Anda di halaman 1dari 92

pu

st
a ka
-in
d o.

65
bl
og
sp
o t.c
om
Matematika
BAB 1
BILANGAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1

NO LEVEL KOGNITIF BILANGAN


1 PENGETAHUAN DAN Siswa dapat memahami pengetahuan tentang:
 operasi bilangan bulat dan sifat-sifatnya
PEMAHAMAN
• Mendeskripsikan
 operasi bilangan pecahan dan sifat-sifatnya
• Membuat tabulasi  operasi bilangan berpangkat dan sifat-sifatnya
• Menghitung  operasi bilangan bentuk akar dan sifat-sifatnya
• Menginterpretasi  pola barisan bilangan
• Memprediksi
om
 barisan dan deret
t.c

• Menentukan  aritmetika sosial


o
sp

 perbandingan
og
bl
do.
in

2 APLIKASI Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang:


-

• Mengklasiikasi  operasi bilangan bulat dan sifat-sifatnya


aka
st

• Mengeskperimen data  operasi bilangan pecahan dan sifat-sifatnya


pu

• Mengonstruk  operasi bilangan berpangkat dan sifat-sifatnya


 operasi bilangan bentuk akar dan sifat-sifatnya
• Menyelesaikan masalah
 pola barisan bilangan
 perbandingan
 aritmetika sosial

3 PENALARAN Siswa mampu menggunakan nalar yang berkaitan


• Menjelaskan
dengan:
 bilangan bulat
• Membedakan
 pecahan
• Menafsirkan
 barisan dan deret
• Menyimpulkan  aritmetika sosial
 perbandingan

66
1. Bilangan Bulat
Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif. Himpunan
bilangan bulat di tulis dalam bentuk = { …, -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, …}. Bilangan bulat juga dapat
dinyatakan dalam bentuk garis bilangan dengan arah mendatar sebagai berikut.

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Bilangan bulat negatif Bilangan bulat positif

Bilangan nol

Operasi-operasi Hitung Bilangan Bulat


a. Penjumlahan
Penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan.
Contoh: - 4 + 7

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Gambar di atas menunjukkan -4 + 7 = 3 om


b. Pengurangan
ot.c

Pengurangan merupakan operasi kebalikan (invers) dari penjumlahan.


sp
og

Pengurangan bilangan a oleh b dapat dituliskan menjadi


bl
o.

a – b = a + (-b)
⇔ a–b= -b+a
d
- in
a ka

c. Perkalian dan Pembagian


st
pu

Dalam melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat ada hal yang harus diperhati-
kan, yaitu tanda dari kedua bilangan yang akan dikalikan.
Perkalian Tanda Pembagian Tanda
(+) × (+) = (+) (+) : (+) = (+)
(+) × (–) = (–) (+) : (–) = (–)
(–) × (+) = (–) (–) : (+) = (–)
(–) × (–) = (+) (–) : (–) = (+)
d. Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
Operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan lebih dari satu jenis operasi hitung.
Misalnya,
+ dan : , – dan : , + dan × , – dan ×
Operasi hitung yang lebih dari satu, tapi sejenis, tidak termasuk operasi hitung campuran.
Langkah-langkah dalam menyelesaikan operasi hitung campuran
1) Operasi hitung paling tinggi adalah operasi hitung dalam tanda kurung, kemudian perkalian
dan pembagian, terendah adalah penjumlahan dan pengurangan.
2) Operasi hitung dengan tingkat lebih tinggi dikerjakan lebih dulu.

67
3) Pengerjaan operasi hitung yang setingkat dimulai dari kiri atau depan.
Contoh:
1) 12 + 7 × 4 = 12 + 28 = 40 (perkalian dikerjakan lebih dulu)
2) 45 × (25 – 16) = 45 × 9 = 405 (di dalam kurung dikerjakan lebih dulu)
3) 115 – 280 : 4 = 115 – 70 = 45 (pembagian dikerjakan lebih dulu)

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Hasil dari – 6 + (6 : 2) - ((-3) x 3) adalah … . Pembahasan :


A. 0 Jumlah soal ujian masuk perguruan
B. 3 tinggi = 50 soal.
C. 6 Jumlah soal yang di jawab benar = 36
D. 9 Jumlah soal yang di jawab salah = 8
Jumlah soal yang tidak terjawab
Jawaban: C
om= 50 – 36 – 8
= 6.
t.c

Pembahasan :
o

Skor yang diperoleh peserta


sp

Untuk menyelesaikan soal tersebut,


og

= (36 x 4) + (8 x (-2)) + (6 x 0)
bl

dahulukan menyelesaikan operasi per–


o.

= 144 – 16 + 0
d

kalian dan pembagian terlebih dahulu.


in

= 128.
-
ka

– 6 + (6 : 2) – ((-3) x 3 )
a

Jadi Skor yang diperoleh peserta = 128


st

= –6 +3–9
pu

= 6 3. Diketahui A = −7x + 5 dan B = 2x – 3. Nilai A –


B adalah …
2. Seorang peserta ujian masuk perguruan
A. −9x + 2
tinggi menjawab 36 soal dengan benar dan
B. −9x + 8
8 soal salah dari 50 soal yang di berikan. Jika
C. −5x + 2
setiap jawaban benar diberi skor 4, jawaban
D. −5x + 8
yang salah diberi skor -2, dan tidak di jawab
Jawaban: B
diberi skor 0. Skor yang diperoleh peserta
tersebut adalah … . Pembahasan :
A. 114 A – B = (−7x + 5) – (2x – 3)
B. 128 = −7x + 5 – 2x + 3
C. 144 = −9x + 8
D. 166 Jadi, A – B = −9x + 8
Jawaban: B

68
4. Hasil dari 17 −(3 × (−8)) adalah …. Besarnya suhu udara yang tercatat pada
A. 49 pukul 22.00 adalah ....
B. 41 A. 20,25° C
B. 20,50 C
C. –7
C. 21,50° C
D. –41
D. 22,25° C
Jawaban : D Jawaban : C

Pembahasan : Pembahasan :
17 – (3 x (-8)) = 17 – (-24) Diketahui
Kenaikan suhu = 0,75
= 17 + 24
Penurunan suhu = 1,5
= 41.
Selisih waktu kenaikan suhu:
Jadi nilai dari 17 – (3 x (-8)) = 41.
13-5 = 8
Selisih waktu penurunan suhu:
5. Suhu udara di kota Jakarta pada pukul 05.00 22-13 = 9
tercatat 29°C. Suhu udara bertambah rata- Rumusnya adalah
rata 0,75°C setiap jam hingga mencapai suhu awal+ (selisih waktu kenaikan
puncaknya pada pukul 13.00. kemudian x kenaikan suhu) - (selisih waktu
om
suhu udara di kota tersebut berangsur- penurunan x penurunan suhu)
t.c

angsur turun dengan rata-rata penurunan


o
sp

= 29 + ( 8 x 0,75) - (9 x 1,5)
og

suhunya mencapai 1,5°C setiap jam sampai


bl

dengan pukul 22.00. = 29 + 6 - 13,5


o.
d

= 21,5
- in
ka
a
st
pu

2. Pecahan
a
Pecahan mempunyai suatu bentuk umum dengan b ≠ 0. a disebut sebagai pembilang dan
b
b disebut sebagai penyebut.

a. Mengubah Suatu Pecahan


 Mengubah Bentuk Pecahan Biasa ke Bentuk Pecahan Desimal
Pecahan biasa dapat dinyatakan ke bentuk pecahan desimal dengan mengubah penyebut-
nya menjadi bilangan 10, 100, 1000, …
Banyaknya nol pada penyebutnya sama dengan banyaknya angka di belakang koma pada
pecahan desimal.
3 3×2 6
Contoh: = = = 0, 6
5 5 × 2 10

69
 Mengubah Bentuk Pecahan Desimal ke Bentuk Pecahan Biasa
Banyaknya angka di belakang koma pada pecahan desimal sama dengan banyaknya nol
pada penyebutnya.
6 3× 2 3
Contoh: 0, 6 = = =
10 5 × 2 5

 Mengubah Bentuk Pecahan Biasa ke Bentuk Persen


Persen artinya per seratus dan ditulis dalam notasi %.
Untuk mengubah pecahan biasa menjadi persen dapat dilakukan dengan cara mengubah
pecahan tersebut menjadi pecahan dengan penyebut 100 atau mengalikan pecahan terse-
but dengan 100%.
Contoh:
37
= 37%
100
7 7×4 28
= = = 28%
25 25 × 4 100

 Mengubah Bentuk Persen ke Bentuk Pecahan Biasa om


37
t.c

Contoh: 37% =
o

100
sp
og

28 7x4 7
bl

28% = = =
o.

100 25 x 4 25
d
in
-
aka
st

b. Operasi Hitung pada Pecahan


pu

1) Penjumlahan dan Pengurangan


Operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan dapat dilakukan jika penyebut pecahan
sama. Jika penyebut pecahan tersebut berbeda, maka harus kita samakan terlebih dahulu.
Contoh:
3 1 4
+ =
5 5 5
3 1 2
− =
5 5 5
3 1 2 18 21 28 11
+ − = + − =
7 2 3 42 42 42 42
Penyebutnya berbeda,
maka harus di samakan
dahulu dengan mencari
KPK dari 2, 3, dan 7.

70
2) Perkalian
Operasi perkalian pada pecahan dapat dilakukan dengan cara mengalikan pembilang dengan
pembilang, dan penyebut dengan penyebut.
Contoh:
3 2 3×2 6
× = =
5 3 5 × 3 15
3 2 1 3 × 2 ×1 6 1
× × = = =
5 3 4 5 × 3 × 4 60 10

3) Pembagian
Operasi pembagian dua buah pecahan dapat dilakukan dengan cara mengalikan pecahan
yang dibagi dengan kebalikan pecahan pembaginya.
Contoh:
7 3 7 2 14
: = × =
5 2 5 3 15

Contoh Soal dan Pembahasan t.c


om
o
sp

1 1 1 1 1 1 7
og

1. Hasil dari 2 :1 − 1 adalah …. Jadi, nilai dari 2 :1 − 1 =


bl

5 5 4 5 5 4 12
o.

1
d

15
A.
in

2
-
ka

2. Seorang ibu membeli 40 kg beras. Jika rata-


5
a

B. 1
st

rata pemakaian beras setiap hari adalah


pu

7
7 4
kg, maka beras tersebut akan habis
C. 5
12 digunakan dalam waktu …
5
D. A. 30 hari
12
Jawaban: D B. 32 hari
C. 40 hari
Pembahasan: D. 50 hari
1 1 1 11 6 5
2 :1 − 1 = : − Jawaban: D
5 5 4 5 5 4
Pembahasan:
11 5 5
= × − Beras tersebut akan habis digunakan dalam
5 6 4 4
waktu = 40 :
11 5 5
= −
6 4 4
= 40 ×
22 15 7 5
= − =
12 12 12 = 50 hari.

71
3. Anita memiliki pita sepanjang m, kemu- Pembahasan:
3
dian ia membeli lagi pita sepanjang m. Banyaknya potongan tali = 24 :
4
Anita menggunakan pita miliknya sepan- 4
= 24 ×
jang m untuk membuat bunga. Panjang 3
= 32 potong.
pita Anita yang tersisa sekarang adalah …

A. m 5. Kebun seluas 800 m2 akan ditanami jagung


B. m 1 3
bagian dan ditanami papaya bagian.
4 5
C. m Jadi, sisanya akan ditanami singkong maka

D. m luas kebun yang ditanami singkong adalah



Jawab: D A. 120 m2
Pembahasan B. 180 m2
Diketahui : Banyaknya Pita yang dimiliki C. 200 m2
Anita = 15 1 m + 2 2 m = 18 1 m D. 480 m2
2 3 6
Banyaknya pita yang diperlukan untuk (Ujian Nasional 2008/2009)
om
1
membuat bunga adalah 9 m Jawaban: A
t.c

4
o

Jadi sisa pita yang dipunyai Anita


sp

1 1 Pembahasan:
og

= 18 m – 9 m
bl

6 4 Luas kebun yang ditanami singkong


o.

 1 1
d

= (18 − 9 ) +  −  m
in

6 4
-

 1 3
ka

L =  1− −  × 800
= ( 9 ) +  2 − 3  m
a

 4 5
st
pu

 12 12 
= (9) −
1
m  20 5 12 
= − − × 800
12  20 20 20 
11
=8 m.
12  3
=   × 800
 20 
4. Andi memiliki seutas tali yang panjangnya
= 120 m2
24 m. Jika tali tersebut di potong-potong
3
dengan panjang masing-masing m, maka
4
banyaknya potongan tali adalah …
A. 36 potong
B. 32 potong
C. 24 potong
D. 18 potong
(Ujian Nasional 2009/2010)
Jawaban: B

72
3. Pangkat dan akar
Perpangkatan suatu bilangan merupakan hasil kali bilangan tersebut sebanyak faktor pangkatnya.
Contoh :
23 =2x2x2
(-4)4 = (-4) x (-4) x (-4) x (-4)
an =axaxaxaxax…xa

Sifat – sifat Perpangkatan


a) a m x an = am + n
b) a m : an = am - n
c) (a m )n = am x n
d) (a x b )m = am x b m
m
e) ( a )m = a
m
b b

Akar merupakan kebalikan (invers) dari perpangkatan.


Contoh :
Jika a2 = p , maka p =a
om
t.c

Jika ( −3) = - 27 , maka


3 3
−27 = -3
o
sp
og
bl
o.

Contoh Soal dan Pembahasan


d
-in
ka
a
st
pu

1. Hasil dari 6 × 8 adalah …. 6,25 + (1,5 )


2

2. Hasil dari = ….
A. 3 6 3
125
A. 0,92
B. 4 2
B. 1
C. 4 3
C. 3
D. 4 6
D. 5
(Ujian Nasional 2011/2012)
Jawaban: C
3. Hasil dari 625 − 3 ( −216 ) + 5 ( −243 ) = ….
Pembahasan:
A. 28
6 × 8 = 6×8
B. 24
= 48
C. 22
= 16 × 3
D. 12
=4 3

Jadi, nilai dari 6 × 8=4 3

73
4. Pola Bilangan, Barisan, dan Deret
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan tertentu antara satu
bilangan dengan bilangan berikutnya, sedangkan Deret bilangan adalah jumlah beruntun dari suku-
suku barisan tersebut.
a. Barisan Aritmetika dan Deret Aritmetika (Deret Hitung)
Barisan bilangan tersebut dikatakan barisan aritmetika, jika selisih untuk setiap suku ke-n (Un)
dengan suku sebelumnya (Un-1) adalah tetap (konstan). Selisih tersebut dinamakan beda (b).
Misalkan suku pertama = a, beda b, maka
U1 U2 U3 U4 Un−1 Un
↓ ↓ ↓ ↓ … ↓ ↓
a a + b a + 2b a + 3b a + (n − 2)b a + (n − 1)b

Rumus suku ke-n barisan Aritmetika Un = a + (n − 1).b

Deret Aritmetika adalah bentuk penjumlahaan barisan aritmetika . Jika U1, U2, U3, …,Un adalah
barisan aitmatika, maka U1 + U2 + U3 + …,Un merupakan deret aritmetika . Jumlah n suku pertama
om
disimbolkan dengan Sn.
t.c
o
sp

Sn = U1 + U2 + U3 + …,Un
og
bl
o.
d

Rumus jumlah n suku pertama adalah :


- in
aka

1 1
Sn = n{2a + (n − 1)b}
st

Atau Sn n(a + Un)


pu

2 2
beruntun dari suku-suku barisan tersebut.

b. Barisan Geometri dan Deret Geometri (Deret Ukur)


Barisan bilangan tersebut dikatakan barisan aritmetika, jika perbandingan untuk setiap suku ke-n
(Un) dengan suku sebelumnya (Un-1) adalah tetap (konstan). Perbandingan tersebut dinamakan
rasio (r).
Misalkan suku pertama = a, rasio = r, maka
U1 U2 U3 U4 Un−1 Un
↓ ↓ ↓ ↓ … ↓ ↓
a a.r ar 2 ar 3 a.r n−2 a.r n−1
Rumus suku ke-n barisan Geometri

Un = a.r n−1

74
Deret Aritmetika adalah bentuk penjumlahaan barisan geometri. Jika U1, U2, U3, …,Un adalah
barisan geometri, maka U1 + U2 + U3 + …,Un merupakan deret geometri. Jumlah n suku pertama
disimbolkan dengan Sn.

Sn = U1 + U2 + U3 + …,Un

Rumus jumlah n suku pertama adalah :

a(1− r n )
Sn = Jika nilai r < 1
1− r
Atau

a(r n − 1)
Sn = Jika nilai r >1
r−

c. Barisan Bilangan Lainnya


1) Barisan bilangan persegi
Pola barisan bilangan persegi : 12, 22, 32, 42, 52, 62, …
om
atau 2, 4, 9, 16, 25, 36
ot.c

Rumus suku ke-n : n 2 , n = bilangan asli


sp
og
bl

2) Barisan bilangan persegi panjang


do.
in

Pola barisan bilangan persegi : 1×2, 2×3, 3×4, 4×5, 5×6, 6×7, …
-
aka

atau 2, 6, 12, 20, 30, 42, …


st

n × ( n + 1) , n = bilangan asli
pu

Rumus suku ke-n :

3) Barisan bilangan segitiga


Pola barisan bilangan segitiga : 1, 3, 6, 10, 15, …
1
Rumus suku ke-n : n × ( n + 1) , n = bilangan asli
2
4) Barisan bilangan Fibonacci
Barisan Fibonacci adalah barisan bilangan yang suku berikutnya di peroleh dari menjumlahkan
dua suku sebelumnya.
Contoh :
 2, 4, 6, 10, 16, …
 1, 2, 3, 5, 8, 13, …

75
Contoh Soal dan Pembahasan

1. Rumus suku ke-n suatu barisan aritmetika = 18 – 15


adalah Un = n – 2n. Jumlah suku ke-10 dan
2 = 3.
ke-11 barisan itu adalah … Rumus suku-n
A. 179 Un = a + (n–1). b
B. 189
Jadi U10 = a + (10–1). b
C. 191
= 12 + 9× 3
D. 196
= 12 + 27
(Ujian Nasional 2010/2011)
= 39.
Jawaban: A

Pembahasan: 3. Banyaknya kursi pada baris pertama di


Dipunyai Un = n – 2n.
2
gedung bioskop adalah 20 kursi pada baris di
Jadi U10 = 102 – 2.10 belakangnya lebih banyak 4 buah. Banyaknya
= 100 – 20 kursi pada baris ke 15 adalah …
= 80. A. 72
om
Jadi U11 = 112 – 2.11 B. 74
t.c

C. 76
o

= 121 – 22
sp
og

= 99. D. 80
bl

(Ujian Nasional 2008/2009)


o.

