st
a ka
-in
d o.
65
bl
og
sp
o t.c
om
Matematika
BAB 1
BILANGAN
perbandingan
og
bl
do.
in
66
1. Bilangan Bulat
Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif. Himpunan
bilangan bulat di tulis dalam bentuk = { …, -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, …}. Bilangan bulat juga dapat
dinyatakan dalam bentuk garis bilangan dengan arah mendatar sebagai berikut.
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Bilangan nol
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
a – b = a + (-b)
⇔ a–b= -b+a
d
- in
a ka
Dalam melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat ada hal yang harus diperhati-
kan, yaitu tanda dari kedua bilangan yang akan dikalikan.
Perkalian Tanda Pembagian Tanda
(+) × (+) = (+) (+) : (+) = (+)
(+) × (–) = (–) (+) : (–) = (–)
(–) × (+) = (–) (–) : (+) = (–)
(–) × (–) = (+) (–) : (–) = (+)
d. Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
Operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan lebih dari satu jenis operasi hitung.
Misalnya,
+ dan : , – dan : , + dan × , – dan ×
Operasi hitung yang lebih dari satu, tapi sejenis, tidak termasuk operasi hitung campuran.
Langkah-langkah dalam menyelesaikan operasi hitung campuran
1) Operasi hitung paling tinggi adalah operasi hitung dalam tanda kurung, kemudian perkalian
dan pembagian, terendah adalah penjumlahan dan pengurangan.
2) Operasi hitung dengan tingkat lebih tinggi dikerjakan lebih dulu.
67
3) Pengerjaan operasi hitung yang setingkat dimulai dari kiri atau depan.
Contoh:
1) 12 + 7 × 4 = 12 + 28 = 40 (perkalian dikerjakan lebih dulu)
2) 45 × (25 – 16) = 45 × 9 = 405 (di dalam kurung dikerjakan lebih dulu)
3) 115 – 280 : 4 = 115 – 70 = 45 (pembagian dikerjakan lebih dulu)
Pembahasan :
o
= (36 x 4) + (8 x (-2)) + (6 x 0)
bl
= 144 – 16 + 0
d
= 128.
-
ka
– 6 + (6 : 2) – ((-3) x 3 )
a
= –6 +3–9
pu
68
4. Hasil dari 17 −(3 × (−8)) adalah …. Besarnya suhu udara yang tercatat pada
A. 49 pukul 22.00 adalah ....
B. 41 A. 20,25° C
B. 20,50 C
C. –7
C. 21,50° C
D. –41
D. 22,25° C
Jawaban : D Jawaban : C
Pembahasan : Pembahasan :
17 – (3 x (-8)) = 17 – (-24) Diketahui
Kenaikan suhu = 0,75
= 17 + 24
Penurunan suhu = 1,5
= 41.
Selisih waktu kenaikan suhu:
Jadi nilai dari 17 – (3 x (-8)) = 41.
13-5 = 8
Selisih waktu penurunan suhu:
5. Suhu udara di kota Jakarta pada pukul 05.00 22-13 = 9
tercatat 29°C. Suhu udara bertambah rata- Rumusnya adalah
rata 0,75°C setiap jam hingga mencapai suhu awal+ (selisih waktu kenaikan
puncaknya pada pukul 13.00. kemudian x kenaikan suhu) - (selisih waktu
om
suhu udara di kota tersebut berangsur- penurunan x penurunan suhu)
t.c
= 29 + ( 8 x 0,75) - (9 x 1,5)
og
= 21,5
- in
ka
a
st
pu
2. Pecahan
a
Pecahan mempunyai suatu bentuk umum dengan b ≠ 0. a disebut sebagai pembilang dan
b
b disebut sebagai penyebut.
69
Mengubah Bentuk Pecahan Desimal ke Bentuk Pecahan Biasa
Banyaknya angka di belakang koma pada pecahan desimal sama dengan banyaknya nol
pada penyebutnya.
6 3× 2 3
Contoh: 0, 6 = = =
10 5 × 2 5
Contoh: 37% =
o
100
sp
og
28 7x4 7
bl
28% = = =
o.
100 25 x 4 25
d
in
-
aka
st
70
2) Perkalian
Operasi perkalian pada pecahan dapat dilakukan dengan cara mengalikan pembilang dengan
pembilang, dan penyebut dengan penyebut.
Contoh:
3 2 3×2 6
× = =
5 3 5 × 3 15
3 2 1 3 × 2 ×1 6 1
× × = = =
5 3 4 5 × 3 × 4 60 10
3) Pembagian
Operasi pembagian dua buah pecahan dapat dilakukan dengan cara mengalikan pecahan
yang dibagi dengan kebalikan pecahan pembaginya.
Contoh:
7 3 7 2 14
: = × =
5 2 5 3 15
1 1 1 1 1 1 7
og
5 5 4 5 5 4 12
o.
1
d
15
A.
in
2
-
ka
B. 1
st
7
7 4
kg, maka beras tersebut akan habis
C. 5
12 digunakan dalam waktu …
5
D. A. 30 hari
12
Jawaban: D B. 32 hari
C. 40 hari
Pembahasan: D. 50 hari
1 1 1 11 6 5
2 :1 − 1 = : − Jawaban: D
5 5 4 5 5 4
Pembahasan:
11 5 5
= × − Beras tersebut akan habis digunakan dalam
5 6 4 4
waktu = 40 :
11 5 5
= −
6 4 4
= 40 ×
22 15 7 5
= − =
12 12 12 = 50 hari.
71
3. Anita memiliki pita sepanjang m, kemu- Pembahasan:
3
dian ia membeli lagi pita sepanjang m. Banyaknya potongan tali = 24 :
4
Anita menggunakan pita miliknya sepan- 4
= 24 ×
jang m untuk membuat bunga. Panjang 3
= 32 potong.
pita Anita yang tersisa sekarang adalah …
4
o
1 1 Pembahasan:
og
= 18 m – 9 m
bl
1 1
d
= (18 − 9 ) + − m
in
6 4
-
1 3
ka
L = 1− − × 800
= ( 9 ) + 2 − 3 m
a
4 5
st
pu
12 12
= (9) −
1
m 20 5 12
= − − × 800
12 20 20 20
11
=8 m.
12 3
= × 800
20
4. Andi memiliki seutas tali yang panjangnya
= 120 m2
24 m. Jika tali tersebut di potong-potong
3
dengan panjang masing-masing m, maka
4
banyaknya potongan tali adalah …
A. 36 potong
B. 32 potong
C. 24 potong
D. 18 potong
(Ujian Nasional 2009/2010)
Jawaban: B
72
3. Pangkat dan akar
Perpangkatan suatu bilangan merupakan hasil kali bilangan tersebut sebanyak faktor pangkatnya.
Contoh :
23 =2x2x2
(-4)4 = (-4) x (-4) x (-4) x (-4)
an =axaxaxaxax…xa
2. Hasil dari = ….
A. 3 6 3
125
A. 0,92
B. 4 2
B. 1
C. 4 3
C. 3
D. 4 6
D. 5
(Ujian Nasional 2011/2012)
Jawaban: C
3. Hasil dari 625 − 3 ( −216 ) + 5 ( −243 ) = ….
Pembahasan:
A. 28
6 × 8 = 6×8
B. 24
= 48
C. 22
= 16 × 3
D. 12
=4 3
73
4. Pola Bilangan, Barisan, dan Deret
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan tertentu antara satu
bilangan dengan bilangan berikutnya, sedangkan Deret bilangan adalah jumlah beruntun dari suku-
suku barisan tersebut.
a. Barisan Aritmetika dan Deret Aritmetika (Deret Hitung)
Barisan bilangan tersebut dikatakan barisan aritmetika, jika selisih untuk setiap suku ke-n (Un)
dengan suku sebelumnya (Un-1) adalah tetap (konstan). Selisih tersebut dinamakan beda (b).
Misalkan suku pertama = a, beda b, maka
U1 U2 U3 U4 Un−1 Un
↓ ↓ ↓ ↓ … ↓ ↓
a a + b a + 2b a + 3b a + (n − 2)b a + (n − 1)b
Deret Aritmetika adalah bentuk penjumlahaan barisan aritmetika . Jika U1, U2, U3, …,Un adalah
barisan aitmatika, maka U1 + U2 + U3 + …,Un merupakan deret aritmetika . Jumlah n suku pertama
om
disimbolkan dengan Sn.
t.c
o
sp
Sn = U1 + U2 + U3 + …,Un
og
bl
o.
d
1 1
Sn = n{2a + (n − 1)b}
st
2 2
beruntun dari suku-suku barisan tersebut.
Un = a.r n−1
74
Deret Aritmetika adalah bentuk penjumlahaan barisan geometri. Jika U1, U2, U3, …,Un adalah
barisan geometri, maka U1 + U2 + U3 + …,Un merupakan deret geometri. Jumlah n suku pertama
disimbolkan dengan Sn.
Sn = U1 + U2 + U3 + …,Un
a(1− r n )
Sn = Jika nilai r < 1
1− r
Atau
a(r n − 1)
Sn = Jika nilai r >1
r−
Pola barisan bilangan persegi : 1×2, 2×3, 3×4, 4×5, 5×6, 6×7, …
-
aka
n × ( n + 1) , n = bilangan asli
pu
75
Contoh Soal dan Pembahasan
C. 76
o
= 121 – 22
sp
og
= 99. D. 80
bl
Jawaban: D
-
aka
st
Pembahasan:
12 cm. Tinggi tumpukan dua gelas 15 cm Diketahui:
dan tinggi tumpukan tiga gelas 18 cm. Tinggi Banyaknya kursi pada baris pertama = 20
tumpukan 10 gelas adalah … Beda (b) = 4
A. 56 cm
B. 57 cm Rumus suku – n
C. 48 cm Un = a+(n–1). b
D. 39 cm U15 = a+(15–1).b
(Ujian Nasional 2008/2009) = 20 + 14 × 4
Jawaban: D = 20 + 56
= 76.
Pembahasan:
Diketahui tinggi masing-masing gelas = 12 cm. Jadi, banyaknya kursi pada baris ke 15
tinggi tumpukan 2 gelas (U2) = 15 cm. adalah 76.
tinggi tumpukan 3 gelas (U3) = 18 cm.
Beda (b) = U3 – U2
76
4. Perhatikan gambar pola di bawah. 5. Amuba akan membelah diri menjadi dua setiap
15 menit. Jika mula-mula ada 30 amuba, maka
banyaknya amuba selama 2 jam adalah ….
A. 900
Pola 1 Pola 2 Pola 3 Pola 4 B. 1.800
Banyak lingkaran pada pola ke–20 adalah… C. 3.840
A. 380 D. 7.680
B. 420 (Ujian Nasional
C. 462 2011/2012)
D. 506 Jawaban: C
(Ujian Nasional
Pembahasan:
2009/2010)
Diketahui:
Jawaban: B
Banyaknya Amuba mula-mula (U1) = 30
Pembahasan: Banyaknya pembelahan yang terjadi selama
Diketahui: 15 menit = 2
Banyaknya lingkaran pada pola ke–1 = 2 Jelas bahwa pola barisan diatas bukan pola
om
Banyaknya lingkaran pada pola ke–2 = 6 barisan geometri, dengan rasio (r) = 2
o t.c
sp
Banyaknya lingkaran pada pola ke–3 = 12 Jadi, banyaknya amuba selama 2 jam adalah
og
= U1× r n–1
Banyaknya lingkaran pada pola ke–4 = 20
bl
o.
