Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SOSIOLOGI TENTANG

PENYULUHAN GIZI DI DESA POMBEWE

OLEH :
NAMA : WULAN PURNAMA
NIM : 201904067
KELAS : PRODI GIZI 1A
MATA KULIAH : SOSIOLOGI

STIKES WIDYA NUSANTARA PALU


PROGRAM STUDI ILMU GIZI
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah tentang
“PENYULUHAN DAN SURVEI PERILAKU GIZI DI DESA POMBEWE” ini bisa selesai
pada waktunya.
Terimah kasih saya ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi maupun Ibu
dosen pembimbing mata kuliah sosiologi yang telah membantu untuk mensukseskan kegiatan
penyuluhan ini dan juga untuk kepala desa pombewe yang sudah mengizinkan kami untuk
melaksanakan penyuluhan, serta untuk masyarakat yang telah hadir dan telah bersama-sama
membantu kami dalam penyuluhan ini.
Saya berharap semoga makalah tentang “PENYULUHAN DAN SURVEI PERILAKU
GIZI DI DESA POMBEWE” ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya
sebagai penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Palu, 16 Oktober 2019

Wulan Purnama

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii

Bab I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Tujuan Penulis…………………………………………………………………………….1

Bab II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………...2

A. Masalah Gizi di Indonesia………………………………………………………………...2


B. Makanan Sehat……………………………………………………………………………2
C. Kandungan Zat Gizi……………………………………………………………………….3
D. Penyakit dan Gizi………………………………………………………………………….3

Bab III METODEOLOGI…………………………………………………………………………4

Bab IV PEMBAHASAN………………………………………………………………………….5

A. Pengertian Gizi…………………………………………………………………………….5
B. Definisi Status Gizi………………………………………………………………………..5
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi…………………………………………..5
D. Akibat yang Ditimbulkan Karena Gizi Salah (Malnutrisi)………………………………..5
E. Permasalahan Gizi Masyarakat……………………………………………………………5

Bab V PENUTUP…………………………………………………………………………………6

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..6
B. Saran………………………………………………………………………………………6

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran Foto

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nutrisi atau gizi adalah substansi organic yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari system tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan. Kehidupan modern
menuntut kita agar selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, baik kesehatan
pribadi maupun kesehatan lingkungan. Yang dimaksud kesehatan pribadi menurut Muri’fah dan
Herdianto (1992: 8) adalah “kesehatan atau kebersihan diri sendiri seutuhnya yaitu meliputi
seluruh aspek pribadi, fisik, mental, sosial agar tumbuh dan berkem-bang secara harmonis.”
Sedangkan kesehatan lingkungan menurut Muri’fah dan Herdianto (1992: 8) adalah “ Kesehatan
yang berada di luar diri meliputi lingkungan biologis dan lingkungan fisik.”
Sehat adalah tidak adanya gangguan terhadap jasmani, rohani, dan sosial. Kesehatan
mencakup pribadi seseorang seutuhnya meliputi sehat pisik, sehat mental, dan sosial.
Pemahaman sehat tersebut sesuai dengan pengertian sehat yang dikemukakan WHO yang dikutip
oleh Mari’fah (1992: 1) adalah “ keadaan yang meliputi kesehatan fisik, kesehatan mental, dan
kesehatan sosial dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.” Dengan
demikian tidak cukup suatu masyarakat bebas dari penyakit, tetapi juga harus mencakup
keseluruhan, sehat secara total seperti dikemukakan WHO. Untuk mencapainya, masyarakat
perlu diberi pendidikan kesehatan yang secara sistematis akan membekali mereka dalam
kehidupannya dan merupakan sikap hidup sehari-hari.
Sikap hidup merupakan pandangan hidup yang harus ditanamkan pada masayarakat dari
mulai lahir sampai hayatnya dan harus menjadi kebiasaan hidup sehari hari dalam keluarga
maupun dalam, masyarakat. Dengan demikian, akan terbentuk pribadi-pribadi yang sehat, yang
akhirnya dapat menunjang terhadap produktivitas tenaga kerja. Pada saat ini, sebagian besar atau
50% penduduk Indonesia dapat dikatakan tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat, umumnya
disebut kekurangan gizi (Atmarita, 2004). Kejadian kekurangan gizi sering terluputkan dari
penglihatan atau pengamatan biasa, akan tetapi secara perlahan berdampak pada tingginya angka
kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian balita, serta rendahnya umur harapan hidup.
Akhir-akhir ini, di masyarakat kita mulai menyeruak banyak masalah kesehatan dan gizi
yang perlu mandapat perhatian. Kasus busung lapar misalnya, merupakan contoh betapa
pemahaman kesehatan di masyarakat masih minimal. Sehingga kita tercengang ketika data
menunjukkan bahwa di Indonesia anak-anak Balita (di bawah lima tahun) delapan persen
menderita busung lapar alias gizi buruk. Urusan kesehatan merupakan urusan lingkungan, sikap,
dan perilaku masyarakat.
Aspek perilaku masyarakat dan lingkungan yang harus mendapat perhatian utama.
Berangkat dari rasional tersebut, maka kami sebagai bagian dari masyarakat akademik yang
harus melakukan pengabdian kepada masyarakat merasa terpanggil untuk ikut berkiprah dalam
melakukan penyuluhan. Oleh karena itu, kami bermaksud turut serta mengadakan penyuluhan
mengenai gizi dan kesehatan serta penyakit.