Jadi U10+ U11 = 80 + 99 = 179


d
in

Jawaban: D
-
aka
st

2. Ibu menumpuk gelas masing-masing tingginya


pu

Pembahasan:
12 cm. Tinggi tumpukan dua gelas 15 cm Diketahui:
dan tinggi tumpukan tiga gelas 18 cm. Tinggi Banyaknya kursi pada baris pertama = 20
tumpukan 10 gelas adalah … Beda (b) = 4
A. 56 cm
B. 57 cm Rumus suku – n
C. 48 cm Un = a+(n–1). b
D. 39 cm U15 = a+(15–1).b
(Ujian Nasional 2008/2009) = 20 + 14 × 4
Jawaban: D = 20 + 56
= 76.
Pembahasan:
Diketahui tinggi masing-masing gelas = 12 cm. Jadi, banyaknya kursi pada baris ke 15
tinggi tumpukan 2 gelas (U2) = 15 cm. adalah 76.
tinggi tumpukan 3 gelas (U3) = 18 cm.
Beda (b) = U3 – U2

76
4. Perhatikan gambar pola di bawah. 5. Amuba akan membelah diri menjadi dua setiap
15 menit. Jika mula-mula ada 30 amuba, maka
banyaknya amuba selama 2 jam adalah ….
A. 900
Pola 1 Pola 2 Pola 3 Pola 4 B. 1.800
Banyak lingkaran pada pola ke–20 adalah… C. 3.840
A. 380 D. 7.680
B. 420 (Ujian Nasional
C. 462 2011/2012)
D. 506 Jawaban: C
(Ujian Nasional
Pembahasan:
2009/2010)
Diketahui:
Jawaban: B
Banyaknya Amuba mula-mula (U1) = 30
Pembahasan: Banyaknya pembelahan yang terjadi selama
Diketahui: 15 menit = 2
Banyaknya lingkaran pada pola ke–1 = 2 Jelas bahwa pola barisan diatas bukan pola
om
Banyaknya lingkaran pada pola ke–2 = 6 barisan geometri, dengan rasio (r) = 2
o t.c
sp

Banyaknya lingkaran pada pola ke–3 = 12 Jadi, banyaknya amuba selama 2 jam adalah
og

= U1× r n–1
Banyaknya lingkaran pada pola ke–4 = 20
bl
o.

Sn
Jelas bahwa pola barisan diatas bukan
d
in

120
-

−1
ka

pola barisan aritmetika ataupun barisan = 30 × 2 15


a
st

geometri. = 30× 28–1


pu

Pola barisan di atas = 30× 27


U1 U2 U3 U4 Un
↓ ↓ ↓ ↓ … ↓
= 30× 128
= 3840.
2 6 12 20 x
↓ ↓ ↓ ↓ … ↓
1x2 2x3 3x4 4x5 nx(n+1)

Rumus suku ke-n

Un= n × (n+1)

Jadi U20 = 20 × 21
= 420
Jadi, banyaknya kursi pada baris ke 20
adalah 420

77
5. Aritmetika Sosial
a. Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi.
Dalam suatu kegiatan perdagangan, kita sering mendengar adanya beberapa istilah seperti: harga
penjualan, harga pembelian, untung, rugi, persentase untung, persentase rugi.
 Harga Pembelian (Modal)
Harga pembelian (modal) adalah nilai uang yang harus dibayarkan seseorang untuk membeli
suatu barang.
 Harga Penjualan
Harga penjualan adalah nilai uang yang diterima seseorang sebagai akibat dari penjualan
suatu barang.
 Untung
Untung, jika harga penjualan lebih besar dari harga pembelian.
Besar untung = harga penjualan – harga pembelian
 Rugi
Rugi, jika harga penjualan lebih kecil dari harga pembelian.
Besar rugi = harga pembelian – harga penjualan
 Persentase Untung /Rugi
om
Persentase untung atau persentase rugi adalah besarnya untung atau rugi yang dinyatakan
t.c

dalam bentuk persen.


o
sp
og

Besar Untung /Rugi


bl

Persentase Untung / Rugi = x 100%


o.

Harga Pembelian
d
-in
ka
a
st
pu

CATATAN
Trik khusus untuk menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan jual beli
 Jika Pedagang Untung

Jual 100 + Untung


Beli 100
 Jika Pedagang Rugi
Jual 100 - Rugi
Beli 100
Contoh:
Harga pembelian sebuah buku tulis Rp5.000,00. Jika buku tulis tersebut hendak dijual
dengan keuntungan 15%. Harga penjualan 100 buku tulis adalah ...
Soal tersebut dapat diselesaikan sebagai berikut
Harga pembelian sebuah buku adalah = Rp5.000,00
Jadi harga pembelian 100 buku adalah = Rp5.000,00 × 100 = Rp500.000,00.

78
Harga Jual 100+Untung
=
harga Beli 100
Harga Jual 100+15
=
500.000 100
115×500.000
Harga Jual=
100
115×500.000
Harga Jual=
100
Harga Jual=575.000

Jadi, harga penjualan 100 buku tulis adalah Rp575.000,00.

b. Rabat, Bruto, Tara, Netto, Bunga, dan Pajak


 Rabat / Potongan / Diskon
Rabat / potongan / diskon adalah potongan harga yang di berikan penjual kepada pembeli.
Contoh:
Bu Yanti pergi ke swalayan untuk membelikan tas untuk anaknya. Ia membeli sebuah tas
om
seharga Rp150.000,00. Jika swalayan tersebut memberikan diskon 20%, maka uang yang
t.c

harus dibayarkan Bu Yanti adalah ...


o
sp

Soal tersebut dapat diselesaikan sebagai berikut


og
bl

Harga sebelum diskon = Rp150.000,00


do.
in

20
Diskon 20% = × Rp150.000, 00
-
ka

100
a
st

= Rp30.000, 00
pu

Harga setelah diskon = Rp150.000,00 - Rp30.000,00 = Rp120.000,00.


Jadi uang yang harus di bayarkan Bu Yanti adalah Rp120.000,00.
 Bruto / Berat kotor
Bruto / berat kotor adalah berat suatu benda beserta tempatnya.
 Tara / Potongan berat
Tara / potongan berat adalah berat tempat dari suatu benda.
 Netto / Berat bersih
Tara / potongan berat adalah berat suatu benda setelah dikurangan berat tempatnya.
 Bunga Tabungan dan Pajak
Besar bunga = Persentase bunga × Modal
Besar pajak = Persentase pajak × Besar belanja

79
Contoh Soal dan Pembahasan

1. Andi membeli 10 pasang sepatu seharga A. Rp 442.000,00


Rp400.000,00. Sebanyak 7 pasang sepatu B. Rp 460.000,00
dijual dengan harga Rp50.000,00 per pasang, C. Rp 472.000,00
2 pasang dijual Rp40.000,00 per pasang, dan D. Rp 600.000,00
sisanya disumbangkan. Persentase keuntungan (Ujian Nasional 2009/2010)
yang diperoleh Andi adalah … Jawaban : B
1
A. 7 %
2 Pembahasan :
B. 15% Uang yang dipinjam = Rp4.000.000,00
1
C. 22 % Waktu angsuran = 10 bulan
2
D. 30% Bunga = 1,5% per bulan
(Ujian Nasional Besar angsuran tiap bulan = cicilan uang per
2010/2011) bulan + bunga per bulan
Jawaban: A  Besar Pinjaman 
= 
om  + ( Besar Pinjaman × Bunga perbulan )
 Lama Pinjaman 
t.c

Pembahasan: =  4.000.000  + ( 4.000.000 × 1,5% )


o
sp

 10 
Harga Pembelian 10 pasang sepatu =
= ( 400.000 ) + ( 60.000 )
og
bl

Rp400.000,00
o.

= 460.000 .
d

Total hasil penjualan = (7 × 50.000) + (2 × 40.000)


-in
ka

= 350.000 + 80.000
a

Jadi besarnya angsuran yang harus dibayar–


st

= 430.000
pu

kan tiap bulannya adalah Rp460.000,00


Keuntungan = Total Penjualan – Harga Beli
= 430.000 – 400.000 = 30.000
Besar Keuntungan 3. Pada awal Januari 2009 koperasi “Rasa Sayang”
Persentase Keuntungan = x 100%
Harga Pembelian mempunyai modal sebesar Rp25.000.000,00.
30.000 1 Seluruh modal tersebut dipinjamkan kepada
= × 100% = 7 %
400.000 2 anggotanya selama 10 bulan dengan bunga
Jadi, persentase keuntungan yang diperoleh 12% per tahun. Setelah seluruh pinjaman
1
Andi adalah 7 % . dikembalikan, modal koperasi sekarang
2
adalah …
A. Rp27.500.000,00
2. Seseorang meminjam uang di koperasi
B. Rp28.000.000,00
sebesar Rp4.000.000,00, dan diangsur
C. Rp28.750.000,00
selama 10 bulan dengan bunga 1,5 % per
D. Rp30.000.000,00
bulan. Besar angsuran tiap bulan adalah…
Jawaban: B

80
Pembahasan:
Modal yang di punyai koperasi = Rp25.000.000,00 Persentase Keuntungan =
Waktu angsuran = 10 bulan Besar Keuntungan
× 100%
Bunga = 12% per tahun Harga Pembelian
Besar bunga selama 10 bulan 55.000
= × 100%
= 10
× 12% × Modal Koperasi (180.000 + 40.000 )
12 55.000
= × 100%
10 220.000
= × 12% × Rp25.000.000
12
= 25%
= Rp 2.500.000.

Jadi, modal yang dipunyai koperasi setelah Jadi, modal persentase keuntungan yang
seluruh pinjaman dikembalikan adalah diperoleh adalah 25%
M = Rp25.000.000 + Rp2.500.000
M = Rp27.500.000.
5. Setelah 9 bulan uang tabungan Susi di
koperasi berjumlah Rp3.815.000,00. Koperasi
4. Budi membeli sepeda seharga Rp180.000,00. member jasa simpanan berupa bunga 12%
Setelah diperbaiki dengan biaya Rp40.000,00, om
per tahun. Tabungan awal Susi di koperasi
t.c

sepeda tersebut dijual dengan harga adalaadalah ....


o
sp

Rp275.000,00. Persentase keuntungan yang A. Rp3.500.000,00


og
bl

diperoleh adalah …. B. Rp3.550.000,00


o.
d

A. 14%
in

C. Rp3.600.000,00
-
ka

B. 15% D. Rp3.650.000,00
a
st
pu

C. 20%
D. 25% (Ujian Nasional 2010/2011)
(Ujian Nasional 2010/2011) Jawaban: A
Jawaban: D
Pembahasan:
Pembahasan: Bunga koperasi selama setahun = 12% .
9
Harga sepeda Budi = Rp180.000.00 Bunga koperasi selama 9 bulan = × 12%
12
Biaya perbaikan sepeda budi = Rp40.000,00 = 9 %.
Harga jual sepeda Budi = Rp275.000,00 Besar uang tabungan Susi selama 9 bulan =
Keuntungan yang diperoleh Budi = Rp3.815.000,00
Harga Jual – (Harga Beli + Reparasi) Besar tabungan Susi =
= Rp275.000 – (Rp180.000 + Rp40.000) Modal awal + (Bunga × Modal awal)
= Rp275.000 – (Rp220.000) ⇔ Rp3.815.000,00 =
= Rp55.000. Modal awal + (9% ×Modal awal)
⇔ Rp3.815.000,00 = 109% × Modal awal

81
⇔ x = 20 bulan
⇔ Modal awal × Rp3.815.000,00
100
= Jadi, lamanya menabung kakak adalah
⇔ Modal awal
109
= Rp3.500.000,00. 20 bulan.

Jadi tabungan awal Susi adalah Rp3.500.000,00.


7. Ali menabung di bank sebesar Rp.2.000.000,00
dengan suku bunga tunggal 6% pertahun. Pada
6. Kakak menabung di bank sebesar saat diambil uang Ali menjadi Rp.2.080.000,00.
Rp800.000,00 dengan suku bunga tunggal 9% Lama Ali menabung adalah ….
setahun. Tabungan kakak saat diambil sebesar A. 6 bulan
Rp920.000,00. Lama menabung adalah …. B. 7 bulan
A. 18 bulan C. 8 bulan
B. 20 bulan D. 9 bulan
C. 22 bulan (Ujian Nasional 2011/2012)
D. 24 bulan Jawaban: C
(Ujian Nasional 2011/2012)
Jawaban: B Pembahasan:
om
Besar tabungan Ali di bank adalah
t.c

Pembahasan: Rp2.000.000,00
o
sp

Besar tabungan Kakak di bank adalah Suku bunga bank selama 1 tahun = 6 %.
og
bl

Rp800.000,00 Besar tabungan Ali saat di ambil adalah


d o.
in

Suku bunga bank selama 1 tahum = 9 %. Rp2.080.000,00


-
ka
a

Besar tabungan Kakak saat di ambil adalah


st
pu

Rp920.000,00 Jadi, besar bunga yang di terima Ali


= Rp2.080.000,00 – Rp2.000.000,00
Jadi besar bunga yang diterima Kakak =
= Rp80.000,00.
Rp920.000,00 – Rp800.000,00 = Rp120.000,00.
x
Bunga x bulan = × bunga persen × modal
Bunga x bulan = 12

a2 + b2 × bunga persen × modal


x
x Jadi , 80.000 = × 6 % × 2.000.000,00
12
⇔ 12 × 80.000 = x × 6 % × 2.000.000,00
12

⇔ 960.000 = x × 120.000

× 9 % × 800.000 ⇔
x 960.000
Jadi 120.000 = x =
12 120.000

⇔ 12 × 120.000 = × 9 % × 800.000
x x = 8 bulan

⇔ 1.440.000 = x × 7200
12 Jadi, lamanya menabung Ali adalah 8 bulan.

⇔ x 1.440.000
=
7.200

82
8. Seorang pedagang membeli satu dus jeruk A. 1,7%
berisi 50 kg dengan harga Rp4.000,00 B. 2%
setiap kg. Setelah dibuka ternyata ada C. 2,5%
jeruk itu busuk sebanyak 6 kg dan sisanya D. 3%
dijual dengan harga Rp4.500,00 setiap kg. (Ujian Nasional 2009/2010)
Persentase kerugian pedagang tersebut Jawaban : B
adalah ….
Pembahasan :
A. 10%
Besar uang yang di terima Ani di koperasi
B. 5%
adalah Rp 800.000,00.
C. 2%
Lama waktu peminjaman adalah 10 bulan.
D. 1%
(Ujian Nasional 2011/2012)
Besarnya uang yang dibayarkan Ani di koperasi
Jawaban: A
adalah Rp 960.000,00.
Jadi besar bunga yang di dibayarkan Ani di
Pembahasan:
koperasi = Rp960.000,00 – 800.000,00
Jumlah jeruk yang di beli = 50 kg.
= Rp160.000,00.
Harga per kg jeruk Rp4.000,00.
Biaya pembelian 1 dos jeruk = 50 × Rp4.000,00
om Besar bunga
Persentase bunga / bln = × 100%
t.c

Besar Uang Pinjaman


o
sp

= Rp200.000,00
og

Jadi Persentase bunga/bln =


Jumlah jeruk yang di jual = 50 kg – 6 kg = 44
× 100 %
bl

Rp160.000
o.

kg.
d

Harga penjualan jeruk = 44 × Rp4.500,00 =


Rp800.000
-in
ka

⇔ Persentase bunga/bln = Rp800.000 × 100 %


Rp160.000
a
st

Rp198.000,00
⇔ Persentase bunga/bln = 0.2%
pu

Besar Rugi = Besar Pembelian - Penjualan


= Rp200.000,00 - Rp198.000,00
= Rp2.000,00 Jadi, persentase bunga selama 10 bulan =
0,2% × 10 = 2%.
Besar Untung /Rugi
Persentase Rugi = x 100%
Harga Pembelian 10. Perhatikan daftar harga berikut.
Persentase rugi = Rp2000,00 x 100% No Nama Barang Harga Diskon
Rp20.000,00
1 Kemeja Rp50.000,00 10%
Persentase rugi = 10%
2 Celana Panjang Rp75.000,00 15%
3 Jaket Rp125.000,00 20%
9. Ani meminjam uang di koperasi “Sukur
Jika Budi membeli 2 kemeja, 1 celana panjang,
Makmur” sebesar Rp800.000,00. Setelah
dan 1 jaket. Uang yang harus dibayarkan Budi
10 bulan, ia telah membayar lunas sebesar
adalah ….
Rp960.000,00. Persentase bunga setiap
A. Rp137.000,00
bulannya adalah ….

83
B. Rp208.750,00 Pembahasan:
C. Rp253.750,00 Jumlah pupuk yang dibeli pak Dono adalah
D. Rp255.000,00 10 karung dengan bruto 7 kuintal.
(Ujian Nasional 2008/2009) tara = 3 %
Jawaban: C
Jadi Netto = Bruto – Tara
Pembahasan: ⇔ Netto = 7 kuintal – (3% × 7 kuintal)
Soal diatas dapat di selesaikan dengan cara ⇔ Netto = 7 kuintal – (0,21 kuintal)
sebagai berikut: ⇔ Netto = 6,79 kuintal.
No Nama Harga Diskon Besarnya
Barang diskon 12. Pak Bambang membeli beras 5 karung
1 Kemeja Rp50.000,00 10% Rp5.000,00 dengan harga Rp650.000,00. Pada masing-
2 C e l a n a Rp75.000,00 15% Rp11.250,00 masing karung tertulis bruto 50 kg dan tara
Panjang 1%. Kemudian beras tersebut di jual Pak
3 Jaket Rp125.000,00 20% Rp25.000,00 Bambang kembali dengan harga Rp2.000,00
Jika Budi membeli 2 kemeja, 1 celana pan- per kg. Jika beras berhasil terjual semua,
jang, dan 1 jaket, maka Uang yang harus maka besar kerugian yang dialami oleh Pak
dibayarkan Budi adalah Bambang adalah…
om
t.c

= 2 × (50.000 – 5.000) + 1 × (75.000 – 11.250) + A. Rp155.000,00


o
sp

1 × (125.000 – 25.000) B. Rp150.000,00


og
bl

= 2 × (45.000) + (63.750) + (100.000) C. Rp170.000,00


d o.

