi sosial secara online adalah interaksi seseorang orang lain
sampel berada/tinggal.
mengakses zoom.
c). Memastikan siswa yang terpilih sebagai sampel telah memiliki akun
zoom.
d). Memastikan ketersediaan paket internet bagi setiap sampel (jika perlu
e). Menetapkan Jadwal hari/ tanggal/ jam agar sampel bisa mengikuti
kegiatan secara tepat waktu (dengan pertimbangan jika ada salah satu
sampel yang tidak bisa ikut disebabkan hal yang tak terduga maka
77
Shaefti Dyah Alyusi, Media Sosial: Interaksi, Identitas dan Modal Sosial Edisi
Pertama, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 1
54
angket atau kesioner. Angket atau kuesioner adalah cara atau alat
sebelumnya oleh peneliti dan nantinya akan disisi oleh responden.78 Dengan
atau sumber data terkumpul. Kegiatan dalam menganalisa data terdiri dari
ajukan.81
f
P= x 100
N
Keterangan:
P = Persentase
F = frekuensi
N= Jumlah Responden
3. Uji Hipotesis
SPSS 23.00.
w−µT
Z hutung=
ÓT
82
Ibid., h. 108
56
Keterangan:
µT = N x (N+1) / 4
DAFTAR PUSTAKA
Agoestyawati, Redjeki. 2015. Ice Breaker for All Aneka Permainan dan Aktivitas
untuk Menghidupkan Suasana dan Menyukseskan Acara, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Alyusi, Shaefti Dyah. 2016. Media Sosial: Interaksi, Identitas dan Modal Sosial
Edisi Pertama, Jakarta: Kencana.
Sanusi, Mudofir dkk. 2014. Al- Majid Al- Qur’an dan Terjemah, dan Tajwid
Warna Standar Kemenag RI. Jakata Pusat: Beras.
Sari, Yesi Nur Endah. 2018. Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta:
Deepublish.
58
Sari, Dwi Ratna. (2017). Efektivitas Teknik Ice Breaking Dalam Layanan
Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa di
SMAN 5 Surabaya. (Skripsi, Digilib: Universitas Airlangga)
Susanto. Ahmad. 2018, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Konsep, Teori, dan
Aplikasinya, Jakarta: Kencana.
Wekke, Ismail Suardi. 2018. Peserta Didik dan Guru Bimbingan Konseling
Dalam Penbelajaran Edisi Kedua, Yogyakarta: Diandra.