B. Tujuan Penulis
1. Apakah yang dimaksud dengan gizi?
2. Apakah yang dimaksud dengan status gizi?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang?
4. Apa saja akibat yang ditimbulkan karena gizi salah (malnutrisi)?
5. Bagaimana permasalahan gizi masyarakat?
6. Bagaimana solusi permasalahan gizi masyarakat?

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Masalah Gizi di Indonesia


Sampai sekarang masalah gizi di Indonesia masih menjadi masalah. Terutama berkaitan
dengan gizi kurang dan gizi buruk baik pada balita maupun pada orang dewasa. Pada orang
dewasa, gizi kurang dan gizi buruk terdapat pada wanita hamil dan menyusui serta yang
berpenghasilan rendah. Kekurangan gizi ini terkait dengan kekurangan : a) kalori dan protein, b)
kekurangan vitamin, c) gondok endemik, dan d) anemia gizi. (Depkes, 1990)
Pada saat ini, sebagian besar atau 50% penduduk Indonesia dapat dikatakan tidak sakit
akan tetapi juga tidak sehat, umumnya disebut kekurangan gizi (Atmarita, 2004). Kejadian
kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan tetapi secara
perlahan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian
balita, serta rendahnya umur harapan hidup.
Program yang dilaksanakan pemerintah terkait dengan gizi ini, diupayakan untuk terus
menurunkan angka penyakit gizi kurang yang umumnya banyak diderta oleh masyarakat
berpenghasilan rendah, terutama balita dan wanita. Upaya tersebut mendukung angka kematian
bayi dan balita serta kematian ibu. Program pemerintah juga berupaya untuk berusaha
memperbaiki gizi masyarakat pada umumnya melalui pola konsumsi pangan yang makin
beraneka ragam, seimbang dan bermutu gizi. Perbaikan tersebut juga diperlukan oleh kelompok
masyarakat yang mempunyai resiko terhadap beberapa penyakit, misalnya jantung dan pembuluh
darah.
Usaha yang digalakan pemerintah yaitu dengan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
yaitu untuk meningkatkan gizi dalam tiap keluarga. UPGK ini kegiatannya meliputi kegiatan
sebagai berikut.
a) Merupakan usaha keluarga untuk memperbaiki gizi seluruh anggota keluarga.
b) Dilaksanakan oleh keluarga/masyarakat dengan kader sebagai penggerak masyarakat
dan petugas berbagai sector.
c) Merupakan bagian dari keluarga sehari-hari dan juga meru-pakan bagian integral dari
pembangunan nasional dan kesejahteraan rakyat.
d) Secara oprasional adalah rangkaian kegiatan yang saling mendukung untuk
melaksanakan alih teknologi sederhana kepada masya-rakat.
Bentuk kegiatannya menurut Depkes (1990) dapat berupa kegiatan sebagai berikut.
a) Penyuluhahn gizi masyarakat, dalam hal ini bertujuan agar terjadi proses perubahan
pengertian, sikap, dan perilaku yang lebih sehat mengenai kegunaan dan pemanfaatan pelayanan
gizi yang tersedia di masyarakat.
b) Pelayanan gizi melalui posyan-du, kegiatan ini untuk menu-runkan angka kekurangan
protein dan kalori, kebutaan karena kurang vitamin A, serta anmeia untuk ibu hamil.
c) Pemanfaatan tanaman pekarangan, kegiatan ini berupa penyuluhan dan bantuan
terbatas terhadap pembudidayaan tanaman pekarangan.