Sn
Jelas bahwa pola barisan diatas bukan
d
in
120
-
−1
ka
Un= n × (n+1)
Jadi U20 = 20 × 21
= 420
Jadi, banyaknya kursi pada baris ke 20
adalah 420
77
5. Aritmetika Sosial
a. Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi.
Dalam suatu kegiatan perdagangan, kita sering mendengar adanya beberapa istilah seperti: harga
penjualan, harga pembelian, untung, rugi, persentase untung, persentase rugi.
Harga Pembelian (Modal)
Harga pembelian (modal) adalah nilai uang yang harus dibayarkan seseorang untuk membeli
suatu barang.
Harga Penjualan
Harga penjualan adalah nilai uang yang diterima seseorang sebagai akibat dari penjualan
suatu barang.
Untung
Untung, jika harga penjualan lebih besar dari harga pembelian.
Besar untung = harga penjualan – harga pembelian
Rugi
Rugi, jika harga penjualan lebih kecil dari harga pembelian.
Besar rugi = harga pembelian – harga penjualan
Persentase Untung /Rugi
om
Persentase untung atau persentase rugi adalah besarnya untung atau rugi yang dinyatakan
t.c
Harga Pembelian
d
-in
ka
a
st
pu
CATATAN
Trik khusus untuk menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan jual beli
Jika Pedagang Untung
78
Harga Jual 100+Untung
=
harga Beli 100
Harga Jual 100+15
=
500.000 100
115×500.000
Harga Jual=
100
115×500.000
Harga Jual=
100
Harga Jual=575.000
20
Diskon 20% = × Rp150.000, 00
-
ka
100
a
st
= Rp30.000, 00
pu
79
Contoh Soal dan Pembahasan
10
Harga Pembelian 10 pasang sepatu =
= ( 400.000 ) + ( 60.000 )
og
bl
Rp400.000,00
o.
= 460.000 .
d
= 350.000 + 80.000
a
= 430.000
pu
80
Pembahasan:
Modal yang di punyai koperasi = Rp25.000.000,00 Persentase Keuntungan =
Waktu angsuran = 10 bulan Besar Keuntungan
× 100%
Bunga = 12% per tahun Harga Pembelian
Besar bunga selama 10 bulan 55.000
= × 100%
= 10
× 12% × Modal Koperasi (180.000 + 40.000 )
12 55.000
= × 100%
10 220.000
= × 12% × Rp25.000.000
12
= 25%
= Rp 2.500.000.
Jadi, modal yang dipunyai koperasi setelah Jadi, modal persentase keuntungan yang
seluruh pinjaman dikembalikan adalah diperoleh adalah 25%
M = Rp25.000.000 + Rp2.500.000
M = Rp27.500.000.
5. Setelah 9 bulan uang tabungan Susi di
koperasi berjumlah Rp3.815.000,00. Koperasi
4. Budi membeli sepeda seharga Rp180.000,00. member jasa simpanan berupa bunga 12%
Setelah diperbaiki dengan biaya Rp40.000,00, om
per tahun. Tabungan awal Susi di koperasi
t.c
A. 14%
in
C. Rp3.600.000,00
-
ka
B. 15% D. Rp3.650.000,00
a
st
pu
C. 20%
D. 25% (Ujian Nasional 2010/2011)
(Ujian Nasional 2010/2011) Jawaban: A
Jawaban: D
Pembahasan:
Pembahasan: Bunga koperasi selama setahun = 12% .
9
Harga sepeda Budi = Rp180.000.00 Bunga koperasi selama 9 bulan = × 12%
12
Biaya perbaikan sepeda budi = Rp40.000,00 = 9 %.
Harga jual sepeda Budi = Rp275.000,00 Besar uang tabungan Susi selama 9 bulan =
Keuntungan yang diperoleh Budi = Rp3.815.000,00
Harga Jual – (Harga Beli + Reparasi) Besar tabungan Susi =
= Rp275.000 – (Rp180.000 + Rp40.000) Modal awal + (Bunga × Modal awal)
= Rp275.000 – (Rp220.000) ⇔ Rp3.815.000,00 =
= Rp55.000. Modal awal + (9% ×Modal awal)
⇔ Rp3.815.000,00 = 109% × Modal awal
81
⇔ x = 20 bulan
⇔ Modal awal × Rp3.815.000,00
100
= Jadi, lamanya menabung kakak adalah
⇔ Modal awal
109
= Rp3.500.000,00. 20 bulan.
Pembahasan: Rp2.000.000,00
o
sp
Besar tabungan Kakak di bank adalah Suku bunga bank selama 1 tahun = 6 %.
og
bl
⇔ 960.000 = x × 120.000
× 9 % × 800.000 ⇔
x 960.000
Jadi 120.000 = x =
12 120.000
⇔
⇔ 12 × 120.000 = × 9 % × 800.000
x x = 8 bulan
⇔ 1.440.000 = x × 7200
12 Jadi, lamanya menabung Ali adalah 8 bulan.
⇔ x 1.440.000
=
7.200
82
8. Seorang pedagang membeli satu dus jeruk A. 1,7%
berisi 50 kg dengan harga Rp4.000,00 B. 2%
setiap kg. Setelah dibuka ternyata ada C. 2,5%
jeruk itu busuk sebanyak 6 kg dan sisanya D. 3%
dijual dengan harga Rp4.500,00 setiap kg. (Ujian Nasional 2009/2010)
Persentase kerugian pedagang tersebut Jawaban : B
adalah ….
Pembahasan :
A. 10%
Besar uang yang di terima Ani di koperasi
B. 5%
adalah Rp 800.000,00.
C. 2%
Lama waktu peminjaman adalah 10 bulan.
D. 1%
(Ujian Nasional 2011/2012)
Besarnya uang yang dibayarkan Ani di koperasi
Jawaban: A
adalah Rp 960.000,00.
Jadi besar bunga yang di dibayarkan Ani di
Pembahasan:
koperasi = Rp960.000,00 – 800.000,00
Jumlah jeruk yang di beli = 50 kg.
= Rp160.000,00.
Harga per kg jeruk Rp4.000,00.
Biaya pembelian 1 dos jeruk = 50 × Rp4.000,00
om Besar bunga
Persentase bunga / bln = × 100%
t.c
= Rp200.000,00
og
Rp160.000
o.
kg.
d
Rp198.000,00
⇔ Persentase bunga/bln = 0.2%
pu
83
B. Rp208.750,00 Pembahasan:
C. Rp253.750,00 Jumlah pupuk yang dibeli pak Dono adalah
D. Rp255.000,00 10 karung dengan bruto 7 kuintal.
(Ujian Nasional 2008/2009) tara = 3 %
Jawaban: C
Jadi Netto = Bruto – Tara
Pembahasan: ⇔ Netto = 7 kuintal – (3% × 7 kuintal)
Soal diatas dapat di selesaikan dengan cara ⇔ Netto = 7 kuintal – (0,21 kuintal)
sebagai berikut: ⇔ Netto = 6,79 kuintal.
No Nama Harga Diskon Besarnya
Barang diskon 12. Pak Bambang membeli beras 5 karung
1 Kemeja Rp50.000,00 10% Rp5.000,00 dengan harga Rp650.000,00. Pada masing-
2 C e l a n a Rp75.000,00 15% Rp11.250,00 masing karung tertulis bruto 50 kg dan tara
Panjang 1%. Kemudian beras tersebut di jual Pak
3 Jaket Rp125.000,00 20% Rp25.000,00 Bambang kembali dengan harga Rp2.000,00
Jika Budi membeli 2 kemeja, 1 celana pan- per kg. Jika beras berhasil terjual semua,
jang, dan 1 jaket, maka Uang yang harus maka besar kerugian yang dialami oleh Pak
dibayarkan Budi adalah Bambang adalah…
om
t.c
D. Rp180.000,00
in
= 253.750
a
Jawaban: A
st
pu
karung pupuk mempunyai berat yang sama. 1 karung 50 Kg 0,5kg 50-0,5 = 49,5 kg
D. 73,0 kg adalah
= Rp650.000 – Rp 495.000
Jawaban: A = Rp155.000.
84
6. Skala dan Perbandingan
A. Skala
Skala, yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara ukuran gambar (peta, denah)
dengan ukuran sebenarnya. Dengan skala, kita akan lebih mudah dalam menggambarkan sesuatu
yang luas menjadi lebih kecil.
Jarak pada peta
Dirumuskan: skala =
Jarak sebenarnya
Penulisan skala contohnya 1 : 250.000 , dan
Sebagai contoh skala 1: 250.000 berarti setiap 1 cm pada jarak peta mewakili 250.000 cm pada jarak
yang sesungguhnya.
Contoh:
Jarak kota A dan kota B dalam peta 4 cm. Hitunglah jarak sebenarnya, jika diketahui skala peta 1 :
500.000
Penyelesaian:
Skala 1 : 500.000 berarti
1 cm pada peta = 500.000 cm jarak sebenarnya om
4 cm pada peta = 4 × 500.000 cm
t.c
o
= 2.000.000 cm
sp
og
= 20.000 m
bl
o.
= 20 km jarak sebenarnya.
d
- in
ka
a
B. Perbandingan Senilai
st
pu
Perbandingan dikatakan senilai jika kedua perbandingan tersebut memiliki harga yang sama.
Contoh:
1) Banyaknya buah yang dibeli dengan jumlah uang yang harus dibayarkan
2) Banyaknya bensin yang dikeluarkan dengan jarak yang ditempuh
3) Jarak dengan kecepatan
Contoh soal:
Dengan 4 liter bensin sebuah mobil dapat menempuh jarak 32 kilometer. Jika jarak yang akan di-
tempuh 56 kilometer, berapa liter bensin yang diperlukan?
Soal tersebut dapat diselesaikan sebagai berikut:
4 32
Maka berlaku hubungan =
χ 56
85
4 32
=
χ 56
4 × 56
χ=
32
224
χ= =7
32
25 pekerja 32 hari
do.
x pekerja 20 hari
in
-
ka
25 20
a
χ 32
pu
25 20
=
χ 32
25 × 32
χ=
20
800
χ= = 40
20
Jadi, banyaknya pekerja yang diperlukan adalah 40 pekerja.
Catatan:
Jika ditanyakan berapa banyaknya tambahan pekerja yang diperlukan, maka tambahannya sebesar =
40 – 25 = 15 pekerja
86
D. Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Perbandingan dikatakan berbalik nilai jika besaran yang satu bertambah besar, besaran yang lain
justru bertambah kecil.
Contoh:
1) Sebuah bus berangkat dari Semarang menuju Surabaya dengan kecepatan rata-rata 60 km/
jam. Jarak Semarang ke Surabaya 240 km. Berapa lama perjalanan bus tersebut?
Soal tersebut dapat diselesaikan sebagai berikut:
Diketahui jarak antara Semarang dan Surabaya (S) = 240 km, dan v = 60 km/jam. Yang ditanyakan
adalah waktu (t), maka:
jarak (s)
waktu (t) =
kecepatan (v)
240
= = 4 jam
60
Jadi, lama perjalanan bus adalah 4 jam.
2) Suatu hari Yanti hendak ke rumah nenek dengan bersepeda. Jika jarak antara rumah Yanti ke
1
rumah nenek adalah 30 km, dan lama perjalanan yang ditempuh adalah 1 jam, berapakah
2
kecepatan rata-rata sepeda itu?