D. Rp180.000,00
in

= 90.000 + 63.750 + 100.000


-
ka

= 253.750
a

Jawaban: A
st
pu

Jadi besar uang yang harus dibayarkan Budi


Pembahasan:
adalah Rp253.750,00
Soal di atas dapat diselesaikan dengan cara
sebagai berikut:
11. Pak Dono membeli pupuk sebanyak 10 Jumlah Beras Bruto Tara Netto
karung dengan bruto 7 kuintal. Setiap 1%

karung pupuk mempunyai berat yang sama. 1 karung 50 Kg 0,5kg 50-0,5 = 49,5 kg

Jika taranya 3 %, maka neto setiap karung


Besar biaya penjualan Beras
= 49,5 kg × Rp2.000 × 5 karung
pupuk adalah…
A. 67,9 kg
= Rp 495.000
B. 69,7 kg
C. 72,1 kg Jadi, besar kerugian yang dialami Pak Bambang

D. 73,0 kg adalah
= Rp650.000 – Rp 495.000
Jawaban: A = Rp155.000.

84
6. Skala dan Perbandingan

A. Skala
Skala, yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara ukuran gambar (peta, denah)
dengan ukuran sebenarnya. Dengan skala, kita akan lebih mudah dalam menggambarkan sesuatu
yang luas menjadi lebih kecil.
Jarak pada peta
Dirumuskan: skala =
Jarak sebenarnya
Penulisan skala contohnya 1 : 250.000 , dan
Sebagai contoh skala 1: 250.000 berarti setiap 1 cm pada jarak peta mewakili 250.000 cm pada jarak
yang sesungguhnya.
Contoh:
Jarak kota A dan kota B dalam peta 4 cm. Hitunglah jarak sebenarnya, jika diketahui skala peta 1 :
500.000
Penyelesaian:
Skala 1 : 500.000 berarti
1 cm pada peta = 500.000 cm jarak sebenarnya om
4 cm pada peta = 4 × 500.000 cm
t.c
o

= 2.000.000 cm
sp
og

= 20.000 m
bl
o.

= 20 km jarak sebenarnya.
d
- in
ka
a

B. Perbandingan Senilai
st
pu

Perbandingan dikatakan senilai jika kedua perbandingan tersebut memiliki harga yang sama.
Contoh:
1) Banyaknya buah yang dibeli dengan jumlah uang yang harus dibayarkan
2) Banyaknya bensin yang dikeluarkan dengan jarak yang ditempuh
3) Jarak dengan kecepatan
Contoh soal:
Dengan 4 liter bensin sebuah mobil dapat menempuh jarak 32 kilometer. Jika jarak yang akan di-
tempuh 56 kilometer, berapa liter bensin yang diperlukan?
Soal tersebut dapat diselesaikan sebagai berikut:

Banyak Bensin Jarah Tempuh


4 liter 32 km
x liter 56 km

4 32
Maka berlaku hubungan =
χ 56

85
4 32
=
χ 56
4 × 56
χ=
32
224
χ= =7
32

Jadi, banyaknya bensin yang diperlukan adalah 7 liter.

C. Perbandingan Berbalik Nilai


Perbandingan dikatakan berbalik nilai jika besaran yang satu bertambah besar, besaran yang lain
justru bertambah kecil.
Contoh:
1) Banyaknya sapi dengan banyaknya persediaan yang di punyai
2) Banyaknya pekerja dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
Contoh:
Suatu pekerjaan dapat diselesaikan selama 32 hari dengan 25 orang pekerja. Agar pekerjaan tersebut
dapat selesai dalam 20 hari, berapakah banyak pekerja yang diperlukan?
om
Soal tersebut dapat diselesaikan sebagai berikut:
t.c
o
sp

Banyak Pekerja Lamanya


og
bl

25 pekerja 32 hari
do.

x pekerja 20 hari
in
-
ka

25 20
a

Maka berlaku hubungan =


st

χ 32
pu

25 20
=
χ 32
25 × 32
χ=
20
800
χ= = 40
20
Jadi, banyaknya pekerja yang diperlukan adalah 40 pekerja.

Catatan:
Jika ditanyakan berapa banyaknya tambahan pekerja yang diperlukan, maka tambahannya sebesar =
40 – 25 = 15 pekerja

86
D. Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Perbandingan dikatakan berbalik nilai jika besaran yang satu bertambah besar, besaran yang lain
justru bertambah kecil.
Contoh:
1) Sebuah bus berangkat dari Semarang menuju Surabaya dengan kecepatan rata-rata 60 km/
jam. Jarak Semarang ke Surabaya 240 km. Berapa lama perjalanan bus tersebut?
Soal tersebut dapat diselesaikan sebagai berikut:
Diketahui jarak antara Semarang dan Surabaya (S) = 240 km, dan v = 60 km/jam. Yang ditanyakan
adalah waktu (t), maka:
jarak (s)
waktu (t) =
kecepatan (v)
240
= = 4 jam
60
Jadi, lama perjalanan bus adalah 4 jam.
2) Suatu hari Yanti hendak ke rumah nenek dengan bersepeda. Jika jarak antara rumah Yanti ke
1
rumah nenek adalah 30 km, dan lama perjalanan yang ditempuh adalah 1 jam, berapakah
2
kecepatan rata-rata sepeda itu?
Dari soal tersebut diketahui jarak antara rumah Yanti ke rumah nenek adalah 30 km, dan wak-
om
1
tu yang diperlukan adalah 1 jam. Yang ditanyakan adalah kecepatan (v), maka:
t.c

2
o
sp

Jarak(S)
Kecepatan ( v ) =
og
bl

Waktu (t)
o.
d
in

30
3=20 km jam
-

=
ka

3
a

2
st
pu

Jadi, kecepatan rata-rata sepeda itu adalah 20 km/ jam.

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Untuk menyelesaikan suatu pekerjaan selama C. 4 orang


72 hari di perlukan pekerja sebanyak 24 orang. D. 2 orang
Setelah dikerjakan 30 hari, pekerjaan dihentikan
selama 6 hari. Jika kemampuan bekerja setiap (Ujian Nasional 2009/2010)
orang sama dan agar pekerjaan tersebut selesai Jawaban: C
sesuai dengan jadwal semula maka banyak
pekerja tambahan yang diperlukan adalah …. Pembahasan:
A. 8 orang Soal tersebut dapat diselesaikan sebagai beri-
B. 6 orang kut:

87
Banyak 2. Sebuah gedung direncanakan selesai dibangun
Lamanya
Pekerja Keterangan selama 20 hari oleh 28 pekerja. Setelah di
(T)
(X)
Total 24 pekerja 72 hari Untuk menyelesaikan 1 kerjakan 8 hari, pekerjaan dihentikan selama
pekerjaan 4 hari. Jika kemampuan bekerja setiap orang
Kerja 2 24 pekerja 30 hari Untuk menyelesaikan
…. pekerjaan sama dan supaya pembangunan gedung
0 pekerja 6 hari Pekerjaan berhenti selesai tepat waktu, maka banyaknya pekerja
sementara
Kerja 1 p pekerja (7 2 - 3 0 - 6 ) Pekerjaan harus selesai yang di perlukan adalah ….
hari A. 12 orang


B. 14 orang
Xtot. Ttot = X1. T1 + X2. T2

C. 15 orang
24 × 72 = 24 30 + p × (72 – 30 – 6)

D. 16 orang
1728 = 720 + p × (36)

(Ujian Nasional 2009/2010)
p × (36) = 1728 - 720

Jawaban: B
p × (36) = 1008 Pembahasan:
⇔ p = 1008 Jadi banyaknya tambahan pekerja (x)


36 n . t libur
p = 28. x=
omh − tker ja − t libur

28 × 4
t.c

Jadi, agar pekerjaan dapat selesai tepat waktu


=
o

20 − 8 − 4
sp

maka di butuhkan 28 pekerja. Jadi kalau tam-


og

bahan perkerja yang di perlukan = 28 – 24 = 112


bl

= = 14 orang
o.

4 pekerja. 8
d
in
-
aka

CARA CEPAT
st

3. Sebuah bus berangkat dari Jakarta pada hari


pu

n . tlibur
Rumus : x = Sabtu pukul 17.15 menuju Yogyakarta melalui
h – tkerja–tlibur
Keterangan : Semarang yang berjarak 560 km. Dari Jakarta
x = banyaknya tambahan pekerja yang di ke Semarang bus melaju dengan kecepatan
butuhkan
n = banyaknya pekerja awal =24 pekerja rata-rata 45 km/jam ditempuh dalam waktu
h = banyaknya waktu awal = 72 hari 10 jam. Di Semarang bus berhenti selama 1
tlibur = banyaknya waktu libur = 6 hari
tkerja = banyaknya waktu kerja = 30 hari
jam, kemudian melaju lagi menuju Yogyakarta
dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam. Pada hari
Jadi banyaknya tambahan pekerja (x)
dan pukul berapa bus itu akan tiba di Yogyakarta?
n . t libur
x= A. Hari Sabtu pukul 06.27
h − tker ja − t libur
B. Hari Minggu pukul 04.27
24 × 6
=
72 − 30 − 6 C. Hari Minggu pukul 06.27
144 D. Hari Senin pukul 05.27
= = 4 orang
36
Jawaban: C

88
Pembahasan: rata-rata 60 km/jam. Pada saat yang sama Heru
Ilustrasi soal diatas mengendarai sebuah mobil dari kota Tegal ke
kota Semarang dengan kecepatan rata-rata 80
km/jam . Jika jarak kedua kota tersebut 560 km,
Jakarta Semarang Yogyakarta maka mereka akan bertemu pada pukul…
560 km A. 13.00
Dari Jakarta ke Semarang bus melaju dengan B. 13.30
kecepatan rata-rata (V1) 45 km/jam ditempuh C. 14.00
dalam waktu (t1) 10 jam D. 14.30
Jadi jarak Jakarta ke Semarang = V1 × t1
Jawaban: D
= 45 × 10
Pembahasan:
= 450 km.
Karena mereka bertemu di jalan maka waktu
Jika jarak antara Jakarta ke Yogyakarta = 560
perjalanan Arni = waktu perjalanan Heru. Maka
km, maka jarak Semarang ke Yogyakarta
adalah
= 560 km – 450 km = 110 km. Semarang X km Tempat bertemu (560-x) km Tegal
Waktu yang diperlukan untuk perjalanan om 560 km
semarang ke Yogya adalah ....
t.c

t Arni = t Heru
o

Ssmg − yogya
sp

t=
og

Vsmg − yogya S Arni SHeru


=
bl
o.

VArni VHeru
d

110
in

=
-

x 560 − x
ka

50 =
a

60 80
st

11
pu

= jam
5 80 x = 33600 − 60 x

=2 jam12menit 80 x + 60 x = 33600
140 x = 33600
Jadi, waktu yang diperlukan bus untuk pergi
dari Jakarta ke Yogyakarta 33600
x= = 240 km
140
= 10 jam + 1 jam + 2 jam 12 menit
= 13 jam 12 menit. Jadi, waktu yang diperlukan Arni untuk me–
nempuh 240 km adalah
Jika bus berangkat dari Jakarta pada hari sab-
tu pukul 17.15, maka bus tersebut akan tiba di 240 km
t= =4jam
Yogyakarta pada hari minggu pukul 06.27. 60 km/jam
Jika mereka berangkat dari masing-masing
kota pada pukul 10.30, maka mereka akan
4. Dengan mengendarai sepeda motor, Arni
bertemu pada pukul 10.30 + 4 jam = 14.30
berangkat dari kota Semarang menuju kota
Tegal pada pukul 10.30 dengan kecepatan

89
Jadi berlaku perbandingan
CARA CEPAT
20 x
=
Jarak dua kota 25 15
Rumus: waktu (t) =
V1 +V2 25 x = 20 × 15
Keterangan: 300
x=
t = waktu yang di perlukan = 560 km 25
V1 = kecepatan pengendara 1 = 60 km/jam x = 12
V2 = kecepatan pengendara 1 = 80 km/jam
Jarak dua kota
waktu (t ) = 6 Delapan tahun yang lalu umur Fira 10 tahun.
V1 + V2
Sekarang umur Fira dan Bela berbanding 3 :
560
= 4. Umur Bela sekarang adalah ....
60 + 80
A. 21 tahun
560
= B. 24 tahun
140
C. 28 tahun
= 4 jam
D. 32 tahun

om Jawaban: B
5. Sebuah panti asuhan memiliki persediaan beras
t.c

yang cukup untuk 20 orang selama 15 hari. Jika


o
sp

Pembahasan:
og

penghuni panti asuhan itu bertambah 5 orang,


Soal tersebut dapat diselesaikan sebagai
bl

maka persediaan beras itu akan habis dalam


o.

berikut :
d
in

waktu ….
-
ka

A. 20 hari
a
st

Ket. Waktu Bela Fira


pu

B. 12 hari Lampau 10
x -8
C. 10 hari Sekarang 10 + 8 = 18 tahun
x
D. 8 hari
Masa depan … …

Jawaban: B Jika Sekarang umur Fira dan Bela berbanding


Pembahasan: 3:4
Soal tersebut dapat diselesaikan sebagai 3 18
Maka berlaku hubungan bahwa =

berikut. 4 x
3 x = 4 . 18
⇔ 3 x = 72

Banyaknya orang Lamanya persediaan
x =

20 orang 15 hari
x = 24.
25 orang x har i

Jadi, umur Bela sekarang adalah 24 tahun.

90
BAB 2
ALJABAR

1. Bentuk Aljabar
A. Operasi Bentuk Aljabar
 Penjumlahan dan Pengurangan
Operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk aljabar dapat dilakukan dengan cara
menjumlahkan/mengurangkan suku-suku yang mempunyai bentuk sejenis. Apabila suku-
suku bentuk aljabar tersebut tidak sejenis, maka tidak dapat dijumlahkan atau dikurangkan.
Contoh:
om
1) Tentukan hasil penjumlahan 3x – 4y + 6 dan x + 8y – 7!
t.c

Pembahasan:
o
sp

(3x – 4y + 6) + (x + 8y – 7) = 3x – 4y + 6 + x + 8y – 7
og
bl

= 3x + x + 8y – 4y + 6 – 7
o.
d

= 4x + 4y – 1.
-in
ka

2) Tentukan hasil pengurangan 3x – 4y + 6 dan x + 8y – 7!


a
st

Pembahasan:
pu

(3x – 4y + 6) – (x + 8y – 7) = 3x – 4y + 6 – x – 8y + 7
= 3x – x – 4y – 8y + 6 + 7
= 2x – 12y + 13.
3) Bentuk paling sederhana dari 5x2y – 3xy2 – 7x2y + 6xy2 adalah
Pembahasan:
5x2y – 3xy2 – 7x2y + 6xy2 = 5x2y – 7x2y – 3xy2 + 6xy2
= – 2x2y + 3xy2.

 Perkalian Suatu Bilangan dengan Suku Dua


Perkalian suatu bilangan dengan suku dua dapat dilakukan dengan menggunakan hukum
distributif perkalian terhadap penjumlahan/pengurangan.
Contoh:
Hasil dari 2 (3x – 4y) = ....
Pembahasan:
2 (3x – 4y) = 2 (3x) – 2(4y)
= 6x – 8y

91
 Perkalian Suku Dua dengan Suku Dua
Perkalian suatu bilangan dengan suku dua dapat dilakukan dengan menggunakan hukum
distributif perkalian terhadap penjumlahan/pengurangan.
Contoh:
1) Tentukan hasil dari (x + 2) (x + 3)
Pembahasan:
(x + 2) (x + 3) = x(x + 3) + 2(x + 3)
= x2 + 3x + 2x + 6
= x2 + 5x + 6
2) Tentukan hasil dari (3a + 4b)(a – 2b) = ….
Pembahasan:
(3a + 4b)(a – 2b) = 3a(a – 2b) + 4b(a – 2b)
= 3a2 – 2ab + 4ab – 8b2
= 3a2 + 2ab – 8b2

 Pemfaktoran
Dasar pemfaktoran bentuk aljabar:
a(b + c) = ab + ac → hukum distributif
om
a) Pemfaktoran Bentuk Selisih Dua Kuadrat
ot.c

a2 – b2 = (a + b)(a – b)
sp
og

Contoh:
bl
o.

4x2 – 25y2 = (2x)2 – (5y)2


d
in

= (2x + 5y) (2x – 5y)


-
a ka

b) Pemfaktoran Bentuk x2 + bx – c
st
pu

x2 + bx – c = (x + p)(x + q)
dimana b = p + q, c = p × q
Contoh:
1) x2 + 5x + 6 = x2 + (2 + 3)x + (2 × 3)
= x2 + 2x + 3x + (2 × 3)
= x(x + 2) + 3(x + 2)
= (x + 3)(x + 2).
2) x + 3x – 10
2
= x2 + (5 – 2)x + (5 × –2)
= x2 + 5x – 2x + (5 × –2)
= x(x + 5) –2(x + 5)
= (x – 2)(x + 5).
c) Pemfaktoran Bentuk Pemfaktoran Bentuk ax2 + bx – c, dengan a ≠ 1, b dan c ≠ 0
Contoh:
1) 2x2 + 9x + 10 = 2x2 + (4 + 5)x + (5 × 2)

92
= 2x2 + 4x + 5x + (5 × 2)
= 2x(x + 2) + 5(x + 2)
= (2x + 5)(x + 2).
2) 2x2 + 5x + 3 = 2x2 + (2 + 3)x + (3 × 1)
= 2x2 + 2x + 3x + (3 × 1)
= 2x(x + 2) + 3(x +1)
= (2x + 3)(x + 2)

B. Pecahan dalam Bentuk Aljabar

 Penjumlahan dan pengurangan Pecahan dalam Bentuk Aljabar


Operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk pecahan aljabar dapat di lakukan dengan
cara menyamakan penyebutnya terlebih dahulu.
Contoh:
2 3
1) − =
x −1 x + 2

= om
ot.c
sp

=
og
bl
do.
in

=
-
ka
a

 Perkalian / Pembagian Pecahan dalam Bentuk Aljabar


st
pu

Contoh:

1) Hasil dari = ….

Pembahasan:

= .

 Penyederhanaan pecahan
Contoh:
1) Bentuk sederhana dari adalah ....

93
Pembahasan:

= .

2) Bentuk sederhana dari adalah ....

Pembahasan:

om
t.c
o
sp
og
bl
o.
d

Contoh Soal dan Pembahasan


-in
ka
a
st
pu

1. Hasil dari (2a – 3) (3a – 4) adalah ... 2. Hasil dari adalah


A. – 6a – 12
2

B. – 6a2 + a – 12 A.
C. 6a2 + 17a – 12
D. 6a2 – 17a + 12 B.
(Ujian Nasional 2008/2009)
C.
Jawaban: D

Pembahasan: D.
Jadi (2a – 3) (3a – 4) = 2a (3a – 4) – 3(3a – 4)
(sifat distributif perkalian) (Ujian Nasional 2008/2009)

= 6a2 – 8a – 9a + 12 Jawaban: A

= 6a2 – 17a + 12. Pembahasan:

Jadi =

94
4. Pemfaktoran dari 4x 2– 9y2 adalah.....
=
A. (2x + 9y) (2x – y)
B. (2x + 3y) (2x – 3y)
= C. (4x – 9y) (x + y)
D. (x – 3y) (4x + 3y)
=
(Ujian Nasional 2011/2012)
= . Jawaban: B

Pembahasan:
3. Bentuk sederhana dari adalah .... Jadi 4x 2– 9y2 = (2x)2–(3y)2
= (2x–3y)(2x+3y)
A.

5. Pemfaktoran dari 16x 2 – 81y 2 aadalah ....


B.
A. (8x + 9y) (2x + 9y)
C. B. (4x + 9y) (4x – 9y)
C. (8x – 9y) (2x – 9y)
om
D. D. (4x – 9y) (4x – 9y)
o t.c
sp
og

(Ujian Nasional 2010/2011) (Ujian Nasional 2011/2012)


bl
o.

