Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2 DEFINISI RESTITUSI

Mata kuliah
Fotogrametri 2

Dibuat Oleh
Friatna Alamsyah
4122318130002

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK, PERENCANAAN DAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI BANDUNG
2020
RESTITUSI

Foto udara mempunyai skala yang bervariasi, maka untuk membuat peta dengan
skala dan geometri yang benar, foto udara tersebut harus diproses terlebih dahulu
dengan proses restitusi.

Pengertian Restitusi adalah mengembalikan posisi foto udara pada keadaan


seperti pada saat pemotretan dengan proses orientasi (orientasi dalam, relatif,
absolut). Pada keadaan tersebut sinar-sinar yang membentuk objek secara geometris
telah benar dan dapat dipakai untuk membuat peta dengan cara restitusi tunggal
(rektifikasi) ataupun dengan cara restitusi stereo (orthofoto).

Untuk keperluan restitusi foto tersebut (tunggal maupun stereo) diperlukan


titik-titik kontrol yang diketahui koordinatnya pada sistem foto dan sistem referensi.
Titik-titik kontrol tersebut diperoleh sebagai hasil pengukuran di lapangan dan
proses triangulasi udara.

Restitusi foto udara merupakan proses pengembalian posisi foto udara ke posisi
pada saat pemotretan menggunaakan orientasi dalam, relatif maupun absolut.
Proses ini membutuhkan titik kontrol yang diketahui koordinatnya yang terletak
disekitar lokasi. Titik kontrol ini diperoleh dari proses pengukuran di lapangan
(biasanya menggunakan teknologi GPS/GNSS) dan proses triangulasi udara.

Restitusi/ rekonstruksi foto udara pada hakekatnya adalah suatu proses untuk
mendapatkan kembali informasi dari data yang terrekam pada foto udara ke
informasi obyek yang ada di permukaan tanah.

Tergantung dari keperluannya, informasi geometri dapat berupa informasi 2D atau


planimetri (X,Y) saja atau informasi 3D (X,Y,Z). Dari foto udara, kedua jenis
informasi geometri tersebut dapat diperoleh melalui proses restitusi foto tunggal
dan restitusi stereo.

Foto udara tegak sempurna, dengan orientasi arah dan ketinggian pesawat yang
diketahui secara pasti, untuk permukaan tanah yang relatif datar, maka informasi
planimetri (X,Y) yang dikandung pada foto udara = peta. Namun secara umum,
setiap foto udara tidak pernah dapat dipotret secara tegak sempurna serta diketahui
ketinggian secara pasti.
Restitusi foto ada 2 macam, yaitu Restitusi Foto Tunggal dan Foto Stereo

 Restitusi foto tunggal merupakan proses koreksi citra agar foto udara dapat
bebas dari distorsi akibat kemiringan kamera saat pemotretan serta koreksi
terhadap skala.

 Restitusi foto stereo (stereo restitution) dapat diartikan sebagai pengembalian


sesuatu yang hilang, atau rekonstruksi model fiktif (3D) dari pasangan foto
(2D).

Model fiktif ini kemudian digunakan sebagai panduan penurunan peta. Pembentukan
model 3D dari pasangan foto dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

a. Orientasi dalam (inner orientation)

Tujuan Orientasi dalam adalah membentuk kembali berkas sinar yang


terjadi pada saat pemotretan ke dalam proyektor. Pembentukan berkas
dilakukan dengan cara mengimpitkan pusat foto dengan pusat pembawa
plat dan memasangkan kembali ke tempatnya serta memasang harga
panjang focus kamera pada proyektor.

Dengan orientasi dalam akan diketahui kuantitas mengenai berkas atau


bundle sinar antara obyek dan lensa pada waktu pemotretan, dan yang kemudian
direkontruksi secara geometris dari titik bayangan. Atau dengan kata lain orientasi
dalam dapat didefinisikan sebagai pembentuka berkas sinar antara titik-titik obyek
dan lensa kamera.
Besaran unsur orientasi dalam adalah posisi titik utama terhadap pusat foto,
Xo, Yo dan konstanta kamera (Ck) atau panjang focus kamera ( f ) terkalibrasi.
Besaran ini digunakan untuk mendapatkan kembali berkas sinar yang terpaut dalam
sebuah foto dan yang secara geometris sesuai dan sama dengan berkas yang terjadi
pada saat pemotertan.

b. Orientasi relatif (relative orientation),

Orientasi relatif merupakan penentuan kemiringan dan posisi relatif dua


buah foto pasangan stereo. Dimana sasaran orientasi relatif ini adalah
mengorientasikan dua buah foto sehingga setiap pasangan sinar.

yang sekawan dari dua foto tersebut berpotongan pada ruang. Orientasi ini dapat
dilakukan jika lima pasang sinar sekawan dari sepasang foto berpotongan, sehingga
setiap pasang berkas sinar pada kedua foto akan berpotongan. Sedangkan pasangan
sinar ke- enam digunakan sebagai pengecekan/ukuran lebih. Bila minimal 5 pasang
sinar dapat dipertemukan, maka seluruh pasangan sinar dari kedua berkas akan
saling berpotongan membentuk model 3D fiktif.

Pada instrumen restitusi analog yang dilakukan adalah


menghilangkan paralaks y di 6 titik standard (minimal 5 titik + 1 titik untuk
checking). Hasil model 3D yang terbentuk masih mempunyai kedudukan relatif
dengan sistem koordinat sembarang. Oleh sebab itu proses ini disebut sebagai
orientasi relatif.
Dengan cara digital,relatif orientasi dapat menggunakan syarat kesegariasan
(colenearity condition) atau syarat kesebidangan (coplanarity condition). Pada relatif
orientasi analitik, biasanya parameter EO (ω,ϕ,κ)dari foto kiri sama dengan nol. Dan
juga untuk pada foto kiri ditetapkan secara sembarang pada harga bulat dan sebagai
alternatif yang nyaman maka nilai dari tepat pada angka nol, dan pada foto kanan
( ditetapkan pada harga mendekati basis foto (jarak difoto pada kedua foto) yang
mendekati nilai nol dan harus ditentukan 5 parameter unknown pada foto kanan. Hal
ini akan mempermudah dalam perhitungan koordinat objek Xi,Yi,Zi sehingga
mendekati satuan koordinat foto yang terukur.

c. Orientasi absolut (absolute orientation).

Yang dilakukan pada orientasi absolute adalah operasi pada model relatif 3D,
yaitu:
(1) memperbaiki skala
(2) pembetulan system koordinat.

Penentuan skala dilakukan dengan membandingkan jarak di model dan jarak di


obyek. Membawa model ke unsur koordinat dengan menggunakan unsure gerakan
rotasi. Untuk pekerjaan ini diperlukan sejumlah titik kontrol. Perkerjaan orientasi
absolut tidak lain adalah mengikatkan sepasang foto yang telah terorientasi relatif ke
system koordinat.

Anda mungkin juga menyukai