Dari soal tersebut diketahui jarak antara rumah Yanti ke rumah nenek adalah 30 km, dan wak-
om
1
tu yang diperlukan adalah 1 jam. Yang ditanyakan adalah kecepatan (v), maka:
t.c
2
o
sp
Jarak(S)
Kecepatan ( v ) =
og
bl
Waktu (t)
o.
d
in
30
3=20 km jam
-
=
ka
3
a
2
st
pu
87
Banyak 2. Sebuah gedung direncanakan selesai dibangun
Lamanya
Pekerja Keterangan selama 20 hari oleh 28 pekerja. Setelah di
(T)
(X)
Total 24 pekerja 72 hari Untuk menyelesaikan 1 kerjakan 8 hari, pekerjaan dihentikan selama
pekerjaan 4 hari. Jika kemampuan bekerja setiap orang
Kerja 2 24 pekerja 30 hari Untuk menyelesaikan
…. pekerjaan sama dan supaya pembangunan gedung
0 pekerja 6 hari Pekerjaan berhenti selesai tepat waktu, maka banyaknya pekerja
sementara
Kerja 1 p pekerja (7 2 - 3 0 - 6 ) Pekerjaan harus selesai yang di perlukan adalah ….
hari A. 12 orang
⇔
B. 14 orang
Xtot. Ttot = X1. T1 + X2. T2
⇔
C. 15 orang
24 × 72 = 24 30 + p × (72 – 30 – 6)
⇔
D. 16 orang
1728 = 720 + p × (36)
⇔
(Ujian Nasional 2009/2010)
p × (36) = 1728 - 720
⇔
Jawaban: B
p × (36) = 1008 Pembahasan:
⇔ p = 1008 Jadi banyaknya tambahan pekerja (x)
⇔
36 n . t libur
p = 28. x=
omh − tker ja − t libur
28 × 4
t.c
20 − 8 − 4
sp
= = 14 orang
o.
4 pekerja. 8
d
in
-
aka
CARA CEPAT
st
n . tlibur
Rumus : x = Sabtu pukul 17.15 menuju Yogyakarta melalui
h – tkerja–tlibur
Keterangan : Semarang yang berjarak 560 km. Dari Jakarta
x = banyaknya tambahan pekerja yang di ke Semarang bus melaju dengan kecepatan
butuhkan
n = banyaknya pekerja awal =24 pekerja rata-rata 45 km/jam ditempuh dalam waktu
h = banyaknya waktu awal = 72 hari 10 jam. Di Semarang bus berhenti selama 1
tlibur = banyaknya waktu libur = 6 hari
tkerja = banyaknya waktu kerja = 30 hari
jam, kemudian melaju lagi menuju Yogyakarta
dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam. Pada hari
Jadi banyaknya tambahan pekerja (x)
dan pukul berapa bus itu akan tiba di Yogyakarta?
n . t libur
x= A. Hari Sabtu pukul 06.27
h − tker ja − t libur
B. Hari Minggu pukul 04.27
24 × 6
=
72 − 30 − 6 C. Hari Minggu pukul 06.27
144 D. Hari Senin pukul 05.27
= = 4 orang
36
Jawaban: C
88
Pembahasan: rata-rata 60 km/jam. Pada saat yang sama Heru
Ilustrasi soal diatas mengendarai sebuah mobil dari kota Tegal ke
kota Semarang dengan kecepatan rata-rata 80
km/jam . Jika jarak kedua kota tersebut 560 km,
Jakarta Semarang Yogyakarta maka mereka akan bertemu pada pukul…
560 km A. 13.00
Dari Jakarta ke Semarang bus melaju dengan B. 13.30
kecepatan rata-rata (V1) 45 km/jam ditempuh C. 14.00
dalam waktu (t1) 10 jam D. 14.30
Jadi jarak Jakarta ke Semarang = V1 × t1
Jawaban: D
= 45 × 10
Pembahasan:
= 450 km.
Karena mereka bertemu di jalan maka waktu
Jika jarak antara Jakarta ke Yogyakarta = 560
perjalanan Arni = waktu perjalanan Heru. Maka
km, maka jarak Semarang ke Yogyakarta
adalah
= 560 km – 450 km = 110 km. Semarang X km Tempat bertemu (560-x) km Tegal
Waktu yang diperlukan untuk perjalanan om 560 km
semarang ke Yogya adalah ....
t.c
t Arni = t Heru
o
Ssmg − yogya
sp
t=
og
VArni VHeru
d
110
in
=
-
x 560 − x
ka
50 =
a
60 80
st
11
pu
= jam
5 80 x = 33600 − 60 x
=2 jam12menit 80 x + 60 x = 33600
140 x = 33600
Jadi, waktu yang diperlukan bus untuk pergi
dari Jakarta ke Yogyakarta 33600
x= = 240 km
140
= 10 jam + 1 jam + 2 jam 12 menit
= 13 jam 12 menit. Jadi, waktu yang diperlukan Arni untuk me–
nempuh 240 km adalah
Jika bus berangkat dari Jakarta pada hari sab-
tu pukul 17.15, maka bus tersebut akan tiba di 240 km
t= =4jam
Yogyakarta pada hari minggu pukul 06.27. 60 km/jam
Jika mereka berangkat dari masing-masing
kota pada pukul 10.30, maka mereka akan
4. Dengan mengendarai sepeda motor, Arni
bertemu pada pukul 10.30 + 4 jam = 14.30
berangkat dari kota Semarang menuju kota
Tegal pada pukul 10.30 dengan kecepatan
89
Jadi berlaku perbandingan
CARA CEPAT
20 x
=
Jarak dua kota 25 15
Rumus: waktu (t) =
V1 +V2 25 x = 20 × 15
Keterangan: 300
x=
t = waktu yang di perlukan = 560 km 25
V1 = kecepatan pengendara 1 = 60 km/jam x = 12
V2 = kecepatan pengendara 1 = 80 km/jam
Jarak dua kota
waktu (t ) = 6 Delapan tahun yang lalu umur Fira 10 tahun.
V1 + V2
Sekarang umur Fira dan Bela berbanding 3 :
560
= 4. Umur Bela sekarang adalah ....
60 + 80
A. 21 tahun
560
= B. 24 tahun
140
C. 28 tahun
= 4 jam
D. 32 tahun
om Jawaban: B
5. Sebuah panti asuhan memiliki persediaan beras
t.c
Pembahasan:
og
berikut :
d
in
waktu ….
-
ka
A. 20 hari
a
st
B. 12 hari Lampau 10
x -8
C. 10 hari Sekarang 10 + 8 = 18 tahun
x
D. 8 hari
Masa depan … …
90
BAB 2
ALJABAR
1. Bentuk Aljabar
A. Operasi Bentuk Aljabar
Penjumlahan dan Pengurangan
Operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk aljabar dapat dilakukan dengan cara
menjumlahkan/mengurangkan suku-suku yang mempunyai bentuk sejenis. Apabila suku-
suku bentuk aljabar tersebut tidak sejenis, maka tidak dapat dijumlahkan atau dikurangkan.
Contoh:
om
1) Tentukan hasil penjumlahan 3x – 4y + 6 dan x + 8y – 7!
t.c
Pembahasan:
o
sp
(3x – 4y + 6) + (x + 8y – 7) = 3x – 4y + 6 + x + 8y – 7
og
bl
= 3x + x + 8y – 4y + 6 – 7
o.
d
= 4x + 4y – 1.
-in
ka
Pembahasan:
pu
(3x – 4y + 6) – (x + 8y – 7) = 3x – 4y + 6 – x – 8y + 7
= 3x – x – 4y – 8y + 6 + 7
= 2x – 12y + 13.
3) Bentuk paling sederhana dari 5x2y – 3xy2 – 7x2y + 6xy2 adalah
Pembahasan:
5x2y – 3xy2 – 7x2y + 6xy2 = 5x2y – 7x2y – 3xy2 + 6xy2
= – 2x2y + 3xy2.
91
Perkalian Suku Dua dengan Suku Dua
Perkalian suatu bilangan dengan suku dua dapat dilakukan dengan menggunakan hukum
distributif perkalian terhadap penjumlahan/pengurangan.
Contoh:
1) Tentukan hasil dari (x + 2) (x + 3)
Pembahasan:
(x + 2) (x + 3) = x(x + 3) + 2(x + 3)
= x2 + 3x + 2x + 6
= x2 + 5x + 6
2) Tentukan hasil dari (3a + 4b)(a – 2b) = ….
Pembahasan:
(3a + 4b)(a – 2b) = 3a(a – 2b) + 4b(a – 2b)
= 3a2 – 2ab + 4ab – 8b2
= 3a2 + 2ab – 8b2
Pemfaktoran
Dasar pemfaktoran bentuk aljabar:
a(b + c) = ab + ac → hukum distributif
om
a) Pemfaktoran Bentuk Selisih Dua Kuadrat
ot.c
a2 – b2 = (a + b)(a – b)
sp
og
Contoh:
bl
o.
b) Pemfaktoran Bentuk x2 + bx – c
st
pu
x2 + bx – c = (x + p)(x + q)
dimana b = p + q, c = p × q
Contoh:
1) x2 + 5x + 6 = x2 + (2 + 3)x + (2 × 3)
= x2 + 2x + 3x + (2 × 3)
= x(x + 2) + 3(x + 2)
= (x + 3)(x + 2).
2) x + 3x – 10
2
= x2 + (5 – 2)x + (5 × –2)
= x2 + 5x – 2x + (5 × –2)
= x(x + 5) –2(x + 5)
= (x – 2)(x + 5).
c) Pemfaktoran Bentuk Pemfaktoran Bentuk ax2 + bx – c, dengan a ≠ 1, b dan c ≠ 0
Contoh:
1) 2x2 + 9x + 10 = 2x2 + (4 + 5)x + (5 × 2)
92
= 2x2 + 4x + 5x + (5 × 2)
= 2x(x + 2) + 5(x + 2)
= (2x + 5)(x + 2).
2) 2x2 + 5x + 3 = 2x2 + (2 + 3)x + (3 × 1)
= 2x2 + 2x + 3x + (3 × 1)
= 2x(x + 2) + 3(x +1)
= (2x + 3)(x + 2)
= om
ot.c
sp
=
og
bl
do.
in
=
-
ka
a
Contoh:
1) Hasil dari = ….
Pembahasan:
= .
Penyederhanaan pecahan
Contoh:
1) Bentuk sederhana dari adalah ....
93
Pembahasan:
= .
Pembahasan:
om
t.c
o
sp
og
bl
o.
d
B. – 6a2 + a – 12 A.
C. 6a2 + 17a – 12
D. 6a2 – 17a + 12 B.
(Ujian Nasional 2008/2009)
C.
Jawaban: D
Pembahasan: D.
Jadi (2a – 3) (3a – 4) = 2a (3a – 4) – 3(3a – 4)
(sifat distributif perkalian) (Ujian Nasional 2008/2009)
= 6a2 – 8a – 9a + 12 Jawaban: A
Jadi =
94
4. Pemfaktoran dari 4x 2– 9y2 adalah.....
=
A. (2x + 9y) (2x – y)
B. (2x + 3y) (2x – 3y)
= C. (4x – 9y) (x + y)
D. (x – 3y) (4x + 3y)
=
(Ujian Nasional 2011/2012)
= . Jawaban: B
Pembahasan:
3. Bentuk sederhana dari adalah .... Jadi 4x 2– 9y2 = (2x)2–(3y)2
= (2x–3y)(2x+3y)
A.
Jawaban: C Jawaban: B
d
-in
ka
Pembahasan:
Pembahasan:
a
st
Jadi =
= (4x + 9y ) (4x – 9y)
= .