Jawaban: C Jawaban: B
d
-in
ka

Pembahasan:
Pembahasan:
a
st

Jadi 16x 2 – 81y 2 = (4x ) 2– ( 9y )2


pu

Jadi =
= (4x + 9y ) (4x – 9y)

= .

95
2. Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel
A. Persamaan Linier Satu Variabel
Persamaan linier satu variabel adalah persamaan linier yang hanya memuat satu variabel.
Contoh:
1) 3x + 5 = 17
2) 2x – 3 = 5
Untuk menentukan solusi dari sistem persamaan linier satu variabel adalah dengan menyeder-
hanakan bentuk persamaan tersebut dengan cara menentukan bentuk setara/ekuivalen.
Catatan:
Suatu persamaan tetap setara/ekuivalen, jika:
1) kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama.
2) kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan yang sama (bukan bilangan nol).
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari 4x + 5 = 2x + 17
Pembahasan:
⇔ 4x + 5 = 2x + 17
⇔ 4x + 5 – 5 = 2x + 17 – 5 (Tiap ruas dikurangi 5)

om
4x = 2x + 12

t.c
o

4x – 2x = 2x – 2x + 12 (Tiap ruas dikurangi 2x)


sp


og

2x = 12

bl
o.

x = 6 (Tiap ruas dibagi 2)


d
in

Jadi, HP = {6}
-
ka
a
st
pu

B. Pertidaksamaan Linier Satu Variabel


Pertidaksamaan linier satu variabel adalah pertidaksamaan linier yang hanya memuat satu varia-
bel dengan pangkat variabelnya adalah satu. Dalam pertidaksamaan tanda yang sering di pakai: <,
≤ , >, dan ≥.
Contoh:
1) 3x + 5 ≥ 17
2) 2x – 3 < 5
Catatan:
Suatu pertidaksamaan tetap setara/ekuivalen, jika:
a. kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama,
b. kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan positif yang sama, dan
c. jika kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan negatif yang sama maka tanda pertidak–
samaan harus di balik.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari 4x + 5 ≥ 2x + 17

96
Pembahasan:
⇔ 4x + 5 ≥ 2x + 17
⇔ 4x + 5 – 5 ≥ 2x + 17 – 5 ( Tiap ruas dikurangi 5 )
⇔ 4x ≥ 2x + 12
⇔ 4x – 2x ≥ 2x – 2x + 12 ( Tiap ruas dikurangi 2x )
⇔ 2x ≥ 12
⇔ x ≥6 ( Tiap ruas dibagi 2 )
Jadi, HP = {6}

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Nilai dari x – 1 dari persamaan 5x – 1 = 2x + 11 Pembahasan:


adalah …. ⇔ 3x – 6 = x + 10
A. 3 ⇔ 3x – x = 10 + 6

om
B. 4 2x = 16
t.c


o

C. 5 x = 8
sp
og

D. 6
bl

Jadi x + 15 = 8 + 15 = 23.
o.

(Ujian Nasional 2008/2009)


d
in
-

Jawaban: A
ka

3. Nilai x yang memenuhi persamaan


a
st

Pembahasan:
pu


adalah …
5x – 1 = 2x + 11
⇔ 5x – 2x = 11 + 1

A.
3x = 12
⇔ 3x = 12 B.
⇔ x = 4
Jadi x – 1 = 4 – 1 = 3. C.

D.
2. Jika 3x – 5 = x + 10, maka nilai x + 15 adalah….
(Ujian Nasional 2010/2011)
A. 3
Jawaban: D
B. 17
C. 19 Pembahasan:
D. 23 ⇔
Jawaban: D
( Tiap ruas dikurangi 6 )
⇔ 2(x + 5) = 3(2 x –1)

97
⇔ 2x +10 = 6 x –3 6. Himpunan penyelesaian dari –7p + 8 < 3p – 22,
⇔ 13 = 4x untuk p bilangan bulat adalah ….
⇔ x = A. {…, –6, –5, –4}
B. {…, 0, 1, 2}
Jadi x = . C. {-2, -1, 0, …}
D. {4, 5, 6, ….}
Jawaban: D
4. Nilai x yang memenuhi persamaan
adalah …
Pembahasan :
A. – 6 ⇔ -7p+8 < 3p-22
B. – 4 ⇔ 22+8 < 3p+7p
C. 4 ⇔ 30 < 10p
D. 6 ⇔ 3 < p
Jawaban: D Jadi x = {4, 5, 6, …}.

Pembahasan:
⇔ ( Tiap ruas dikurangi 12 ) 7. Himpunan penyelesaian dari 2x – 4 ≤ 8 – x,
⇔ 30x - 30 = 8x - 60 untuk x ∈ bilangan asli adalah.....
om
⇔ 60 - 30 = 8x - 3x A. {0, 1, 2, 3}
t.c

⇔ 30 = 5x
o

B. {1, 2, 3, 4}
sp

⇔ 6=x
og

C. {1, 2, 3}
bl
o.

D. {2, 3, 4}
d
-in

Jadi x = 6 (Ujian Nasional 2011/2012)


ka
a
st

Jawaban: B
pu

5. Himpunan penyelesaian dari 2x – 3 ≤ –15 + Pembahasan:


6x dengan x bilangan bulat, adalah …. ⇔ 2x – 4 ≤ 8–x
A. {..., –1, 0, 1, 2} ⇔ 2x + x ≤ 8+4
B. { –2, –1, 0, 1, …} ⇔ 3x ≤ 12
C. {3, 4, 5, 6, …} ⇔ x≤4
D. {4, 5, 6, 7, …}
Jadi x = {1, 2, 3, 4}
(Ujian Nasional 2007/2008)
Jawaban: C
8. Himpunan penyelesaian dari 3x – 4 ≤ 2x + 3, x
Pembahasan: ∈ bilangan cacah adalah ....
⇔ 2x – 3 ≤ –15 + 6x A. {1, 2, 3, 4, 5, 6}
⇔ – 3+15 ≤ 6x –2x B. {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6}
⇔ 12 ≤ 4x C. {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
⇔ 3 ≤ x D. {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
Jadi x = {3, 4, 5, 6, …}. (Ujian Nasional 2011/2012)

98
Jawaban: D

Pembahasan:
⇔ 3x – 4 ≤ 2x +3
⇔ 3x – 2x ≤ 3 + 4
⇔ x ≤7

Jadi x = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} 3.

3. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel


A. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) adalah suatu sistem persamaan yang berbentuk :
a1 x + b1 y = c1

a2 x + b2 y = c2
om
t.c

dengan a1, a2, b1, b2, c1, dan c2 adalah bilangan real.
o
sp

B. Himpunan Penyelesaian Sistem Persamaan Linier Dua Variabel


og
bl

Pasangan x dan y yang memenuhi persamaan ax + by = c dinamakan sebagai penyelesian dari


o.
d

persamaan tersebut.
- in
ka

Cara menentukan solusi dari sistem persamaan linier dua variabel dapat dilakukan dengan be-
a
st

berapa metode sebagai berikut.


pu

1) Metode Graik
2) Metode Eliminasi
3) Metode Substitusi
4) Metode Gabungan (eliminasi & substitusi)

Contoh:
Vanesa membeli 8 buah buku tulis dan 6 buah pensil seharga Rp14.400,00, sedangkan Aulia mem-
beli 6 buah buku tulis dan 5 buah pensil Rp11.200,00. Berapakah harga 5 buah buku tulis dan 8
buah pensil?
a. Rp13.600,00
b. Rp12.800,00
c. Rp12.400,00
d. Rp11.800,00
Soal di atas dapat diselesaikan dengan cara berikut.
(Penyelesaian dengan metode gabungan)

99
Misalkan : banyak buku tulis adalah x, dan
banyak pensil adalah y,

8 x + 6 y = 14.400
Jadi model matematikanya adalah 
6 x + 5 y = 11.200

8x + 6y = 14.400 x 6 48x + 36y = 86.400


6x + 5y = 11.200 x 8 48x + 40y = 89.600 –
⇔ – 4y = – 3.200
⇔ y = 800.

Substitusikan y = 800 ke persamaan 6x + 5y = 11.200


6x + (5 . 800) = 11.200
⇔ 6x + 4.000 = 11.200
⇔ 6x = 7.200
⇔ x = 1.200.

Jadi, harga 1 buku tulis Rp1.200,00,


dan 1 pensil Rp800,00
om
Jadi, harga 5 buku tulis dan 8 pensil
t.c

Z = 5x + 8 y
o
sp
og

= (5 . 1.200) + (8 . 800)
bl

= 6.000 + 6.400
do.
in

= 12.400
-
ka

Jadi, harga 5 buku tulis dan 8 pensil adalah Rp12.400,00


a
st
pu

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Penyelesaian dari sistem persamaan 3x + 2y = Pembahasan:
19 dan 2x – y = 8 adalah x dan y. Nilai -5x + 4y
3 x + 2 y = 19
adalah …. Dipunyai : 
2 x − y = 8
A. -30
Dengan menggunakan metode eliminasi,
B. -17
3 x + 2 y = 19 x1 3 x + 2 y = 19
C. 10 
D. 33 2 x − y = 8 x 2 4 x − 2 y = 16 +
(Ujian Nasional 2008/2009) ⇔ 7x = 35
Jawaban: B ⇔ x = 5.
Substitusikan x = 5 ke persamaan 3x+2y = 19,

100
Jadi 3 . 5 + 2y =19
⇔ 15 + 2y =19 3. Dua tahun yang lalu umur ayah dibanding
⇔ 2y=19–15 umur ibu 7 : 5. Jika 3 tahun yang akan datang
⇔ 2y = 4 perbandingannya menjadi 4 : 3, maka umur
⇔ y=2 ayah sekarang adalah... tahun … .
Jadi nilai x = 5 dan y = 2 A. 38
Jadi nilai –5.(5) + 4.(2) = – 25 + 8 B. 37
= – 17. C. 36
D. 35
2. Robi dan Bayu berbelanja baju dan celana. Robi Jawaban : A
membeli 2 baju dan 2 celana dengan harga
Pembahasan :
Rp350.000,00, sedangkan Bayu membeli 2 baju
Soal tersebut dapat diselesaikan sebagai
dan 1 celana dengan harga Rp200.000,00. Harga
berikut :
2 baju adalah … .
A. Rp50.000,00 Ket. Waktu Ayah Ibu
B. Rp75.000,00 2 th Lampau x- 2 y-2
C. Rp1.000.000,00 om Sekarang x y
D. Rp150.000,00
t.c

3 th yg akan datang x+3 y+3


o

(Ujian Nasional 2008/2009)


sp
og

Jawaban: A Jika Sekarang umur Ayah dan Ibu berbanding


bl
o.

7:5
d
in

Pembahasan:
-
ka

Maka berlaku hubungan bahwa



Misalkan : Baju =x
a
st

5x = 7y.
pu


Celana = y
Model Matematikannya: 5x – 7y = 0 (persamaan 1)

2 x + 2 y = 350.000
 Jika 3 tahun yang akan datang umur Ayah
2 x + y = 200.000 dan Ibu berbanding 4 : 3
Dengan menggunakan metode eliminasi, Maka berlaku hubungan bahwa
2 x + 2 y = 350.000 x1 2 x + 2 y = 350.000 ⇔ 3 ( x + 3) = 4 (y + 3)


2 x + y = 200.000 x1 2 x + y = 200.000 − 3 x + 9 = 4y + 12
y = 150.000 ⇔ 3x – 4 y = – 9 + 12
Substitusikan y = 150.000 ke persamaan ⇔ 5x – 4 y = 3 (persamaan 2)
2x + y = 200.000,
Jadi 2x + 150.000 = 200.000 Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh :
⇔ 2x = 50.000
⇔ x = 25.000
Jadi nilai x = 25.000 dan y= 150.000
Jadi harga 2 baju = 2 . Rp25.000 = Rp50.000. Jadi, umur Bela sekarang adalah 24 tahun.

101
4. Penyelesaian dari sistem persamaan 3x + 5y = Substitusikan y = 3 ke persamaan 3x + 5y = –
-9 dan 5x + 7y = -19 adalah x dan y 9
Jadi 3x + 5.3 = – 9

Nilai 4x + 3y adalah … .
3x + 15 = – 9

A. – 41
3x = – 9 – 15

B. – 36
3x = – 24

C. – 23
x =–8
D. – 12
(Ujian Nasional 2008/2009) Jadi nilai x = – 8 dan y = 3
Jawaban: C Jadi nilai 4x + 3y = 4.( – 8) + 3 . (3)
Pembahasan: = – 32 + 9
3 x + 5 y = −9 = – 23.
Dipunyai : 
5 x + 7 y = −19
Dengan menggunakan metode eliminasi,
3 x + 5 y = −9 x 5 15 x + 25 y = −45

5 x + 7 y = −19 x 3 15 x + 21y = −57 −
4y = 12
⇔ y = 3.
om
ot.c
sp
og
bl
d o.

3. Himpunan
in
-
a ka

Himpunan adalah kumpulan dari objek yang dideinisikan dengan jelas. Penulisan nama himpunan
st
pu

ditulis dengan menggunakan huruf kapital.


A. Keanggotaan Suatu Himpunan
x ∈ A : x merupakan anggota himpunan A;
x ∉ A : x bukan merupakan anggota himpunan A.
B. Simbol-Simbol Baku Himpunan
P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }
N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... }
Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks
C. Menyatakan Himpunan
Cara menyatakan himpunan
1). Mencacahkan anggotanya (enumerasi)
Himpunan bilangan asli kurang dari 7 : A = {1, 2, 3, 4, 5, 6}

102
2). Notasi pembentuk himpunan
Contoh:
A = { x | x ∈, x < 7 }
yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}
3). Mendaftarkan anggota-anggotanya.
4). Menggunakan diagram venn.
D. Himpuan Kosong, Himpunan Semesta dan Himpunan Bagian
1). Himpunan kosong (null set).
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota. Di notasikan dengan “
{} atau φ “.
2). Himpunan semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua objek yang dibicarakan. Himpu-
nan semesta biasanya di notasikan dengan “ S “.
3). Himpunan bagian (subset)
Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B jika dan hanya jika
setiap unsur A merupakan unsur dari B.
Notasi himpunan bagian : A ⊆ B.
om
E. Operasi Himpunan
 Irisan Himpunan
t.c
o
sp
og

Irisan antara himpunan A dan himpunan B adalah himpunan semua anggota A dan juga
menjadi anggota B. Simbol untuk irisan adalah “ ∩ “.
bl
o.

Di tulis A ∩ B, artinya { x | x∈ A dan x ∈ B}.


d
-in
ka

Jika dinyatakan dalam bentuk diagram Venn adalah:


a
st
pu

Contoh:
Diketahui himpunan
A = {b, u, n, d, a, r}
B = {i, b, u, n, d, a}
Perhatikan gambar dibawah ini:

Maka anggota A dan juga anggota B adalah b, u, n, d, dan a, ditulis:


A ∩ B = {b, u, n, d, a}
103
 Gabungan Himpunan
Irisan antara himpunan A dan himpunan B adalah himpunan semua anggota A maupun ang-
gota B. Simbol untuk Gabungan adalah “ ∪ “.
Di tulis A ∪ B, artinya { x | x∈ A atau x ∈ B}.
Jika dinyatakan dalam bentuk diagram Venn adalah:

Contoh:
Jika K = {x | 5 ≤ x ≤ 9, x bilangan asli } dan L = { x | 7 ≤ x < 13, x bilangan cacah}, K ∪ L =....
A. {5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13}
B. {5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12}
C. {6, 7, 8, 9, 10}
D. {7, 8, 9, 10}
(Ujian Nasional 2009/2010)
om
Pembahasan:
t.c

Dipunyai K = { x | 5 ≤ x ≤ 9, x bilangan asli }


o
sp

= { 5, 6, 7, 8, 9 }, dan
og
bl

L = { x | 7 ≤ x < 13, x bilangan cacah}


o.
d
in

= { 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 }.


-
ka

Perhatikan diagram venn di bawah ini:


a
st
pu

Maka anggota A maupun anggota B adalah 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan 13, ditulis :
A ∪ B = { , 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13}

 Himpunan Selisih (diference)


Himpunan A – B adalah himpunan elemen-elemen yang menjadi anggota A tetapi bukan
merupakan anggota B. Simbol untuk Gabungan adalah “ – “.
Di tulis A – B, artinya { x | x ∈ A dan x ∉ B}.

