Anda di halaman 1dari 10

Week 4

The production process and cost analysis in organization of the


firm
 Teori Produksi The Production Theory

merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda
atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

Peran manajer dalam proses produksi:

1. Memastikan bahwa perusahaan (pabrik) beroperasi sesuai dengan kaidah : Output harus
maksimum dengan input yang tertentu. Contoh: Tenaga Kerja harus di-motivasi agar bekerja
maksimal ( full potensial)
2. Memastikan bahwa pabrik sudah berada pada ”titik fungsi produksi” yang tepat atau
mempergunakan input yang tepat (efisien).

1.1. Analisis Produksi


Manajer akan akan menentukan, berapa banyak input-input produksi yang harus disediakan
(tenaga kerja, capital, land, dst) untuk dapat menghasilkan produk dengan cara yang efisien.
Efisien artinya, harus bisa menentukan berapa banyak pemakaian tiap-tiap input agar dapat
menghasilkan output (produksi) yang maksimum. Dengan catatan faktor produksi itu adalah
langka, mahal, dan terbatas (benda ekonomi).

Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai :

Q = ƒ( L , K, ... dst)

Q adalah jumlah barang yang diproduksi,

L adalah factor tenaga kerja dan

K adalah Capital/ modal.

Faktor-faktor produksi sebagai input dari proses produksi dibedakan menjadi :

a. Input tetap (fixed input)


bersifat relative tetap untuk jangka waktu tertentu (jangka pendek). Contoh : kapasitas pabrik,
kapasitas mesin. Untuk mengubah jenis input ini memerlukan waktu, tidak dapat diubah seketika.

b. Input variabel (variable input)


dapat diubah dengan mudah dan cepat. Contoh : bahan baku, tenaga kerja. Input ini dapat segera
diubah. Manajer dapat mengubah variabel ini untuk mencapai efisiensi.
Faktor K (capital) merupakan input tetap dalam jangka pendek (short run). Dalam jangka panjang
(long run) fixed input dapat dianggap menjadi input variable.

1.2. Produksi Jangka Pendek (short run) : produksi yang menggunakan input tetap dan input variabel.
Terdapat 3 faktor penting dalam pengukuran produksi, yaitu :

(1) Total Product (Total Produksi)


Total product merupakan tingkat output yang dihasilkan dari input tertentu. Manajer akan
memaksimumkan total product.

(2) Average Product ( Rata-rata Produksi)


Average product adalah output/ produksi yang dihasilkan dari per-unit input

(3) Marginal Product (Produksi marjinal)


Marginal product adalah perubahan (pertambahan) Total Output sebagai akibat dari perubahan
(pertambahan) input.

Value Marginal Product (Nilai Marjinal Produk) = Nilai dari produk (output) yang dihasilkan oleh
input yang terakhir. VMPL = P x MPL

Hubungan antara total product, average product dan marginal product, dapat dijelaskan melalui
Gambar 1.

Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The law of diminishing returns) menyatakan
hubungan antara tingkat produksi dan input tenaga kerja yang digunakan dibedakan dalam tiga tahap,
yaitu :

 Tahap Pertama : saat produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat
(increasing marginal return)

 Tahap Kedua : saat pertambahan produksi total semakin lama semakin kecil (diminishing
marginal return)
 Tahap ketiga : saat produksi total semakin lama semakin berkurang (negative marginal
return)

1.3. Konsep Produksi Jangka Panjang (long run)


Produksi Jangka Panjang adalah produksi yang semua inputnya dapat dirubah. Dalam konsep

produksi jangka panjang dikenal isoquant dan isocost.

1.3.1. Isoquant

Isoquant adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang menunjukan
kombinasi dua faktor produksi guna menghasilkan tingkat produksi yang sama.

Ciri-ciri isoquant meliputi :

1. Mempunyai kemiringan negatif.

2. Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output.

3. Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya.