95
2. Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel
A. Persamaan Linier Satu Variabel
Persamaan linier satu variabel adalah persamaan linier yang hanya memuat satu variabel.
Contoh:
1) 3x + 5 = 17
2) 2x – 3 = 5
Untuk menentukan solusi dari sistem persamaan linier satu variabel adalah dengan menyeder-
hanakan bentuk persamaan tersebut dengan cara menentukan bentuk setara/ekuivalen.
Catatan:
Suatu persamaan tetap setara/ekuivalen, jika:
1) kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama.
2) kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan yang sama (bukan bilangan nol).
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari 4x + 5 = 2x + 17
Pembahasan:
⇔ 4x + 5 = 2x + 17
⇔ 4x + 5 – 5 = 2x + 17 – 5 (Tiap ruas dikurangi 5)
⇔
om
4x = 2x + 12
⇔
t.c
o
⇔
og
2x = 12
⇔
bl
o.
Jadi, HP = {6}
-
ka
a
st
pu
96
Pembahasan:
⇔ 4x + 5 ≥ 2x + 17
⇔ 4x + 5 – 5 ≥ 2x + 17 – 5 ( Tiap ruas dikurangi 5 )
⇔ 4x ≥ 2x + 12
⇔ 4x – 2x ≥ 2x – 2x + 12 ( Tiap ruas dikurangi 2x )
⇔ 2x ≥ 12
⇔ x ≥6 ( Tiap ruas dibagi 2 )
Jadi, HP = {6}
⇔
o
C. 5 x = 8
sp
og
D. 6
bl
Jadi x + 15 = 8 + 15 = 23.
o.
Jawaban: A
ka
Pembahasan:
pu
⇔
adalah …
5x – 1 = 2x + 11
⇔ 5x – 2x = 11 + 1
⇔
A.
3x = 12
⇔ 3x = 12 B.
⇔ x = 4
Jadi x – 1 = 4 – 1 = 3. C.
D.
2. Jika 3x – 5 = x + 10, maka nilai x + 15 adalah….
(Ujian Nasional 2010/2011)
A. 3
Jawaban: D
B. 17
C. 19 Pembahasan:
D. 23 ⇔
Jawaban: D
( Tiap ruas dikurangi 6 )
⇔ 2(x + 5) = 3(2 x –1)
97
⇔ 2x +10 = 6 x –3 6. Himpunan penyelesaian dari –7p + 8 < 3p – 22,
⇔ 13 = 4x untuk p bilangan bulat adalah ….
⇔ x = A. {…, –6, –5, –4}
B. {…, 0, 1, 2}
Jadi x = . C. {-2, -1, 0, …}
D. {4, 5, 6, ….}
Jawaban: D
4. Nilai x yang memenuhi persamaan
adalah …
Pembahasan :
A. – 6 ⇔ -7p+8 < 3p-22
B. – 4 ⇔ 22+8 < 3p+7p
C. 4 ⇔ 30 < 10p
D. 6 ⇔ 3 < p
Jawaban: D Jadi x = {4, 5, 6, …}.
Pembahasan:
⇔ ( Tiap ruas dikurangi 12 ) 7. Himpunan penyelesaian dari 2x – 4 ≤ 8 – x,
⇔ 30x - 30 = 8x - 60 untuk x ∈ bilangan asli adalah.....
om
⇔ 60 - 30 = 8x - 3x A. {0, 1, 2, 3}
t.c
⇔ 30 = 5x
o
B. {1, 2, 3, 4}
sp
⇔ 6=x
og
C. {1, 2, 3}
bl
o.
D. {2, 3, 4}
d
-in
Jawaban: B
pu
98
Jawaban: D
Pembahasan:
⇔ 3x – 4 ≤ 2x +3
⇔ 3x – 2x ≤ 3 + 4
⇔ x ≤7
Jadi x = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} 3.
dengan a1, a2, b1, b2, c1, dan c2 adalah bilangan real.
o
sp
persamaan tersebut.
- in
ka
Cara menentukan solusi dari sistem persamaan linier dua variabel dapat dilakukan dengan be-
a
st
1) Metode Graik
2) Metode Eliminasi
3) Metode Substitusi
4) Metode Gabungan (eliminasi & substitusi)
Contoh:
Vanesa membeli 8 buah buku tulis dan 6 buah pensil seharga Rp14.400,00, sedangkan Aulia mem-
beli 6 buah buku tulis dan 5 buah pensil Rp11.200,00. Berapakah harga 5 buah buku tulis dan 8
buah pensil?
a. Rp13.600,00
b. Rp12.800,00
c. Rp12.400,00
d. Rp11.800,00
Soal di atas dapat diselesaikan dengan cara berikut.
(Penyelesaian dengan metode gabungan)
99
Misalkan : banyak buku tulis adalah x, dan
banyak pensil adalah y,
8 x + 6 y = 14.400
Jadi model matematikanya adalah
6 x + 5 y = 11.200
Z = 5x + 8 y
o
sp
og
= (5 . 1.200) + (8 . 800)
bl
= 6.000 + 6.400
do.
in
= 12.400
-
ka
100
Jadi 3 . 5 + 2y =19
⇔ 15 + 2y =19 3. Dua tahun yang lalu umur ayah dibanding
⇔ 2y=19–15 umur ibu 7 : 5. Jika 3 tahun yang akan datang
⇔ 2y = 4 perbandingannya menjadi 4 : 3, maka umur
⇔ y=2 ayah sekarang adalah... tahun … .
Jadi nilai x = 5 dan y = 2 A. 38
Jadi nilai –5.(5) + 4.(2) = – 25 + 8 B. 37
= – 17. C. 36
D. 35
2. Robi dan Bayu berbelanja baju dan celana. Robi Jawaban : A
membeli 2 baju dan 2 celana dengan harga
Pembahasan :
Rp350.000,00, sedangkan Bayu membeli 2 baju
Soal tersebut dapat diselesaikan sebagai
dan 1 celana dengan harga Rp200.000,00. Harga
berikut :
2 baju adalah … .
A. Rp50.000,00 Ket. Waktu Ayah Ibu
B. Rp75.000,00 2 th Lampau x- 2 y-2
C. Rp1.000.000,00 om Sekarang x y
D. Rp150.000,00
t.c
7:5
d
in
Pembahasan:
-
ka
5x = 7y.
pu
⇔
Celana = y
Model Matematikannya: 5x – 7y = 0 (persamaan 1)
2 x + 2 y = 350.000
Jika 3 tahun yang akan datang umur Ayah
2 x + y = 200.000 dan Ibu berbanding 4 : 3
Dengan menggunakan metode eliminasi, Maka berlaku hubungan bahwa
2 x + 2 y = 350.000 x1 2 x + 2 y = 350.000 ⇔ 3 ( x + 3) = 4 (y + 3)
⇔
2 x + y = 200.000 x1 2 x + y = 200.000 − 3 x + 9 = 4y + 12
y = 150.000 ⇔ 3x – 4 y = – 9 + 12
Substitusikan y = 150.000 ke persamaan ⇔ 5x – 4 y = 3 (persamaan 2)
2x + y = 200.000,
Jadi 2x + 150.000 = 200.000 Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh :
⇔ 2x = 50.000
⇔ x = 25.000
Jadi nilai x = 25.000 dan y= 150.000
Jadi harga 2 baju = 2 . Rp25.000 = Rp50.000. Jadi, umur Bela sekarang adalah 24 tahun.
101
4. Penyelesaian dari sistem persamaan 3x + 5y = Substitusikan y = 3 ke persamaan 3x + 5y = –
-9 dan 5x + 7y = -19 adalah x dan y 9
Jadi 3x + 5.3 = – 9
⇔
Nilai 4x + 3y adalah … .
3x + 15 = – 9
⇔
A. – 41
3x = – 9 – 15
⇔
B. – 36
3x = – 24
⇔
C. – 23
x =–8
D. – 12
(Ujian Nasional 2008/2009) Jadi nilai x = – 8 dan y = 3
Jawaban: C Jadi nilai 4x + 3y = 4.( – 8) + 3 . (3)
Pembahasan: = – 32 + 9
3 x + 5 y = −9 = – 23.
Dipunyai :
5 x + 7 y = −19
Dengan menggunakan metode eliminasi,
3 x + 5 y = −9 x 5 15 x + 25 y = −45
5 x + 7 y = −19 x 3 15 x + 21y = −57 −
4y = 12
⇔ y = 3.
om
ot.c
sp
og
bl
d o.
3. Himpunan
in
-
a ka
Himpunan adalah kumpulan dari objek yang dideinisikan dengan jelas. Penulisan nama himpunan
st
pu
102
2). Notasi pembentuk himpunan
Contoh:
A = { x | x ∈, x < 7 }
yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}
3). Mendaftarkan anggota-anggotanya.
4). Menggunakan diagram venn.
D. Himpuan Kosong, Himpunan Semesta dan Himpunan Bagian
1). Himpunan kosong (null set).
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota. Di notasikan dengan “
{} atau φ “.
2). Himpunan semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua objek yang dibicarakan. Himpu-
nan semesta biasanya di notasikan dengan “ S “.
3). Himpunan bagian (subset)
Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B jika dan hanya jika
setiap unsur A merupakan unsur dari B.
Notasi himpunan bagian : A ⊆ B.
om
E. Operasi Himpunan
Irisan Himpunan
t.c
o
sp
og
Irisan antara himpunan A dan himpunan B adalah himpunan semua anggota A dan juga
menjadi anggota B. Simbol untuk irisan adalah “ ∩ “.
bl
o.
Contoh:
Diketahui himpunan
A = {b, u, n, d, a, r}
B = {i, b, u, n, d, a}
Perhatikan gambar dibawah ini:
Contoh:
Jika K = {x | 5 ≤ x ≤ 9, x bilangan asli } dan L = { x | 7 ≤ x < 13, x bilangan cacah}, K ∪ L =....
A. {5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13}
B. {5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12}
C. {6, 7, 8, 9, 10}
D. {7, 8, 9, 10}
(Ujian Nasional 2009/2010)
om
Pembahasan:
t.c
= { 5, 6, 7, 8, 9 }, dan
og
bl
Maka anggota A maupun anggota B adalah 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan 13, ditulis :
A ∪ B = { , 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13}
104
Jika dinyatakan dalam bentuk diagram Venn adalah:
Komplemen Himpunan (complement)
Komplemen dari suatu himpunan A adalah elemen-elemen yang menjadi anggota himpu-
nan semesta yang bukan merupakan anggota himpunan A.
Jika A merupakan himpunan yang berada pada semesta pembicaraan S, maka komplemen
dari himpunan A dinotasikan oleh: Ac = { x | x ∈ S dan x ∉A }
1. Dari 40 siswa di suatu kelas terdapat 26 siswa Perhatikan diagram venn di bawah ini :
om
gemar Matematika, 20 siswa gemar IPA, dan
o t.c
A. 8 orang
ka
a
B. 10 orang
st
pu
C. 13 orang
D. 19 orang n(s) = n(A) + n(B) + n(A∪ B)c – n(A ∩ B)
(Ujian Nasional 2007/2008) ⇔ 40 = 26 + 20 + 7 – x
Jawaban: A ⇔ 40 = 53 – x
⇔ x = 53 – 40
⇔
Pembahasan:
x = 13
n(A ∩ B) = x = 13.
