Industri 4.0
1. Dikuntip dari Forbes, jika industri 4.0 ini mengoptimalkan komputerisasi
industri 3.0. Ketika komputer diperkenalkan di industri 3.0, maka itu
menganggu penambahan teknologi yang sama baru. Sekarang dan ke masa
depan ketika industri 4.0 dibuka, maka komputer terhubung dan
berkomunikasi satu sama yang lain. Kombinasi dari sistem fisik-cyber,
internet of things (IoT) dan internet of system membuat industri 4.0 menjadi
mungkin dan membuat pabri pintar menjadi kenyataan.
4. Moderasi Beragama
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, moderat merupakan suatu
kecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah, sedangkan moderasi
merupakan suatu upaya dalam menghindari adanya kekerasan. Maksutnya
yaitu suatu sikap yang di dalamnya tidak memihak antara sisi yang satu
dengan sisi yang lain, selama sisi-sisi tersebut masih ada dan lebih dari satu.
Moderasi bertujuan untuk menghindari adanya suatu perilaku kekerasan
yang ada. Jadi, moderasi islam merupakan suatu agama yang di dalamnya
mengajarkan tentang keseimbangan yang harus ada pada setiap diri umat
islam, dan harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, agar tidak
terjadi adanya suatu kesesatan yang nantinya akan menimbulkan perilaku
ke-ekstreman.
"Dalam konteks ini maka kita ingin mencoba menawarkan moderasi sebagai
jalan yang punya kekuatan untuk melawan segala bentuk radikalisme dan
ekstrimisme,".
Tapi [kalau] pendekatan moderasi. Ajarkan apa itu jihad, tapi luruskan
pemahamannya sebagaimana nabi menjalankannya. Khilafah pun seperti itu,
ketika masuk dalam konteks politik ajari mereka itu sebagai bagian dari
ikhtiar,"
"Agar tidak ada orang yang justru memonopoli konsep khilafah Islam
sebagai absolud tunggal [...] Di situlah pentingnya moderasi bersifat
mencerdasakan," tambah dia.
5. HIP
1. Kalau dr saya pribadi tidak perlu,tetapi apapun yang terjadi saya pasti
mendukung keputuan tersebut karan memnag itu yang terbak untuk
kepentingan bangsa dan negara.
2. Tidak perlu dilaksanakan karna pancasila itu sudah sempurna,menjadi
pedoman bernegara sejak kemerdekaan hingga sekarang,akan sangat sulit
untuk merubah itu karna kalau kita merubah itu maka akan berpengaruh
pada kehidupan sehari2 dan masyarakat dan negara perlu membiaskan
diri dengan itu dan itu pasti akan membutuhkan waktu yang sangat lama.
3. Kurnag setuju dengan isi HIP, saya setuju dengan pernyataan leonardo da
vinci, “kesederhanaan adalah tingkat kemewahan yang paling tinggi”.
Tetapi, tidak serta merta dan tidak semua hal dapat disederhanakan sesuai
kehendak kita, perlu banyak pertimbangan dan perhitungan terhadap hal
tersebut dan juga kita perlu memikirkan akan dampak yang ditimbulkan
setelahnya. Karena begini pak, sekarang ini kan sebenarnya tidak ada yg
ermasalah dr pancasila, hanya saja RUU HIP memang bertujuan unutk
menyederhanakan pancasila.
- Kompas
Pada akhirnya, dalam melihat polemik ini, berbagai pihak lazimnya
membutuhkan keluasan dalam berfikir dan kearifan dalam bersikap,
bukan hanya aksi spontan dan reaktif semata. Jika menggunakan bahasa
leonardo da vincy, "An average human look without seing, listen without
hearing, touching without feeling. (manusia biasa cenderung melihat
tampa mengamati, mendengar tampa meresapi). Maka dalam mengelola
negara dan untuk merawat bangsa ini, setidaknya kita tidak
membutuhkan manusia biasa, sehingga tindakan yang diambil bukan
menghindari konflik (conflict avoid) untuk menyelesaikan masalahan
melainkan kehadiran konflik justru dijadikan momentum/sarana untuk
menyelesaikan permasalahan hingga akar rumput.
