Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 2

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keselamatan Pasien dan Keselamatan


Kesehatan Kerja Dalam Keperawatan
Dosen Pengampu: Fitri Nurlina

Oleh:

Siti Nur’Athifah Al M C1914201134

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2020
Jenis dan warna pada gelang identitas dan gelang penanda pasien

Gelang identitas pasien dibutuhkan untuk membantu mengidentifikasi pasien.


Setiap pasien rumah sakit berhak diidentifikasi secara benar. Dengan demikian,
pasien akan mendapat tindakan tepat selama menjalani masa perawatan. Risiko
salah pasien, salah tindakan, atau salah prosedur pun dapat dicegah.

Pasien yang dirawat inap di rumah sakit kini harus menggunakan gelang identitas.
Adapun gelang identitas memuat 3 data penting seperti nama pasien, tanggal lahir,
dan medical record atau nomor rekam medis. Gelang yang digunakan pasien
berfungsi dalam memberi peringatan dini kepada petugas kesehatan.

SEPERTI MEMUDAHKAN PENGGUNAAN, SELANJUTNYA GELANG


IDENTITAS PASIEN DIBEDAKAN MENJADI BEBERAPA WARNA
DIANTARANYA:

Pemakaian gelang identitas pasien dibedakan berdasarkan warnanya.

 Kuning digunakan oleh pasien dengan risiko jatuh atau membutuhkan


pengawasan ekstra.
 Merah digunakan oleh pasien yang memiliki alergi tinggi terhadap obat.
 Hijau digunakan oleh pasien dengan alergi latek.
 Ungu digunakan oleh pasien yang memiliki harapan hidup rendah atau Do
Not Resusitation (DNR)
 Abu-abu digunakan oleh pasien yang menjalani kemotrapi.
 Merah muda untuk pasien perempuan.
 Biru untuk pasien laki-laki.
 Putih untuk pasien dengan kondisi kelamin ganda.

Warna-warna pada gelang pasien mengacu pada aturan WHO, JCI, dan KARS.
Karenanya setiap staff rumah sakit wajib mengetahui makna setiap warna agar
mampu menerapkan prosedur tepat.

Seperti membantu mengidentifikasi kondisi dan risiko setiap pasien, maka gelang
identitas pasien warna atau sticker risiko menjadi media yang paling praktis
digunakan.

PASIEN RAWAT INAP DENGAN NAMA SAMA

Bisa jadi di ruang rawat inap terdapat pasien dengan nama sama. Bila hal
demikian benar terjadi, maka setiap perawat yang bertugas wajib mendapat
informasi tersebut. Sebagai pengenal, pada lembar catatan pasien bernama sama
diberikan label sticker berupa bintang merah di bagian ujung kanan atas. Label
sticker juga perlu disematkan pada lembar obat dan lembar tindakan.

Pada tempat tidur pasien biasanya juga akan diberi kartu bertanda berwarna
merah. Kartu ditempel di tempat tidur sehingga petugas mudah melakukan
verifikasi. Idealnya perawat yang bertanggung jawab kepada pasien dibedakan
agar kesalahan bisa dihindari.

PELEPASAN GELANG IDENTITAS PASIEN

Gelang pasien hanya boleh dilepas saat pasien akan keluar dari rumah sakit.
Pelepasan pun hanya boleh dilakukan oleh perawat yang bertugas dan
bertanggung jawab akan pasien. Gelang pasien bisa dilepas setelah semua
tindakan usai dilakukan. Tindakan yang dimaksud mencakup beberapa hal
berikut:

Pemberian Obat

Obat diberikan kepada pasien atau perwakilan keluarga. Pemberian obat


dilanjutkan dengan memberikan penjelasan tambahan tentang rencana perawatan
berikutnya.

 Memberikan Potongan Gelang Pasien

Gelang pasien mesti digunting. Baik pasien dewasa atau anak-anak, gelang yang
sudah digunting bisa dibuang atau dibawa pulang jika menginginkan. Sementara
untuk gelang bayi disertakan bersama dengan sejumlah data mengenai pasien
bayi.

Pelepasan gelang pasien juga diperbolehkan jika penggunaan gelang mengganggu


prosedur tindakan. Gelang bisa dilepas sementara waktu dan dipasang kembali.
Adapun untuk pasien rawat jalan tidak harus menggunakan gelang identitas.

Hanya saja sebelum dilakukan terapi atau prosedur pengobatan, tenaga medis
wajib menyakan identitas pasien yang selanjutnya msti disesuaikan dengan data
rekam medis.

Kini ada banyak jenis alat medis yang membantu mengindetifiksi pasien secara
mudah. Selain gelang pasien, ada juga label sticker dan sticker risiko dengan
printer gelang pasien yang bisa digunakan untuk mencetak.

Demikian ulasan kali ini, semoga memberi wawasan baru mengenai fungsi dan
macam warna gelang identitas pasien dengan sticker risiko.
KOMUNIKASI SBAR

Transfer Pasien

Transfer pasien adalah perpindahan pasien dari satu ruangan ke ruangan lain dan
dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut4. Transfer pasien dibagi menjadi transfer pasien internal dan external9.
Transfer pasien internal adalah transfer antar ruangan didalam rumah sakit dan
transfer pasien external adalah transfer antar rumah sakit13.. Transfer pasien
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah memiliki kemampuan dan
pengetahuan terkait prosedur transfer6. Kemampuan dan pengetahuan tenaga
kesehatan yang harus dimiliki adalah memahami proses pra transfer, peralatan
transfer, dan komunikasi saat transfer pasien9.