4. Isoquant cembung ke titik origin.

Slope isoquant dinamakan Marginal Rate of Technical Substitution (MTRS) yang menunjukkan
secara teknis berapa modal dan tenaga kerja dapat saling diubah untuk menghasilkan output yang
sama. MTRS dapat dituliskan sebagai :

1.3.2. Bentuk fungsi produksi dan isoquant

1. Linear Production Function


Dalam fungsi produksi linier diasumsikan bahwa perbandingan antara input yang dipergunakan dalam
proses produksi adalah tetap (proporsinya tetap), dan antara input saling subtitusi. Bentuk
persamaannya adalah :

Q = F(K,L) = aK + bL ( a dan b adalah angka konstan)

2. Fungsi produksi Leontief


Untuk analisis input output sehingga disebut fungsi produksi input output.

dimana,

q = input
Q = output
aij = konstanta

Hubungan antara input dan output dinyatakan dalam suatu konstanta yaitu a ij sehingga nilai
produktivitas fisik marjinal (marginal product) tidak dapat ditentukan. Selain itu substitusi antar
faktor tidak ada sehingga hanya memiliki satu kombinasi. Konsekuensinya apabila input serentak
dinaikkan maka tingkat perkembangan output bersifat konstan sesuai dengan kenaikkan inputnya.
Inilah salah satu kelemahan dari fungsi produksi Leontief.
3. Fungsi Produksi Cobb-Douglas (Cobb-Douglas Production Function)
Isoquant pada fungsi produksi Cobb-Douglas mempunyai bentuk yang ekstrim. Secara matematis
ditulis sebagai :

α β
Q = F(K,L) = AK L , Dimana,

α & β adalah angka konstan Q = output


K = input modal
L = Input tenaga kerja

A = parameter efisiensi/koefisien teknologi

α = elastisitas input modal


β = elastisitas input tenaga kerja

1.3.3. Isocost

garis yang menggambarkan kombinasi input yang memberikan biaya (cost) sama. Garis isocost
menggambarkan rasio antara upah tenaga kerja dengan capital. Rumus isocost adalah sebagai berikut:

Di mana

‘w’ adalah upah tenaga kerja (wage)

‘r ‘merepresentasikan tingkat penyewaan kapital (rental rate of capital).

Slope dari isocost adalah: - w/r atau rasio negatif antara upah dibagi dengan biaya sewa.

Garis isocost dikombinasikan dengan garis isoquant untuk menentukan titik produksi optimal

(pada tingkat output tertentu).


1.4. Minimalisasi biaya

Perusahaan dikatakan menghasilkan produk secara optimum apabila perusahaan tersebut dengan
jumlah produksi tertinggi dan pada saat itu perusahaan menghasilkan dengan kombinasi faktor
produksi yang paling rendah biayanya (Least Cost Combination).

Secara garis besar Least Cost Combination tercapai saat kurva isocost bersinggungan dengan kurva
isoquant. Hal ini dapat dijelaskan melalui Gambar 7.

Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi, yaitu maksimalisasi
output atau minimalisasi biaya. Prinsip maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran
yang sudah ditentukan, dicapai output maksimum (Gambar 8a). Prinsip minimalisasi biaya
menyatakan target output yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum (gambar 8b).
 The Cost Theory / Teori Biaya

Biaya produksi didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksinya.

2.1. Macam-macam biaya

2.1.1. Biaya jangka pendek dibedakan berdasarkan :

1. Berdasarkan tujuan biaya


1. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung
pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan
baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Demikian juga
dengan supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya dapat langsung ditelusuri pada
departemen tertentu.
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara
langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu
penerangan dan biaya Air Conditioning (AC) pada suatu fasilitas.
2. Berdasarkan perubahan volume kegiatan:

a. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)

FC adalah jumlah biaya-biaya yang tetap dibayarkan perusahaan (produsen) berapapun


tingkat outputnya. FC adalah tetap untuk setiap tingkat outputnya.