Dipunyai: banyaknya siswa dalam satu kelas
→ n(S) = 40.
banyaknya siswa yang gemar Matematika →
Jadi, banyaknya anggota A dan juga ang-
gota B adalah 13 orang.
n(A) = 26.
banyaknya siswa yang gemar IPA → n(B) = 20. 2. Jika A = {semua faktor dari 6} maka banyak
banyaknya siswa yang tidak gemar Matema- himpunan bagian dari A adalah …..
tika maupun IPA, n(A∪ B)c = 7. A. 4
B. 8
C. 9
D. 16
105
Jawaban : A A. 31 orang
B. 17 orang
Pembahasan :
C. 15 orang
Dipunyai A = {semua faktor dari 6}
D. 11 orang
A = { 1, 2, 3, 6}
Jadi n(A) = 4. Jawaban : B
Jadi banyaknya himpunan bagian dari A Pembahasan :
adalah 24 = 16. Dipunyai :
banyaknya pelamar yang mengikuti tes
3. Diketahui : → n(S) = 69 orang
A = {x | 1 < x < 20, x bilangan prima} banyaknya pelamar yang lulus tes wawancara
B = { x | 1 ≤ y ≤ 10, y bilangan ganjil} → n(A) = 32 orang
Hasil dari A ∩ B adalah … banyaknya pelamar yang lulus tes tertulis
A. {3, 5, 7} → n(B) = 48 orang
B. {3, 5, 7, 9}
banyaknya pelamar tidak mengikuti kedua
tes → n(A ∩ B) c = 6 orang
C. {1, 3, 5, 7}
D. {1, 3, 5, 7, 9} om
(Ujian Nasional 2008/2009) Perhatikan diagram venn dibawah ini :
t.c
o
sp
Jawaban: A
og
bl
Pembahasan:
o.
d
Diketahui:
in
32 - x 48 - x
-
x
ka
106
tersebut adalah …. C. 10 siswa
A. 30 orang D. 11 siswa
B. 40 orang
Jawaban: B
C. 50 orang
D. 70 orang Pembahasan:
Dipunyai: banyaknya siswa → n(S) = 32 siswa
Jawaban: B
banyaknya siswa yang membawa cangkul →
Pembahasan: n(A) = 16 siswa
Diketahui : banyaknya siswa yang membawa sapu → n(B)
banyaknya anak → n(S) = …? = 20 siswa
banyaknya anak yang suka musik → n(A) = banyaknya siswa yang tidak alat kerja bakti
28 anak → n(A∪ B)c = 5 siswa
banyaknya anak yang suka membaca → n(B) Perhatikan diagram venn dibawah ini :
= 22 anak
5
sp
n(s) =
bl
⇔
do.
32 = 16 + 20 + 5 – x
⇔
in
28 - 20 20 22 - 20
-
ka
32 = 41 – x
⇔
a
st
5 x = 41 – 32
⇔
pu
107
5. Relasi, Fungsi, dan Graik
A. Relasi
Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang mengawankan/memasangkan
setiap anggota A dengan anggota B. Untuk menyatakan suatu fungsi ada 3 cara, yaitu:
1) Diagram Panah
2) Graik kartesius
8
7
6
om
t.c
5
o
4
sp
og
3
bl
2
o.
1
d
in
x
-
ka
1 2 3 4 5 6 7 8
a
st
pu
3) Pasangan Berurutan
B. Fungsi (Pemetaan)
Fungsi atau pemetaan dari himpunan A ke Himpunan B adalah relasi yang memasangkan setiap
anggota A dengan tepat satu anggota B.
108
Yaitu: {Renang, Bola Basket, Bola Volly, Bulutangkis, Sepak Bola}
• Himpunan dari anggota-anggota himpunan B yang mempunyai pasangan di A disebut dae-
rah hasil (range).
Yaitu: {Renang, Bola Basket, Bola Volly, Bulutangkis}
C. Nilai Fungsi
Suatu fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk:
f : x → f(x)
Nilai fungsi untuk setiap nilai x yang diberikan dihitung dengan cara mensubstitusikan nilai x pada
rumus fungsi tersebut.
Contoh:
Diketahui f : x 3x + 5, maka nilai dari f(5) adalah
Soal diatas dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut
Diketahui f : x → 3x + 5
⇔ f (x) = 3x + 5
Jadi f (5) = 3. 5 + 5
⇔ f (5) = 15 + 5
⇔
om
f (5) = 20.
t.c
Daerah hasil (range) dari suatu fugsi adalah himpunan nilai-nilai fungsi dari setiap anggota daerah
- in
ka
asal (domain)
a
st
Contoh:
pu
x 1 2 3 4 5
3x 3 6 9 12 15
5 5 5 5 5 5
3x + 5 8 11 14 17 20
Jadi, domain dari f adalah {8, 11, 14, 17, 20}
E. Graik Fungsi
Gambar graik fungsi dalam koordinat kartesius dapat diperoleh dengan langkah-langkah berikut.
1) Menentukan daerah hasil fungsi.
109
2) Menentukan pasangan berurutan fungsi tersebut.
3) Menggunakan pasangan berurutan sebagai titik dalam koordinat kartesius.
4) Menghubungkan titik – titik dalam koordinat kartesius tersebut.
F. Jenis-jenis Fungsi
Jenis-jenis fungsi dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Fungsi Surjektif
2) Fungsi Injektif
om
t.c
o
sp
og
bl
o.
d
- in
ka
a
st
pu
3) Fungsi Bijektif
110
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Diketahui fungsi f(x) = ax + b. Jika f(3) = 1 dan 2. Diketahui fungsi f(x) = ax + b. Jika f(1) = -5 dan
f(-2) = - 9. Nilai f(-5) adalah .... f(3) = -1. Nilai f(9) adalah ...
A. 15 A. 4
B. 5 B. 8
C. –5 C. 11
D. –15 D. 15
Jawaban: D Jawaban: C
Pembahasan: Pembahasan:
Diketahui fungsi f(x) = ax + b Diketahui fungsi f(x) = ax + b
Jika f(3) = 1, maka f(3) = a.3 + b Jika f(1) = -5, maka f(1) = a + b
⇔ 1 = 3a + b ….. (1) ⇔ -5 = a + b ….. (1)
Jika f(-2) = - 9, maka f(-2) = a.(-2) + b Jika f(3) = - 1, maka f(3) = a.(3) + b
⇔ -9 = -2a + b ….. (2) ⇔om - 1 = 3a + b ….. (2)
t.c
3a + b = 1 a+b=–5
og
bl
– 2a + b = – 9 – 3a + b = – 1 –
⇔
o.
⇔ - 2a = 10
d
5a = 10
in
⇔ ⇔
-
ka
a = 2. a = 2.
a
st
pu
111
3. Diketahui A = {2, 5}, dan B = {1, 3, 5}. Banyaknya 5. Jika A = {semua faktor dari 8} maka banyak
pemetaan yang mungkin dari B ke A adalah ..... himpunan bagian dari A adalah ....
A. 5 A. 4
B. 6 B. 8
C. 8 C. 9
D. 9 D. 16
Jawaban: C Jawaban: D
Pembahasan: Pembahasan:
24 = 16.
sp
dari A ke B adalah…
d o.
A. 10
pu
C. 8
D. 4 B. 2
C. –2
Jawaban: A
D. –10
Pembahasan:
Jawaban: D
Jika banyaknya anggota himpunan A =
banyaknya anggota himpunan B = n Pembahasan:
Banyaknya korespondensi satu-satu A Diketahui fungsi g memetakan x → –(4 – 2x)
adalah 1 x 2 x 3 x … x n. Jadi f(x) = – (4 – 2x)
112
5. Persamaan Garis Lurus
2) Persamaan garis yang bergradien m dan melalui sebuah titik potong dengan sumbu y (0, p)
y = mx + p
3) Persamaan garis yang bergradien m dan melalui sembarang titik potong (x1, y1)
om
y –y1 = m(x – x1)
t.c
o
sp
y − y1 x − x1
bl
=
o.
y 2 − y1 x 2 − x1
d
-in
ka
a
st
pu
C. Gradien
Gradien suatu garis lurus ditentukan sebagai berikut.
y
Garis yang melalui titik (0, 0) dan (x, y) mempunyai gradien m =
x
y 2 − y1
Garis yang melalui titik (x1, y1) dan (x2, y2)mempunyai gradien m =
x 2 − x1
Kedudukan dua buah garis
1) Dua buah saling sejajar,
mempunyai gradien sama m1= m2
-1
atau m1 =
m2
113
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Garis tegak lurus dengan garis yang per– Dipunyai garis dengan persamaannya
samaannya 2x + 3y + 7 = 0. Gradien garis y = 2 x + 9.
⇔ y − ( −3) = − . ( x − ( −2))
3
o
sp
⇔ 2y + 6 = (–3) . (x + 2)
2
og
Jika 2x + 3y + 7 = 0, maka m =
bl
⇔
o.
2y + 6 = –3x –6
d
Jadi 3x + 2y + 12 = 0.
a
⇔
st
pu
⇔
CARA CEPAT
⇔ 2x – 3y – 9 = 0.
B. 3x + 2y + 12 = 0 dengan persamaan 3y = 2 x + 9.
C. 2x + 3y – 5 = 0
⇔ – 3x – 2y = – 3.(–2) – 2.(–3)
D. 3x – 2y = 0 Jadi – 3x – 2y = – 3.(–2) – 2.(–3)
⇔ – 3x – 2y = 6 + 6
⇔ – 3x – 2y – 12 = 0
⇔ 3x + 2y + 12 = 0
Jawaban: B
Pembahasan:
114
3. Persamaan garis yang sejajar dengan garis Pembahasan:
2x + 3y + 6 = 0 dan melalui titik B(-2, 5) Dipunyai garis dengan persamaannya 3x –
adalah.... 2y = 4
3
A. 3x + 2y - 4 = 0 Jika 3x – 2y = 4 ., maka m1 =
2
B. 3x - 2y + 16 = 0 Jadi m1 . m2 = –1
⇔
C. 3y + 2x - 11 = 0 3
. m2 = −1
⇔ m2 = −
D. 3y - 2x - 19 = 0 2
2
Jawaban: C 3
Pembahasan: Persamaan garis yang bergradien m dan
Dipunyai garis dengan persamaannya 2x + melalui sembarang titik potong (x1, y1) yaitu
3y + 6 = 0. y – y1= m(x – x1)
2
Jadi m1 = −
3
Jadi m1 = m2 Jadi, persamaan garis yang bergradien
⇔ − = m2
2 2
m2 = − dan melalui A(–3, 5)
3 3
⇔ m2 = −
2 yaitu y – y1= m(x – x1)
⇔ y − (5) = − . ( x − ( −3))
2
3
⇔ 3y – 15= (–2) . (x + 3)
om 3
Persamaan garis yang bergradien m dan
⇔ 3y – 15 = –2x – 6
t.c
o
2
ka
3
st
pu
yaitu y – y1= m(x – x1) Persamaan garis lurus yang melalui titik
⇔ y − 5 = − . ( x + 2)
2 A(x1, y1) dan tegak lurus terhadap garis
dengan persamaan ax + by + c = 0 adalah
⇔ 3y – 15 = (–2) . (x + 2)
3
⇔ 3y – 15 = –2x – 4 Rumus :
⇔ 2x + 3y=11
⇔ 2x + 3y–11=0.
Persamaan garis lurus yang melalui titik A(–3,
5) dan tegak lurus terhadap garis dengan
⇔ 3x – 2y – 4 = 0
persamaan 3x – 2y = 4.
