Disusun oleh: Wulan Purnama – Kelompok 10 (201904067)
PROGRAM STUDI GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU 2020 PERCOBAAN 5 REAKSI TITRASI ASAM BASA (NETRALISASI) I. Tujuan 1. Mahasiswa mampu melakukan titrasi (reaksi netralisasi) 2. Mahasiswa mampu menentukan kadar senyawa asam atau basa yang terdapat dalam suatu sampel II. Dasar Teori Pada umumnya, asam adalah zat-zat molecular yang apabila direaksikan akan menghasilkan suatu ion hydronium. Sedangkan basa, secara prinsip terdiri dari dua macam yaitu hidroksida ion dan zat molecular yang apabila saat bereaksi dengan air akan menghasilkan ion H- (James, 2002) Titrasi asidimetri dan alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam dan basa diantaranya titrasi yang melibatkan asam kuat dan basa kuat, titrasi yang melibatkan asam lemah dan basa kuat, dan titrasi yang melibatkan asam kuat dan basa lemah. Titrasi asam lemah dan basa lemah dirumitkan oleh terhidrolisisnya kation dan anion dari garam yang terbentuk. Untuk menentukan titik ekuivalen dalam satu titrasi, kita harus mengetahui dengan tepat berapa volume basa yang bisa ditambahkan dari buret ke asam dalam labu. Di mana salah satu tujuannya agar dengan menambahkan beberapa tetes indikator asam basa ke larutan asam saat awal titrasi. Indikator adalah suatu asam aau basa organik lemah yang menunjukkan warna yang sangat berbeda antara bentuk tidak terionisasi dan bentuk trionisasinya. Kedua bentuk ini sangat berikatan dengan pH larutan yang melarutkan indikator tersebut. (Raymond, 2004) Reaksi netralisasi terdiri dari larutan asam dan basa yang satunya bertindak sebagai larutan titer. Dan sebagai zat uji sehingga disebut reaksi asam basa. (Kimia Dasar, 2010) Rekasi kimia yang terjadi apabila satu atau lebih zat baru dengan sifat- sifat yang berbeda dalam reaksi suatu zat yang dihasilkan mempunyai susunan tertentu walaupun zat-zat yang berekasi dicampurkan dalam berbagai perbandingan. (Parning, 2002) Titrasi asam-basa adalah penetapan kadar suatu zat (asam-basa) berdasarkan atas suatu rekasi Asam-Basa (Anonim, 2011) Dimana ada emapat macam perhitungan jika suatu asam dititrasi dengan basa yaitu ; 1. Titik awal, sebelum menambahkan basa 2. Daerah antara, larutan kelebihan asam dan garamnya 3. Titik akivalensi, larutan mengandung kelebihan garam dan basa. Masih kembali ke warna awal larutan 4. Titik akhir ekivalen, titik di mana telah terjadi perubahan warna dan tidak kembali ke warna semula. (Patrucci, 1992) III. Alat 1. Buret 50 ml 2. Corong 3. Labu ukur 100 ml 4. Pipet tetes 5. Erlenmeyer 250 ml 6. Gelas kimia 100 ml 7. pH meter 8. Spatula 9. Satif dan klem IV. Bahan 1. HCl 10 dan 12 ml 2. NaOH 3. Akuades 4. Indikator PP V. Posedur Kerja/Cara Kerja 1. Larutan 10 ml HCl
Timbanglah 0,5 gram NaOH
Larutkan dengan akuades secukupnya pada gelas kimia
Masukkan larutan NaOH ke dalam labu ukur 100 ml dan
tambahkan akuades sampai tanda tera (batas)
Masukkan larutan NaOH ke dalam buret 50 ml sampai mencapai
skala 0
Masukkan 10 ml larutan HCl yang telah disediakan ke dalam 2
labu Erlenmeyer, dan tambahkan 3 tetes indicator PP pada larutan tersebut
Titrasi larutan sampel asam dengan menggunakan NaOH hingga
terjadi perubahan warna
