Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI TERAPETIK KEPERAWATAN II

“Praktikum pembuatan SOP”

DOSEN PEBIMBING:
SARYOMO, S.KEP,NERS, M.SI

Disusun Oleh :
Siti Nur’Athifah Al Mardiyah
(C1914201134)
Kelas : 2 – D

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
TAHUN 2019/2020
F0RMAT STANDAR PROSEDUR OEPRASIONAL (SOP)
A. Judul SOP : Pemasangan Kateter

URAIAN
DEFINISI Kateter urin adalah selang yang dimasukan ke
dalam kandung kemih untuk mengalirkan urine.
Kateter ini biasanya dimasukkan melalui uretra ke
dalam

TUJUAN  Menghilangkan distensi kandung


kemih
 Sebagai penatalaksanaan kandung
kemih inkompeten
Sebagai pengkajian jumlah residu urine, bila kandung
kemih tidak mampu untuk dikosongkan secara
lengkap.
INDIKASI Sebagai acuan untuk menghilangkan distensi
kandung kemih pada pasien bedrest total.dan
mengkaji jumlah residu urine, bila kandung
kemih tidak mampu untuk dikosongkan secara
lengkap
ALAT DAN BAHAN 1. set ganti kateter yang berisi:

- 1 duk alas steril

- 1 duk berlubang steril

- 1 piala ginjal steril

- 1 mangkok steril

- 4 kapas steril

- 1 pinset steril

- 1 pasang sarung tangan steril

- 1 kateter folley sesuai dengan aturan

2. korentang steril

3. urine bag
4. Xylocain jelly steril

5. cairan sublimat 1:1000

6. Na CL 0,9 % atau aquadest steril sebanyak


yang dibutuhkan oleh ballon kateter (20-30 cc)

7. Spuit 20 cc steril

8. Jarum no.12 steril

9. Perlak

10. Plester

11. Alat tulis

12. Sabun mandi

13. Handuk

14. Kom mandi

15. Gantungan urine bag

16. Alkohol 70%

17. Kapas bulat

Jelaskan pada pasien tujuan dan maksud


pemasangan kateter
PROSEDUR a. Fase prainteraksi
TINDAKAN/LANGKAH- Jendela dan pintu ditutup
LANGKAH
b. Fase orientasi
1. Jelaskan pada pasien tujuan dan tindakan
yang akan diberikan
2. Pasien dalam keadaan tidur/ berbaring.

c. Fase kerja
1. Tutup tirai dan pintu kamar pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Bersihkan daerah perineum dengan sabun
dan keringkan.
4. atur posisi untuk pemasangan kateter.
- Wanita: dorsal recumbent
- Pria : Supine
5. Letakkan set kateter diantara kedua
tungkai bawah pasien dengan jaral min 45cm
dari perineum pasien.
6. Buka set kateter
7. Gunakan sarung tangan steril.
8. pasang duk berlubang didaerah genitalia
pasien.
9. Tes ballon kateter.
10. membuka daerah meatus
- Wanita :B uka labia dengan menggunakan jari
telunjuk dan ibu jari tangan kiri lalu sedikit
ditarik keatas
- Pria : Pegang daerah dibawah glanda penis
dengan jari dan telukjuk, preputium ditarik
keatas
11. Membersihkan daerah meatus dengan
kapas sublimat dan pinset.
- Wanita : Bersihkan daerah labia luar terakhir
bagian meatus, kapas hanya sekali dipakai.
- Pria : Bersihkan dengan arah melingkar dari
meatus keluar minimum 3x
12. Lumasi ujung kateter dengan xylocain
jelly
- Wanita : 4-5 cm
- Pria : 15-18 cm
13. Masukan kateter
- Wanita : Sepanjang 5-7 cm sampai urine
keluar
- Pria : sepanjang 18-20cm sampai urine keluar,
tegakkan penis dengan sudut 90° .

14. Jika waktu memasukkan kateter terasa


adanya tahanan jangan dilanjutkan
15. selama pemasangan kateter anjurkan
pasien untuk nafas dalam.
16. Masukkan kateter sepanjang 2cm sambil
sedikit diputar.
17. isi ballon kateter dengan NaCL sebanyak
yang ditentukan, menggunakan spuit tanpa
jarum.
18. Tarik kateter perlahan sampai ada
tahanan ballon.
19. Fiksasi kateter menggunakan pl;ester.
20. gantung urine bag dengan posisi lebih
rendah daripada vesikaurinaria.
21. beri posisi yang nyaman pada pasien.

d. Fase terminasi
22. Rapihkan alat simpan alat pada
tempatnya.
1. Perawat/ bidan mencuci tangan.
2. Catat prosedur pelaksanaan, kondisi
perineum dan meatus, waktu, konsistensi, warna,
bau, jumlah urine, reaksi pasien pada catatan
perawat/ bidan

