DISUSUN OLEH:
DESTRIANI
RUKMIATI DJAILOLO
WULAN PURNAMA
KELAS: A
2019
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, terima kasih kami ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
mempermudah dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat
waktu. Tanpa bantuan dari Tuhan, kami bukanlah siapa-siapa. Selain itu, kami
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, serta teman-
teman yang sudah mendukung hingga selesainya makalah ini.
Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan,
seperti menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan
pengetahuan pembaca lain. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada
kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali
Tuhan.
Demikian Saya ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca
hasil karya ilmiah Saya.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..
BAB I . PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang…………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………...
BAB II . PEMBAHASAN.
D. Jenis Kecemasan………………………………………………………...
F. Gejala Panik……………………………………………………………..
A. Kesimpulan………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecemasan merupakan respon normal dalam menghadapi stres,
namun sebagian orang dapat mengalami kecemasan yang berlebihan
sehingga mengalami kesulitan dalam mengatasinya. Secara klinis,
seseorang yang mengalami masalah kecemasan dibagi dalam beberapa
kategori, yaitu gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas
menyeluruh (generalized anxiety disorder/GAD), gangguan panik
(panic disorder), gangguan fobia (phobic disorder) dan gangguan
obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder) (National Institute
of Mental Health (NIMH), 2013).
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui tentang pengertian gangguan kecemasan.
b. Mengetahui tentang gejala kecemasan.
c. Mengetahui tentang faktor penyebab kecemasan.
d. Mengetahui tentang jenis kecemasan.
e. Mengetahui tentang pengertian panik.
f. Mengetahui tentang gejala panik.
g. Mengetahui tentang faktor penyebab panik.
h. Mengetahui tentang jenis panik.
i. Mengetahui tentang cara mengatasi kecemasan dan panik.
BAB II.
TINJAUAN TEORI
panggung).
(dramatisasi).
2. Pikiran yang tidak rasional Pikiran yang tidak rasional terbagi dalam
empat bentuk, yaitu.
c. Persetujuan
D. Jenis Kecemasan
Menurut Spilberger (dalam Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra,
2012: 53) menjelaskan kecemasan dalam dua bentuk, yaitu. 1. Trait anxiety
Trait anxiety, yaitu adanya rasa khawatir dan terancam yang menghinggapi
diri seseorang terhadap kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya. Kecemasan
ini disebabkan oleh kepribadian individu yang memang memiliki potensi
cemas dibandingkan dengan individu yang lainnya. 2. State anxiety State
anxiety, merupakan kondisi emosional dan keadaan sementara pada diri
individu dengan adanya perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan secara
sadar serta bersifat subjektif.
Sedangkan menurut Freud (dalam Feist & Feist, 2012: 38) membedakan
kecemasan dalam tiga jenis, yaitu.
2. Kecemasan moral Kecemasan ini berakar dari konflik antara ego dan
superego. Kecemasan ini dapat muncul karena kegagalan bersikap
konsisten dengan apa yang mereka yakini benar secara moral.
Kecemasan moral merupakan rasa takut terhadap suara hati. Kecemasan
moral juga memiliki dasar dalam realitas, di masa lampau sang pribadi
pernah mendapat hukuman karena melanggar norma moral dan dapat
dihukum kembali.
E. Pengertian Panik
Panik berasal dari kata Pan yaitu nama Dewa Yunani yang tinggal
dipergunungan dan hutan serta mempunyai tingkahlaku yang sulit
diramalkan. Riwayat Gangguan Panik ini berasal dari konsep yang
dikemukakan oleh Jacob Mendes DaCosta (1833-1900) gejala-gejala seperti
serangan jantung yang ditemukan pada tentara-prajurit Perang Saudara
Amerika. Gejala DaCosta meliputi gejala psikologik dan somatik. Istilah
Agorafobia pertama kali dipakai tahun 1871 untuk menggambarkan kondisi
pasien yang takur pergi ketempat-tempat umum sendirian. Berasal dari
bahasa Yunani : Agora dan Phobos yang berarti takut terhadap situasi/suasana
pasar. Prevalensi hidup Gangguan Panik kira-kira 1-4% populasi, sedangkan
Serangan Panik sekitar 3-6%. Wanita 2-3 kali lebih banyak menderita
gangguan ini dibanding laki-laki. Prevalensi Agorafobia kira-kira 2-6%.
Gangguan Panik bisa terjadi kapan saja sepanjang hidup,onset tertinggi usia
20-an, ditandai dengan perasaan serangan cemas tiba-tiba dan terus
menerus,sesak nafas, disertai perasaan akan datangnya bahaya, serta
ketakutan akan kehilangan kontrol atau menjadi gila. Bila tidak diobati
beresiko terjadinya ide bunuh diri dan percobaan bunuh diri. Penatalaksanaan
yang tepat kombinasi farmakoterapi dengan psikoterapi akan memberikan
hasil yang lebih baik.
F. Gejala Panik
Gejala untuk panik biasanya dimulai dengan serangkaian serangan panik
yang tak terduga. Kriteria diagnosanya diikuti oleh setidaknya kekhawatiran
yang berlangsung selama 1 bulan terus-menerus. Selama terjadi serangan,
harus ada setidaknya 4 gejala fisik, ditambah dengan gejala psikologi. Gejala
psikologi seperti depersonalisasi, takut kehilangan kontrol, takut menjadi gila,
serta takut mati. Sedangkan gejala fisik seperti distress abdominal, nyeri dada,
menggigil, pusing, hot flushes, palpitasi, mual, sesak napas, berkeringat,
takikardia, dan gemetar.
G. Faktor Panik
Beberapa faktor mungkin terlibat sebagai penyebab gangguan panik. Peristiwa
stres dan perubahan besar dalam hidup, seperti pengangguran jangka panjang,
kehilangan orang yang dicintai bisa memicu gangguan panik. Pada awalnya, ketika
orang berada di bawah stres sedang, mekanisme normal otak untuk bereaksi terhadap
ancaman diaktifkan. Hal ini disebut respon “lari-atau-melawan”. Meskipun
demikian, serangan seperti itu tampak “datang secara tiba-tiba”, serangan itu
biasanya diartikan sebagai tanda-tanda penyakit yang mengancam jiwa atau
“menjadi gila”. Kemudian, ketika disadari tubuh akan memberikan respon ringan
terhadap pemicu eksternal (seperti berolahraga, mengkonsumsi kafein), pada
beberapa orang berkembang ketakutan yang kuat terhadap serangan lainnya dan
kecemasan yang meningkat seperti itu kemudian bisa benar-benar mendatangkan
serangan panik. Tidak ada penyebab tunggal dari gangguan panik, beberapa faktor
memberikan kontribusi termasuk:
b. Faktor psikologis: orang yang mudah cemas, pesimis dan kurang merasa
aman
PENUTUP.
A. Kesimpulan