Menghentikan titrasi apabila telah terjadi perubahan warna pada
larutan HCl yang dititrasi
Catat volume akhir NaOH dan tentukan konsentrasi larutan HCl
2. Larutan 12 ml HCl
Timbanglah 0,5 gram NaOH
Larutkan dengan akuades secukupnya pada gelas kimia
Masukkan larutan NaOH ke dalam labu ukur 100 ml dan
tambahkan akuades sampai tanda tera (batas)
Masukkan larutan NaOH ke dalam buret 50 ml sampai mencapai
skala 0
Masukkan 10 ml larutan HCl yang telah disediakan ke dalam 2
labu Erlenmeyer, dan tambahkan 3 tetes indicator PP pada larutan tersebut
Titrasi larutan sampel asam dengan menggunakan NaOH hingga
terjadi perubahan warna
Menghentikan titrasi apabila telah terjadi perubahan warna pada
larutan HCl yang dititrasi
Catat volume akhir NaOH dan tentukan konsentrasi larutan HCl
VI. Data Pengamatan No Larutan Volume NaOH Molaritas Larutan 1. 10 ml HCl 100 ml 0,625 M 2. 12 ml HCl 100 ml 0,52 M
VII. Analisis Data
1. Mencari molaritas larutan pada 10 ml HCl Dik : Massa NaOH = 0,5 gram Ar Na = 23 Ar O = 16 Ar H =1 VNaOH sebelum dimasukkan kedalam buret = 100 ml VNaOH = 50 ml VHCl = 10 ml Dit ? M HCl = ? Penyelesaiaan : Langkah pertama, melakukan perhitungan Mr NaOH Mr NaOH = Ar Na + Ar O + Ar H = 23 + 16 + 1 = 40 Langkah kedua, mencari MNaOH sebelum dimasukkan kedalam labu ukur MNaOH = MNaOH = MNaOH = 0,125 M Langkah ketiga, menentukan MHCl dengan menggunakan rumus yaitu : MNaOH . VNaOH . NNaOH = MHCl . VHCl . NHCl 0,125 . 50 . 1 = MHCl . 10. 1 MHCl = 6,25/10 = 0,625 M Jadi, MHCl dengan sebuah larutan HCl 10 larutan adalah 0,625 M 2. Mencari molaritas larutan pada 12 ml HCl Dik : Massa NaOH = 0,5 gram Ar Na = 23 Ar O = 16 Ar H =1 VNaOH sebelum dimasukkan kedalam buret = 100 ml VNaOH = 50 ml VHCl = 10 ml Dit ? M HCl = ? Penyelesaiaan : Langkah pertama, melakukan perhitungan Mr NaOH Mr NaOH = Ar Na + Ar O + Ar H = 23 + 16 + 1 = 40 Langkah kedua, mencari MNaOH sebelum dimasukkan kedalam labu ukur MNaOH = MNaOH = MNaOH = 0,125 M Langkah ketiga, menentukan MHCl dengan menggunakan rumus yaitu : MNaOH . VNaOH . NNaOH = MHCl . VHCl . NHCl 0,125 . 50 . 1 = MHCl . 12. 1 MHCl = 6,25/12 = 0,52 M Jadi, MHCl dengan sebuah larutan HCl 12 larutan adalah 0,52 M VIII. Pembahasan Titrasi adalah metode penentuan kadar atau konsentrasi suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam basa adalah proses titrasi yang menggunakan asam basa sebagai zat yang akan dititrasi dan pereaksi standar, yang berdasarkan reaksi penetralan. Pada percobaan yang dilakukan ini memakai larutan HCl (asam) sebagai analit dan larutan NaOH (basa) sebagai titran. Dalam percobaan ini, hal yang pertama dilakukan adalah mencuci dan mengeringkan semua alat yang akan dipakai. Tujuannya untuk agar alat yang dipakai bersih dari sisah larutan lain atau agar steril. Pada praktikum ini adalah melakukan kegiatan netralisasi asam dengan basa . kegiatan netralisasi asam dengan basa menggunakan proses titrasi. Proses titrasi dilakukan untuk menentukan kebutuhan asam dengan basa dalam suatu rekasi dalam larutan. Untuk melakukan netralisasi, diperlukan bahan berupa larutan asam dan larutan basa yang akan dinetralisasi. Proses netralisasi menggunakan asam kuat dan basa kuat. Penggunaan asam kuat dan basa kuat dalam proses