Dosen :
Disusun Oleh :
Nim : S17170
Praktek korupsi yang terjadi menciptakan ekonomi biaya tinggi. Beban yang
ditanggung para pelaku ekonomi akibat korupsi disebut high cost economy. Kondisi ekonomi
biaya tinggi ini berimbas pada mahalnya harga jasa dan pelayanan publik, karena harga yang
ditetapkan harus dapat menutupi kerugian pelaku ekonomi akibat besarnya modal yang
dilakukan karena penyelewengan yang mengarah ke tindak korupsi. Rakyat miskin tidak bisa
mengakses jasa dengan mudah seperti: pendidikan, kesehatan, rumah layak huni, informasi, hukum
dsb. Rakyat miskin lebih mendahulukan mendapatkan bahan pokok untuk hidup daripada untuk
sekolah yang semakin menyudutkan karena mengalami kebodohan. Menurut Transparency
International, terdapat pertalian erat antara korupsi dan kualitas serta kuantitas
kejahatan. Rasionya, ketika korupsi meningkat, angka kejahatan yang terjadi juga
meningkat.
Kejujuran yang dihadapi dengan kekuatan politik adalah sesuatu yang tidak mendidik dan
justru bertentangan dengan etika dan moralitas. Pada saat ini kekuatan politik sangat
dominan, sehingga suatu kelompok politik akan rela melindungi anggotanya dengan segala
cara, meskipun anggotanya tersebut jelas-jelas bersalah atau melakukan korupsi.Upaya yang
dilakukan oleh seseorang dalam memenangkan perkara dan masalahnya di depan hukum,
seharusnya upaya yang positif dengan mengumpulkan berbagai barang bukti dan saksi yang
menguatkan. Dalam peringkat PERC (Political and Economic Risk Consultancy) ini,
Indonesia menempati posisi nomor dua terburuk di Asia setelah India. Dalam standar
angka 1 terbaik sampai 10 terburuk, India teratas dengan skor 9,41, diikuti oleh Indonesia
(8,59), Filipina (8,37), Vietnam (8,13), dan Cina (7,93). Malaysia di tempat keenam dari
bawah dengan skor 6,97, diikuti oleh Taiwan (6,60), Jepang (6,57), Korea Selatan (6,13), dan
Thailand (5,53). Singapura menduduki peringkat telah memiliki birokrasi yang paling efisien,
dengan skor 2,53, diikuti oleh Hong Kong dengan 3,49.