B. Judul SOP : Pemeriksaan tanda vital


URAIAN
DEFINISI Pemeriksaan tanda vital (Vital Sign) merupakan
suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sitem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh,
denyut nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan
darah. Tanda vital mempunyai nilai sangat penting
pada fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital,
misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan
metabolisme dalam tubuh; Denyut nadi dapat
menunjukkan perubahan pada sistem
kardiovaskuler; Frekuensi pernafasan dapat
menunjukkan fungsi pernafasan; dan Tekanan
darah dapat menilai kemampuan sistem
kardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan
denyut nadi.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui adanya kelainan pada
pasien
2. Mengetahui kondisi dan perkembangan
vital sign pasien
3. Mengetahui frekuensi, irama pernafasan,
frekuensi nadi, tekanan darah dan suhu
tubuh pasien
INDIKASI • Pasien baru masuk rumah sakit
• Pasien dengan sakit yang berhubungan
dengan vital sign
• Semua pasien dirawat
• Pasien dengan gangguan system
pernafasan, cardiovaskuler, dan suhu tubuh
ALAT DAN BAHAN 1. Handscoon
2. Thermometer  air raksa
3. 3 botol masing-masing berisi: Cairan
sabun, cairan desinfektan, air bersih.
4. Tissue
5. Tensimeter : Spingomanometer/tensi air
raksa
6. Stetoskop
7. Jam tangan/stopwatch
8. Baki beserta alasnya
9. Bengkok
10. Grafik perkembangan vital sign
11. Alat lulis

PROSEDUR A. Tahap PraInteraksi


TINDAKAN/LANGKAH- 1. Menyiapkan alat dan pasien dengan
LANGKAH benar
2. Melakukan verifikasi data sebelumnya
bila ada
3. Menempatkan alat di dekat pasien
dengan benar dan posisi pemeriksa dengan
benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan pada keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan pasien bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menjaga privasi pasien
3. Atur posisi yang nyaman : duduk atau
berbaring dengan posisi tangan rileks
4. Memakai sarung tangan
5. Memposisikan perawat di sisi sebelah
kanan pasien
6. Keringkan ujung thermometer.
Kemudian turunkan air raksa sampai skala
nol. Sebelum meletakkan di aksila,
bersihkan/keringkan aksila sebelah kiri
pasien terlebih dahulu dengan
menggunakan tissue.
7. Letakkan thermometer diaksila sebelah
kiri. Selanjutnya sambil menunggu naiknya
air raksa pada thermometer lakukan
pemeriksaan nadi, pernafasan dan tekanan
darah dengan cara:
8. Letakkan ujung tiga jari-jari tangan
kecuali ibu jari pada arteri/nadi yang akan
diukur, (mulai dari radiialis, brakhialis,
carotis, dan temporalis) tekan dengan
lembut
9. Hitung frekuensi nadi mulai hitungan nol
(0) selama 30 detik (kalikan 2x untuk
memperoleh frekuensi dalam satu menit).
Jika ritme nadi tidak teratur, hitung selama
satu menit. Lanjutkan perhitungan
pernafasan
10. Lalu sembari memegang arteri
radialis (seolah-olah masih menghitung
denyut nadi), hitung jumlah pernafasan
klien selama 1 menit (naik turunnya dada
klien)
11. Selanjutnya siapkan pasien untuk
pemeriksaan tekanan darah (persiapan tensi
meter).
12. bebaskan area brakhialis dengan
cara gulung lengan baju klien.
13. Palpasi arteri brakhialis. Letakkan
manset 2,5 cm diatas nadi brakhialis (ruang
antekubital).
14. Naikkan tekanan dalam manset
sambil meraba arteri radialis sampai
denyutnya hilang kemudian tekanan
dinaikkan lagi kurang lebih 30 mmhg.
15. Letakkan stetoskop pada arteri
brakhialis pada fossa cubitti dengan cermat
dan tentukan tekanan sistolik
16. Mencatat bunyi korotkoff I dan V
atau bunyi detak pertama (systole) dan
terakhir (diastole) pada manometer sebagai
mana penurunan tekanan
17. Turunkan tekanan manset dengan
kecepatan 4 mmhg/detik sambil mendengar
hilangnya pembuluh yang mengikuti 5 fase
korotkof
18. Ulang pengukuran 1 kali lagi
dengan air raksa dalam spignomanometer
dikembalikan pada angka 0. Lakukan
tindakan seperti diatas.
19. Kemudian membuka manset,
melepaskan manset dan merapikan kembali.
20. Melepaskan thermometer dari
aksila membaca kenaikan suhu, kemudian
mencuci thermometer ke dalam air sabun
kemudian air desinfektan terakhir ke air
bersih
21. Keringkan thermometer dan
turunkan kembali air raksanya
22. Merapikan kembali pasien dan
alat-alat.
23. Melepaskan handscoon
24. Mencuci tangan

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

C. Daftar Pustaka

Tim Asaski, 2017, Buku Panduan Praktikum 18 Kompetensi Asistem


Keperawatan, Edisi 4 – Revisi, In media : Bogor.
https://www.academia.edu/36548021/SOP_MENGUKUR_TAND
A_TANhttps://med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-
content/uploads/2016/11/PEMERIKSAAN-VITAL-SIGN.pdfDA_VITAL

https://www.neliti.com/publications/113541/pengaruh-faktor-
internal-dan-eksternal-terhadap-kepatuhan-perawat-dalam-melaksan

Anda mungkin juga menyukai