Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016 (p-ISSN:

2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 188-197)

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PERMUKAAN TANAH DI ARBORETUM


SUMBER BRANTAS BATU-MALANG SEBAGAI DASAR PEMBUATAN SUMBER
BELAJAR FLIPCHART
GROUND INSECT DIVERSITY IN ARBORETRUM OF SUMBER BRANTAS BATU-
MALANG AS BASE OF LEARNING RESOURCE MAKING: FLIPCHART

Ovy Dwi Rachmasari1, Wahyu Prihanta1, Roro Eko Susetyarini1 1


Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAK
Hutan merupakan sumber daya alam yang sangat potensial dalam mendukung keanaekaragaman flora
dan fauna. Salah satu sumber daya yang ada di hutan adalah serangga permukaan tanah. Kehadiran
serangga permukaan tanah dibutuhkan untuk membantu proses dekomposisi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui jenis serangga apa saja yang ada di arboretum sumber brantas yang secara
morfologi dapat diketahui klasifikasi ilmiahnya berdasarkan identifikasi sampai tingkat spesies serta
mengetahui nilai keanekaragaman, kelimpahan dan juga indeks nilai penting serangga permukaan tanah
pada tiga stasiun.
Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik pengambilan data
observasi lapang. Pengambilan serangga permukaan tanah dilakukan dengan menggunakan jebakan
pitfall trap yang dilaksanakan di Arboretum Sumber Brantas Batu-Malang.
Hasil penelitian menunjukkan serangga permukaan tanah yang ditemukan di lokasi penelitian terdapat 8
spesies 4 ordo, indeks keanekaragaman pada Arboretum Sumber Brantas Batu-Malang tergolong sedang
dengan nilai keragaman 1,6597, nilai kelimpahan tertinggi pada stasiun I yaitu sebesar 10.00 pada jenis
spesies Diplocheila polita dan Indeks nilai penting tertinggi pada stasiun III yaitu dari Periplaneta
americana dengan nilai 0,89 %. Hasil identifikasi dirangkai sebagai sumber belajar biologi berupa
Flipchart.

Kata kunci: Flipchart, Pitfalltrap, Serangga permukaan tanah

ABSTRACT
Forests are natural resources in which have high potencial support of biodiversity. One of the existing
resources in the forest are ground insects. The presence ground insects are needed to aid in
decomposition processes. The purpose of this study was to determine what kind of insects are there in the
arboretum Sumber Brantas which its scientific classification can be determined based on their
classification until species level. Moreover, to know the diversity value, the abundance, and the sum
dominance ratio in three stations.
This type of research is descriptive quantitative which employing observation technique in collecting
data. Pitfall trap was used to trap ground insects.
The results showed that the ground insects found in the study site were: 8 species of 4 orders, diversity
index at the Arboretum Sumber Brantas Batu-Malang was moderate of 1.6597, the highest abundance
values was at station I of 10.00 for Diplocheila polita, while the greatest percentage of sum dominace
value was at station III for Periplaneta Americana of 0.89%. The resuls of the study were used to make
flipchart as biology learning resources.

Keywords: Insect ground, Flipchart, Pitfalltrap

Kelompok hewan tanah sangat banyak dan yang memegang peranan penting dalam
beranekaragam dan salah satu diantara daur hara. Peran utama tersebut tidak dapat
hewan tanah tersebut adalah kelompok dirasakan langsung oleh manusia, tapi
arthropoda dari kelas insekta atau dapat dimanfaatkan setelah melalui jasa
serangga. Pada umumnya hewan tanah biota. Tanpa fauna tanah, perombakan
dikenal sebagai perombak bahan organik tumpukan bahan organik di sekeliling kita

Ovy Dwi Rachmasari dkk, Keanekaragaman Serangga Permukaan 188


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016 (p-ISSN:
2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 188-197)