B. Makanan Sehat
Ilmu gizi adalah pengetahuan tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan
atau pengetahuan tentang cara memberikan makanan dengan benar, agar tubuh berada keadaan
sehat yang sebaik-baiknya.
Semua zat gizi dalam badan adalah penting dan harus terdapat dalam makanan sehari-
hari. Tidak satupun bahan makanan yang mengandung zat gizi secara lengkap dalam jumlah
cukup besar untuk memenuhi kebutuhan badan. Beberapa bahan makanan mengandung banyak
protein dan sedikit hidrat arang, yang disebut sumber protein. Beberapa makanan lain banyak
mengandung vitamin tetapi sedikit mengandung protein, sumber makanan demikian merupakan
makanan sumber vitamin.

2
C. Kandungan Zat Gizi
Kebutuhan akan zat gizi mutlak dibutuhkan tubuh manusia agar dapat melaksanakan
fungsi normalnya. Dalam menentukan besarnya zat gizi harus dimulai dengan menentukan
besarnya kebutuhan energi. Menu yang disusun berdasarkan kecukupan energi dan zat gizi
penghasil energi seimbang serta dibuat dari bahan makanan yang memenuhi kriteria empat sehat
lima sempurna. Pada umumnya mengandung vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhan.
Energi berguna untuk melaksanakan proses metabolisme, melakukan aktivitas fisik,
menjalan-kan pencernaan, dan pertumbuhan. Besarnya kebutuhan energi tergantung pada
keadaan faktor yang mempengaruhinya, yaitu : berat badan, tinggi badan, umur, lamanya
kegiatan, dan sebagainya.
Kandungan zat gizi dalam makanan menurut Rusli Lutan dkk. (2000), yaitu harus
mengandung : a) protein, yaitu kebutuhan untuk tenaga, b) lemak, untuk sumber energi bagi
proses katabolisme, c) karbohidrat, d) vitamin, e) mineral, f) air.

D. Penyakit dan Gizi


Ada beberapa penyakit yang terkait langsung dengan kekurangan gizi ini, yaitu :
a) gondok endemik, b) diare, c) kekurangan vitamin (avitaminosis), d) anemia gizi (Depkes,
1990) :
a) Gondok endemik, yaitu pem-besaran kelenjar tyroid akibat kekurangan unsur yodium yang
diperlukan untuk pembentukan hormon tyroid dalam waktu lama.
b) Kekurangan vitamin, menderita salah satu penyakit akibat kekurangan salah satu vitamin.
Misalnya kekurangan vitamin A bisa mengakibatkan buta senja, anemia, atau mudah terkena
diare.
c) Anemia gizi adalah keadaan zat merah darah atau Hb lebih rendah dari normal. Akibat
kekurangan zat gizi yang diperlukan.

3
BAB III
METEDEOLOGI

Lokasi penyuluhan dilaksanakan di Kantor Desa Pombewe kabupaten Sigi . Waktu


penyuluhan ini berlangsung selama satu hari, dilakukan pada hari Sabtu tanggal 05 Oktober
2019.
Tulisan ini disandingkan dengan metode emperis yaitu turun langsung ke lapangan untuk
melihat perilaku masyarakat pada wilayah penelitian.
Data yang dibutuhkan dalam penulisan ini adalah data primer maupun data sekunder.
Data primer didapatkan melalui turun langsung kelapangan dengan observasi dan wawancara,
data sekunder didapatkan dari kajian pustaka,buku, majalah ilmiah, internet dan jurnal
Metode yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan atau berkunjungan
langsung ke desa pombewe. Penyuluhan ini dilakukan untuk sebagai pemahaman materi
kesehatan dan gizi dirasakan oleh masyarakat. Dilaksanakan di kantor desa pombewe yang
dihadiri sebanyak 15 orang yang terdiri dari Tokoh Masyarakat dan Kepala Desa, 58 orang dari
mahasiswa stikes widya nusantara palu beserta 1 orang dosen pembimbing dan penyuluhan di
adakan di desa Pombewe Kabupaten Sigi.
Metode kunjungan/penyuluhan langsung di kantor desa dan turun langsung kerumah
masyarakat, dilaksanakan oleh mahasiswa stikes widya nusantara palu kepada masyarakat dan
kepala keluarga. Misalnya ditenggarai ada keluarga yang sudah mengidap gizi buruk bahkan
busung lapar, atau keluarga yang diperkirakan gizi buruk karena latar belakang kehidupanya.