- PBNU
1. Pancasila sebagai kesepakatan final tidak membutuhkan penafsiran
lebih luas atau lebih sempit dari penjabaran yang sudah dituangkan dalam
Pembukaan UUD 1945 beserta situasi batin yang menyertai rumusan
finalnya pada 18 Agustus 1945.
3. Tidak ada urgensi dan kebutuhan sama sekali untuk memperluas tafsir
Pancasila dalam undang-undang khusus. Pancasila sebagai
Philosophische Grondslag dan Staatsfundamentalnorm merupakan
pedoman yang mendasari platform pembangunan nasional. Jika dirasakan
ada masalah mendasar terkait pembangunan nasional di bidang
demokrasi politik Pancasila, maka jalan keluarnya adalah reformasi paket
undang-undang bidang politik (legislative review). Begitu pula jika ada
masalah terkait dengan haluan pembangunan ekonomi nasional, yang
dirasakan menyimpang dari jiwa demokrasi ekonomi Pancasila, maka
yang perlu dipersiapkan adalah RUU Sistem Perekonomian Nasional
sebagai undang-undang payung (umbrella act) yang secara jelas
dimandatkan oleh Pasal 33 ayat (5) UUD 1945.
- MUI
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak semua isi Rancangan
Undang-undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP). MUI menilai,
RUU tersebut tidak dibutuhkan untuk dibahas di saat bangsa, negara dan
masyarakat menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19.
"Tapi MUI menolak seluruh isi RUU HIP itu karena satu sama lain
saling kontradiksi dan secara tidak langsung mendegradasi Pancasila itu
sendiri,". Pancasila adalah landasan falsafah hidup bangsa Indonesia, jadi
tidak perlu diundang-undangkan. Sebab Pancasila sebagai sumber dari
falsafah bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Kalau kita ingin memeras Pancasila menjadi trisila kemudian
menjadi ekasila dan pada akhirnya yang tersisa adalah gotong royong,
selesai sudah Pancasila tidak ada. Ini sangat berbahaya kita sudah
membahas (RUU HIP) dari semua aspek, kita berhari-hari
mendiskusikannya," ujarnya.
MUI mempertanyakan mengapa DPR begitu ngotot mengajukan RUU
HIP ini. Sebab dari sisi waktu tidak tepat membahas RUU ini, bahkan
substansinya ngawur dan kontra produktif. Pada akhirnya pembahasan
RUU ini hanya menghabiskan waktu.
- Media Indonesia
"Secara umum, menurut saya RUU ini tidak diperlukan karena dua
sebab. Pertama, soal urgensi dan kontekstualitas produk legislasi yang
dihasilkan oleh DPR pada suatu waktu. Fokus lembaga legislatif di
manapun saat ini adalah soal menghadapi pandemi covid-19 dan akibat
turunannya seperti pengangguran, ekonomi juga hal lain,".
Alasan kedua, kata dia, RUU HIP justru menempatkan Pancasila menjadi
ke bawah. Dalam hukum, Pancasila adalah sumber dari segala sumber
hukum, bahkan lebih tinggi dari UUD. "Ketika ia diturunkan menjadi
sebuah UU, menjadi tidak tepat karena Pancasila jadi dimaknai ulang utk
bisa menjadi UU dan juga ditempatkan seakan-akan di bawah. Juga, dari
segi perancangan peraturan, RUU HIP ini juga menjadi tidak lazim,
karena yang namanya UU biasanya normanya berisi norma pengatur
perilaku dan kelembagaan,"
dalam mengusung semacam RUU ini tidak cukup sekadar niat baik.
Diperlukan kearifan untuk mengendalikan kepentingan mengukuhkan
klaim-klaim perseorangan dan golongan. Jika kita memimpikan segenap
warga dan golongan mau menerima Pancasila, harus diusahakan agar
berbagai pihak bisa menemukan persambungannya dengan rumusan
tersebut. Di sanalah jiwa gotong royong harus dibuktikan.
6. Kebangsaan