4. Persamaan garis yang melalui titik (–3, 5) dan
tegak lurus garis 3x – 2y = 4 adalah ...
⇔ – 2x – 3y = 6 – 15
Jadi – 2x – 3y = – 2.(–3) – 3.(5)
⇔ – 2x – 3y = – 9
A. 2x + 3y – 9 = 0
B. 2x – 3y – 9 = 0 ⇔ – 2x – 3y + 9 = 0
C. 3x + 2y + 19 = 0 ⇔ 2x + 3y – 9 = 0
D. 3x – 2y – 1 = 0
Jawaban: A
115
5. Gradien garis h pada gambar di bawah ini 6. Gradien garis dengan persamaan 2x − 6y − 9 =
adalah.… 0 adalah ...
A. −3
1
B. −
3
1
C.
3
D. 3
Jawaban : B
3
A. − Pembahasan :
2
2 Dipunyai garis dengan persamaannya 2x −
B. −
3 6y − 9 = 0
2 1
C.
2 Jika 2x − 6y − 9 = 0., maka m1 = − = −
6 3
3
D. 3
2
Jawaban: D
om
Pembahasan:
t.c
o
sp
0−3 3
0) mempunyai gradien m = =
bl
−2 − 0 2
d o.
-in
ka
a
st
pu
116
BAB 3
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh pertemuan antara dua buah sinar atau dua buah garis lurus
A
kaki sudut
om
titik sudut daerah sudut
t.c
o
sp
B
og
C
bl
o.
kaki sudut
d
-in
ka
Hubungan antara derajat (o), menit ( ‘ ), dan detik ( ‘’ ) dapat dituliskan sebagai berikut.
a
st
1o = 60’
pu
1’ = 60’’
1o = 3600’’
B. Hubungan Antarsudut
1) Jumlah dua sudut saling berpenyiku
117
x + y = 90°
x + y = 180°
a + b + c + d = 180°
α =β
o
sp
og
bl
do.
in
-
ka
A
1 2
4 3
B 1 2
4 3
118
Sudut-sudut luar besebrangan sama besar
A1 = ∠ B3
∠ A2 = ∠ B4
2) Sudut yang jumlahnya 180°
Sudut-sudut dalam sepihak jumlahnya 180°
∠ A4 + ∠ B1 = 180°
∠ A3 + ∠ B2 = 180°
Sudut-sudut luar sepihak jumlahnya 180°
∠ A1 + ∠ B4 = 180°
∠ A2 + ∠ B3 = 180°
sudut nomor 2 adalah 110o. Besar sudut nomor Besar sudut GHD adalah ...
3 adalah..... A. 40°
A. 5° B. 60°
B. 15° C. 700
C. 25° D. 800
D. 35°
Jawaban: B
Jawaban: B
Pembahasan:
Pembahasan: ∠ GHD = ∠BDC =180o – 120o
∠1 = ∠5=95° (berseberangan) ∠ GHD = ∠BDC =60o
∠2 = 110° (berseberangan)
Ingat bahwa ∠3 + ∠5 = ∠2 (sifat sudut luar
segitiga)
⇔ ∠3 + 95° = 110°
119
3. Perhatikan gambar berikut! Pembahasan:
∠A2 + ∠A3 = 180°
50o + 5x = 180°
⇔ 5x = 180v – 50°
⇔ 5x = 130°
⇔ x = 26°
∠B1+ ∠A2 = 180°
4 p + 50° = 180°
⇔
Besar ∠A1 = (3x + 5)° , ∠ B5 = (5x – 65)°. Jika
4 p = 180o – 50°
⇔ 4 p = 130°
⇔
garis a dan b sejajar, maka nilai x = …
p = 32,5°
A. 30
Jadi nilai p + x = 32,5° + 26° = 58,5°
B. 35
C. 40
D. 45 5. Perhatikan gambar!
Jawaban: B
Pembahasan:
∠A1 = ∠B5
om
(sehadap)
⇔
t.c
o
5 + 65 = 5x – 3x
⇔ Besar ∠P3 adalah ....
bl
o.
70 = 2x
⇔
d
in
35 =x A. 37°
-
aka
B. 74°
st
pu
Jawaban: C
Pembahasan:
∠P3 + 74° = 180°
⇔ ∠P3 = 180° – 74°
⇔ ∠P3 = 106°
Jika ∠A2 = 50°, ∠A3 = 5x, dan ∠B1 = 4p,
maka nilai p + x adalah ....
A. 32,5°
B. 58,5°
C. 68,5 °
D. 75°
Jawaban: B
120
2. Segitiga
A. Jenis-jenis Segitiga
1) Berdasarkan ukuran sisi-sisinya.
• Segitiga sembarang, yaitu segitiga yang panjang ketiga sisinya berbeda.
• Segitiga sama kaki, yaitu segitiga yang kedua sisi mempunyai panjangnya sama.
• Segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang ketiga sisi mempunyai panjangnya sama.
Contoh:
om
2) Berdasarkan ukuran sudutnya
•
t.c
o
Segitiga lancip, yaitu segitiga ketiga sudutnya lancip (0o < α < 90 o)
sp
•
og
Segitiga siku-siku, yaitu segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku (90 o)
•
bl
o.
Segitiga tumpul, yaitu segitiga yang salah satu sudutnya tumpul (90 o < α < 180 o) .
d
-in
ka
Contoh:
a
st
pu
121
B. Jumlah Sudut Segitiga
1) Sudut dalam segitiga
Jumlah sudut dalam suatu segitiga adalah 180O. Perhatikan gambar di bawah ini
α β
dihadapan dengan sisi terpanjang, sedangkan sudut terkecil
terletak berhadapan dengan sisi terpendek
Contoh:
Diketahui pada ABC, besar ∠A = 43° dan ∠B = 77°. Hitunglah besar ∠C = ….
Jawab:
Jumlah sudut dalam suatu segutiga = 180°, maka
∠A + ∠B + ∠ C = 180°
⇔ 43° + 77° + ∠ C = 180°
om
⇔ ∠ C = 60°
t.c
o
sp
og
bl
Atau ditulis
α° + β° = θ°
Keliling ABC = AB + BC + AC
Atau
Keliling ABC = a + b + c
122
1
Luas segitiga ABC = x alas x tinggi
2
Atau
1
dengan S = (a + b + c )
2
D. Teorema Phytagoras om
Perhatikan ABC di bawah ini:
t.c
o
sp
og
⇔
a2 = b 2 + c 2
in
-
aka
a = b2 + c 2
st
pu
123
2) Garis Bagi
Garis bagi segitiga adalah garis yang ditarik dari
titik sudut segitiga dan membagi sudut menjadi
dua sama besar.
Contoh : Garis CD
3) Garis Sumbu
Garis sumbu segitiga adalah garis yang membagi
sisi-sisi segitiga menjadi dua bagian sama panjang
dan tegak lurus pada sisi-sisi tersebut.
4) Garis Berat
Garis Berat segitiga adalah garis yang ditarik dari
titik sudut suatu segitiga dan membagi sisi di
hadapannya menjadi dua bagian sama panjang.
om
t.c
⇔
bl
o.
C 152 = 122 + AC
-
ka
a
st
pu
15cm
2. Garis AD yang merupakan garis tinggi adalah ....
A. C.
A 12cm B
Jawaban: C
Pembahasan:
Oleh sebab ABC siku-siku di C, maka ber-
Jawaban: C
laku Phytagoras
BC2 = AB2 + AC2
124
Pembahasan: 4. Perhatikan gambar!
P
R
Garis Berat
S
Garis RS adalah …
Garis Tinggi
A. garis berat
B. garis sumbu
Garis Bagi
C. garis tinggi
D. garis bagi
Jawaban: A
Pembahasan:
3. Garis AD yang merupakan garis berat adalah .... Garis RS membagi ruas garis PQ menjadi 2
A. bagian yang sama panjang.
Jadi garis RS adalah garis Berat
om
Luas daerah terarsir BCD sama dengan …
t.c
5.
o
sp
og
bl
B.
do.
in
-
aka
st
pu
C.
A. 10 cm2
B. 20 cm2
C. 32 cm2
D. 40 cm2
D. Jawaban: A
Pembahasan:
Luas ABC
1
= x alas x tinggi
2
1
Jawaban: A = x (8 + 4) x 10
2
Pembahasan: 1
Garis berat adalah garis yang membagi ruas = x 12 x 10
2
garis didepannya menjadi 2 bagian yang = 60 cm2
sama panjang.
125
3. Luas dan Keliling Bangun Datar
A. Persegi Panjang
Persegipanjang adalah suatu segiempat yang keempat sudutnya siku-siku dan sisi-sisi yang ber-
hadapan sama panjang.
K L
N M
Luas = p x l
d o.
in
-
ka
B. Persegi
a
st
pu
P s Q
126
menyatakan keliling dan L satuan luas menyatakan luas, maka rumus keliling dan luas persegi
adalah:
Keliling = 4 x s
Luas = s x s
C. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segi empat yang setiap pasang sisinya yang berhadapan sejajar.
Keliling jajargenjang sama dengan dua kali jumlah panjang sisi yang saling berdekatan.
sp
og
Misal jajargenjang mempunyai alas a, sisi yang berdekatan adalah a dan b, dan tinggi t. Jika K
d
in
satuan panjang menyatakan keliling dan L satuan luas menyatakan luas, maka rumus keliling dan
-
aka
Keliling = 2 (a + b)
Luas = a x t
D. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah segi empat yang semua sisinya sama panjang.
127
3) Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan saling tegak lurus.
4) Kedua diagonalnya merupakan sumbu simetri.
Keliling belah ketupat sama dengan empat kali panjang sisinya.
Misal K adalah keliling belah ketupat dengan panjang sisi s, maka:
Keliling = 4 x s
Luas belah ketupat sama dengan setengah hasil kali panjang diagonal-diagonalnya.
Misal L adalah luas belah ketupat dengan diagonal-diagonalnya d1 dan d2 , maka:
1
Luas = x d1 x d2
2
E. Layang-layang
Layang-layang adalah segi empat yang diagonal-diagonalnya saling tegak lurus dan salah satu
diagonalnya membagi diagonal lainnya menjadi dua sama panjang.
B D
E om
t.c
o
sp
og
bl
C
do.
in
Keliling = 2( x + y)
128
F. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang mempunyai tepat sepasang sisi yang berhadapan sejajar.
A B
D C
Jenis-jenis trapesium:
1) Trapesium sembarang, yaitu trapesium yang tidak memiliki kekhususan.
2) Trapesium siku-siku, yaitu trapesium yang memiliki sudut siku-siku.
3) Trapesium sama kaki, yaitu trapesium yang kaki-kakinya sama panjang.
Sifat-sifat trapesium adalah:
1) Mempunyai sepasang sisi yang sejajar.
2) Jumlah besar sudut yang berdekatan diantara dua sisi sejajar adalah 180°.
Luas trapesium sama dengan setengah hasil kali tinggi dan jumlah panjang sisi sejajar.
o
sp
Misal L adalah luas layang-layang dengan tinggi t dan panjang sisi-sisi yang sejajar a1 dan a2, maka:
og
bl
1
o.
Luas = . t ( a1 x a2)
d
2
in
-
aka
st
pu
129
1
Jadi, panjang persegi panjang adalah 15 + l L= . d1 . d2
2
= 15 + 30 = 45.