4
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi
Nutrisi atau gizi adalah substansi organic yang dibutuhkan organism untuk fungsi normal
dari system tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan.
B. Definisi Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan seimbang dalam bentuk variabel tertentu atau
dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indicator baik – buruknya penyediaan makanan
sehari-hari. Adapun definisi lain menurut Suyatno, Ir. Mkes, status gizi yaitu keadaan yang
diakibatkan oleh status gizi keseimbangan antara jumlah asupan (“intake”) zat gizi dan jumlah
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan,
aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya). Status gizi yang baik diperlukan untuk
mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, membantu pertumbuhan bagi anak. Status
gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya kesakitan
atau kematian. Dengan demikian, status gizi dapat dibedakan menjadi gizi kurang, gizi baik dan
gizi lebih.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang
1. Faktor lingkungan
2. Faktor ekonomi
3. Faktor sosial-budaya
4. Faktor biologis/keturunan
5. Faktor religi/kepercayaan
D. Akibat yang ditimbulkan karena gizi salah (malnutrisi)
Gizi salah merupakan sebab-sebab penting yang berhubungan dengan tingginya angka
kematian di anatar orang dewasa meskipun tidak begitu mencolok bila dibandingkan dengan
angka kematian di antara anak-anak yang masih muda.
Gizi salah berpengaruh negatif terhadap perkembangan mental, perkembangan fisik,
produktivitas, dan kesanggupan kerja manusia. Gizi salah yang diderita pada masa periode dalam
kandungan dan periode anak-anak, dapat menghambat kecerdasan anak.
Dampak relatif yang ditimbulkan oleh gizi salah ialah melemahkan daya tahan terhadap
penyakit yang biasanya tidak mematikan dan perbaikan gizi adalah suatu faktor utama yang
membantu meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
E. Permasalahan gizi masyarakat
Permasalahn gizi masyarakat dapat disebabkan oleh :
1. Penyebab langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya
gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit.
2. Penyebab tidak langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu:
 Ketahanan pangan keluarga yang kuraag memadai.
 Pola asupan anak yang kurang memadai.
 Pelayanan kesehatan dan lingkungan yang kurang memadai.
Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan
keterampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan, makin
baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pula pengasuhan maka akan makin banyak
keluarga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan.
3. Pokok masalah di masyarakt
4. Akar masalah
Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber
daya masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan
yang disebabkan oleh krisis ekonomi.

5
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nutrisi atau gizi adalah substansi organic yang dibutuhkan organism untuk fungsi normal
dari system tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan. Sedangkan status gizi adalah
ekspresi dari keadaan seimbang dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status
gizi merupakan indicator baik – buruknya penyediaan makanan sehari-hari.
Sampai sekarang masalah gizi di Indonesia masih menjadi masalah. Terutama berkaitan
dengan gizi kurang dan gizi buruk baik pada balita maupun pada orang dewasa. Pada orang
dewasa, gizi kurang dan gizi buruk terdapat pada wanita hamil dan menyusui serta yang
berpenghasilan rendah. Kekurangan gizi ini terkait dengan kekurangan : a) kalori dan protein, b)
kekurangan vitamin, c) gondok endemik, dan d) anemia gizi. (Depkes, 1990)
Semua zat gizi dalam badan adalah penting dan harus terdapat dalam makanan sehari-
hari. Tidak satupun bahan makanan yang mengandung zat gizi secara lengkap dalam jumlah
cukup besar untuk memenuhi kebutuhan badan. Beberapa bahan makanan mengandung banyak
protein dan sedikit hidrat arang, yang disebut sumber protein. Beberapa makanan lain banyak
mengandung vitamin tetapi sedikit mengandung protein, sumber makanan demikian merupakan
makanan sumber vitamin.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

6
Daftar Pustaka

Atmarita, T. S F. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Makalah. Direktorat
Gizi Masyarakat. Departemen Kesehatan.
Lampiran Foto

Anda mungkin juga menyukai