akan berjalan lambat. Serangga tanah dalam mencari makan, bertemu dengan
merupakan salah satu kelompok yang jenis kelamin lain, menghindarkan diri dari
sering dilupakan, padahal kehidupan tangkapan musuh. Siklus hidup yang
kelompok ini memiliki hubungan yang pendek menyebabkan berkembangbiaknya
sangat erat dengan keadaan lingkungan cepat sekali diakarenakan serangga
tempat hidup. Serangga tanah mempunyai memiliki keanekaragaman dan kelimpahan
potensi yang tidak ternilai terutama dalam yang tinggi dalam kemampuan
membantu perombakan bahan organik reproduksinya. Pada umumnya serangga
tanah, juga menjadi salah satu makhluk bereproduksi dalam jumlah yang sangat
penyeimbang lingkungan. Beberapa besar dan pada beberapa spesies bahkan
diantara serangga tanah dapat digunakan mampu menghasilkan beberapa generasi
sebagai indikator tingkat kesuburan tanah dalam satu tahun. Habitat insekta di semua
atau keadaan tanah. Penelitian serangga tempat, kecuali di laut. Sebagian hidup di
tanah ini masih jarang dilakukan terutama dalam air tawar, tanah lumpur, parasit pada
di Indonesia, akibatnya informasi yang macam-macam tumbuhan atau hewan.
terhimpun dari kelompok ini belum Makanan insekta bermacam-macam,
banyak. Oleh karena pada itu serangga misalnya bagian tanaman yang berupa
tanah mempunyai peranan yang cukup akar, batang, daun, buah-buahan, biji, butir
penting sehingga perlu diungkapkan tepungsari dari tanaman. Ada juga yang
dengan salah satu cara, yaitu melakukan makan jaringan atau hasil ekskresi hewan
inventarisasi (Patang, 2010). (Jasin, 1987). Selain itu serangga
Dunia binatang terbagi menjadi 14 merupakan bagian dari keanekaragaman
phyla. Dasar yang dipakai adalah tingkat hayati dengan potensi manfaat yang besar
kekompleksan dan mungkin dari tingkat yang harus dijaga kelestarian dari
evolusi sehingga phyla binatang disusun kepunahan maupun penurunan
dari phylum yang rendah sampai phylum keanekaragaman jenisnya. Serangga
tinggi. Serangga atau insekta termasuk ke memiliki nilai penting antara lain nilai
dalam phylum arthropoda. Arthropoda ekologi, endemisme, konservasi,
terbagi menjadi 3 sub-phylum yaitu pendidikan, budaya, estetika, dan ekonomi.
Trilobita, Mandibulata dan Chelicerata. Penyebaran serangga dibatasi oleh
Sub-phylum mandibulata terbagi menjadi faktorfaktor geologi dan ekologi yang
beberapa kelas salah satunya adalah kelas cocok, sehingga terjadi perbedaan
insekta (Subyanto, 1991). keragaman jenis serangga. Perbedaan ini
Insekta atau serangga disebut juga disebabkan ada perbedaan iklim, musim,
hexapoda merupakan kelas yang terbesar ketinggian tempat, serta jenis makanan
di dalam arthropoda, (Borror, 1998).
beranggotakan kurang lebih 675.000 Arboretum Sumber Brantas terletak
spesies yang tersebar di semua penjuru di kabupaten Malang, yang dikelola Perum
dunia, invertebrata ini hidup di tempat Jasa Tirta (PJT) sebagai usaha
yang kering dan dapat terbang. perlindungan mata air Kali Brantas.
Kemampuan hidup di tempat yang kering, Arboretum mempuyai luas 129.630 m2
tubuh terbungkus oleh kitin, menyebabkan yang terletak diantara Taman Hutan Raya
insekta dapat menyesuaikan diri, memiliki R (Baskara, 1998). Arboretum kawasan
daya adaptasi yang besar terhadap hutan ini merupakan kawasan yang
lingkungan. Pembungkus tubuh insect memiliki beberapa jumlah pohon yang
mengadakan perluasan sehingga telah ditanam yang sampai dengan saat ini
membentuk sayap. Adanya sistem trakhea telah mencapai lebih kurang 3.200 pohon,
insekta dapat bernafas di udara. dengan jenis-jenis tanaman diantaranya:
Kemampuan terbang menolong insekta Kayu manis (Cinnanonum burmani), Kayu
Ovy Dwi Rachmasari dkk, Keanekaragaman Serangga Permukaan 189
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016 (p-ISSN:
2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 188-197)