Komunikasi yang efektif diperlukan untuk proses pelayanan kesehatan. Salah satu
proses pelayanan kesehatan adalah transfer pasien. Komunikasi SBAR merupakan
salah satu komunikasi efektif yang dapat meningkatkan keselamatan pasien38.

Masalah komunikasi SBAR saat proses transfer berpotensi untuk mengalami


masalah dan dapat berdampak pada pasien. Masalah yang dialami seperti tidak
lengkapnya laporan transfer pasien dan kurang efektif komunikasi pelaporan
informasi kondisi pasien saat transfer. Masalah yang sering terjadi seperti
komunikasi yang gagal akibat kurangnya interaksi secara langsung dan
dokumentasi yang kurang jelas. Masalah yang terjadi saat transfer pasien dapat
berdampak pada keselamatan pasien maka perlu diperhatikan mekanisme transfer
pasien7.
Gambar 2.1

Komunikasi Efektif SBAR saat Transfer Pasien17

Situation
Tanggal: Waktu:
Nama Pasien: Umur:
Nomor NHS Nomor Rumah Sakit:
Datang dari ruang: Tujuan ruang :
Terdapat keluarga : Barapa kali sudah transfer?
Ya/Tidak
Perawat yang menerima: Perawat yang melakukan transfer:
Background Assessment
Diagnosa dan perawatan yang Skor nyeri:
sudah dilakukan dan kebutuhan Resiko Indeksi? Ya/Tidak Jika
perawatan yang diperlukan. iya memgapa?
Termasuk penyesuian keadaan Deteksi MRSA Ya/Tidak
yang terjadi saat ini Peralatan Invasif
Kanula IV Ya/Tidak
Kateter Urin Ya/Tidak
Tindakan lainnya:
...................................................................
Terjadi VTE? Ya/Tidak
Skor Waterlow( kulit )................................
Intergrutas Kulit (jika terdapat ulkus,
sebutkan lokasi dan tingkatan ulkus)
...................................................................
...................................................................
Butuh tempat tidur khusus ulkus
Ya/Tidak
Skor MUST..................................................
Status Oral..................................................
Resiko Jatuh Ya/ Tidak
Mobilitas Pasien.........................................
....................................................................
Alergi..........................................................
Recommendations (Perencanaan perawatan )

Tanda Tangan Nama Terang No. Identitas

Manfaat Komunikasi Efektif SBAR saat Transfer Pasien adalah:

1) Meningkatkan patient safety.

2) Komunikasi SBAR dapat meningkatkan intervensi yang akan diberikan

3) Menghindari kegiatan komunikasi yang berulang saat transfer pasien

4) Kelengkapan berkas transfer pasien

5) Mendorong perawat untuk berkomunikasi secara tegas dan efektif


sehingga tidak terjadi pengulangan komunikasi

6) Membantu perawat mengantisipasi informasi yang dibutuhkan oleh


rekan sejawat saat transefr

7) Membantu perawat untuk menjelaskan informasi dengan tepat dan

detail14.

Komunikasi SBAR dapat meningkatkan keselamatan pasien


melalui kegiatan pelaporan konsisi pasien saat transfer pasien. Hal ini
dikarenakan komunikasi SBAR adalah metode komunikasi yang mudah
diterapkan, fokus terhadap informasi transfer, akurat dan struktur
mudah dipahami16.
Dampak yang dapat ditimbulkan apabila proses transfer pasien
menggunakan komunikasi efektif SBAR adalah proses transfer pasien
akan berjalan lancar, tidak terjadi salah intervensi akibat komunikasi
yang buruk, mendorong tenaga kesehatan meningkatkan keselamatan
pasien dengan mengetahui dan menggunakan komunikasi SBAR
dengan benar, tidak mengalami kesalahan diagnosa, tidak mengalami
keterlambatan intervensi, dan tidak berdampak pada finansial pasien

karena perawatan yang lama akibat dari kesalahan intervensi17,39


Prosedur komunikasi efektif SBAR saat transfer pasien meliputi pra
transfer dengan pengkajian, menyiapkan transport seperti tempat tidur
dan peralatan medis, menggunakan SOP cheklist transfer pasien yang
dilakukan tenaga kesehatan perawat, pelaporan kondisi pasien sebelum
transfer melalui via telefon, melakukan proses transfer pasien dengan
memperhatikan konsisi pasien secara menyeluruh dan saat transfer
pasien menggunakan komunikasi SBAR yang dilakukan secara
langsung (face to face) antar tenaga kesehatan untuk memvalidasi
keadaan pasien7. Menurut jurnal penelitian ditemukan kunci untuk
komunikasi adalah dengan melakukan komunikasi secara face to face,
tidak hanya melalui via phone8
DAFTAR PUSTAKA

https://core.ac.uk/download/pdf/84728356.pdf

http://eprints.undip.ac.id/55103/1/proposal_fix.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/MANAJEMEN-KESELAMATAN-PASIEN-Final-
DAFIS.pdf

Anda mungkin juga menyukai