netralisasi dikarenakan asam kuat dan basa kuat ketika dilakukan titrasi netralisasi akan bereaksi dengan lebih sempurna, jika dibandingkan dengan penggunaan asam atau basa yang lebih lama. Basa kuat yang dipergunakan sebagai bahan adalah larutan NaOH dengan molaritas sebesar 0,1 M. sedangkan basa kuat yang dipergunakan sebagai bahan adalah larutan HCl 10 ml dan 12 ml yang di mana HCl 10 ml dengan molaritasnya adalah 0,625 M sedangkan HCl 12 ml mempunyai molaritas adalah 0,52 M. Titrasi dilakukan dengan menambahkan titrat (asam oksalat) pada buret tetes demi tetes ke tabung Erlenmeyer yang berisi titran (NaOH). Selama titrasi tabung Erlenmeyer digoyang-gayang agar campuran merata. Titrasi ini dilakukan sampai mencapai keadaan ekuivalen. Artinya secara stoikiometri tiran dan titrat tepat habis bereaksi. Yang ditnadai dengan berubahnya warna indikator. Namun pada percobaan ini, indikator tidak mencapai nilai pH-nya. Hal ini dikarenakan larutan tidak bersifat netral. Yaitu NaOH tidak tepat bereaksi. IX. Tugas 1. a) syarat-syarat larutan baku primer 1) Mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-120 derajat celsius) dan disimpan dalam keadaan murni. 2) Tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di udara. 3) Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji kualitatif dan kepekaan tertentu. 4) Sedapat mungkin mempunyai massa relative dan massa ekivalen yang besar, sehingga kesalahan karena penimbangan dapat diabaikan. 5) Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih. 6) Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi tersebut harus bersifat stokiometrik dan langsung kesalahan titrasi harus dapat diabaikan atau dapat ditemukan secara tepat dan mudah. b) Syarat-syarat larutan baku sekunder 1) Derajat kemurnian lebih rendah dari pada larutan baku primer 2) Mempunyai BE yang lebih tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan 3) Larutannya relative stabil dalam penyimpanan. 2. Contoh larutan standar baku primer adalah NaCl2, asam oksalat, dan asam benzoat. Larutan standar baku primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara meninmbang. X. Kesimpulan a. Reaksi asam dengan basa disebut reaksi netralisasi. Reaksi netralisasi menghasilkan garam dan air. Garam terbentuk dari ion positif basa dan ion negative sisa asam b. Indikator asam basa adalah zat warna yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan basa c. HCl ditambahkan pp tidak mengalami perubahan warna, sehingga dapat dipastikan bahwa larutan HCl bersifat asam. d. Setelah HCl ditambahkan PP kemudian ditambahkan NaOH tampak tidak terjadi perubahan, akan tetapi sebenarnya harus terjadi suatu perubahan. Namun NaOH nya tidak bereaksi dengan tepat. Daftar Pustaka James. Kimia universitas .Jakarta: Binarupa aksara, 2002. 6 p. Raymond. Kimia Dasar. Ed 3. Jakarta: Erlangga, 2004. 254 p. Tim dosen. Kimia Dasar. Ed 1. Makassar: universitas hasanuddin, 2010, 211 p. Parning M. Penuntun Belajar Kimia. Jakarta: Yudistira, 2002. 107 p. Anonim. Penuntun Praktiukum Kimia Umum. Makassar: UMI, 2011. 38 p. Petrucci. Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga, 1992. 136 p Petrucci, Ralph. Kimia Dasar. Ed 2. Jakarta: Erlangga, 1992. 162 p.