Putih (Eucalyptus sp), Gagar (Fraxinus adalah peserta didik itu sendiri, pengajar
griffiti), Cemara duri (Araucaria sp), (guru), fasilitas, lingkungan, dan media
Cemara gunung (Casuarina pendidikan serta metode pembelajaran
junghuhniana), Cemara pine trees, Kina yang digunakan. Peserta didik dalam
(Chinchona sp), Cempaka/Locari proses belajar dibantu oleh seorang guru,
(Michelia champaka), Senaon (Albizzia tugas guru ialah membantu, membimbing,
falcata), Pinus (Pinus merkusii), dll dan memfasilitasi peserta didik untuk
(Kompas, 2013). mencapai tujuan. Adapun untuk kelancaran
Aboretum Sumber Brantas (ASB) proses belajar mengajar guru dapat
selain terdapat banyak jenis tanaman dapat menggunakan media atau alat bantu, yang
pula dijumpai secara umum fauna. Fauna dapat berupa handout, model, buku teks,
yang dapat dijumpai di arboretum ini film transparasi, video, media berbasis
diantaranya kutilang, tekukur, jalak komputer dan lainnya. Di dalam proses
gunung, elang jawa, ayam hutan dan belajar mengajar diperlukan suatu sumber
burung hantu. Jenis burung lebih sering belajar yang efektif. Flipchart adalah
terlihat di tapak dan sekitar dibanding jenis lembaran-lembaran kertas menyerupai
mamalia yang diam di habitat asli yang kalender berukuran 50x75 cm, atau ukuran
jauh dari tapak. Pemanfaatan kegiatan yang lebih kecil 21x28 cm sebagai
rekreasi bird watching dapat digunakan di flipbook yang disusun dalam urutan yang
beberapa tempat bila memungkinkan diikat pada bagian atasnya. Flipchart dapat
(Baskara dkk, 1998). digunakan sebagai media penyampai pesan
Keanekaragaman di Arboretum pembelajaran dan secara umum terbagi
Sumber Brantas tersebut selain menjadi dalam dua sajian, pertama flipchart yang
objek penangkaran, juga mempunyai hanya berisi lembaran-lembaran kertas
faktor mendukung bagi kemajuan suatu kosong yang siap diisi pesan pembelajaran.
bangsa yaitu dalam bidang pendidikan, Kedua, flipchart yang berisi pesan-pesan
sehingga pendidikan sangat penting dan pembelajaran yang telah disiapkan
dapat diukur dari bangsa itu sendiri maju sebelumnya yang isinya bisa berupa
atau mundur. Pendidikan merupakan gambar, teks, grafik, bagan dan lain-lain.
proses pencetak generasi penerus bangsa, (Nurseto, 2011).
yang apabila output dari proses pendidikan Berdasarkan materi dalam pelajaran
ini gagal maka sulit dibayangkan biologi SMP terdapat pelajaran
bagaimana dapat mencapai kemajuan. Bagi keanekaragaman hayati, maka konsep
suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan keanekaragamaan serangga tanah ini
harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan diperoleh dari hasil penelitian ini yang
sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan nantinya dapat digunakan sebagai
primer lain seperti sandang, pangan dan tambahan sumber belajar biologi karena
papan. Jika hal ini tidak mendapat pehatian keanekaragaman serangga tanah ini
yang serius dari berbagai pihak, maka merupakan bagian dari ilmu
berbagai masalahpun timbul, mulai dari keanekaragaman hayati.
sarana yang kurang dan/atau tidak METODE PENELITIAN
memadai, membengkaknya anak putus Penelitian dilaksanakan di
sekolah, kurikulum yang sering berganti, Arboretum Sumber Brantas Batu Malang
profesionalisme para pendidik yang dan Laboratorium Entomologi Hama
rendah, sampai kepribadian peserta didik Pertanian Tumbuhan Jurusan Pertanian
yang jauh dari harapan. Universitas Brawijaya Malang. Penelitian
Usaha untuk mencapai tujuan ini merupakan penelitian deskriptif
proses belajar mengajar dipengaruhi kuantitatif dengan mengadakan kegiatan
beberapa faktor. Faktor yang pertama pengumpulan data, menganalisis data dan
Ovy Dwi Rachmasari dkk, Keanekaragaman Serangga Permukaan 190
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016 (p-ISSN:
2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 188-197)

menginterprestasikan data yang bertujuan persegi panjang dan dibagi menjadi 40 plot
membuat deskripsi mengenai kejadian setiap stasiunnya yang memiliki jarak 10
yang terjadi. Teknik pengambilan data meter antar plotnya. Selanjutnya 40 plot
dilakukan dengan observasi secara tersebut diajak secara random untuk
langsung di lapangan. menentukan 9 plot yang terpilih untuk
Populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel. Setelah diambil secara
adalah semua jenis serangga permukaan acak akan menjadi sampling setiap
tanah yang ditemukan di 3 stasiun yang stasiunnya.
terdapat di Arboretum Sumber Brantas. Alat-alat yang digunakan dalam
Sampel dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah: air sabun,
serangga permukaan tanah yang ditemukan termometer tanah, soil tester, cetok, pisau,
di 3 stasiun penelitian pada 27 plot di pinset, kamera, mikroskop binokuler,
Arboretum Sumber Brantas Batu-Malang. saringan, cawan petri, gelas aqua, kantung
Perhitungan jumlah sampel menggunakan plastik, kertas label, alat-alat tulis,
rumus besar sampel eksperimental dari peralatan identifikasi serangga tanah
Freeder dimana (t-1) (r-1) 15, t adalah (kunci identifikasi Borror dkk; 1992,
jumlah kelompok perlakuan dan r adalah Bugguide.net, 2007; Suin, 1997; Subyanto,
jumlah setiap kelompok perlakuan. 1991). Bahan-bahan yang digunakan
Penelitian ini menggunakan 3 stasiun adalah: air, alkohol 70%, formalin 5%.
sehingga t=3, (t-3) (r-1) 15 r 9. Objek penelitian ini adalah semua
(Montogomery, 2001 dalam Trisviana, jenis serangga tanah yang terjebak dalam
2012). alat perangkap jebak atau pitfall trap yang
Teknik sampling dalam penelitian diambil pada stasiun wilayah hutan area di
ini adalah random sampling, yaitu teknik Arboretum Sumber Brantas Batu-Malang.
pengambilan sampel populasi yang Identifikasi serangga permukaan
dilakukan secara acak. Pengambilan tanah menggunakan kunci determinasi
sampel dilakukan pada area dengan luas serangga (Borror dkk, 1996). Selanjutnya
±12 hektar (12.000 m2). Luas area yang indeks keanekaragaman dihitung dengan
digunakan untuk penelitian adalah 10% menggunakan rumus (Sahnnon-Weaner
dari luas 12.000 m2 (1,2 ha) keseluruhan dalam Leksono, 2000). Parameter lain
Arboretum Sumber Brantas. Dari 10% luas yang diukur adalah kepadatan (K),
area yang diteliti dibagi menjadi tiga kepadatan relative (KR), freakwensi (F),
stasiun yaitu: (A) Stasiun 1 merupakan frekwensi relative (FR), indeks nilai
wilayah Arboretum bagian utara dengan penting (INP), dan kelimpahan relative
kondisi yang rimbun dengan pepohonan, (Di) (Soegianto, 1994).
(B) Stasiun II merupakan bagian tengah
dari area Arboretum dengan kondisi HASIL DAN PEMBAHASAN
pepohonan yang tidak terlalu rimbun dan
tanaman hias, (C) Stasiun III merupakan Keanekaragaman Serangga Permukaan
bagian selatan Arboretum yang merupakan Tanah
tanah lapang. Hasil pengamatan yang didapat
Lokasi penelitian dibagi dalam 3 menunjukkan bahwa selama pengamatan,
wilayah, yaitu stasiun I, stasiun II dan jumlah serangga permukaan tanah yang
stasiun III. Untuk menentukan stasiun I,II tertangkap dengan menggunakan jenis
dan III pada area Arboretum perlu ukuran perangkap jebak Pitfall trap pada area
yang sesuai dengan perhitungan awal. hutan arboretum sumber brantas adalah
Selanjutnya membuat petak pada sebanyak 4 ordo, yang terdiri dari 8 famili,
masingmasing stasiun dengan ukuran luas 8 spesies dengan jumlah populasi serangga
20x200 m yang membentuk menjadi
Ovy Dwi Rachmasari dkk, Keanekaragaman Serangga Permukaan 191
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016 (p-ISSN:
2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 188-197)