1
Jadi Luas = p . l L= . BD . AC
2
= 45 . 30
1
= 1350. L= . 48 . 20 = 480 cm2
2
Diketahui
o
sp
= 15 x 15 = 225 cm2
d
Jadi BO = 24 cm.
a
= 20 x 12 = 240 cm2
st
pu
Keliling belah ketupat (K) = 4 . s Diketahui luas daerah yang tidak diarsir =
⇔ 104 = 4 . s 395 cm2.
⇔ 26 = s
Jadi, panjang sisi belah ketupat (AD) adalah Jadi, LABCD + L PQRS – L yang diarsir = Lyang tidak diarsir + L yang
26 cm. diarsir
Dengan menggunakan teorema phytagoras ⇔ LABCD + L PQRS = Lyang tidak diarsir + 2.L yang diarsir
diperoleh ⇔ 225 + 240 = 395 + 2.L yang diarsir
AD2 = AO2 + DO2 ⇔
⇔ 26 = AO + 24
465 = 395 + 2.L yang diarsir
⇔ 465 – 395 = 2.L yang diarsir
2 2 2
⇔ AO = 10 cm.
Jadi, luas belah ketupat adalah
130
4. Perhatikan gambar D. 40 cm2
bangun di samping! Jawab : D
Keliling bangun tersebut
Pembahasan :
adalah ......
A. 18 cm Luas daerah yang tidak diarsir =
B. 24 cm = (12 x 8) + (4 + 4) - (2 x 8)
C. 28 cm = 96 + 16 - 16
D. 30 cm = 96 cm2.
Jawaban: B
6. Perhatikan gambar di samping!
Pembahasan:
Perhatikan EFD.
Oleh sebab EFD siku-siku di F, maka ber-
laku phytagoras
DE2 = EF2 + DF2
⇔ DE2 = 32 + 42
⇔ DE2 = 9 + 16
⇔ DE2 = 25
om 22
Luas daerah arsiran adalah ....... π =
⇔ DE = 5
7
t.c
A. 40,25 cm²
o
sp
B. 42,50 cm²
og
bl
C. 50,25 cm²
Keliling bangun ABCDE = AB + BC + CD + DE + EA
o.
d
D. 52,50 cm²
in
=6+4+5+5+4
-
ka
= 24 cm
a
st
Jawaban: A
pu
dan EFGH persegi, Luas daerah yang tidak Luas daerah yang diarsir =
A. 96 cm2
B. 88 cm2
C. 80 cm2
131
4. Lingkaran
A. Unsur-unsur Lingkaran
- Jari-jari = OP, OQ, dan OR
- Garis tengah (diameter) = QR
- Tali busur = garis lurus PQ
- Busur = garis lengkung PQ dan PR
- Juring = daerah yang dibatasi oleh jari-jari OP, OQ dan busur PQ
- Tembereng = daerah yang dibatasi tali busur PQ dan busur PQ
∠ pusat
sp
= x 2πr
og
360°
bl
Luas juring
-
ka
360°
a
st
∠ pusat
pu
= x 2πr
360°
4) Luas tembereng
Luas tembereng = Luas juring – Luas ∆ dalam juring
132
∠ APB Luas Juring APB
=
∠ CPD Luas Juring CPD
Atau
∠ APB Panjang Busur AB
=
∠ CPD Panjang Busur CD
⇔ ∠ DCB = 90 o
2 2
⇔ ∠ DAB = 90
o
D C
om
t.c
o
sp
og
bl
do.
- in
ka
a
st
133
∠AED = ∠ACD – ∠BAC
atau
∠AED = 2 ( ∠AOD – ∠BOC)
1
d = S 2 − (R + r )2 P
d = PR = garis singgung persekutuan dalam om
A B
t.c
R
r = jari-jari lingkaran kecil
bl
o.
C
d
in
B
pu
A
O
∠DAB = × ∠ DPB
1
2
AO2 = OB2+ AB2
⇔ AO = OB 2 + AB 2
134
Contoh Soal dan Pembahasan
S
T R
1. Pada gambar P di samping,
diketahui P
L2
L1
Jika luas juring OKL = 34 cm . 2
Maka Luas juring OMN adalah .... Diketahui panjang garis singgung perseku-
A. 8 cm2 tuan luar dua lingkaran 24 cm. Panjang PQ =
B. 14 cm2 26 cm RQ = 15 cm
C. 26 cm2 Pl = S 2 − (R − r )2
⇔
D. 32 cm 2
24 = 262 − (15 − r )2
Jawaban: C ⇔ 242= 262 – (15 – r)2
⇔
∠ KOL Luas Juring KLO
o
5=r
sp
og
35o Luas Juring MNO Jadi, panjang jari-jari lingkaran yang lain
=
bl
85o 34
o.
adalah 5 cm.
d
in
34 × 35
-
85
a
st
135
A. 215 cm2 5. Diketahui dua buah lingkaran dengan pusat A
B. 195 cm2 dan B, dengan panjang jari-jari masing-masing
C. 165 cm 2
7 cm dan 2 cm. Jika jarak AB = 13 cm, maka
D. 145 cm 2
panjang garis singgung persekutuan luar kedua
lingkaran tersebut adalah.....
Jawaban: C A. 5 cm
Pembahasan: B. 6 cm
Diketahui ∠ PRS = 45°, ∠ QPR = 65° C. 12 cm
luas juring PRS = 135 cm2 D. 15 cm
5. Bangun Ruang
a
st
pu
A. Kubus
1) Unsur-unsur kubus
- memiliki 6 sisi yang berbentuk persegi dan kongruen
- memiliki 12 rusuk
- memiliki 8 titik sudut
- memiliki 12 diagonal sisi
- memiliki 4 diagonal ruang
- memiliki 6 bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang
2) Luas dan volume kubus
Volume = sisi × sisi × sisi
= s3
Keliling = 12 × sisi
= 12 × s
Luas permukaan kubus = 6 × sisi × sisi
= 6 × s2
136
3) Jaring – Jaring kubus
Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi, yang jika dilipat-lipat menurut
garis persekutuan dan persegi dapat membentuk kubus, dan tidak ada bidang yang rangkap
(ganda). Tidak semua rangkaian 6 buah persegi merupakan jaring-jaring kubus.
Jumlah jaring-jaring kubus ada 11 macam bentuknya.
B. Balok
1) Unsur-unsur Balok
- memiliki 3 pasang sisi yang kongruen
- memiliki 12 rusuk
- memiliki 8 titik sudut
om
- memiliki 12 diagonal sisi
t.c
=p×l×t
pu
Jaring-jaring balok merupakan rangkaian 3 persegi panjang dengan ukuran tertentu, jika
dilipat menurut garis persekutuan dua persegi panjang dapat membentuk balok, dan tidak
ada bidang yang rangkap (ganda). Oleh karena itu tidak semua rangkaian 6 buah persegi
panjang dengan ukuran tertentu merupakan jaring-jaring balok.
137
C. Prisma F
D. Limas
pu
138
3) Jaring – jaring Limas
E. Tabung
1) Unsur-unsur tabung:
- memiliki 3 sisi
- memiliki 2 rusuk, berupa garis lengkung
- tidak memiliki titik sudut
- memiliki selimut tabung, berupa persegi panjang
= 2πrt2 + 2πrt
do.
= 2πrt (r+t)
in
-
ka
F. Kerucut
pu
1) Unsur-unsur Kerucut:
- memiliki 2 sisi
- memiliki 1 rusuk, berupa garis lengkung
- tidak memiliki titik sudut
- memiliki selimut kerucut, berupa juring lingkaran
2) Luas dan volume kerucut
139
G. Bola
1) Unsur-unsur Bola
- memiliki 2 sisi
r
- tidak memiliki rusuk
- tidak memiliki titik sudut
2) Luas dan Volume Bola
× πr 3.
4
V=
3
Luas = 4 × π × jari-jari × jari-jari
L = 4 πr 2.
om
t.c
o
sp
og
bl
o.
d
140
Gambar (iii) bukan jaring-jaring balok 5. Perhatikan bangun berikut yang terdiri dari
Gambar (iv) merupakan jaring-jaring balok balok dan limas !
ke dalam kubus dengan panjang rusuk 30 cm luas permukaan Balok + Luas sisi tegak limas
o
sp
A. 2.700 π cm3
bl
t)
o.
C. 4.500 π cm3
d
= 6 .6 + 2 × (6 . 15 + 6 . 15)
in
-
B. 3.600 π cm3 T
ka
= 396 cm2
a
st
D. 6.000 π cm3
pu
Jawaban: B Panjang EO
1 D C
Pembahasan: = 2 × 6 = 3 cm O
A E B
Volume bola terbesar didapat jika diameter Tinggi limas = 4 cm.
bola sama dengan panjang rusuk kubus.
Jadi, diameter bola adalah 30 cm. Jadi, panjang TE = EO 2 + TO 2
Jari-jari bola = × 30 = 15 cm
1
= 32 + 4 2 = 5 cm.
2
Volume Bola = × πr3 Jadi, Luas sisi tegak limas = 4 × Luas ABT
4
3
1 1
= × 3,14 × 153 =4× ×6 5
3 2
= 60 cm2.
= 2.512 cm2
Jadi, volume kerucut adalah 2.512 cm2 Jadi, luas permukaan seluruhnya adalah =
396 cm2 +60 cm2 = 456 cm2
141
6. Kesebangunan
Dua buah bangun dikatakan sebangun jika:
• Masing-masing sudut yang bersesuaian sama besar.
• Setiap sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama.
Kedua bangun datar di atas, ABCD dan PQRS adalah dua bangun yang sebangun, karena memiliki
om
t.c
∠A = ∠P ∠C = ∠R
d
- in
ka
∠B = ∠Q ∠D = ∠S
a
st
pu
142
B. Dua Segitiga yang Sebangun
Dua segitiga dikatakan sebangun jika
1) Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar;
∠ A = ∠ K
∠ B = ∠ L
∠ C = ∠ M
1) Segitiga yang salah satu sudutnya berhimpit dengan salah satu sisi saling sejajar.
bl
o.
d
-in
AD AE DE
ka
= = ;
a
AB AC BC
st
pu
AD AE DE
= = .
DB EC BC − DE
2) Segitiga siku-siku.
AB 2 = BC 2 + CA2 ;
BC 2 = BD × AB ;
AC 2 = AD × AB ;
CD 2 = AD × DB.
b=
(a . k ) + (c . l )
k+l
143
4. Kongruensi
Bangun datar ABCD dan PQRS adalah kongruen. Secara geometris, dua bangun datar dikatakan
kongruen jika kedua bangun dihimpitkan, maka bangun tersebut akan saling menutupi dengan
tepat.
Sifat dua bangun datar yang kongruen adalah sebagai berikut.
a. Pasangan sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
b. Sudut yang bersesuaian sama besar.
AB = KL
o.
d
in
BC = LM
-
ka
a
st
CA = MK
pu
b. Dua sisi dan satu sudut apit yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi).
AB = KL
∠A = ∠K
AC = ∠KM
c. Satu sisi apit dan dua sudut bersesuaian sama besar (sudut, sisi, sudut).
∠A = ∠K
AB = ∠KL
∠B = ∠L
144
d. Khusus pada dua segitiga siku-siku, dikatakan kongruen jika sisi miringnya sama panjang.
BC = LM
C) 3 cm
o
A. 5 cm
sp
D) 2 cm
og
B. 4 cm
bl
C. 3 cm
o.
Jawaban: B
d
in
D. 2 cm
-
ka
Jawaban: C Pembahasan:
a
st
Pembahasan:
DP = PB; CQ = QA
∆ DCT sebangun ∆ BTA sebangun ∆ PTQ .