104
Jika dinyatakan dalam bentuk diagram Venn adalah:


 Komplemen Himpunan (complement)
Komplemen dari suatu himpunan A adalah elemen-elemen yang menjadi anggota himpu-
nan semesta yang bukan merupakan anggota himpunan A.
Jika A merupakan himpunan yang berada pada semesta pembicaraan S, maka komplemen
dari himpunan A dinotasikan oleh: Ac = { x | x ∈ S dan x ∉A }

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Dari 40 siswa di suatu kelas terdapat 26 siswa Perhatikan diagram venn di bawah ini :
om
gemar Matematika, 20 siswa gemar IPA, dan
o t.c

7 siswa tidak gemar Matematika maupun IPA.


sp
og

Banyaknya siswa yang gemar Matematika


bl
o.

dan IPA adalah …


d
-in

A. 8 orang
ka
a

B. 10 orang
st
pu

C. 13 orang
D. 19 orang n(s) = n(A) + n(B) + n(A∪ B)c – n(A ∩ B)
(Ujian Nasional 2007/2008) ⇔ 40 = 26 + 20 + 7 – x
Jawaban: A ⇔ 40 = 53 – x
⇔ x = 53 – 40

Pembahasan:
x = 13
n(A ∩ B) = x = 13.
Dipunyai: banyaknya siswa dalam satu kelas
→ n(S) = 40.
banyaknya siswa yang gemar Matematika →
Jadi, banyaknya anggota A dan juga ang-
gota B adalah 13 orang.
n(A) = 26.
banyaknya siswa yang gemar IPA → n(B) = 20. 2. Jika A = {semua faktor dari 6} maka banyak
banyaknya siswa yang tidak gemar Matema- himpunan bagian dari A adalah …..
tika maupun IPA, n(A∪ B)c = 7. A. 4
B. 8
C. 9
D. 16

105
Jawaban : A A. 31 orang
B. 17 orang
Pembahasan :
C. 15 orang
Dipunyai A = {semua faktor dari 6}
D. 11 orang
A = { 1, 2, 3, 6}
Jadi n(A) = 4. Jawaban : B
Jadi banyaknya himpunan bagian dari A Pembahasan :
adalah 24 = 16. Dipunyai :
banyaknya pelamar yang mengikuti tes
3. Diketahui : → n(S) = 69 orang
A = {x | 1 < x < 20, x bilangan prima} banyaknya pelamar yang lulus tes wawancara
B = { x | 1 ≤ y ≤ 10, y bilangan ganjil} → n(A) = 32 orang
Hasil dari A ∩ B adalah … banyaknya pelamar yang lulus tes tertulis
A. {3, 5, 7} → n(B) = 48 orang
B. {3, 5, 7, 9}
banyaknya pelamar tidak mengikuti kedua
tes → n(A ∩ B) c = 6 orang
C. {1, 3, 5, 7}
D. {1, 3, 5, 7, 9} om
(Ujian Nasional 2008/2009) Perhatikan diagram venn dibawah ini :
t.c
o
sp

Jawaban: A
og
bl

Pembahasan:
o.
d

Diketahui:
in

32 - x 48 - x
-

x
ka

A = {x | 1 < x < 20, x bilangan prima}


a
st

= {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19 } 5


pu

B = {x | 1 ≤ y ≤ 10, y bilangan ganjil}


= {1, 3, 5, 7, 9} n(s) = n(A) + n(B) + n(A∪ B)c – n(A ∩ B)
Maka anggota A dan juga anggota B ⇔ 69 = 32 + 48 + 6 – x
adalah 3, 5, dan 7 ditulis: ⇔ 69 = 86 – x
A ∩ B = {3, 5, 7} ⇔ x = 86 – 69
⇔ x = 17
n(A ∩ B) = x = 17.
4. Terdapat 69 orang pelamar yang harus
mengikuti tes tertulis dan tes wawancara agar Jadi, pelamar yang diterima sebagai kar–
dapat diterima sebagai karyawan sebuah yawan adalah 17 orang.

perusahaan. Ternyata 32 orang pelamar lulus


tes wawancara, 48 orang lulus tes tertulis, dan 5. Dari sekelompok anak, 22 anak senang
6 orang tidak mengikuti kedua tes tersebut. membaca, 28 anak senang bermain musik,
Banyak pelamar yang diterima sebagai 20 anak senang membaca dan juga senang
karyawan adalah … bermain musik. Banyak anak dalam kelompok

106
tersebut adalah …. C. 10 siswa
A. 30 orang D. 11 siswa
B. 40 orang
Jawaban: B
C. 50 orang
D. 70 orang Pembahasan:
Dipunyai: banyaknya siswa → n(S) = 32 siswa
Jawaban: B
banyaknya siswa yang membawa cangkul →
Pembahasan: n(A) = 16 siswa
Diketahui : banyaknya siswa yang membawa sapu → n(B)
banyaknya anak → n(S) = …? = 20 siswa
banyaknya anak yang suka musik → n(A) = banyaknya siswa yang tidak alat kerja bakti
28 anak → n(A∪ B)c = 5 siswa
banyaknya anak yang suka membaca → n(B) Perhatikan diagram venn dibawah ini :
= 22 anak

banyaknya anak yang suka menulis dan mem-


baca → n(A ∩ B) = 20 orang
om 16- x 20 - x
x
Perhatikan diagram venn di bawah ini:
t.c
o

5
sp

n(A) + n(B) + n(A∪ B)c – n(A ∩ B)


og

n(s) =
bl


do.

32 = 16 + 20 + 5 – x

in

28 - 20 20 22 - 20
-
ka

32 = 41 – x

a
st

5 x = 41 – 32

pu

n(s) = n(A) + n(B) – n(A ∩ B)


x = 9.
n(A ∩ B) = x = 9.
⇔ n(s) = 28 + 22 – 20
⇔ n(s) = 30 Jadi, banyaknya siswa yang membawa cang-
Jadi, banyaknya anak dalam kelompok terse- kul dan sapu adalah 9 orang.
but adalah 30 anak.
Jadi, banyaknya siswa yang hanya memba-
6. Dari 32 siswa yang ikut kerja bakti 16 siswa wa sapu saja adalah 20 – 9 = 11 orang.
di antaranya membawa cangkul, 20 siswa
membawa sapu, serta 5 siswa tidak membawa
alat kerja bakti. Banyak siswa yang hanya
membawa sapu tersebut adalah .....
A. 5 siswa
B. 9 siswa

107
5. Relasi, Fungsi, dan Graik

A. Relasi
Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang mengawankan/memasangkan
setiap anggota A dengan anggota B. Untuk menyatakan suatu fungsi ada 3 cara, yaitu:

1) Diagram Panah

2) Graik kartesius

8
7
6
om
t.c

5
o

4
sp
og

3
bl

2
o.

1
d
in

x
-
ka

1 2 3 4 5 6 7 8
a
st
pu

3) Pasangan Berurutan

B. Fungsi (Pemetaan)
Fungsi atau pemetaan dari himpunan A ke Himpunan B adalah relasi yang memasangkan setiap
anggota A dengan tepat satu anggota B.

• Himpunan A disebut daerah asal (domain)


Yaitu: {Nana, Rima, Basir, Ririn}
• Himpunan B disebut daerah kawan (kodomain)

108
Yaitu: {Renang, Bola Basket, Bola Volly, Bulutangkis, Sepak Bola}
• Himpunan dari anggota-anggota himpunan B yang mempunyai pasangan di A disebut dae-
rah hasil (range).
Yaitu: {Renang, Bola Basket, Bola Volly, Bulutangkis}

C. Nilai Fungsi
Suatu fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk:
f : x → f(x)

Nilai fungsi untuk setiap nilai x yang diberikan dihitung dengan cara mensubstitusikan nilai x pada
rumus fungsi tersebut.
Contoh:
Diketahui f : x  3x + 5, maka nilai dari f(5) adalah
Soal diatas dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut
Diketahui f : x → 3x + 5
⇔ f (x) = 3x + 5
Jadi f (5) = 3. 5 + 5
⇔ f (5) = 15 + 5

om
f (5) = 20.
t.c

Jadi nilai f (5) = 20.


o
sp
og
bl

D. Daerah Hasil Fungsi


o.
d

Daerah hasil (range) dari suatu fugsi adalah himpunan nilai-nilai fungsi dari setiap anggota daerah
- in
ka

asal (domain)
a
st

Contoh:
pu

Diketahui pemetaan f : x → 3x + 5, jika domain f = { x| 1 ≤ x ≤ 5, x ∈ asli}


Soal diatas dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut
Diketahui f : x → 3x + 5
domain f = { x | 1 ≤ x ≤ 5, x ∈ asli}
f = { 1, 2, 3, 4, 5 }
Soal diatas akan lebih mudah diselesaikan dengan menggunakan tabel

x 1 2 3 4 5
3x 3 6 9 12 15
5 5 5 5 5 5
3x + 5 8 11 14 17 20
Jadi, domain dari f adalah {8, 11, 14, 17, 20}

E. Graik Fungsi
Gambar graik fungsi dalam koordinat kartesius dapat diperoleh dengan langkah-langkah berikut.
1) Menentukan daerah hasil fungsi.

109
2) Menentukan pasangan berurutan fungsi tersebut.
3) Menggunakan pasangan berurutan sebagai titik dalam koordinat kartesius.
4) Menghubungkan titik – titik dalam koordinat kartesius tersebut.

F. Jenis-jenis Fungsi
Jenis-jenis fungsi dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Fungsi Surjektif

2) Fungsi Injektif

om
t.c
o
sp
og
bl
o.
d
- in
ka
a
st
pu

3) Fungsi Bijektif

110
Contoh Soal dan Pembahasan

1. Diketahui fungsi f(x) = ax + b. Jika f(3) = 1 dan 2. Diketahui fungsi f(x) = ax + b. Jika f(1) = -5 dan
f(-2) = - 9. Nilai f(-5) adalah .... f(3) = -1. Nilai f(9) adalah ...
A. 15 A. 4
B. 5 B. 8
C. –5 C. 11
D. –15 D. 15

Jawaban: D Jawaban: C

Pembahasan: Pembahasan:
Diketahui fungsi f(x) = ax + b Diketahui fungsi f(x) = ax + b
Jika f(3) = 1, maka f(3) = a.3 + b Jika f(1) = -5, maka f(1) = a + b
⇔ 1 = 3a + b ….. (1) ⇔ -5 = a + b ….. (1)

Jika f(-2) = - 9, maka f(-2) = a.(-2) + b Jika f(3) = - 1, maka f(3) = a.(3) + b
⇔ -9 = -2a + b ….. (2) ⇔om - 1 = 3a + b ….. (2)
t.c

Dengan menggunakan metode eliminasi, Dengan menggunakan metode eliminasi,


o
sp

3a + b = 1 a+b=–5
og
bl

– 2a + b = – 9 – 3a + b = – 1 –

o.

⇔ - 2a = 10
d

5a = 10
in

⇔ ⇔
-
ka

a = 2. a = 2.
a
st
pu

Substitusikan a = 2 ke persamaan 3a + b = 1 Substitusikan a = 2 ke persamaan a + b = -5


3a + b = 1 2 + b = -5
⇔ 3.2 + b = 1 ⇔ b = -7
⇔ 6+b=1 Jadi, nilai a = 2 dan b = -7
⇔ b= – 5.
Jadi, nilai f(x) = ax + b
Jadi, nilai a = 2 dan b = – 5. ⇔ f(x) = 2x – 7
Jadi, nilai f(x) = ax + b

Jadi, nilai f(9) = 2x – 7
f(x) = 2x – 5 ⇔ f(9) = 2(9) – 7
Jadi, nilai f(-5) = 2x – 5 ⇔ f(9) = 18 – 7
⇔ f(x) = 2(-5) – 5 ⇔ f(9) = 11.
⇔ f(x) = –10– 5
⇔ f(x) = –15.

111
3. Diketahui A = {2, 5}, dan B = {1, 3, 5}. Banyaknya 5. Jika A = {semua faktor dari 8} maka banyak
pemetaan yang mungkin dari B ke A adalah ..... himpunan bagian dari A adalah ....
A. 5 A. 4
B. 6 B. 8
C. 8 C. 9
D. 9 D. 16

Jawaban: C Jawaban: D

Pembahasan: Pembahasan:

Banyaknya pemetaan dari B ke A


Jika banyaknya anggota himpunan A =
adalah n(A)n(B).
p atau n(A) = p, maka
Diketahui A = { 2, 5} → n(A) = 2 Banyaknya himpunan bagian dari A
dan B = {1, 3, 5} → n(B) = 3 adalah 2p.
Banyaknya pemetaan dari B ke A adalah 23 =
8. Diketahui A = {semua faktor dari 8}

omA = {1, 2, 4, 8} → n(A) = 4


Banyaknya himpunan bagian dari A adalah
t.c

4. Ditentukan A = {a, b, c, d} dan B = {1, 2, 3, 4}.


o

24 = 16.
sp

Banyak korespondensi satu-satu yang mungkin


og
bl

dari A ke B adalah…
d o.

A. 24 6. Fungsi g memetakan x→ – (4 – 2x). Bayangan


-in
ka

B. 16 -3 dari fungsi g adalah ....


a
st

A. 10
pu

C. 8
D. 4 B. 2
C. –2
Jawaban: A
D. –10
Pembahasan:
Jawaban: D
Jika banyaknya anggota himpunan A =
banyaknya anggota himpunan B = n Pembahasan:
Banyaknya korespondensi satu-satu A Diketahui fungsi g memetakan x → –(4 – 2x)
adalah 1 x 2 x 3 x … x n. Jadi f(x) = – (4 – 2x)

Diketahui A = {a, b, c, d} → n(A) = 4


= – (4 – 2(-3))

dan B = {1, 2, 3, 4}. → n(B) = 4


= – (4 + 6)
= –10.
Banyaknya korespondensi satu-satu A
adalah 1 x 2 x 3 x 4 = 24.

112
5. Persamaan Garis Lurus

A. Bentuk Umum Persamaan Garis


Bentuk umum persamaan garis lurus:
ax + by + c = 0, atau
ax + by = p, atau
y = mx + c
dimana x, y adalah variabel, a, b, c, m, dan p ∈ bilangan bulat.

B. Mencari Persamaan Garis


Untuk mencari persamaan garis dapat dilakukan dengan cara :
1) Persamaan garis yang bergradien m dan melalui titik asal (0, 0)
y = mx

2) Persamaan garis yang bergradien m dan melalui sebuah titik potong dengan sumbu y (0, p)
y = mx + p

3) Persamaan garis yang bergradien m dan melalui sembarang titik potong (x1, y1)
om
y –y1 = m(x – x1)
t.c
o
sp

4) Persamaan garis yang melalui (x1, y1) dan (x2, y2)


og

y − y1 x − x1
bl

=
o.

y 2 − y1 x 2 − x1
d
-in
ka
a
st
pu

C. Gradien
Gradien suatu garis lurus ditentukan sebagai berikut.
y
Garis yang melalui titik (0, 0) dan (x, y) mempunyai gradien m =
x
y 2 − y1
Garis yang melalui titik (x1, y1) dan (x2, y2)mempunyai gradien m =
x 2 − x1
Kedudukan dua buah garis
1) Dua buah saling sejajar,
mempunyai gradien sama m1= m2

2) Dua buah saling tegak lurus,

hasil perkalian gradiennya sama dengan -1 m1= m2=-1

-1
atau m1 =
m2

113
Contoh Soal dan Pembahasan

1. Garis tegak lurus dengan garis yang per– Dipunyai garis dengan persamaannya
samaannya 2x + 3y + 7 = 0. Gradien garis y = 2 x + 9.

adalah... Jika y = ax + b, maka m = a


A. -1
Jika 3y = 2x + 9., maka m1 =
m2
B. Jadi m1 . m2 = –1
2
. m2 = −1
C. 3
3
m2 = −
D. 2

Persamaan garis yang bergradien m dan


Jawaban: B melalui sembarang titik potong (x1, y1) yaitu
y – y1= m(x – x1)
Pembahasan:
Dipunyai garis yang persamaannya Jadi, persamaan garis yang bergradien
2x + 3y + 7 = 0 3
m2 = − dan melalui A (–2, –3)
om 2
yaitu y – y1= m(x – x1)
Jika ax + by + c = 0, maka m =
t.c

⇔ y − ( −3) = − . ( x − ( −2))
3
o
sp

⇔ 2y + 6 = (–3) . (x + 2)
2
og

Jika 2x + 3y + 7 = 0, maka m =
bl


o.

2y + 6 = –3x –6
d

Garis tegak lurus garis 2x + 3y + 7 = 0



in
-
ka

Jadi 3x + 2y + 12 = 0.
a


st
pu


CARA CEPAT

Persamaan garis lurus yang melalui titik


A(x1, y1) dan tegak lurus terhadap garis
dengan persamaan ax + by + c = 0 adalah
2. Persamaan garis lurus yang melalui titik
A (–2, –3) dan tegak lurus terhadap garis Rumus :
dengan persamaan 3y = 2 x + 9 adalah... .
Persamaan garis lurus yang melalui titik
A. 2x + 3y + 13 = 0 A(–2, –3) dan tegak lurus terhadap garis

⇔ 2x – 3y – 9 = 0.
B. 3x + 2y + 12 = 0 dengan persamaan 3y = 2 x + 9.
C. 2x + 3y – 5 = 0

⇔ – 3x – 2y = – 3.(–2) – 2.(–3)
D. 3x – 2y = 0 Jadi – 3x – 2y = – 3.(–2) – 2.(–3)

⇔ – 3x – 2y = 6 + 6
⇔ – 3x – 2y – 12 = 0
⇔ 3x + 2y + 12 = 0
Jawaban: B

Pembahasan:

114
3. Persamaan garis yang sejajar dengan garis Pembahasan:
2x + 3y + 6 = 0 dan melalui titik B(-2, 5) Dipunyai garis dengan persamaannya 3x –
adalah.... 2y = 4
3
A. 3x + 2y - 4 = 0 Jika 3x – 2y = 4 ., maka m1 =
2
B. 3x - 2y + 16 = 0 Jadi m1 . m2 = –1


C. 3y + 2x - 11 = 0 3
. m2 = −1

⇔ m2 = −
D. 3y - 2x - 19 = 0 2
2
Jawaban: C 3
Pembahasan: Persamaan garis yang bergradien m dan
Dipunyai garis dengan persamaannya 2x + melalui sembarang titik potong (x1, y1) yaitu
3y + 6 = 0. y – y1= m(x – x1)
2
Jadi m1 = −
3
Jadi m1 = m2 Jadi, persamaan garis yang bergradien
⇔ − = m2
2 2
m2 = − dan melalui A(–3, 5)
3 3

⇔ m2 = −
2 yaitu y – y1= m(x – x1)
⇔ y − (5) = − . ( x − ( −3))
2
3

⇔ 3y – 15= (–2) . (x + 3)
om 3
Persamaan garis yang bergradien m dan
⇔ 3y – 15 = –2x – 6
t.c
o

melalui sembarang titik potong (x1, y1) yaitu


⇔ 2x + 3y–9 = 0.
sp

y – y1= m(x – x1)


og
bl
d o.

Jadi persamaan garis yang bergradien


in
-

2
ka

m2 = − dan melalui B(-2, 5) CARA CEPAT


a

3
st
pu

yaitu y – y1= m(x – x1) Persamaan garis lurus yang melalui titik
⇔ y − 5 = − . ( x + 2)
2 A(x1, y1) dan tegak lurus terhadap garis
dengan persamaan ax + by + c = 0 adalah
⇔ 3y – 15 = (–2) . (x + 2)
3

⇔ 3y – 15 = –2x – 4 Rumus :

⇔ 2x + 3y=11
⇔ 2x + 3y–11=0.
Persamaan garis lurus yang melalui titik A(–3,
5) dan tegak lurus terhadap garis dengan

⇔ 3x – 2y – 4 = 0
persamaan 3x – 2y = 4.
4. Persamaan garis yang melalui titik (–3, 5) dan
tegak lurus garis 3x – 2y = 4 adalah ...
⇔ – 2x – 3y = 6 – 15
Jadi – 2x – 3y = – 2.(–3) – 3.(5)

⇔ – 2x – 3y = – 9
A. 2x + 3y – 9 = 0
B. 2x – 3y – 9 = 0 ⇔ – 2x – 3y + 9 = 0
C. 3x + 2y + 19 = 0 ⇔ 2x + 3y – 9 = 0
D. 3x – 2y – 1 = 0
Jawaban: A

115
5. Gradien garis h pada gambar di bawah ini 6. Gradien garis dengan persamaan 2x − 6y − 9 =
adalah.… 0 adalah ...
A. −3
1
B. −
3
1
C.
3
D. 3

Jawaban : B
3
A. − Pembahasan :
2
2 Dipunyai garis dengan persamaannya 2x −
B. −
3 6y − 9 = 0
2 1
C.
2 Jika 2x − 6y − 9 = 0., maka m1 = − = −
6 3
3
D. 3
2
Jawaban: D
om
Pembahasan:
t.c
o
sp

Diketahui garis h melalui titik (0, 3) dan (–2,


og

0−3 3
0) mempunyai gradien m = =
bl

−2 − 0 2
d o.
-in
ka
a
st
pu

116
BAB 3
GEOMETRI DAN PENGUKURAN

1. Sudut Pada Bidang Datar

Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh pertemuan antara dua buah sinar atau dua buah garis lurus
A
kaki sudut
om
titik sudut daerah sudut
t.c
o
sp

B
og

C
bl
o.

kaki sudut
d
-in
ka

Hubungan antara derajat (o), menit ( ‘ ), dan detik ( ‘’ ) dapat dituliskan sebagai berikut.
a
st

1o = 60’
pu

1’ = 60’’
1o = 3600’’

A. Jenis – Jenis Sudut


Secara umum, ada lima jenis sudut, yaitu
1) sudut siku-siku (besarnya 90o);
2) sudut lurus (besarnya 180o);
3) sudut lancip (besarnya antaara 0o dan 90o);
4) sudut tumpul (besarnya antaara 90o dan 180o);
5) sudut releks (besarnya antaara 180o dan 360O).