permukaan tanah sebanyak 61. Delapan sekelilingnya. Sedangkan pada stasiun III
spesies tersebut antara lain Diplocheila memiliki suhu yang cukup signifikan
polita, Periplaneta americana, Gryllotalpa berbeda dengan dua stasiun yang lain
orientalis, Lisarda pallidispina, Paederus dengan perbedaan delapan sampai
fuscipes, Picromerus bidens, Blatta sembilan derajad. Hal ini disebabkan
orientalis, dan Berosus (Tabel 1). Semua kondisi lingkungan yang juga berbeda.
spesies tersebut masuk dalam filum Pada stasiun III letak pohon berjajar di
arthropoda, kelas insekta. Jumlah serangga pinggir area dengan jarak yang relatif jauh
permukaan tanah yang paling banyak dan rerumputan yang tidak terlalu tinggi.
adalah ordo Coleoptera dengan 3 jenis Suhu lingkungan memiliki pengaruh yang
spesies, ordo Hemiptera dengan 2 jenis besar terhadap metabolisme maupun
spesies, ordo Orthoptera dengan 2 jenis pernafasan pada serangga yang pada
spesies, dan ordo Blattodea dengan 1 jenis gilirannya juga akan berpengaruh pada
spesies. pertumbuhan dan perkembangnnya. Suhu
optimum bagi metabolisme dan pernafasan
Tabel 1. Jumlah Spesies Stasiun I, II dan III pada serangga adalah ±20 ºC (Neven,
2000; Nicholson (1934) dalam Abdullah,
Jumlah Spesies 1961). Hal ini sejalan dengan hasil
Nama Spesies Stasi Stasi Stasi penelitian Dixon dkk (2009) yang
un I un II un III
membuktikan bahwa pada kisaran suhu 12
Diplocheila polita 10 6 -3
Periplaneta americana 2 4 1 – 30 ºC, frekwensi terbanyak serangga ada
Blatta orientalis 8 2 2 pada suhu 20 ºC.
Paederus fuscipes 5 5 - Sama halnya dengan suhu, pH
Gryllotalpa orientalis - 7 -
-
tanah juga memiliki pengaruh signifikan
Lisarda pallidispina -1 3
Berosus - - - terhadap hidup serangga. Hasil pengukuran
Picromerus bidens 2 pH pada ketiga stasiun menunjukkan
26 29 6 bahwa tidak terdapat perbedaan pH yang
Jumlah 61 cukup signifikan antara ketiganya yakni
berkisar pada pH 6 (Tabel 2). Hal ini
menunjukkan bahwa area pengamatan
Perbedaan jumlah serangga yang termasuk dalam kategori sedikit asam
ditemukan di masing-masing stasiun karena pH di bawah 7. Kondisi asam ini
dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya dipengaruhi oleh kadar air tanah, bahan
yakni suhu maupun pH tanah. Pada Tabel organik, kandungan K dan Ca lebih tinggi
1 tampak bahwa jumlah serangga yang (Rahmawaty, 2000). Akan tetapi, pH ini
ditemukan tidak berbeda secara signifikan cukup bagus dalam menunjang kehidupan
pada stasiun I dan II, tetapi perbedaan serangga. Jenis serangga yang ditemukan
yang cukup mencolok pada stasiun III. Hal di lokasi penelitian pada semua stasiun
ini cukup rasional dengan memperhatikan merupakan kelompok serangga yang
kondisi lingkungan pada ketiga stasiun tergolong asidofil, yaitu serangga yang
tersebut. Berdasarkan pengukuran tahan akan keadaan asam sehinngga
menggunakan termometer tanah diperoleh semakin jelas keterdukungan hidup
suhu pada stasiun I, II, dan III adalah 19 serangga di area tersebut.
ºC, 20 ºC, dan 28 ºC secara berturut-turut
(Tabel 2). Statisun I dan II memiliki suhu Tabel 2. Data Hasil Pengukuran Parameter
yang relative sama karena kondisi area Lingkungan
yang juga mirip yaitu sangat rimbun No. Stasiun Suhu Tanah pH Tanah
dengan pohon-pohon dan tanaman ºC
bungabunga maupun rumput di 1 I 19 6,3

Ovy Dwi Rachmasari dkk, Keanekaragaman Serangga Permukaan 192


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016 (p-ISSN:
2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 188-197)

2 II 20 6,2 berbeda. Keanekaragaman serangga


3 II 28 6 permukaan tanah pada setiap stasiun
Berdasarkan kondisi lingkungan disajikan pada Tabel 3.
yang ada, keanekaragaman serangga yang
hidup di sana pun juga
Keterangan : organisme tanah, karena suhu tanah akan
(*) : Nilai Keanekaragaman Tertinggi menentukan tingkat dekomposisi
material organik tanah yang menjadi
Berdasarkan Tabel 3 diketahui
sumber nutrisi bagi serangga. Selain itu,
bahwa nilai keanekaragaman tertinggi

Tabel 3. Keanekaragaman Serangga Permukaan Tanah


No. Lokasi Nama Spesies - pi ln pi Keanekaragaman
1. Stasiun I Diplocheila polita -0.2936
Periplaneta sp -0.2222
Blatta orientalis -0.7272
Paederus fuscipes -0.4167 0
0 1.6597*
Gryllotalpa
orientalis 0
Lisarda pallidispina 0
Berosus
Picromerus bidens
2. Stasiun II Diplocheila polita -0.375
. Periplaneta sp -0.4444
Blatta orientalis -0.1818
Paederus fuscipes -0.4167 0
0 1.4179
Gryllotalpa
orientalis 0
Lisarda pallidispina 0
Berosus
Picromerus bidens
3. Stasiun III Diplocheila polita 1 -0.3333
Periplaneta sp -0.0909
Blatta orientalis -0.1667 0
Paederus fuscipes 0
Gryllotalpa 0
orientalis 0 0.5906
Lisarda pallidispina
Berosus
Picromerus bidens
berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang
terdapat pada stasiun I yaitu 1.6597, ada di area stasiun juga menjadi penentu
diikuti oleh stasiun II dengan nilai keanekaragaman serangga. Sebagaimana
1.4179 dan stasiun III dengan nilai Khadijah dkk (2013) menyebutkan
0.5906. Melihat nilai pH yang tidak dalam laporannya bahwa
terlalu berbeda secara signifikan, keanekaragaman vegetasi dalam suatu
kemungkinan pengaruh yang cukup area secara langsung berpengaruh
besar adalah perbedaan suhu terhadap keanekaragaman spesies dan
sebagaimana telah dijelaskan keberlimpahan serangga pada daerah
sebelumnya. Suhu tanah merupakan tersebut.
salah satu faktor fisika tanah yang sangat Perbedaan kondisi lingkungan juga
menentukan kehadiran dan kepadatan akan secara otomatis mempengaruhi

Ovy Dwi Rachmasari dkk, Keanekaragaman Serangga Permukaan 193


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016 (p-ISSN:
2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 188-197)

beberapa indikator karakteristik populasi mempunyai kaitan dengan struktur


yang lain mencakup kepadatan absolut dan komunitasnya dapat diketahui dari Indeks
relatif, frekwensi absolut dan relatif, nilai pentingnya (Fachrul, 2012).
kelimpahan, serta indeks nilai pentingnya Berdasarkan Tabel 4 dapat
(Tabel 4). diketahui bahwa indeks nilai penting
tertinggi pada stasiun I penelitian adalah
Tabel 8. Nilai Kepadatan Absolut (KA), Kepadatan Relatif (KR), Frekuesi Absolut (FA), dan Freuesi
Relati (FR), Kelimpahan, dan Indeks Nilai Penting (INP) Serangga Permukaan Tanah
No. Lokasi Nama Spesies KA KR FA FR Kelim (INP)
pahan (%)
1. Stasiun Diplocheila polita 8.33 0.38 0.19 0.04 0.33 10.00* 0.71**
I Periplaneta americana 1.67 0.08 0.15 0.15 0.07 2.00 0.15
Blatta orientalis 6.67 0.31 0.00 0.00 0.26 8.00 0.57
Paederus fuscipes 4.17 0.19 0.04 0.26 5.00 0.45
Gryllotalpa orientalis 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Lisarda pallidispina
0.83 0.04 0.07 1.00 0.11
Berosus
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Picromerus bidens
2. Stasiun Diplocheila polita 5.00 0.21 0.11 0.07 0.18 6.00 0.39
II Periplaneta americana 3.33 0.14 0.07 0.11 0.11 4.00 0.25
. Blatta orientalis 1.67 0.07 0.19 0.00 0.11 2.00 0.18
Paederus fuscipes 4.17 0.18 0.07 0.18 5.00 0.36
Gryllotalpa orientalis 6.67 0.28 0.00 0.31 7.00* 0.59**
0.00 0.00 0.00 3.00 0.00
Lisarda pallidispina
2.50 0.12 0.11 0.00 0.23
Berosus
0.00 0.00 0.00 2.00 0.00
Picromerus bidens
3. Stasiun Diplocheila polita 0.00 0.00 0.00 0.07 0.00 0.00 0.00
III Periplaneta americana 2.50 0.50 0.04 0.07 0.39 3.00* 0,89**
Blatta orientalis 0.83 0.17 0.00 0.00 0.22 1.00 0.39
Paederus fuscipes 1.67 0.33 0.00 0.39 2.00 0,72
Gryllotalpa orientalis 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Lisarda pallidispina
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Berosus
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Picromerus bidens
Keterangan:
(*) Kelimpahan Serangga Permukaan Tanah Tertinggi
(**) Indeks Nilai Penting (INP) Serangga Permukaan Tanah Tertinggi
Indeks Nilai Penting (INP) adalah dari jenis Diplocheila polita yaitu 0,71 %,
Indeks kepentingan yang menggambarkan kemudian serangga permukaan tanah
pentingnya peranan suatu jenis vegetasi yang mempunyai Indeks nilai penting
dalam ekosistem. Apabila INP suatu jenis tertinggi pada stasiun II yaitu dari jenis
bernilai tinggi, maka jenis itu sangat Gryllotalpa orientalis dengan nilai 0,59
mempengaruhi kestabilan ekosistem %, sedangkan serangga permukaan tanah
tersebut. INP ini berfungsi untuk yang mempunyai Indeks nilai penting
menentukan dominansi jenis populasi tertinggi pada stasiun III yaitu dari
dengan jenis populasi lainnya, karena Periplaneta americana dengan nilai 0,89
dalam suatu komunitas yang bersifat %. Yang artinya bahwa ke-3 spesies yang
heterogen data parameter vegetasi memiliki nilai tertinggi setiap stasiun
sendirisendiri dari nilai frekuensi, tersebut mendominasi di lokasi penelitian.
kerapatan dan dominasinya tidak dapat Indeks nilai penting dikatakan
menggambarkan secara menyeluruh, maka tinggi apabila berkisar antara 0-3 (atau
untuk menentukan nilai pentingnya, yang 300%), dari hasil penelitian diperoleh

Ovy Dwi Rachmasari dkk, Keanekaragaman Serangga Permukaan 194


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016 (p-ISSN:
2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 188-197)

indeks nilai penting tertinggi yaitu 0,71 % Kopetensi Dasar (KD). Sehingga
artinya dominansi yang terjadi pada lokasi diperlukan analisis KI dan KD untuk
penelitian tentang serangga permukaan mengkaitkan hasil penelitian dengan
tanah di Arboretum Sumber Brantas materi pembelajaran biologi. Dari
BatuMalang yaitu dalam kategori rendah penelitian Serangga Permukaan Tanah di
(Soegianto, 1994). Suatu jenis hewan Arboretum Sumber Brantas Batu-Malang
serangga permukaan tanah dikatakan didapatkan berbagai macam jenis
melimpah apabila dibandingkan dengan serangga permukaan tanah dengan
jenis lainnya jika mengkonsumsi makanan berbagai ordo, sehingga dapat dikaitkan
lebih banyak, menempati lebih banyak dengan KD SMA kelas X , KD 4.2 yang
tempat untuk reproduksi dan lebih berisi tentang
memerlukan banyak ruang, sehingga ‡0HQ\DMLNDQ KDVLO
pengaruhnya lebih besar, hal ini diperjelas LGHQWLILNDVL XVXODQ upaya
menurut Suwondo (2007) bahwa pelestarian keanekaragaman hayati
ketersediaan makanan dapat menentukan Indonesia berdasarkan hasil analisis data
kepadatan sehingga berpengaruh Indeks ancaman kelestarian berbagai
nilai penting. Indeks nilai penting keanekaragaman hewan dan tumbuhan
dikatakan tinggi (mendominansi) berarti khas Indonesia yang dikomunikasikan
secara ekologi hewan tersebut berhasil dan GDODP EHUEDJDL EHQWXN
mampu menjaga kondisi yang diperlukan PHGLD LQIRUPDVL· 2. Kejelasan
untuk pertumbuhan hidupnya. Suatu jenis Sasaran
yang lebih melimpah dibandingkan jenis Hasil penelitian yang digunakan
lainnya akan mengkonsumsi makanan sebagai sumber belajar harus memiliki
lebih banyak, menempati lebih banyak yang tepat untuk siapa dan untuk apa
tempat untuk reproduksi dan lebih sumber belajar itu digunakan. Dan sumber
memerlukan banyak ruang, sehingga belajar yang akan dibuat ini nantinya
pengaruhnya lebih besar. Sebaliknya jika digunakan untuk siswa SMA kelas X.
indeks nilai penting dikatakan rendah 3. Kesesuaian Tujuan
berarti memiliki jenis tunggal atau suatu Hasil penelitian yang digunakan
kelompok jenis yang mendominasi sebagai sumber belajar harus sesuai dengan
lingkungan. tujuan dalam pembelajaran. Tujuan
pembelajaran untuk KD ini diharapkan
Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai siswa dapat mendiskripsikan ciri-ciri
Dasar Pembuatan Flipchart serangga beserta mengidentifikasi.
Pada penelitian ini ditemukan 8 Penelitian ini menghasilkan informasi
jenis yang tergolong pada 4 ordo yang tentang berbagai jenis serangga permukaan
ada. Penggunaan hasil penelitian sebagai tanah khususnya baik dari segi ciri-ciri dan
dasar pembuatan sumber belajar flipchart klasifikasinya, sehingga dengan hasil ini
untuk SMA kelas X yang menurut Djohar siswa mampu mendiskripsikan ciri-ciri
dalam Nurcahyono (2004), bahwa serangga permukaan tanah dan
pemanfaatan obyek atau hasil penelitian mengidentifikasi serangga permukaan
yang digunakan sebagai sumber belajar tanah yang diamati di lokasi penelitian.
perlu memperhatikan syarat-syarat Flip chart dijadikan sebagai media
sebagai berikut : penyampai pesan pembelajaran secara
1. Kejelasan Potensi langsung dan menjadikan percepatan
Hasil penelitian yang digunakan ketercapaian tujuan dengan menghemat
sebagai sumber belajar harus jelas dan waktu bagi guru untuk menulis atau
sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan menggambar di papan tulis.

Ovy Dwi Rachmasari dkk, Keanekaragaman Serangga Permukaan 195


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016 (p-ISSN:
2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 188-197)

4. Kejelasan Informasi yang Dapat sangat berhubungan langsung pada


Diungkap lingkungan, sehingga siswa menjadi lebih
Hasil penelitian yang digunakan tertarik dan termotivasi untuk
sebagai sumber belajar harus memiliki mempelajari materi tersebut, sehingga
informasi / materi yang jelas dan kemudian harapannya dapat meningkatkan prestasi
diungkap dan disampaikan melalui sumber belajar siswa.
belajar. Informasi harus sesuai dengan KI Dari penjelasan syarat
dan KD yang telah dijelaskan sebelumnya. pemanfaatan hasil penelitian sebagai
Informasi yang akan disampaikan dari hasil sumber belajar diatas, maka dari hasil
penelitian ini adalah berbagai jenis penelitian serangga di arboretum sumber
serangga permukaan tanah yang ada di brantas dapat dimanfaatkan sebagai
Arboretum sumber brantas batu-malang sumber belajar, yang dapat dijadikan
dan menganalisis keanekaragamannya. sumber bagi siswa dalam belajar. Sumber
5. Kejelasan Pedoman Eksplorasi belajar ini dibuat dalam bentuk flipchart
Dari hasil penelitian yang yang memiliki bentuk kecil yaitu sekitar
digunakan sebagai sumber belajar harus 21 cm x 28 cm dan dalam ukuran besar 50
dapat digunakan baik maupun siswa x 75 cm.
sebagai bahan untuk mengembangkan Dari penjelasan syarat diatas hasil
pengetahuannya. Adanya serangga di penelitian dapat dimanfaatkan sebagai
lingkungan sekitar dapat menambah sumber belajar untuk SMA kelas X
pengetahuan siswa tentang berbagai jenis dengan Kompetensi Dasar sebagai
serangga permukaan tanah. Dengan adanya berikut:
sumber belajar dapat membantu siswa KD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi
dalam melakukan pengamatan, sehingga usulan upaya pelestarian keanekaragaman
siswa dapat mengidentifikasi dan hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis
menyebutkan ciri-ciri dari jenis insekta data ancaman kelestarian berbagai
serangga permukaan tanah yang mereka keanekaragaman hewan dan tumbuhan
amati. Kejelasan dari eksplorasi ini khas Indonesia yang dikomunikasikan
nantinya dapat ditunjukkan oleh siswa dengan berbagai bentuk media informasi.
melalui pengamatan dengan bantuan Sumber belajar adalah semua
sumber belajar flipchart, melakukan sumber baik berupa data, orang dan wujud
pembahasan ciri-ciri untuk di klasifikasi. tertentu yang dapat digunakan oleh peserta
didik dalam belajar, baik secara terpisah
6. Kejelasan Hasil yang Diharapkan
maupun secara terkombinasi sehingga
Adanya sumber belajar dengan
mempermudah peserta didik dalam
mengangkat materi dari hasil penelitian,
mencapai tujuan belajar atau mencapai
maka diharapkan sumber belajar tersebut
kompetensi tertentu (Ririn, 2013).
membantu siswa dalam memahami
Menurut Mulyasa (2002), sumber
materi. Selain itu, penyajiannya yang
belajar dapat dirumuskan sebagai segala
menarik akan membuat siswa menjadi
sesuatu yang dapat memberikan
lebih antusias, bisa juga digunakan di
kemudahan dalam memperoleh sejumlah
dalam maupun di luar kelas, dan juga
informasi, pengetahuan, pengalaman dan
meningkatkan aktivitas belajar siswa jika
keterampilan dalam proses belajar
dikelola dengan benar. Siswa akan lebih
mengajar.
mudah dalam mempelajari suatu konsep
IPA/Biologi baik yang berupa proses Berdasarkan beberapa pengertian di
maupun penalaran. Hasil penelitian ini atas, dapat disimpulkan bahwa sumber
meliputi ciri-ciri serta identifikasi belajar bias meliputi segala sesuatu yang
jenisjenis serangga permukaan tanah yang digunakan untuk memfasilitasi belajar,
serta dapat digunakan oleh peserta didik
Ovy Dwi Rachmasari dkk, Keanekaragaman Serangga Permukaan 196
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016 (p-ISSN:
2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 188-197)

untuk mempermudah dalam proses diisi dengan pesan pembelajaran. Kedua,


pembelajaran. Serta menunjukkan bahwa flipchart yang berisi pesan-pesan
pada hakikatnya sumber belajar begitu luas pembelajaran yang telah disiapkan
dan juga kompleks, lebih dari sekedar sebelumnya yang isinya bisa berupa
media pembelajaran. Segala hal yang gambar, teks, grafik, bagan, dan lain-lain.
sekiranya diprediksikan akan mendukung Membuat flipchart diperlukan tahap-tahap
dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan seperti: membuat alat penyangga dari kayu,
pembelajaran dapat dipertimbangkan kemudian mengumpulkan gambargambar
menjadi sumber belajar. Flipchart adalah yang relevan dengan tujuan, menuliskan
lembaran-lembaran kertas menyerupai pesan pada kertas atau kalau perlu objek
kalender berukuran 50x75cm, atau ukuran gambar yang sudah ada misalnya dari
lebih kecil 21x28cm sebagai flipbook yang Koran atau majalah yang dapat
disusun dalam urutan yang diikat pada ditempelkan, diatur komposisinya. Materi
bagian atasnya. Flipchart dapat digunakan yang disajikan pada media Flipchart tidak
sebagai media penyampai pesan dalam bentuk uraian panjang, melainkan
pembelajaran. Flipchart secara umum dengan menggunakan kalimat majemuk
dibagi menjadi dua sajian, pertama seperti halnya pada buku teks namun
flipchart yang hanya berisi materi disarikan dan diambil pokok-
lembaranlembaran kertas kosong yang siap pokoknya (Nurseto, 2011).
Dixon, A.F.G., Alois H., Petr K.,
Sumber belajar flipchart ini dapat Mohammed A. A. K., Arnost L. S.,
digunakan oleh guru/pendidik yang Vojtech J. 2009. Relationship
nantinya agar mempermudah proses Between Minimum and Maximum
pembelajaran pada materi keanekaragaman Temperature Thresolds for
hayati Indonesia. Isi dari sumber belajar ini Development in Insects. Functional
memiliki topik yaitu serangga permukaan Ecology (23): 257-264.
tanah yang meliputi karakteristik antaralain Neven, L. G. 2000. Psycological
pengenalan serangga, klasifikasi ilmiah dan Responses of Insect to Heat.
taksonomi, pengawetan hewan, peranan Postharvest Biology and Technology
serangga dan masih banyak lagi 21 (2000): 103-11
didalamnya. Selain hal tersebut di atas di Patang, Fatmawati. 2010. Keanekaragaman
dalam flipchart ini juga tersusun Takson Serangga Dalam Tanah Pada
gambargambar serangga permukan tanah Areal Hutan Bekas Tambang
beserta klasifikasi ilmiahnya yang menarik, Batubara PT. Mahakam Sumber
sehingga siswa/siswi tidak jenuh atau Jaya Desa Separi Kutai Kartanegara
bosen melihat dan mempelajari materi – Kalimantan Timur. Issn 1829-
tersebut. 7226
Bioprospek Volume 7 Nomor
DAFTAR RUJUKAN
I.Skripsi.Samarinda.
Soegianto, Agus. 1994. Ekologi
Abdullah, M., 1961. Behavioural Effects of
Kuantitatif. Usaha Nasional.
Temperature on Insects. Ohio Journal
Surabaya
of Science (Ohio Academy of
Science) (61): 4.
Borror, Donold J.1992.Pengenalan
Pelajaran
Serangga.Yogyakarta.Gadjah Mada
University Press.

Ovy Dwi Rachmasari dkk, Keanekaragaman Serangga Permukaan 197

Anda mungkin juga menyukai