AB AD P 20cm Q
= A 2cm B
PQ PS
Dengan kesebangunan, misal TB = x maka 20 30
=
DT = 2x sehingga DB = 3x 24 32 + x 30cm
3
P ditengah DB, maka DP = x 5 30
2 =
6 32 + x
1
Dengan demikian PT = x 5. (32+ x) = 6 . 30
2 D C
PT PQ maka 160 + 5x = 180
= 5x = 180 – 160
S R
TB AB
1 5x = 20
x
2 = PQ x=4
x 6
3 x = PQx Jadi sisa karton dibawah adalah 4 cm.
PQ = 3
Jadi panjang PQ =3. 3. Perhatikan gambar berikut.
145
7cm B. AC dan DE
D C
C. BC dan DE
D. AB dan FE
X Y
Jawaban: C
A B
22cm
Pembahasan:
Jika Y : YB = 2 : 3,
C F
Maka panjang XY adalah . . .
A. 9 cm
B. 11,5 cm
C. 13,0 cm B D E
D. 14,5 cm Panjang garis yang sama adalah BC dan DE
Jawaban : C
5. Perhatikan gambar!
Pembahasan:
Dari gambar dapat diketahui bahwa B T
=
o
AE DE
sp
C O
og
A P
XH 2
=
bl
15 DH + HE
o.
d
in
=
ka
A. ∠BAC = ∠POT
st
pu
2
B. ∠BAC = ∠PTO
XH = × 15
5
C. ∠ABC = ∠POT
XH = 6
B D E
Pasangan garis yang sama panjang adalah . . .
A. AB dan DE
146
BAB 4
STATISTIK DAN PELUANG
1. Statistika
Statistika adalah ilmu pengetahuan ( metode ilmiah ) yang mempelajari cara - cara mengumpulkan,
menyusun, menyajikan, dan menganalisis data serta cara mengambil kesimpulan yang logis sehingga
dapat diambil suatu keputusan yang akurat. Sedangkan
Statistik adalah kumpulan data yang disusun dalam bentuk tabel atau diagram.
A. Penyajian Data
Pada umumnya data bisa disajikan dalam berbagai bentuk 2 bentuk yaitu tabel atau daftar, dan
om
graik atau diagram. Data bisa disajikan dalam berbagai bentuk, misalnya
t.c
•
o
diagram batang,
sp
•
og
1) Tabel
aka
Contoh:
st
pu
Diketahui data nilai hasil ulangan matematika siswa kelas IX SMP sebagai berikut.
4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 7 7
7 7 7 7 7 8 8 8 8 9
Jika data tersebut di sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut
Nilai 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 4 10 14 7 4 1
147
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
65 70 75 80 85 90
b) Diagram Garis
Contoh :
12
10
6
om
4
t.c
o
2
sp
og
bl
3 4 5 6 7 8 9
o.
d
in
Contoh:
a
st
pu
148
Jumlah semua data
Mean ( X ) =
Banyaknya data
b) Median (nilai tengah)
Median adalah nilai tengah dari suatu data setelah data diurutkan. Jika banyaknya data
adalah ganjil, maka letak media dapat dicari dengan rumus:
X n +1
Median (Me) =
2
Jika banyaknya data adalah genap, maka letak media dapat dicari dengan rumus:
X n + X n +1
2 2
Median (Me) =
2
Jawab:
o
sp
a. Karena nilai yang paling banyak muncul adalah 5, maka modus data tersebut adalah 5.
og
b. Karena nilai yang paling banyak muncul adalah 5 dan 7, maka modus adalah 5 dan
bl
o.
c. Tidak ada modus, karena tidak ada nilai yang sering muncul
aka
st
Contoh
pu
149
Jadi median (nilai tengah) adalah 7.
Modus (nilai yang paling sering muncul), karena nilai yang paling banyak muncul adalah
6, maka modus data tersebut adalah 6.
d) Rata-rata gabungan
n x +n x
x = 1 1 2 2 atau x t nt = n1 x1 + n2 x 2
n1 + n2
Keterangan:
n1 = banyak data kelompok pertama
n2 = banyak data kelompok kedua
om
t.c
o
sp
og
bl
o.
Total
matematika Nilai 5 6 7 8 9 10
Nilai 5 6 7 8 9 10 Frekuensi 5 4 6 5 6 4 30
Frekuensi 5 4 6 5 6 4 Nilai × Frek 25 24 42 40 54 40 225
Banyaknya siswa yang mendapat nilai kurang
Jumlah semua data
dari nilai rata-rata adalah … . Mean (X ) =
Banyaknya data
A. 11 orang 225
=
B. 15 orang 30
C. 18 orang = 7,5.
D. 20 orang Jadi, banyaknya siswa yang mendapat nilai
di bawah rata-rata adalah
Jawaban: B
= 5 + 4 + 6 = 15.
Pembahasan:
Soal di atas akan lebih mudah di selesaikan
dengan menggunakan tabel.
150
2. Rata-rata berat badan 8 orang siswa adalah Jawaban: D
50 kg. Setelah datang 2 siswa, berat rata-rata Pembahasan:
menjadi 48 kg. Berat badan 2 siswa yang baru Diketahui: banyaknya responden adalah
datang adalah … . 300 anak.
A. 48 kg banyaknya anak yang gemar sepakbola adalah
B. 46 kg 138 O
× 300 = 115 orang
C. 80 kg 360 O
D. 92 kg banyaknya anak yang gemar voli adalah
90 O
Jawaban: C × 300 = 75 orang
360 O
Pembahasan: banyaknya anak yang gemar tenis meja
Diketahui 60 O
adalah × 300 = 50 orang
N1 = banyak data kelompok pertama = 8 orang 360 O
N2 = banyak data kelompok kedua = 2 orang banyaknya anak yang gemar basket adalah
=
(72°) × 300
Nt = N1+N2 = 8 + 2 = 10 orang
om 360°
Xt = rata-rata gabungan kelompok pertama
= 60 orang.
t.c
dan kedua = 48 kg
o
sp
48 × 10 = (8 × 50) + (2 × x) Nilai 4 5 6 7 8 9 10
⇔
pu
Jawaban : C
3. Diagram berikut ini menunjukkan data dari
300 anak yang gemar sepak bola, voli, tenis Pembahasan :
meja, dan basket. Banyaknya anak yang gemar Diketahui banyaknya responden adalah 2 +
151
6. Berat badan rata-rata 15 siswa pria 52 kg,
X 32 + X 32 +1 sedangkan berat badan rata-rata 25 siswa
2 2
Median (Me) = wanita 48 kg. Berat badan rata-rata seluruh
2
siswa adalah …
Median (Me) =
( X16 + X17 )
2 A. 50,5 kg
Median (Me) =
(7 + 8 ) B. 50 kg
2 C. 49,5 kg
Median (Me) =7,5. D. 49 kg
Jawaban: C
5. Selisih banyak siswa yang memperoleh nilai 6
Pembahasan:
dan 9 pada diagram berikut adalah .....
Diketahui
12 N1 = banyak data kelompok pertama = 15 orang
N2 = banyak data kelompok kedua = 25
10
orang
8
X1 = nilai rata-rata kelompok pertama = 52 kg
6 X2= nilai rata-rata kelompok kedua = 48 kg
om
Nt = N1+N2 = 15 + 25 = 40 orang
4
t.c
2
dan kedua = 48 kg
og
bl
o.
3 4 5 6 7 8 9 15 25 40
d
52 48 x
-in
ka
A. 9 orang
a
st
152
2. Peluang
3, 5}.
o
sp
n(A) = 3.
og
n( A)
bl
Jadi P( A) =
o.
n( S )
d
in
3
-
ka
P ( A) =
a
6
st
pu
1
P ( A) =
2
1
Jadi, peluang kejadian munculnya bilangan prima adalah P( A) = .
2
B. Frekuensi Harapan
Dirumuskan sebagai berikut.
Fh (A) = P(A) × Banyaknya Percobaan
C. Frekuensi Relatif
Dirumuskan sebagai berikut.
Fh (A)
Fh (A) =
Banyaknya Percobaan
D. Komplemen Suatu Kejadian
Jika A adalah kejadian dalam ruang sampel S, maka A’ adalah kejadian bukan A di S. A’ juga sering
dituliskan sebagai Ac. Dirumuskan sebagai berikut.
P(A) + P (A’)=1 atau P(A) + P (Ac)=1
153
Contoh Soal dan Pembahasan
6
sp
prima adalah P( A) = .
d
n(A) = 2. 6
in
-
ka
n( A)
Jadi P( A) =
a
st
2
P ( A) = putih, 35 kelerang berwarna kuning, dan 45
6
1 kelereng berwarna hijau yang di tempatkan
P ( A) =
3 pada sebuah kaleng. Jika diambil secara acak
Jadi, peluang kejadian munculnya bilangan sebuah kelereng dari kaleng tersebut, maka
1
prima adalah P( A) = . peluang kelereng yang terambil berwarna putih
3
adalah ...
2. Dalam sebuah kotak terdapat 4 bola kuning, 1
A.
14 bola merah, dan 6 bola hijau. Sebuah bola 20
1
diambil secara acak, maka peluang terambil B.
5
bola berwarna kuning adalah ... 1
1 C.
A. 4
14 1
1 D.
2
B.
6
Jawaban: B
154
Pembahasan: 2
P ( A) =
Banyaknya kelerang dalam kaleng adalah 3
20 + 35 + 45 = 100. Jadi Banyaknya ruang Jadi, peluang kejadian munculnya bilangan
sampel n(S) = 100. 2
prima adalah P( A) = .
3
A = Kejadian terambilnya kelereng yang ter-
ambil berwarna putih.
5. Pada percobaan melempar tiga mata uang
n(A) = 20.
logam secara bersamaan sebanyak satu kali.
n( A)
Jadi P( A) = Peluang muncul muncul paling sedikit 1 sisi
n( S )
20 angka adalah ...
P ( A) = 7
100 A.
1 8
P ( A) =
5 3
Jadi, peluang peluang yang
terambil B.
4
1
kelereng berwarna putih adalah P( A) = . 1
5 C.
2
3
4. Sebuah dadu dilambungkan satu kali. Peluang D.
8
muncul mata dadu faktor dari 6 adalah ... om
Jawaban: B
t.c
1
A.
o
Pembahasan:
sp
6
og
B. 2
o.
2
-
C.
ka
3
a
st
5
pu
D.
6
Jawaban: B
Pembahasan:
Kejadian yang mungkin muncul dalan per-
cobaan melempar sebuah dadu adalah ke-
jadian muncul angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Jadi
Ruang sampelnya (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6}. Ban-
yaknya ruang sampel n(S) = 6.
A = Kejadian munculnya bilangan mata dadu
faktor dari 6 adalah {1, 2, 3, 6}.
n(A) = 4. Misalkan A : Munculnyas sisi angka
n( A) G : Munculnya sisi gambar
Jadi P( A) =
n( S ) Ruang sampelnya (S) = {AAA, AAG, AGA,
4
P ( A) = AGG, GAA, GAG, GGA, GGG}.
6
155
Banyaknya ruang sampel n(S) = 8. Jadi, peluang kejadian munculnya bilangan
7
A = Kejadian munculnya bilangan muncul prima adalah P( A) = .
8
muncul paling sedikit 1 sisi angka
A = { AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA}.
n(A) = 7.
n( A)
Jadi , P( A) =
n( S )
7
P ( A) =
8
om
t.c
o
sp
og
bl
o.
d
- in
ka
a
st
pu
156