B. Hubungan Antarsudut
1) Jumlah dua sudut saling berpenyiku

117
x + y = 90°

2) Jumlah dua sudut saling berpelurus

x + y = 180°

3) Jumlah sudut dalam satu putaran

a + b + c + d = 180°

4) Jumlah dua sudut saling berpelurus


om
t.c

α =β
o
sp
og
bl
do.
in
-
ka

C. Hubungan Sudut pada Garis Sejajar Dipotong Sebuah Garis


a
st
pu

A
1 2
4 3
B 1 2
4 3

1) Sudut-sudut yang sama besar


 Sudut bertolak belakang selalu sama besar
∠ A1 = ∠ A3 ∠ B1 = ∠ B3
∠ A2 = ∠ A4 ∠ B2 = ∠ B4
 Sudut-sudut sehadap sama besar
∠ A1 = ∠ B1 ∠ A3 = ∠ B3
∠ A2 = ∠ B2 ∠ A4 = ∠ B4
 Sudut-sudut dalam bersebrangan sama besar
∠ A4 = ∠ B2
∠ A3 = ∠ B1

118
 Sudut-sudut luar besebrangan sama besar
A1 = ∠ B3
∠ A2 = ∠ B4
2) Sudut yang jumlahnya 180°
 Sudut-sudut dalam sepihak jumlahnya 180°
∠ A4 + ∠ B1 = 180°
∠ A3 + ∠ B2 = 180°
 Sudut-sudut luar sepihak jumlahnya 180°
∠ A1 + ∠ B4 = 180°
∠ A2 + ∠ B3 = 180°

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Perhatikan gambar berikut ! ⇔ ∠3 = 110° – 95°


⇔ ∠3 = 15.
om
t.c

2. Perhatikan gambar berikut!


o
sp
og
bl
o.
d
- in
ka
a
st

Besar sudut nomor 1 adalah 95o, dan besar


pu

sudut nomor 2 adalah 110o. Besar sudut nomor Besar sudut GHD adalah ...
3 adalah..... A. 40°
A. 5° B. 60°
B. 15° C. 700
C. 25° D. 800
D. 35°
Jawaban: B
Jawaban: B
Pembahasan:
Pembahasan: ∠ GHD = ∠BDC =180o – 120o
∠1 = ∠5=95° (berseberangan) ∠ GHD = ∠BDC =60o
∠2 = 110° (berseberangan)
Ingat bahwa ∠3 + ∠5 = ∠2 (sifat sudut luar
segitiga)
⇔ ∠3 + 95° = 110°

119
3. Perhatikan gambar berikut! Pembahasan:
∠A2 + ∠A3 = 180°
50o + 5x = 180°
⇔ 5x = 180v – 50°
⇔ 5x = 130°
⇔ x = 26°
∠B1+ ∠A2 = 180°
4 p + 50° = 180°

Besar ∠A1 = (3x + 5)° , ∠ B5 = (5x – 65)°. Jika
4 p = 180o – 50°
⇔ 4 p = 130°

garis a dan b sejajar, maka nilai x = …
p = 32,5°
A. 30
Jadi nilai p + x = 32,5° + 26° = 58,5°
B. 35
C. 40
D. 45 5. Perhatikan gambar!

Jawaban: B
Pembahasan:
∠A1 = ∠B5
om
(sehadap)

t.c
o

(3x + 5)° = (5x – 65)°



sp
og

5 + 65 = 5x – 3x
⇔ Besar ∠P3 adalah ....
bl
o.

70 = 2x

d
in

35 =x A. 37°
-
aka

B. 74°
st
pu

4. Perhatikan gambar! C. 106°


D. 148°

Jawaban: C

Pembahasan:
∠P3 + 74° = 180°
⇔ ∠P3 = 180° – 74°
⇔ ∠P3 = 106°
Jika ∠A2 = 50°, ∠A3 = 5x, dan ∠B1 = 4p,
maka nilai p + x adalah ....
A. 32,5°
B. 58,5°
C. 68,5 °
D. 75°
Jawaban: B

120
2. Segitiga

A. Jenis-jenis Segitiga
1) Berdasarkan ukuran sisi-sisinya.
• Segitiga sembarang, yaitu segitiga yang panjang ketiga sisinya berbeda.
• Segitiga sama kaki, yaitu segitiga yang kedua sisi mempunyai panjangnya sama.
• Segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang ketiga sisi mempunyai panjangnya sama.
Contoh:

om
2) Berdasarkan ukuran sudutnya

t.c
o

Segitiga lancip, yaitu segitiga ketiga sudutnya lancip (0o < α < 90 o)
sp


og

Segitiga siku-siku, yaitu segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku (90 o)

bl
o.

Segitiga tumpul, yaitu segitiga yang salah satu sudutnya tumpul (90 o < α < 180 o) .
d
-in
ka

Contoh:
a
st
pu

3) Berdasarkan panjang sisi dan besar sudutnya


• Segitiga siku-siku sama kaki
• Segitiga tumpul sama kaki

121
B. Jumlah Sudut Segitiga
1) Sudut dalam segitiga
Jumlah sudut dalam suatu segitiga adalah 180O. Perhatikan gambar di bawah ini

Sudut α + Sudut β + Sudut γ = 180°


γ Atau ditulis
α° + β°+ γ° = 180°

Pada setiap segitiga berlaku sudut terbesar terletak

α β
dihadapan dengan sisi terpanjang, sedangkan sudut terkecil
terletak berhadapan dengan sisi terpendek

Contoh:
Diketahui pada ABC, besar ∠A = 43° dan ∠B = 77°. Hitunglah besar ∠C = ….
Jawab:
Jumlah sudut dalam suatu segutiga = 180°, maka
∠A + ∠B + ∠ C = 180°
⇔ 43° + 77° + ∠ C = 180°
om
⇔ ∠ C = 60°
t.c
o
sp
og
bl

2) Sudut luar segitiga


o.
d

Perhatikan gambar di bawah ini


- in
ka

Sudut α + Sudut β = Sudut θ


a
st
pu

Atau ditulis

α° + β° = θ°

C. Keliling dan Luas Segitiga


1) Keliling suatu segitiga

Keliling  ABC = AB + BC + AC

Atau

Keliling  ABC = a + b + c

2) Luas suatu segitiga

122
1
Luas segitiga ABC = x alas x tinggi
2
Atau

Luas segitiga ABC = s( s − a)( s − b )( s − c )

1
dengan S = (a + b + c )
2

D. Teorema Phytagoras om
Perhatikan  ABC di bawah ini:
t.c
o
sp
og

(BC)2 = (AC)2 + (AB)2


bl
do.


a2 = b 2 + c 2
in
-
aka

a = b2 + c 2
st
pu

E. Garis-Garis Istimewa pada Segitiga


1) Garis Tinggi
Garis tinggi segitiga adalah garis yang ditarik dari sebuah titik sudut segitiga tegak lurus sisi
di hadapannya.
contoh : Garis CD

123
2) Garis Bagi
Garis bagi segitiga adalah garis yang ditarik dari
titik sudut segitiga dan membagi sudut menjadi
dua sama besar.
Contoh : Garis CD

3) Garis Sumbu
Garis sumbu segitiga adalah garis yang membagi
sisi-sisi segitiga menjadi dua bagian sama panjang
dan tegak lurus pada sisi-sisi tersebut.

4) Garis Berat
Garis Berat segitiga adalah garis yang ditarik dari
titik sudut suatu segitiga dan membagi sisi di
hadapannya menjadi dua bagian sama panjang.

om
t.c

Contoh Soal dan Pembahasan


o
sp
og


bl
o.

1. Perhatikan gambar! 152 = 122 + AC



d
in

C 152 = 122 + AC
-
ka
a
st
pu

15cm
2. Garis AD yang merupakan garis tinggi adalah ....

A. C.
A 12cm B

Panjang AC adalah ....


A. 3 cm
B. 6 cm B. D.
C. 9 cm
D. 10 cm

Jawaban: C
Pembahasan:
Oleh sebab ABC siku-siku di C, maka ber-
Jawaban: C
laku Phytagoras
BC2 = AB2 + AC2

124
Pembahasan: 4. Perhatikan gambar!
P

R
Garis Berat
S

Garis RS adalah …
Garis Tinggi
A. garis berat
B. garis sumbu
Garis Bagi
C. garis tinggi
D. garis bagi

Jawaban: A
Pembahasan:
3. Garis AD yang merupakan garis berat adalah .... Garis RS membagi ruas garis PQ menjadi 2
A. bagian yang sama panjang.
Jadi garis RS adalah garis Berat
om
Luas daerah terarsir  BCD sama dengan …
t.c

5.
o
sp
og
bl

B.
do.
in
-
aka
st
pu

C.
A. 10 cm2
B. 20 cm2
C. 32 cm2
D. 40 cm2

D. Jawaban: A
Pembahasan:

Luas  ABC
1
= x alas x tinggi
2
1
Jawaban: A = x (8 + 4) x 10
2
Pembahasan: 1
Garis berat adalah garis yang membagi ruas = x 12 x 10
2
garis didepannya menjadi 2 bagian yang = 60 cm2
sama panjang.

125
3. Luas dan Keliling Bangun Datar
A. Persegi Panjang
Persegipanjang adalah suatu segiempat yang keempat sudutnya siku-siku dan sisi-sisi yang ber-
hadapan sama panjang.
K L

N M

Sifat-sifat persegipanjang adalah:


1) Panjang sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
2) Keempat sudutnya siku-siku.
3) Panjang diagonal-diagonalnya sama panjang dan saling membagi dua sama panjang.
4) Mempunyai dua sumbu simetri, yaitu sumbu vertikal dan horizontal.
Misalkan suatu persegi panjang dengan panjang p satuan panjang dan lebar l satuan panjang.
Jika K satuan panjang menyatakan keliling dan L satuan luas menyatakan luas, maka rumus keliling
om
dan luas persegipanjang adalah:
t.c
o
sp

Keliling = 2p + 2l atau Keliling = 2(p + l)


og
bl

Luas = p x l
d o.
in
-
ka

B. Persegi
a
st
pu

Persegi adalah persegipanjang yang keempat sisinya sama panjang.


S R

P s Q

Sifat-sifat persegi adalah:


1) Sisi-sisi yang berhadapan sejajar.
2) Keempat sudutnya siku-siku.
3) Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua sama panjang.
4) Panjang keempat sisinya sama panjang.
5) Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.
6) Diagonal-diagonalnya berpotongan saling tegak lurus.
7) Memiliki empat sumbu simetri.
Misalkan suatu persegi dengan panjang sisi s satuan panjang. Jika K satuan panjang

126
menyatakan keliling dan L satuan luas menyatakan luas, maka rumus keliling dan luas persegi
adalah:
Keliling = 4 x s
Luas = s x s

C. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segi empat yang setiap pasang sisinya yang berhadapan sejajar.

Sifat-sifat jajargenjang adalah:


1) Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.
2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
3) Mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di satu titik dan saling membagi dua sama
panjang.
om
4) Memiliki simetri putar tingkat dua dan tidak memiliki simetri lipat.
t.c
o

Keliling jajargenjang sama dengan dua kali jumlah panjang sisi yang saling berdekatan.
sp
og

Luas jajargenjang sama dengan hasil kali alas dan tinggi.


bl
o.

Misal jajargenjang mempunyai alas a, sisi yang berdekatan adalah a dan b, dan tinggi t. Jika K
d
in

satuan panjang menyatakan keliling dan L satuan luas menyatakan luas, maka rumus keliling dan
-
aka

luas jajargenjang adalah:


st
pu

Keliling = 2 (a + b)
Luas = a x t

D. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah segi empat yang semua sisinya sama panjang.

Sifat-sifat belah ketupat adalah:


1) Keempat sisinya sama panjang.
2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonal-diago-
nalnya.

127
3) Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan saling tegak lurus.
4) Kedua diagonalnya merupakan sumbu simetri.
Keliling belah ketupat sama dengan empat kali panjang sisinya.
Misal K adalah keliling belah ketupat dengan panjang sisi s, maka:

Keliling = 4 x s

Luas belah ketupat sama dengan setengah hasil kali panjang diagonal-diagonalnya.
Misal L adalah luas belah ketupat dengan diagonal-diagonalnya d1 dan d2 , maka:
1
Luas = x d1 x d2
2

E. Layang-layang
Layang-layang adalah segi empat yang diagonal-diagonalnya saling tegak lurus dan salah satu
diagonalnya membagi diagonal lainnya menjadi dua sama panjang.

B D
E om
t.c
o
sp
og
bl

C
do.
in

Sifat-sifat layang-layang adalah:


-
ka

1) Mempunyai dua pasang sisi yang sama panjang.


a
st
pu

2) Mempunyai sepasang sudut berhadapan yang sama besar.


3) Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonal lainnya secara tegak lurus.
4) Mempunyai satu sumbu simetri yang merupakan diagonal terpanjang.

Keliling layang-layang sama dengan jumlah panjang keempat sisinya.


Misal K adalah keliling layang-lyang dengan panjang sisi terpanjang x dan panjang sisi terpendek
y, maka:

Keliling = 2( x + y)

Luas layang-layang sama dengan setengah hasil kali panjang diagonal-diagonalnya.


Misal L adalah luas layang-layang dengan diagonal-diagonalnya d1 dan d2 , maka:
1
Luas = x d1 x d2
2

128
F. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang mempunyai tepat sepasang sisi yang berhadapan sejajar.
A B

D C

Jenis-jenis trapesium:
1) Trapesium sembarang, yaitu trapesium yang tidak memiliki kekhususan.
2) Trapesium siku-siku, yaitu trapesium yang memiliki sudut siku-siku.
3) Trapesium sama kaki, yaitu trapesium yang kaki-kakinya sama panjang.
Sifat-sifat trapesium adalah:
1) Mempunyai sepasang sisi yang sejajar.
2) Jumlah besar sudut yang berdekatan diantara dua sisi sejajar adalah 180°.

Keliling trapesium sama dengan jumlah panjang keempat sisinya.


Misal K adalah keliling trapesium dengan panjang sisi , b, c, dan d, maka:
Keliling = a + b + c + d om
t.c

Luas trapesium sama dengan setengah hasil kali tinggi dan jumlah panjang sisi sejajar.
o
sp

Misal L adalah luas layang-layang dengan tinggi t dan panjang sisi-sisi yang sejajar a1 dan a2, maka:
og
bl

1
o.

Luas = . t ( a1 x a2)
d

2
in
-
aka
st
pu

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Keliling persegi panjang 150 cm, panjang lebih Diketahui:


15 cm dari lebarnya. Luas persegi panjang Keliling persegi panjang (K) adalah 150 cm.
tersebut adalah .... Panjang lebih 15 cm dari lebarnya.
A. 1.250 cm 2
p = 15 + l
B. 1.300 cm2 Keliling = 2 (p + l)
C. 1.350 cm2 ⇔ Keliling = 2 (15 + l + l)
D. 1.400 cm2 ⇔ 150 = 2 (15 + 2l)
⇔ 75 = 15 + 2l

Jawaban: C
75 – 15 = 2l
Pembahasan: ⇔ 60 = 2l
Misalkan panjang = p, dan ⇔ 30 = l.
lebar = l.

129
1
Jadi, panjang persegi panjang adalah 15 + l L= . d1 . d2
2
= 15 + 30 = 45.
1
Jadi Luas = p . l L= . BD . AC
2
= 45 . 30
1
= 1350. L= . 48 . 20 = 480 cm2
2

2. Diketahui belahketupat ABCD, panjang


3. Perhatikan gambar persegi ABCD dan persegi
diagonal AC adalah 48 cm dan kelilingnya
panjang PQRS. Jika luas daerah yang tidak
adalah 104 cm. Luas belahketupat ABCD
diarsir 395 cm2, maka luas daerah yang diarsir
adalah ....
adalah ...
A. 200 cm2
A. 25 cm2
B. 240 cm2
B. 35 cm2
C. 480 cm2
C. 40 cm2
D. 960 cm2
D. 70 cm2
Jawaban: C
Pembahasan:
Misalkan panjang sisi = s om Jawaban: B
t.c

Diketahui
o
sp

: Keliling belah ketupat (K) Pembahasan:


og

Luas persegi ABCD = s x s


bl

adalah 104 cm.


o.

= 15 x 15 = 225 cm2
d

: Panjang diagonal BD= 48 cm


-in

Luas persegi panjang PQRS = p x l


ka

Jadi BO = 24 cm.
a

= 20 x 12 = 240 cm2
st
pu

Keliling belah ketupat (K) = 4 . s Diketahui luas daerah yang tidak diarsir =
⇔ 104 = 4 . s 395 cm2.
⇔ 26 = s
Jadi, panjang sisi belah ketupat (AD) adalah Jadi, LABCD + L PQRS – L yang diarsir = Lyang tidak diarsir + L yang
26 cm. diarsir

Dengan menggunakan teorema phytagoras ⇔ LABCD + L PQRS = Lyang tidak diarsir + 2.L yang diarsir
diperoleh ⇔ 225 + 240 = 395 + 2.L yang diarsir
AD2 = AO2 + DO2 ⇔
⇔ 26 = AO + 24
465 = 395 + 2.L yang diarsir
⇔ 465 – 395 = 2.L yang diarsir
2 2 2

⇔ AO2 = 262 – 242 ⇔


⇔ AO2 = 676 – 576
70 = 2.L yang diarsir

⇔ AO2 = 100
35 = L yang diarsir

⇔ AO = 10 cm.
Jadi, luas belah ketupat adalah

130
4. Perhatikan gambar D. 40 cm2
bangun di samping! Jawab : D
Keliling bangun tersebut
Pembahasan :
adalah ......
A. 18 cm Luas daerah yang tidak diarsir =
B. 24 cm = (12 x 8) + (4 + 4) - (2 x 8)
C. 28 cm = 96 + 16 - 16
D. 30 cm = 96 cm2.

Jawaban: B
6. Perhatikan gambar di samping!
Pembahasan:
Perhatikan EFD.
Oleh sebab EFD siku-siku di F, maka ber-
laku phytagoras
DE2 = EF2 + DF2
⇔ DE2 = 32 + 42
⇔ DE2 = 9 + 16
⇔ DE2 = 25
om 22
Luas daerah arsiran adalah ....... π =

⇔ DE = 5
7
t.c

A. 40,25 cm²
o
sp

B. 42,50 cm²
og
bl

C. 50,25 cm²
Keliling bangun ABCDE = AB + BC + CD + DE + EA
o.
d

D. 52,50 cm²
in

=6+4+5+5+4
-
ka

= 24 cm
a
st

Jawaban: A
pu

5. Jika luas daerah yang diarsir adalah 8 cm2 Pembahasan:

dan EFGH persegi, Luas daerah yang tidak Luas daerah yang diarsir =

diarsir adalah … . Luas persegi panjang + luas setengah lingkaran


2
1 22  7 
= (7 . 3) + ( . .  )
12 cm 2 7  2
A B
G = 21 + 154
H 8
4 cm = 21 + 19,25
8 cm
= 40,25 cm2
E
F
D C

A. 96 cm2
B. 88 cm2
C. 80 cm2

131
4. Lingkaran

A. Unsur-unsur Lingkaran
- Jari-jari = OP, OQ, dan OR
- Garis tengah (diameter) = QR
- Tali busur = garis lurus PQ
- Busur = garis lengkung PQ dan PR
- Juring = daerah yang dibatasi oleh jari-jari OP, OQ dan busur PQ
- Tembereng = daerah yang dibatasi tali busur PQ dan busur PQ

B. Luas dan Keliling Lingkaran


1) Keliling dan luas lingkaran
Lingkaran dengan jari-jari = r atau diameter = d, maka:
K = 2πr atau K = πd
L = π r2 atau L = π d2
1
4
2) Panjang busur lingkaran
∠ pusat om
Panjang busur = x Keliling lingkaran
360°
t.c
o

∠ pusat
sp

= x 2πr
og

360°
bl

3) Luas juring lingkaran


o.
d

= ∠ pusat x Luas lingkaran


in

Luas juring
-
ka

360°
a
st

∠ pusat
pu

= x 2πr
360°
4) Luas tembereng
Luas tembereng = Luas juring – Luas ∆ dalam juring

C. Sudut pada Lingkaran


1) Sudut pusat dan sudut keliling
Besar sudut pusat sama dengan 2 kali sudut keliling
∠ AOC = sudut pusat
∠ ABC = ∠ ADC sudut keliling

∠ AOC = 2 x ∠ ABC ∠ AOC = 2 x ∠ ADC

∠ ABC = x ∠ AOC ∠ ADC = x ∠ AOC


1 1
2 2

2) Hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring

132
∠ APB Luas Juring APB
=
∠ CPD Luas Juring CPD
Atau
∠ APB Panjang Busur AB
=
∠ CPD Panjang Busur CD

3) Besar sudut keliling yang menghadap diameter lingkaran


A
B
1 1
∠ DAB = × ∠ DPB ∠ DCB = × ∠ DPB
2 2
⇔ ∠ DAB = × 180 o ⇔ ∠ DCB = × 180 o
P 1 1

⇔ ∠ DCB = 90 o
2 2
⇔ ∠ DAB = 90
o

D C

4) Sifat segi empat tali busur

om
t.c
o
sp
og
bl
do.
- in
ka
a
st

 Jumlah sudut-sudut yang berhadapan sebesar 180°


pu

∠BAD + ∠BCD = 180°


∠ABC + ∠ ACD = 180°
 Hasil kali panjang diagonal = jumlah perkalian sisi yang berhadapan
AC × BD = (AB × CD) + (AD × BC)
 Hasil kali bagian diagonal adalah sama
EC × EC = BE × ED

5) Sudut antara Dua Tali Busur


 Berpotongan di dalam
∠AED = ∠ACD + ∠BDC
atau
( ∠AOD + ∠BOC)
∠AED =
1
2
 Berpotongan di luar

133
∠AED = ∠ACD – ∠BAC
atau
∠AED = 2 ( ∠AOD – ∠BOC)
1

D. Garis Singgung Lingkaran

1) Garis singgung persekutuan luar S


l = S 2 − (R − r )2
T R
l = SR = garis singgung persekutuan luar
S = PQ = jarak antara kedua titik pusat lingkaran P
Q
R = jari-jari lingkarang besar
r = jari-jari lingkaran kecil L2
L1

2) Garis singgung persekutuan dalam

d = S 2 − (R + r )2 P
d = PR = garis singgung persekutuan dalam om
A B
t.c

S = AB = jarak antara kedua titik pusat lingkaran r1 r2


o
sp

R = jari-jari lingkarang besar


og

R
r = jari-jari lingkaran kecil
bl
o.

C
d
in

3) Melalui satu titik di luar lingkaran


-
aka
st

B
pu

A
O

∠DAB = × ∠ DPB
1
2
AO2 = OB2+ AB2
⇔ AO = OB 2 + AB 2

134
Contoh Soal dan Pembahasan
S
T R
1. Pada gambar P di samping,
diketahui P

∠ KOL = 850, ∠ MON = 350


Q

L2
L1
Jika luas juring OKL = 34 cm . 2

Maka Luas juring OMN adalah .... Diketahui panjang garis singgung perseku-
A. 8 cm2 tuan luar dua lingkaran 24 cm. Panjang PQ =
B. 14 cm2 26 cm RQ = 15 cm
C. 26 cm2 Pl = S 2 − (R − r )2

D. 32 cm 2

24 = 262 − (15 − r )2
Jawaban: C ⇔ 242= 262 – (15 – r)2

Pembahasan: ⇔ (15 – r) 2 = 262 - 242


Diketahui ∠ KOL = 850, ∠ MON = 350 ⇔ (15 – r) 2 = 100
luas juring OKL = 34 cm2 ⇔ 15 – r = 10

om
∠ MON Luas Juring MNO 15 – 10 = r
=
t.c


∠ KOL Luas Juring KLO
o

5=r
sp
og

35o Luas Juring MNO Jadi, panjang jari-jari lingkaran yang lain
=
bl

85o 34
o.

adalah 5 cm.
d
in

34 × 35
-

Luas Juring MNO =


ka

85
a
st

3. Pada gambar di samping,


pu

Luas Juring MNO = 14 cm2 O adalah pusat lingaran.


A C

Besar ∠AOC adalah …. 42°


2. Panjang garis singgung persekutuan luar dua O
A. 48° B
lingkaran 24 cm, sedangkan jarak kedua pusat-
B. 58°
nya 26 cm. Jika panjang jari-jari lingkaran yang
C. 84°
besar 15 cm, maka panjang jari-jari lingkaran
D. 126°
yang lain adalah....
A. 12 cm Jawaban: C
B. 10 cm Pembahasan:
C. 8 cm ∠AOC = 2 × ∠ABC
D. 5 cm ∠AOC = 2 × 42°
∠AOC = 84°
Jawaban: D
4. Pada gambar P di samping, luas juring PRS
Pembahasan: adalah 135 cm2.
Luas juring PQR adalah ....

135
A. 215 cm2 5. Diketahui dua buah lingkaran dengan pusat A
B. 195 cm2 dan B, dengan panjang jari-jari masing-masing
C. 165 cm 2
7 cm dan 2 cm. Jika jarak AB = 13 cm, maka
D. 145 cm 2
panjang garis singgung persekutuan luar kedua
lingkaran tersebut adalah.....
Jawaban: C A. 5 cm
Pembahasan: B. 6 cm
Diketahui ∠ PRS = 45°, ∠ QPR = 65° C. 12 cm
luas juring PRS = 135 cm2 D. 15 cm

∠ PRS Luas Juring PRS Jawaban: C


=
∠ QPR Luas Juring PQR

45o 135 Pembahasan:


o
=
65 Luas Juring PQR Pl = S 2 − (R − r )2
135 × 65
Luas Juring PQR = Pl = 132 − (7 − 2)2
45
Luas Juring PQR = 195 cm2 Pl = 132 − (5)2
om
Pl = 12 cm
t.c
o
sp
og
bl
do.
in
-
ka

5. Bangun Ruang
a
st
pu

A. Kubus
1) Unsur-unsur kubus
- memiliki 6 sisi yang berbentuk persegi dan kongruen
- memiliki 12 rusuk
- memiliki 8 titik sudut
- memiliki 12 diagonal sisi
- memiliki 4 diagonal ruang
- memiliki 6 bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang
2) Luas dan volume kubus
Volume = sisi × sisi × sisi
= s3
Keliling = 12 × sisi
= 12 × s
Luas permukaan kubus = 6 × sisi × sisi
= 6 × s2

136
3) Jaring – Jaring kubus

Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi, yang jika dilipat-lipat menurut
garis persekutuan dan persegi dapat membentuk kubus, dan tidak ada bidang yang rangkap
(ganda). Tidak semua rangkaian 6 buah persegi merupakan jaring-jaring kubus.
Jumlah jaring-jaring kubus ada 11 macam bentuknya.

B. Balok
1) Unsur-unsur Balok
- memiliki 3 pasang sisi yang kongruen
- memiliki 12 rusuk
- memiliki 8 titik sudut
om
- memiliki 12 diagonal sisi
t.c

- memiliki 4 diagonal ruang


o
sp

- memiliki 6 bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang


og
bl
o.

2) Luas dan Volume Balok


d
in
-

Volume = panjang × lebar × tinggi


aka
st

=p×l×t
pu

Keliling = 4 × (panjang + lebar + tinggi)


= 4 × (p + l + t)
Luas permukaan balok = 2 × (p . l + p . t + l . t)

3) Jaring – Jaring Balok

Jaring-jaring balok merupakan rangkaian 3 persegi panjang dengan ukuran tertentu, jika
dilipat menurut garis persekutuan dua persegi panjang dapat membentuk balok, dan tidak
ada bidang yang rangkap (ganda). Oleh karena itu tidak semua rangkaian 6 buah persegi
panjang dengan ukuran tertentu merupakan jaring-jaring balok.

137
C. Prisma F

1) Unsur-unsur prisma segi -n


- memiliki sisi = n + 2 D E
- memiliki rusuk = 3n
- memiliki titik sudut = 2n
t
- memiliki diagonal sisi = 2n
- memiliki diagonal ruang = n(n-3) C
- berlaku rumus Euler, yaitu S + T = R + 2
S = banyaknya sisi
T = banyaknya titik sudut A B
R = banyaknya rusuk

2) Luas dan Volume Prisma segi -n


Volume = Luas alas × tinggi
Keliling = Jumlah semua sisi-sisinya
Luas permukaan Prisma = 2 × luas alas + Jumlah luas sisi tegak

3) Jaring – Jaring Prisma


om
t.c
o
sp
og
bl
o.
d
-in
ka
a
st

D. Limas
pu

1) Unsur-unsur limas segi -n


- memiliki sisi = n + 1
T
- memiliki rusuk = 2n
- memiliki titik sudut = n + 1
- memiliki bidang tegak berbentuk segitiga

2) Luas dan volume limas segi -n D C


1
- Volume = × Luas alas × tinggi A B
3
- Keliling = Jumlah semua sisi-sisinya
- Luas permukaan Limas = luas alas + jumlah luas sisi tegak

138
3) Jaring – jaring Limas

E. Tabung
1) Unsur-unsur tabung:
- memiliki 3 sisi
- memiliki 2 rusuk, berupa garis lengkung
- tidak memiliki titik sudut
- memiliki selimut tabung, berupa persegi panjang

2) Luas dan Volume Tabung


- Volume = Luas alas × tinggi
= π r2 t .
om
Dengan: r = jari-jari; t = tinggi
t.c

- Luas permukaan Tabung = luas alas + luas selimut + luas tutup


= π r2 + 2πrt + π r2
o
sp
og
bl

= 2πrt2 + 2πrt
do.

= 2πrt (r+t)
in
-
ka

- Luas selimut tabung = 2πrt


a
st

F. Kerucut
pu

1) Unsur-unsur Kerucut:
- memiliki 2 sisi
- memiliki 1 rusuk, berupa garis lengkung
- tidak memiliki titik sudut
- memiliki selimut kerucut, berupa juring lingkaran
2) Luas dan volume kerucut

Volume = 3 × Luas alas × tinggi


1
-
1
V = π r 2t
3
- Luas permukaan kerucut = luas alas + luas selimut
L = π r2 + 2πrs
L = 2π r2 + 2πrs2
L = 2π r2 + (r + s)
Dengan: r = jari-jari; t = tinggi; s = garis pelukis

139
G. Bola
1) Unsur-unsur Bola
- memiliki 2 sisi
r
- tidak memiliki rusuk
- tidak memiliki titik sudut
2) Luas dan Volume Bola

× π × jari-jari × jari-jari × jari-jari


4
Volume =
3

× πr 3.
4
V=
3
Luas = 4 × π × jari-jari × jari-jari

L = 4 πr 2.

om
t.c
o
sp
og
bl
o.
d

Contoh Soal dan Pembahasan


-in
ka
a
st
pu

1. Perhatikan gambar kerucut 2. Perhatikan gambar di bawah ini !


di samping !
Garis AC adalah ....
A. jari-jari
B. diameter
(I) (II) (III) (IV)
C. garis tinggi
D. garis pelukis
Yang merupakan jaring-jaring balok adalah ....
A. I dan II C. III dan IV
Jawaban: D
B. II dan III D. I dan IV
Pembahasan:
AO adalah tinggi kerucut. Jawaban : D
BO = CO adalah jari-jari kerucut. Pembahasan:
AC dan AB adalah garis pelukis. Gambar (i) merupakan jaring-jaring balok
Gambar (ii) bukan jaring-jaring balok

140
Gambar (iii) bukan jaring-jaring balok 5. Perhatikan bangun berikut yang terdiri dari
Gambar (iv) merupakan jaring-jaring balok balok dan limas !

3. Volume kerucut dengan panjang jari-jari 10 cm


dan tinggi 24 cm adalah.....(π = 3,14)
A. 2.142 cm2 C. 7.436 cm2
B. 2.512 cm2 D. 7.536 cm2
Diketahui balok berukuran 6 cm x 6 cm x 15 cm.
Jawaban: B
Jika tinggi limas 4 cm, luas permukaan ba–
Pembahasan: ngun adalah .....
Volume Kerucut = × Luas alas × tinggi
1
A. 510 cm2
3
1 B. 492 cm2
= × 3,14 × 102 × 24
3 C. 456 cm2
= 2.512 cm2
D. 420 cm2
Jadi volume kerucut adalah 2.512 cm2
Jawaban: C
Pembahasan:
4. Volume bola terbesar yang dapat dimasukkan om
Luas permukaan bangun tersebut adalah :
t.c

ke dalam kubus dengan panjang rusuk 30 cm luas permukaan Balok + Luas sisi tegak limas
o
sp

adalah.... Luas permukaan balok = p .l + 2 ×( p .t + l .


og

A. 2.700 π cm3
bl

t)
o.

C. 4.500 π cm3
d

= 6 .6 + 2 × (6 . 15 + 6 . 15)
in
-

B. 3.600 π cm3 T
ka

= 396 cm2
a
st

D. 6.000 π cm3
pu

Jawaban: B Panjang EO
1 D C
Pembahasan: = 2 × 6 = 3 cm O
A E B
Volume bola terbesar didapat jika diameter Tinggi limas = 4 cm.
bola sama dengan panjang rusuk kubus.
Jadi, diameter bola adalah 30 cm. Jadi, panjang TE = EO 2 + TO 2
Jari-jari bola = × 30 = 15 cm
1
= 32 + 4 2 = 5 cm.
2
Volume Bola = × πr3 Jadi, Luas sisi tegak limas = 4 × Luas ABT
4
3
1 1
= × 3,14 × 153 =4× ×6 5
3 2
= 60 cm2.
= 2.512 cm2

Jadi, volume kerucut adalah 2.512 cm2 Jadi, luas permukaan seluruhnya adalah =
396 cm2 +60 cm2 = 456 cm2

141
6. Kesebangunan
Dua buah bangun dikatakan sebangun jika:
• Masing-masing sudut yang bersesuaian sama besar.
• Setiap sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama.

7. Dua Segi Empat yang Sebangun


Contoh:
Perhatikan kedua bangun di bawah ini :

Kedua bangun datar di atas, ABCD dan PQRS adalah dua bangun yang sebangun, karena memiliki
om
t.c

sifat-sifat sebagai berikut.


o
sp
og

1) Masing-masing sudut yang bersesuaian sama besar, yaitu:


bl
o.

∠A = ∠P ∠C = ∠R
d
- in
ka

∠B = ∠Q ∠D = ∠S
a
st
pu

2) Setiap sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama, yaitu:


AB 6 2
AB bersesuaian dengan PQ, sehingga = = ;
PQ 3 1

BC bersesuaian dengan QR, sehingga BC = 4 = 2 ;


QR 2 1

CD bersesuaian dengan RS, sehingga CD = 6 = 2 ;


RS 3 1
DA 4 2
DA bersesuaian dengan SP, sehingga = = .
SP 2 1
AB BC CD DA
Jadi, karena = = =
PQ QR RS SP

Maka setiap sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama.

142
B. Dua Segitiga yang Sebangun
Dua segitiga dikatakan sebangun jika
1) Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar;

∠ A = ∠ K
∠ B = ∠ L
∠ C = ∠ M

2) Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.


AB 8 2
= = ;
KL 4 1
BC 10 2
= = ;
LM 5 1
CA 6 2
= =
MK 3 1 .
Jadi, karena AB = BC = CA maka sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
KL LM MK om
t.c
o
sp

C. Panjang Sisi Segitiga yang Sebangun


og

1) Segitiga yang salah satu sudutnya berhimpit dengan salah satu sisi saling sejajar.
bl
o.
d
-in

AD AE DE
ka

= = ;
a

AB AC BC
st
pu

AD AE DE
= = .
DB EC BC − DE

2) Segitiga siku-siku.
AB 2 = BC 2 + CA2 ;

BC 2 = BD × AB ;

AC 2 = AD × AB ;

CD 2 = AD × DB.

3) Segitiga terpancung dengan panjang alas yang saling sejajar.

b=
(a . k ) + (c . l )
k+l

143
4. Kongruensi

Perhatikan kedua bangun berikut!

Bangun datar ABCD dan PQRS adalah kongruen. Secara geometris, dua bangun datar dikatakan
kongruen jika kedua bangun dihimpitkan, maka bangun tersebut akan saling menutupi dengan
tepat.
Sifat dua bangun datar yang kongruen adalah sebagai berikut.
a. Pasangan sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
b. Sudut yang bersesuaian sama besar.

Syarat dua segitiga kongruen adalah sebagai berikut.


om
t.c

a. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (sisi, sisi, sisi).


o
sp
og
bl

AB = KL
o.
d
in

BC = LM
-
ka
a
st

CA = MK
pu

b. Dua sisi dan satu sudut apit yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi).

AB = KL
∠A = ∠K
AC = ∠KM

c. Satu sisi apit dan dua sudut bersesuaian sama besar (sudut, sisi, sudut).

∠A = ∠K
AB = ∠KL
∠B = ∠L

144
d. Khusus pada dua segitiga siku-siku, dikatakan kongruen jika sisi miringnya sama panjang.

BC = LM

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Perhatikan gambar! 2. Sebuah foto berukuran tinggi 30 cm dan lebar


12cm
D
C
20 cm ditempal pada sebuah karton. Sisa karton
P Q di sebelah kiri, kanan, atas foto 2 cm. Jika foto
dan karton sebangun. Sisa karton dibawah foto
adalah . . .
A 6cm B
A) 5 cm
P dan Q adalah titik tengah diagonal BD dan AC. om
Panjang PQ adalah . . . B) 4 cm
t.c

C) 3 cm
o

A. 5 cm
sp

D) 2 cm
og

B. 4 cm
bl

C. 3 cm
o.

Jawaban: B
d
in

D. 2 cm
-
ka

Jawaban: C Pembahasan:
a
st

Foto dan karton sebangun.


pu

Pembahasan:
DP = PB; CQ = QA
∆ DCT sebangun ∆ BTA sebangun ∆ PTQ .
AB AD P 20cm Q
= A 2cm B
PQ PS
Dengan kesebangunan, misal TB = x maka 20 30
=
DT = 2x sehingga DB = 3x 24 32 + x 30cm
3
P ditengah DB, maka DP = x 5 30
2 =
6 32 + x
1
Dengan demikian PT = x 5. (32+ x) = 6 . 30
2 D C
PT PQ maka 160 + 5x = 180
= 5x = 180 – 160
S R
TB AB
1 5x = 20
x
2 = PQ x=4
x 6
3 x = PQx Jadi sisa karton dibawah adalah 4 cm.
PQ = 3
Jadi panjang PQ =3. 3. Perhatikan gambar berikut.

145
7cm B. AC dan DE
D C
C. BC dan DE
D. AB dan FE
X Y

Jawaban: C
A B
22cm

Pembahasan:
Jika Y : YB = 2 : 3,
C F
Maka panjang XY adalah . . .
A. 9 cm
B. 11,5 cm
C. 13,0 cm B D E
D. 14,5 cm Panjang garis yang sama adalah BC dan DE

Jawaban : C

5. Perhatikan gambar!
Pembahasan:
Dari gambar dapat diketahui bahwa B T

∆ DAE sebangun ∆ DXH sehingga, om


XH DH
t.c

=
o

AE DE
sp

C O
og

A P
XH 2
=
bl

15 DH + HE
o.
d
in

XH 2 Segitiga ABC konkruen dengan segitiga POT.


-

=
ka

15 5 Pasangan sudut yang sama besar adalah…


a

A. ∠BAC = ∠POT
st
pu

2
B. ∠BAC = ∠PTO
XH = × 15
5
C. ∠ABC = ∠POT
XH = 6

Sehingga panjang XY = XH + HY ⇔ XY = 6 + 7 D. ∠ABC = ∠PTO


⇔ XY = 13
Jadi panjang XY = 13,0 cm. Jawaban: C
Pembahasan:
∠ABC = ∠POT
Karena ∠ABC dan∠POT sama-sama berha-
4. Perhatikan gambar dua segitiga yang kongruen
berikut ini.
C F dapan dengan panjang sisi yang sama.

B D E
Pasangan garis yang sama panjang adalah . . .
A. AB dan DE

146
BAB 4
STATISTIK DAN PELUANG

1. Statistika

Statistika adalah ilmu pengetahuan ( metode ilmiah ) yang mempelajari cara - cara mengumpulkan,
menyusun, menyajikan, dan menganalisis data serta cara mengambil kesimpulan yang logis sehingga
dapat diambil suatu keputusan yang akurat. Sedangkan
Statistik adalah kumpulan data yang disusun dalam bentuk tabel atau diagram.

A. Penyajian Data
Pada umumnya data bisa disajikan dalam berbagai bentuk 2 bentuk yaitu tabel atau daftar, dan
om
graik atau diagram. Data bisa disajikan dalam berbagai bentuk, misalnya
t.c


o

diagram batang,
sp


og

diagram garis, dan



bl
o.

diagram lingkaran / piktograf.


d
-in

1) Tabel
aka

Contoh:
st
pu

Diketahui data nilai hasil ulangan matematika siswa kelas IX SMP sebagai berikut.
4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 7 7
7 7 7 7 7 8 8 8 8 9
Jika data tersebut di sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

Nilai 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 4 10 14 7 4 1

2) Graik atau Diagram


Penyajian data dalam bentuk gambar akan lebih menarik. Selain itu data yang disajikan akan
lebih mudah dipahami maknanya, sehingga lebih mudah pula untuk menfsirkannya. Data
bisa disajikan dalam berbagai bentuk, misalnya
a) Diagram Batang
Contoh:

147
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
65 70 75 80 85 90

b) Diagram Garis
Contoh :

12

10

6
om
4
t.c
o

2
sp
og
bl

3 4 5 6 7 8 9
o.
d
in

c) Diagram Lingkaran / Piktograf.


-
ka

Contoh:
a
st
pu

B. Ukuran Persebaran Data


Ukuran persebaran data terbagi atas:
1) Ukuran Pemusatan
• Mean (Rataan)
• Median (Nilai Tengah)
• Modus (Nilai yang Sering Muncul)

2) Ukuran Pencaran (Penyebaran)


a) Mean (rataan)

148
Jumlah semua data
Mean ( X ) =
Banyaknya data
b) Median (nilai tengah)
Median adalah nilai tengah dari suatu data setelah data diurutkan. Jika banyaknya data
adalah ganjil, maka letak media dapat dicari dengan rumus:
X n +1
Median (Me) =
2
Jika banyaknya data adalah genap, maka letak media dapat dicari dengan rumus:

 
 X n + X n +1
2 2
Median (Me) =
2

c) Modus (nilai yang paling sering muncul)


Contoh:
Tentukan modus dari data berikut.
1. 6, 5, 7, 8, 10, 5, 9, 5
2. 3, 7, 5, 4, 6, 7, 5, 8
3. 3, 3, 7, 7, 5, 5, 4, 4, 6, 6, 8, 8 om
t.c

Jawab:
o
sp

a. Karena nilai yang paling banyak muncul adalah 5, maka modus data tersebut adalah 5.
og

b. Karena nilai yang paling banyak muncul adalah 5 dan 7, maka modus adalah 5 dan
bl
o.

7. Karena ada dua modus, maka disebut bimodus.


d
in
-

c. Tidak ada modus, karena tidak ada nilai yang sering muncul
aka
st

Contoh
pu

Tentukan mean, median, dan modus dari data berikut 6, 7, 9, 9, 5, 6, 4, 7, 10, 6, 8


Jawab:
Jelas terlihat bahwa data di atas belum urut, jadi harus diurutkan terlebih dahulu se-
hingga menjadi sebagai berikut:
4, 5, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 9, 9, 10
Jumlah semua data
Mean ( x ) =
Banyaknya data
4 + 5 + 6 + 6 + 6 + 7 + 7 + 8 + 9 + 9 + 10
=
11
77
= =7
11
Median (nilai tengah)
4 5 6 6 6 7 7 8 9 9 10

149
Jadi median (nilai tengah) adalah 7.
Modus (nilai yang paling sering muncul), karena nilai yang paling banyak muncul adalah
6, maka modus data tersebut adalah 6.

d) Rata-rata gabungan
n x +n x
x = 1 1 2 2 atau x t nt = n1 x1 + n2 x 2
n1 + n2
Keterangan:
n1 = banyak data kelompok pertama
n2 = banyak data kelompok kedua

X1 = nilai rata-rata kelompok pertama

X2 = nilai rata-rata kelompok kedua

Xt = rata-rata gabungan kelompok pertama dan kedua

om
t.c
o
sp
og
bl
o.

Contoh Soal dan Pembahasan


d
- in
ka
a
st

1. Tabel di bawah menunjukkan nilai ulangan


pu

Total
matematika Nilai 5 6 7 8 9 10
Nilai 5 6 7 8 9 10 Frekuensi 5 4 6 5 6 4 30
Frekuensi 5 4 6 5 6 4 Nilai × Frek 25 24 42 40 54 40 225
Banyaknya siswa yang mendapat nilai kurang
Jumlah semua data
dari nilai rata-rata adalah … . Mean (X ) =
Banyaknya data
A. 11 orang 225
=
B. 15 orang 30
C. 18 orang = 7,5.
D. 20 orang Jadi, banyaknya siswa yang mendapat nilai
di bawah rata-rata adalah
Jawaban: B
= 5 + 4 + 6 = 15.
Pembahasan:
Soal di atas akan lebih mudah di selesaikan
dengan menggunakan tabel.

150
2. Rata-rata berat badan 8 orang siswa adalah Jawaban: D
50 kg. Setelah datang 2 siswa, berat rata-rata Pembahasan:
menjadi 48 kg. Berat badan 2 siswa yang baru Diketahui: banyaknya responden adalah
datang adalah … . 300 anak.
A. 48 kg banyaknya anak yang gemar sepakbola adalah
B. 46 kg 138 O
× 300 = 115 orang
C. 80 kg 360 O
D. 92 kg banyaknya anak yang gemar voli adalah
90 O
Jawaban: C × 300 = 75 orang
360 O
Pembahasan: banyaknya anak yang gemar tenis meja
Diketahui 60 O
adalah × 300 = 50 orang
N1 = banyak data kelompok pertama = 8 orang 360 O
N2 = banyak data kelompok kedua = 2 orang banyaknya anak yang gemar basket adalah

X1 = nilai rata-rata kelompok pertama = 50 kg (360° − 138° − 90° − 60° − ) × 300


X2= nilai rata-rata kelompok kedua = x 360°

=
(72°) × 300
Nt = N1+N2 = 8 + 2 = 10 orang
om 360°
Xt = rata-rata gabungan kelompok pertama
= 60 orang.
t.c

dan kedua = 48 kg
o
sp

Jadi, banyaknya responden adalah 300 anak.


og
bl
o.
d

4. Nilai matematika siswa disajikan dalam tabel


- in
ka

Jadi, Xtnt =nt X1+ n2 X2 berikut:



a
st

48 × 10 = (8 × 50) + (2 × x) Nilai 4 5 6 7 8 9 10

pu

480 = 400 + 2 x Frekuensi 2 4 5 5 9 3 4


⇔ 480 = 400 + 2 x

Median data di atas adalah …
2x = 480 – 400

A. 6,5
x = 80.
B. 7,0
Jadi berat badan 2 siswa yang baru datang C. 7,5
adalah 80 kg D. 8,0

Jawaban : C
3. Diagram berikut ini menunjukkan data dari
300 anak yang gemar sepak bola, voli, tenis Pembahasan :

meja, dan basket. Banyaknya anak yang gemar Diketahui banyaknya responden adalah 2 +

bermain basket adalah … . 4 + 5 + 5 + 9 + 3 + 4 = 32 orang.

A. 30 anak Karena banyaknya data adalah genap, maka


B. 40 anak letak median dapat dicari dengan menggu-
C. 50 anak Tenis nakan rumus  
 X n + X n +1
meja
60°
D. 60 anak Median (Me) = 2 2

151
6. Berat badan rata-rata 15 siswa pria 52 kg,
 
 X 32 + X 32 +1 sedangkan berat badan rata-rata 25 siswa
2 2
Median (Me) = wanita 48 kg. Berat badan rata-rata seluruh
2
siswa adalah …
Median (Me) =
( X16 + X17 )
2 A. 50,5 kg

Median (Me) =
(7 + 8 ) B. 50 kg
2 C. 49,5 kg
Median (Me) =7,5. D. 49 kg

Jawaban: C
5. Selisih banyak siswa yang memperoleh nilai 6
Pembahasan:
dan 9 pada diagram berikut adalah .....
Diketahui
12 N1 = banyak data kelompok pertama = 15 orang
N2 = banyak data kelompok kedua = 25
10
orang
8
X1 = nilai rata-rata kelompok pertama = 52 kg
6 X2= nilai rata-rata kelompok kedua = 48 kg
om
Nt = N1+N2 = 15 + 25 = 40 orang
4
t.c

Xt = rata-rata gabungan kelompok pertama


o
sp

2
dan kedua = 48 kg
og
bl
o.

3 4 5 6 7 8 9 15 25 40
d

52 48 x
-in
ka

A. 9 orang
a
st

B. 6 orang Jadi Xtnt =nt X1+ n2 X2



pu

C. 5 orang x × 40 = (15 × 52) + (25 × 48)


D. 4 orang ⇔ 40 x = 780 + 1.200
⇔ 40 x = 1980
Jawaban: D ⇔ x = 1980 : 4
⇔ x = 49,5
Pembahasan:
Diketahui banyaknya siswa yang mem- Jadi, berat badan rata-rata seluruh siswa
peroleh nilai 6 adalah 5 orang. adalah 49,5 kg
banyaknya siswa yang memperoleh nilai 9
adalah 9 orang
Jadi selisih banyak siswa yang memperoleh
nilai 6 dan 9 adalah 9 – 5 = 4 orang

152
2. Peluang

A. Peluang Suatu Kejadian


Peluang suatu kejadian A, ditulis dengan P(A) yaitu banyaknya suatu kejadian A dalam ruang
sampel S.
Dirumuskan sebagai berikut :
Banyaknya Kejadian A
P ( A) =
Ruang Sampel S
Contoh :
Pada percobaan melempar sebuah dadu dilempar satu kali, peluang kejadian munculnya bilangan
prima adalah … .
Jawab :
Kejadian yang mungkin muncul dalan percobaan melempar sebuah dadu adalah kejadian
muncul angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
Jadi Ruang sampelnya (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6}.
Banyaknya ruang sampel n(S) = 6.
om
A = Kejadian munculnya bilangan prima pada percobaan melempar sebuah dadu adalah {2,
t.c

3, 5}.
o
sp

n(A) = 3.
og

n( A)
bl

Jadi P( A) =
o.

n( S )
d
in

3
-
ka

P ( A) =
a

6
st
pu

1
P ( A) =
2
1
Jadi, peluang kejadian munculnya bilangan prima adalah P( A) = .
2
B. Frekuensi Harapan
Dirumuskan sebagai berikut.
Fh (A) = P(A) × Banyaknya Percobaan

C. Frekuensi Relatif
Dirumuskan sebagai berikut.
Fh (A)
Fh (A) =
Banyaknya Percobaan
D. Komplemen Suatu Kejadian
Jika A adalah kejadian dalam ruang sampel S, maka A’ adalah kejadian bukan A di S. A’ juga sering
dituliskan sebagai Ac. Dirumuskan sebagai berikut.
P(A) + P (A’)=1 atau P(A) + P (Ac)=1

153
Contoh Soal dan Pembahasan

1. Sebuah dadu dilambungkan satu kali. Peluang 1


C.
muncul mata dadu lebih dari 4 adalah.... 5
1 1
A. D.
6 4
1
B. Jawaban: B
4
1 Pembahasan:
C.
3 Banyaknya bola dalam kotak adalah 4 + 14 +
2
D. 6 = 24
3
Banyaknya ruang sampel n(S) = 24.
Jawaban: B A = Kejadian terambilnya bola kuning
Pembahasan: n(A) = 4.
Kejadian yang mungkin muncul dalan per- n( A)
Jadi P( A) =
cobaan melempar sebuah dadu adalah ke- n( S )
4
jadian muncul angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. P ( A) =
om 24
Jadi Ruang sampelnya (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6}.
1
t.c

Banyaknya ruang sampel n(S) = 6. P ( A) =


o

6
sp

A = Kejadian munculnya bilangan mata dadu


og

Jadi, peluang kejadian munculnya bilangan


bl

lebih dari 4 adalah {5, 6}. 1


o.

prima adalah P( A) = .
d

n(A) = 2. 6
in
-
ka

n( A)
Jadi P( A) =
a
st

n( S ) 3. Virana mempunyai 20 kelereng berwarna


pu

2
P ( A) = putih, 35 kelerang berwarna kuning, dan 45
6
1 kelereng berwarna hijau yang di tempatkan
P ( A) =
3 pada sebuah kaleng. Jika diambil secara acak
Jadi, peluang kejadian munculnya bilangan sebuah kelereng dari kaleng tersebut, maka
1
prima adalah P( A) = . peluang kelereng yang terambil berwarna putih
3
adalah ...
2. Dalam sebuah kotak terdapat 4 bola kuning, 1
A.
14 bola merah, dan 6 bola hijau. Sebuah bola 20
1
diambil secara acak, maka peluang terambil B.
5
bola berwarna kuning adalah ... 1
1 C.
A. 4
14 1
1 D.
2
B.
6
Jawaban: B

154
Pembahasan: 2
P ( A) =
Banyaknya kelerang dalam kaleng adalah 3
20 + 35 + 45 = 100. Jadi Banyaknya ruang Jadi, peluang kejadian munculnya bilangan
sampel n(S) = 100. 2
prima adalah P( A) = .
3
A = Kejadian terambilnya kelereng yang ter-
ambil berwarna putih.
5. Pada percobaan melempar tiga mata uang
n(A) = 20.
logam secara bersamaan sebanyak satu kali.
n( A)
Jadi P( A) = Peluang muncul muncul paling sedikit 1 sisi
n( S )
20 angka adalah ...
P ( A) = 7
100 A.
1 8
P ( A) =
5 3
Jadi, peluang peluang yang
terambil B.
4
1
kelereng berwarna putih adalah P( A) = . 1
5 C.
2
3
4. Sebuah dadu dilambungkan satu kali. Peluang D.
8
muncul mata dadu faktor dari 6 adalah ... om
Jawaban: B
t.c

1
A.
o

Pembahasan:
sp

6
og

1 Soal di atas lebih mudah diselesaikan den-


bl

B. 2
o.

gan menggunakan diagram sebagai berikut.


d
in

2
-

C.
ka

3
a
st

5
pu

D.
6
Jawaban: B
Pembahasan:
Kejadian yang mungkin muncul dalan per-
cobaan melempar sebuah dadu adalah ke-
jadian muncul angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Jadi
Ruang sampelnya (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6}. Ban-
yaknya ruang sampel n(S) = 6.
A = Kejadian munculnya bilangan mata dadu
faktor dari 6 adalah {1, 2, 3, 6}.
n(A) = 4. Misalkan A : Munculnyas sisi angka
n( A) G : Munculnya sisi gambar
Jadi P( A) =
n( S ) Ruang sampelnya (S) = {AAA, AAG, AGA,
4
P ( A) = AGG, GAA, GAG, GGA, GGG}.
6

155
Banyaknya ruang sampel n(S) = 8. Jadi, peluang kejadian munculnya bilangan
7
A = Kejadian munculnya bilangan muncul prima adalah P( A) = .
8
muncul paling sedikit 1 sisi angka
A = { AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA}.
n(A) = 7.
n( A)
Jadi , P( A) =
n( S )
7
P ( A) =
8

om
t.c
o
sp
og
bl
o.
d
- in
ka
a
st
pu

156

Anda mungkin juga menyukai