Misalnya : penyusutan, sewa gedung, biaya peneliharaan pabrik dan asuransi,

biaya abonemen telepon bulanan, dsb.

b.Biaya Variabel (Variable Cost = VC)

VC adalah jumlah biaya-biaya yang berubah menurut tinggi rendahnya output

yang diproduksikan. Misalnya : biaya bahan baku, upah, biaya angkut, dsb.

c.Biaya Total (Total Cost = C)

Total Cost adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan
output. TC merupakan penjumlahan biaya tetap total dan biaya variabel total. (C = FC + VC)

d.Sunk cost adalah biaya yang telah dikeluarkan dan tidak dapat dipulihkan kembali.
Sebelum dikeluarkan, sunk cost termasuk ke dalam bagian opportunity cost (sebagai dana
cadangan atau lainnya) dan tidak relevan terhadap pengambilan keputusan di masa depan.

Biaya total, biaya tetap dan biaya variable dapat digambarkan seperti Gambar 9.
Dari macam-macam biaya jangka pendek, dapat diperoleh juga informasi mengenai biaya rata-rata
dan biaya marginal, yaitu :

a. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)


AFC adalah rata-rata dari jumlah biaya tetap yang dikeluarkan untuk membuat satu satuan output.
AFC diperoleh dari membagi biaya tetap total dengan jumlah outputnya. Karena FC konstan, maka
nilai AFC akan semakin kecil jika output yang dihasilkan semakin bertambah.

b.Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost = AVC)


AVC adalah rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan untuk membuat satu satuan output. AVC
diperoleh dari membagi biaya variabel total dengan jumlah output

c.Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost = ATC atau AC)


AC adalah besarnya biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk membuat satu satuan output. AC
diperoleh dengan membagi biaya total dengan jumlah output.
d. Biaya Marginal (Marginal Cost = MC)
MC menunjukkan perubahan pada biaya total sebagai akibat perubahan jumlah output sebanyak satu
satuan, sehingga dapat dituliskan sebagai :

2.1.2 Biaya jangka panjang

Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor produksi sifatnya
variabel. Perusahaan dapat menambah atau mengurangi kapasitas produksi dengan menambah atau
mengurangi mesin produksi.

Biaya jangka panjang terdiri dari :

a)  Biaya total jangka panjang (Long run total cost = LTC/LC)


Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan
semuanya bersifat variabel. Biaya total sama dengan perubahan biaya variable. Biaya tersebut ditulis
dengan rumus :

LTC = LVC Dimana :

LTC = Biaya total Jangka Panjang (Long Run Total Cost)

LVC = Biaya Variabel Jangka Panjang (Long Run Variable Cost)

b)  Biaya Marjinal jangka panjang (Long run Marginal Cost = LMC)

Adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalah
sama dengan perubahan biaya variabel.Maka rumusnya adalah :

LMC =∆LTC / ∆Q Di mana :

LMC = Biaya Marjinal Jangka Panjang (Long Run Marginal Cost)


∆LTC = Perubahan Biaya Total Jangka Panjang

∆Q = Perubahan Output

c) Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long run Average Cost)

Biaya rata-rata jangka panjang adalah Biaya total jangka panjang dibagi jumlah output. Ditunjukkan
dengan rumus :

LAC = LTC / Q Dimana :

LAC = Biaya Rata – Rata Jangka Panjang (Long Run Average Cost) Q = Jumlah output

2.2. Fungsi Biaya


a. Konsep biaya Jangka Pendek

Dalam konsep biaya jangka pendek telah dibahas bahwa C = FC + VC. Persamaan biaya total jangka
pendek mengikuti fungsi regresi kubik yang berbentuk :

2 3
C=a+bQ+cQ +dQ dimana,

a, b, d > 0 (positif) c < 0 (negatif)


2
c < 3bd.

2 3
Dari persamaan biaya total C = a + bQ + cQ + dQ , dapat diperoleh beberapa informasi penting
sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai