Anda di halaman 1dari 37

STATUS KEPERAWATAN MAHASISWA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI


GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
AKIBAT PATOLOGI SISTEM INTEGUMEN DAN IMUN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS GOUT ARTHRITIS
DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

Nama : ZAQIA KHOIRUNNISA

NIM : 1814401122

POLTEKKES TANJUNGKARANG KEMENKES RI


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIII KEPERAATAN TANJUNGKARANG
2020
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : ZAQIA KHOIRUNNISA
NIM : 1814401122 Tgl Pengkajian : 18 November 2020
Ruang rawat : No. Register : 2302
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. W
2. Umur : 20 tahun
3. Jenis kelamin : P *
4. Pendidikan : S1 Kesehatan Masyarakat
5. Pekerjaan : Mahasiswa
6. Tgl masuk RS : 18 November 2020 Waktu : 09.00 WIB
7. Dx. Medis : Miopi (rabun jauh)
8. Alamat : Jalan Merapi Desa Pajar Mataram Kecamatan Seputih Mataram,
Kabupaten Lampung Tengah
B. RIWAYAT KESEHATAN
Cara Masuk : ( ) Melalui IGD (  ) Melalui Poliklinik ( ) Transfer ruangan _________________
Masuk ke Ruangan pada tanggal : _________________ Waktu : ___________ WIB
Diantar Oleh : ( ) sendiri (  )Keluarga ( ) Petugas Kesehatan ( ) Lainnya
__________________
Masuk dengan menggunakan : (  ) Berjalan ( ) Kursi Roda ( ) Brankar ( ) Kruk ( ) Walker
( ) Tripod ( ) Lainnya, Jelaskan _________________________
Status Mental saat masuk : (  ) Kesadaran : compos mentis
(  ) GCS : E : 4 M : 5 V : 5
Tanda Vital Saat Masuk : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit (  ) teratur ( ) Tidak teratur ( ) Lemah ( ) Kuat
RR : 20 x/menit ( ) teratur ( ) Tidak teratur
Nyeri :
Numeric Rating Scale

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Pain Moderate Worst Possible

Verbal Rating Scale


No Pain Mild Pain Moderate Severe Very Severe Worst Possible

Wong & Baker Faces Rating Scale

Status Lokalis :

Beri kode huruf utk menunjuk status lokalis disamping :


C – Contusion
L – Lacerations
R – Rashes
S – Scars
*Parasite (scabies/lice)
D – Decubitus
T – Tattoo
B – Bruises
X – Body Piercing
P – Pain
O – Other_____________________________

Tinea Pedis: …Ya …Tidak


Jelaskan:

Penilaian Risiko Jatuh

NO PENGKAJIAN SKALA NILAI KET

Tidak 0  
1 Riwayat jatuh yang baru atau < 3 bulan terakhir
Ya 25 0   
Tidak 0  
2 Diagnosa medis sekunder > 1
Ya 15 0   
Alat Bantu Jalan      
a. Bedrest dibantu perawat   0  
3
b. Penopang / Tongkat / Walker   15  
c. Berpegangan pd benda sekitar / furniture   30 0   
Tidak 0  
4 Apakah pasien menggunakan infus
Ya 20 20   
Gaya berjalan / pindah      
a. Normal / Bedrest / immobile tdk dpt bergerak sendiri   0  
5
b. Lemah tidak bertenaga   10  
c. Gangguan / tidak normal (pincang / diseret)   20  10  
6 Status Mental     0   
a. Sadar penuh   0  
b. Keterbatasan daya ingat   15  
JUMLAH SKOR
  30  
Lingkari kategori skor yg diperoleh :
SKOR ∆ KODE
1. Tidak Berisiko, tindakan perawatan dasar 0 - 24 HIJAU
Risiko rendah, tindakan pencegahan jatuh
2.
standar 25 - 50 KUNING
Risiko tinggi, tindakan pencegahan jatuh risiko
3.
tinggi > = 51 MERAH

1. Keluhan utama saat pengkajian : pandangan kabur dan tidak jelas, visus berkurang, klien selalu
memicingkan mata saat melihat obyek jarak jauh.
2. Riwayat penyakit Sekarang :
Mengalami penurunan ketajaman penglihatan pada mata kiri dan kanan.
3. Riwayat Alergi (Obat, Makanan, dll) : klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat
dan makanan
Bentuk reaksi alergi yg dialami : tidak ada
4. Daftar obat/Herbal yang sering digunakan sebelum masuk RS :
NAMA OBAT/HERBAL FREKUENSI NAMA OBAT/HERBAL FREKUENSI
Diminum 1x sehari
untuk
meningkatkan
Jamu beras kencur system imunitas
dan jamu temulawak tubuh

5. Apakah obat / herbal tersebut masih dikonsumsi hingga saat ini ?


( ) Ya, Alasan : Ya, untuk meningkatkan system kekebalan tubuh.
6. Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang :
Tidak ada
7. Riwayat penyakit keluarga :
klien mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai penyakit turunan.
Buat genogram bila diperlukan yang berhubungan dengan genetik
Gambar Genogram : Keterangan Genogram :
klien : laki-laki

: perempuan

C. ANAMNESIS PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL


1. Pola Manajemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan
 Kondisi Kesehatan Umum Klien
( ) Tampak Sehat (  ) Tampak Sakit Ringan ( ) Tampak sakit sedang
( ) Tampak Sakit Berat

Catatan lain :

Tidak ada.
 Upaya menjaga/meningkatkan status kesehatan yg selama ini dilakukan
( ) Olahraga : teratur /  tidak teratur / tidak pernah. Jika olahraga, jenisnya :
……………………….
(  ) Minum air putih : 2,5 L/hari ( ) Kopi ( ) teh ( ) Soda (  ) Minuman bersuplemen
Frekuensi konsumsi jenis minuman tsb : 1 x/hr (  ) Makanan, diet tertentu : tidak ada
( ) Merokok, Jenis……………….. Jumlah …….btg/hari Merokok sejak usia…… thn, lama ………. thn
Jenis rokok :…………………… Keinginan berhenti merokok : ( ) Ada ( ) Tidak ada
Upaya Berhenti merokok : ( ) Pernah ( ) Belum pernah
Jika pernah : ( ) berhasil
( ) Tidak berhasil, kendala : ………………………
Jika mengalami tekanan/masalah, cara melampiaskan stress : ( ) Marah-marah
( ) Merusak barang-barang
( ) Memukul, mencubit, menciderai, meninju
orang lain maupun diri sendiri.
( ) Menangis
( ) Memendam perasaan
(  ) Mengatakannya secara baik-baik

Catatan lain : tidak ada

 Upaya Perlindungan Kesehatan yang dilakukan klien


( ) Melakukan medical chek up : ( ) rutin (  ) Kadang2
Jenis Medical Chek Up yg dilakukan : pantau kadar asam urat
( ) Kunjungan ke Faskes : ( ) rutin (  ) Kadang2
Jenis Faskes yg dikunjungi : puskesmas dan rumah sakit
( ) Memiliki jaminan kesehatan/asuransi
Jenis Jamkes yg dimiliki : BPJS Kesehatan

Catatan lain : tidak ada

 Upaya pemeriksaan kesehatan mandiri


(  ) Pemeriksaan payudara sendiri
( ) Pemeriksaan testis sendiri (khusus pria)
( ) Pemeriksaan Tekanan Darah sendiri
( ) Pemeriksaan Gula Darah mandiri
( ) Pemeriksaan Kolesterol mandiri
( ) Pemeriksaan Asam Urat mandiri
( ) Pemeriksaan mandiri lainnya, sebutkan ……………………
Catatan lain : tidak ada.

 Riwayat Medis, hospitalisasi & Pembedahan


Pernahkah klien dirawat di RS sebelumnya ? tidak pernah
Jika pernah, kapan,……………………………………………………….. Dirawat karena ……………………………
Pernahkah klien menjalani operasi ? tidak pernah
Jika pernah, kapan : tidak pernah
Catatan lain : tidak ada
 Obat, Jamu, Herbal atau terapi lain yg dijalani sebelum masuk RS
Obat Yg sering dikonsumsi : tidak ada
Jamu Yg sering dikonsumsi : jamu beras kencur dan temulawak
Terapi lain yg dijalani : tidak ada (Cth : Accupresure, bekam, akupuntur, dll)
Apakah obat, jamu, herbal atau terapi tersebut masih dijalani hingga saat ini ? Ya, Alasannya :
Ya, untuk meningkatkan system imunitas tubuh.

Catatan lain : tidak ada

2. Pola Metabolik – Nutrisi


 Kebiasaan Jumlah Makanan dan Kudapan
Makanan utama : (  ) Nasi Putih ( ) Nasi Merah ( ) Ubi & Olahannya ( ) Roti
Berapa banyak ? 1 porsi (ukuran Rmh Tangga)
Konsumsi Sayur Mayur : ( ) Selalu (  ) Kadang kadang ( ) Sangat Jarang
Jenis Sayur Yg paling disukai : sop ayam, sayur bayam, sayur sawi, sayur kangkung, terong,
kacang-kacangan
Jenis Sayur yg dihindari/tidak disukai : jeroan, ocom, pare
Olahan sayur yg sering : ( ) rebus ( ) masak santan (  ) tumis ( ) bakar ( ) Goreng
Konsumsi Lauk : (  ) Selalu ( ) Kadang kadang
Jenis lauk Yg paling disukai : tempe, tahu, ikan, telur
Jenis lauk Yg paling sering dikonsumsi : tempe, tahu,telur, ikan.
Olahan lauk yg sering dikonsumsi : ( ) rebus ( ) masak santan ( ) tumis ( ) bakar (  )
Goreng
Jenis lauk yg dihindari/tidak disukai : tidak ada
Frekuensi makan makanan utama & pelengkapnya : ( ) 1-2 x/hr (  ) 3 x/hr ( ) > 3 x/hr
Kudapan/Camilan : (  ) Selalu ( ) Kadang kadang
Rasa kudapan yg paling disukai : (  ) manis ( ) asin
Frekuensi makan kudapan dlm sehari : (  ) 1-2 x/hr ( ) 3 x/hr ( ) > 3 x/hr.
Jenis kudapan/cemilan yg sering : ( ) Permen / coklat ( ) kue/roti/donat (  )
bakso/somay/mi & sejenisnya ( ) kacang/krupuk/kripik/pilus dan sejenisnya ( ) es krim/es
campur/soda & minuman sejenisnya

Catatan lain : tidak ada

 Pola Makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir (Jika klien dirawat > 3 hari, maka lakukan
pengkajian pola makan 3 hr terakhir)
( ) 3 hari terakhir (  ) 24 jam terakhir
Jenis diet : tidak ada. (Lih. di catatan medis)
Bentuk makanan yg diberikan : ( ) padat (  ) Bubur biasa ( ) Bubur saring ( ) Cair
Cara Pemberian : (  ) Oral ( ) Sonde ( ) Parenteral
Frekuensi pemberian : 3x/hari Kudapan/camilan : 3x / hari
Kemampuan makan : (  ) mandiri ( ) bantuan ( ) tergantung total
Porsi yg dihabiskan dari makanan yg disediakan :
( ) satu porsi habis setiap kali makan (  ) ½ - ¾ porsi ( ) < ½ porsi
Alasan tidak menghabiskan makan : karna merasa sudah kenyang
Makanan lain diluar diet yg dikonsumsi : tidak ada

Catatan lain : tidak ada

 Masalah yg berhubungan dengan pola konsumsi makanan

( ) Gangguan menelan ( ) Gangguan mengunyah ( ) Gangguan mengecap (  ) Mual


( ) Muntah ( ) Nyeri gigi/caries ( ) Terpasang peralatan medis ( ) Penurunan kesadaran
( ) Anoreksia / tidak nafsu mkn ( ) Gangguan penciuman/tidak dpt mencium aroma makanan
( ) Perasaan tidak nyaman di abdomen; yaitu ……………….
( ) Tidak ada keinginan untuk makan yg berhubungan dg masalah psikologis (marah, depresi,
sedih, putus asa)

Catatan lain : klien hanya makan ½ - ¾ porsi dikarnakan merasa mual dan kenyang

 Energi Metabolik
( ) merasa lemah ( ) merasa tenaga menurun ( ) mudah lelah
(  ) tidak mampu melakukan aktifitas ( ) tidak ada tenaga

Catatan lain : tidak ada

 Persepsi klien tentang BB nya (Hanya untuk klien dg kesadaran penuh)


(  ) Merasa BB normal ( ) Merasa BB Lebih ( ) Merasa sangat gemuk ( ) Merasa kurus

Catatan lain : tidak ada

3. POLA ELIMINASI
 Eliminasi buang air kecil (b.a.k)
(  ) Tidak di kateterisasi urine (jika pasien di kateter maka pertanyaan langsung ke bagian
dilakukan kateterisasi urine)
(  ) Frekuensi b.a.k dalam 24 jam : 5-6 x/hr ( ) Penggunaan bedpan / urinal diatas TT
(  ) Ke toilet : (  ) mandiri ( ) dengan bantuan
Apakah klien diinstruksikan untuk tampung urine 24 jam
( ) Ya, untuk keperluan ……………………………………………..
(  ) Tidak, karena klien sudah melakukan pengecekan yang lain.
Warna urine : (  ) kuning jernih ( ) Keruh ( ) berbusa ( ) Merah terang ( ) Merah pekat
( ) bekuan darah
Bau urine : (  ) normal ( ) busuk ( ) anyir
Masalah dalam pengeluaran urine : ( ) Nyeri ( ) Aliran tersendat ( ) enuresis ( ) Incontinensia
( ) retensi parsial/total ( ) urine menetes ( ) mengedan ( ) keluar pasir-pasir
( ) Dilakukan kateterisasi urine, jenisnya ……………………. Lama kateter terpasang : ……………….hari
Kebersihan kateter : ( ) bersih ( ) tampak kotor
Keluhan klien terhadap kateter terpasang : ( ) nyeri ( ) panas ( ) perih ( ) tidak nyaman
Aliran urine dlm selang kateter : ( ) lancar ( ) tersendat
Warna urine dalam urine bag/selang kateter : ( ) kuning jernih ( ) kuning pekat ( ) keruh
( ) berkabut/granulasi ( ) merah terang ( ) merah pekat
Volume urine bag dalam 3 jam terakhir : ………………ml
Volume urine bag dalam 6 jam terakhir : ………………ml
Volume urine bag dalam 8 jam terakhir : ………………ml
Volume urine bag dalam 24 jam terakhir : …………… ml
Volume cairan irigasi (jika dilakukan irigasi blas) dalam 24 jam terakhir : ……………….ml.
Tetesan irigasi : ……………….. tts/menit

Catatan lain : tidak ada

4. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI


 Aktifitas sehari-hari
Pekerjaan : mahasiswa.
Kegiatan Sosial/kemasyarakatan : anggota karang taruna.

Masalah kesehatan anggota gerak :


( ) kelemahan ekstremitas : dibagian kaki
( ) kekakuan ekstremitas……………………………………
( ) kontraktur area…………………………………………….
Kemampuan melakukan perawatan diri (mandi, berpakaian, berhias, makan, toilet) :
(  ) mandiri ( ) bantuan sebagian ( ) bantuan penuh
Penggunaan alat bantu gerak : ( ) kruk ( ) walker ( ) tripod ( ) tongkat

Catatan lain : tidak ada

5. POLA ISTIRAHAT – TIDUR


 Kebiasaan tidur
Kebiasaan tidur sehari-hari : (  ) 6 – 8 jam/hari ( ) < 6 – 8 jam/hari ( ) > 6 – 8 jam/hari.
Tingkat kesegaran setelah bangun tidur : (  ) segar ( ) tidak segar.
Kebiasaan tidur saat ini : ( ) 6 – 8 jam/hari (  ) < 6 – 8 jam/hari ( ) > 6 – 8 jam/hari.
Masalah gangguan tidur : ( ) mimpi buruk (  ) pikiran tidak tenang ( ) nyeri
( ) lingkungan bising/berisik ( ) pencahayaan ruangan ( ) suhu ruangan tdk nyaman
( ) pengunjung/pembezuk banyak
Penggunaan alat/zat bantu tidur : (  ) musik relaksasi ( ) hypnoterapi
( × ) obat-obatan, jenisnya…………………..

Catatan lain : tidak ada

6. POLA PERSEPSI KOGNITIF


 Gambaran tentang indera khusus
( ) penurunan tajam penglihatan (  ) kacamata bantu ( ) penurunan tajam pendengaran
( ) alat bantu dengar ( ) penurunan tajam penciuman
( ) rasa baal indera perabaan (telapak tangan, telapak kaki) : kiri / kanan
( ) rasa kebas, kesemutan area :
( ) rasa nyeri, karakteristik :

 Kognitif
Tingkat pendidikan terakhir : SMA
Kemampuan mengambil keputusan : (  ) mampu ( ) ragu-ragu ( ) tidak mampu
mengambil keputusan ( ) buta aksara ( ) buta angka
Kemampuan mengingat : Jangka pendek : (  ) mampu ( ) Tidak mampu,
Jangka Panjang : (  ) mampu ( ) tidak mampu

Catatan lain : tidak ada

7. POLA KONSEPSI DIRI – PERSEPSI DIRI


 Keadaan sosial
 Pekerjaan : buruh harian lepas
 Situasi keluarga : (  ) baik ( ) bercerai ( ) ………………………….
 Keanggotaan kelompok sosial : sebagai warga dan anggota karang taruna
 Identitas personal (penjelasan ttg kekuatan & kelemahan diri sendiri :
Menurut klien mengenai kekuatan pada diri sendiri yaitu bisa kuliah dan menjalankan
peran sebagai mahasiswa dikampus, mengerjakan tugas tepat waktu, tidak bolos kuliah,
dan menuruti keinginan orang tua. Kelemahan pada diri sendiri adalah tidak bisa melihat
secara normal.
 Keadaan fisik yg disukai & tidak disukai : keadaan fisik yang disukai adalah mata normal dan
bisa melihat jelas dan yang tidak disukai adalah ketika penglihatan rabun jauh dan
mengganggu aktivitasnya.
 Harga diri (perasaan klien thd dirinya sendiri : klien merasa tidak bisa melihat jarak jauh
dan menurutnya mengganggu aktivitas sehari-hari.
Catatan lain : tidak ada

8. POLA HUBUNGAN PERAN


 Gambaran Tentang Peran
 Peran klien dalam keluarga : sebagai anak.
 Peran klien dalam masyarakat : sebagai anggota karang taruna didesa Pajar Mataram.
 Peran klien dalam pekerjaan : karyawan
 Kepuasan terhadap peran : (  ) puas ( ) tidak puas
 Perubahan peran : (  ) tidak ( ) ya, yaitu……………………………………………………………….
Jika ya, apakah perubahan peran tersebut dirasakan membuat klien merasa tidak nyaman ?
( ) Tidak
( ) Ya, uraikan………………………………………………………………
 Pola hubungan
 Hubungan dengan keluarga : (  ) baik ( ) masalah, …………………………………………………..
 Hubungan dengan masyarakat : (  ) baik ( ) masalah, ………………………………………………
 Hubungan dengan pekerjaan : (  ) baik ( ) masalah, ………………………………………………..
 Hubungan dengan petugas kesehatan (perawat, dokter, dll) : (  ) baik
( ) masalah, ……………………………………………………………………………………………………………….
Catatan lain : tidak ada

9. POLA REPRODUKTIF – SEKSUALITAS


 Reproduksi & Seksualitas
 Apakah klien saat ini mengalami : ( ) Menopause ( ) amenorrhea ( ) dishmenorhea
( ) impotensi ( ) penurunan libido ( ) Nyeri
 Apakah klien saat ini menggunakan kontrasepsi : ( ) tidak ( ) Ya, jika ya, jenis kontrasepsi
……………………… dan telah digunakan selama …………. Bln / tahun.
 Apakah klien mengalami masalah terkait dengan fungsi reproduksi ? (  ) Tidak
( ) Ya, jika ya, jelaskan ………………………………………………….
 Apakah klien mengalami masalah terkait dengan fungsi seksual ? (  ) Tidak
( ) Ya, jika ya, jelaskan ………………………………………………….
Catatan lain : tidak ada

10. POLA TOLERANSI TERHADAP STRESS – KOPING


 Toleransi terhadap stress – koping
 Adakah kejadian yang pernah dialami oleh klien hingga saat ini yang sangat
menimbulkan stress ? (  ) tidak ada ( ) ada,
yaitu…………………………………………………………
 Apakah klien belakangan ini merasakan perasaan : (  ) Kecemasan ( ) Takut
( ) Sedih ( ) Bingung ( ) Kehilangan harapan / putus asa ( ) tertekan
 Apakah strategi yang biasanya digunakan oleh klien untuk menghilangkan perasaan
diatas ? uraikan : tidak berpikiran negatif dan menerima penyakit yang dialaminya
dengan lapang dada.
 Apakah strategi tersebut dirasakan efektif oleh klien ? (  ) selalu efektif
( ) tidak selalu efektif ( ) tidak efektif
 Apakah klien mengetahui beberapa teknik relaksasi / menenangkan diri / meredakan
stress ? ( ) Tidak (  ) mengetahui, yaitu napas dalam dan berjalan-jalan
dilingkungan sekitar.
 Jika mengetahui, apakah klien pernah menggunakannya ? (  ) ya
( ) tidak, karena……………………………………………………………………………………………………………
 Apakah saat ini klien tampak : ( ) tegang ( ) murung / sedih ( ) gelisah
( ) menyendiri ( ) tatapan kosong ( ) banyak bertanya

11. POLA KEYAKINAN – NILAI


 Latar belakang budaya / etnik : suku jawa.
 Apakah tujuan hidup menurut klien :
Tujuan hidup menurut klien adalah lulus kuliah, bekerja demi menggapai cita-cita, dan
membahagiakan orang tua pada masa tua nanti.

 Keyakinan klien yang berkaitan dengan masalah kesehatan saat ini :


Ketika klien merasakan sakit selalu membaca dzikir dan melakukan sholat.

 Keyakinan keluarga yang berkaitan dengan masalah kesehatan saat ini :


Keluarga berharap klien dapat sembuh dengan rajin melakukan pemeriksaan mata dan
terapi fisik bila diperlukan.

 Apakah menurut klien pendekatan keyakinan / budaya / agama penting dalam


penyelesaian masalah kesehatan saat ini : ( ) tidak (  ) Ya, Penting
 Apakah selama di RS klien mengalami kesulitan dalam menjalankan ritual
keyakinan/budaya atau agamanya ? (  ) tidak ( ) Ya, jelaskan ………………………………………

D. PEMERIKSAAN FISIK
TANDA – TANDA VITAL : TD : 120/80 mmHg, Nadi : 84 x/menit (  ) kuat ( ) lemah
(  ) Teratur ( ) Tidak teratur RR : 20 x/mnt ( ) teratur ( )
tidak
Teratur. Irama nafas : (  ) normal ( ) Cheyne Stokes ( ) Biot
( ) Kussmaul ( ) Hyperventilasi ( ) Apneustik
STATUS MENTAL : (  ) composmentis ( ) Delirium ( ) Somnolen ( ) Stupor ( ) Koma
1. Kepala :
Rambut lurus, agak jarang, warna hitam lebat, kulit kepala bersih, mata simetris,
konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak
tinggi. hidung simetris, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip,bibir terlihat lembab,
tidak ada gusi bengkak dan sariawan, telinga bersih dan tidak ada nyeri tekan.
2. Leher :
Tidak ada nodul, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid

3. Thorax ( Jantung & Paru):


a. Inspeksi : bentuk dada simetris
b. Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
c. Perkusi : perrkusi terdengar sonor pada paru dan pekak pada jantung
d. Auskultasi : auskultasi pada paru dan jantung terdengar vesikuler, tidak
terdapat bunyi napas tambahan.

Abdomen
a. Inspeksi : bentuk abdomen simetris, tidak ada luka maupun bekas operasi.
b. Auskultasi : terdengar peristaltic usus 12x/menit
c. Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak kembung, tidak ada pembesaran
hati dan limpa

d. Perkusi : perkusi terdengar tymphany


4. Punggung & Tulang Belakang : bagian punggung simetris dan tulang belakang tidak ada
kelainan
5. Genetalia & Rektum : area genitalia dan rectum bersih, klien mengatakan rajin
membersihkan area tersebut
6. Ekstremitas Atas & Bawah : ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada
pembengkakan, tidak ada nyeri tekan.

7. Kekuatan otot :
55
55

8. Pemeriksaan Khusus :
a. Neurologi
Sensorik : pemeriksaan sensasi gerak dan posisi yaitu klien mengangkat kedua
lengan didepan klien menghadap keatas dan mempertahankan kedua lengan pada
posisi tersebut, hasilnya negatif.
Motorik : ___________________________________________________________
Reflek Fisiologis : Bicep : kanan negatif kiri negatif Tricep : kanan negatif kiri
negatif
Tendo Achiles : kanan negatif kiri negatif Abdomen : negatif
Reflek Patologis dan rangsang meningeal :
Babinsky : kanan negatif kiri negatif Brudzinsky I : negatif
Brudzinsky II : negatif Chadok : negatif Hoffman Turner : negatif
Laseque : negatif Kaku Kuduk : negatif
12 Syaraf Kranial :
Nervus I : fungsi penciuman baik
Nervus II : penglihatan kabur dan tidak jelas saat melihat obyek jarak jauh
Nervus III : fungsi kontraksi terhadap cahaya baik
Nervus IV : fungsi kontraksi terhadap cahaya baik
Nervus V : dapat merasakan usapan
Nervus VI : fungsi kontraksi terhadap cahaya baik
Nervus VII : mampu merasakan rasa manis, asin, dan pahit.
Nervus VIII : fungsi pendengaran baik
Nervus IX : mampu menelan
Nervus X : mampu menoleh
Nervus XI : mampu mengangkat bahu
Nervus XII : mampu menggerakkan lidah
9. Kaki Diabetes (Khusus untuk pasien dengan DM)
- Ankle Brakhial Indeks (ABI) : Kanan_________ Kiri _____________
- Monofilamen : Kanan_________________________________________________
Kiri ___________________________________________________
- Ulkus DM : Lokasi ____________________________________________________
Gambar :

P : Peripheral _______________________________________________________
E : Extend or Size : ___________________________________________________
D : Depth or Tissue Loss : ______________________________________________
I : Infection and Sensation : ___________________________________________
S : Severe :__________________________________________________________

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK


(Laboratorium, Radiologi, USG, CT Scan, MRI, Kultur, dll bila diperlukan buat dalam bentuk
daftar / table hasil pemeriksaan yg menunjukkan perkembangan hasil pemeriksaan)

F. DAFTAR TERAPI (OBAT, CAIRAN, dll)


NAMA DOSIS MULAI INDIKASI EFEK SAMPING
RUTE PEMBERIAN (lihat DOI) (lihat DOI)
PEMBERIAN
Atropine Kondisi Melalui  Tegangnya 1. Sakit kepala
peradangan tetes mata otot pada 2. Penglihatan
saluran kabur, kelopak
mata bagian
pencernaan mata
tengah akibat radang membengkak,
usus besar dan mata
Dewasa : 1-2
(kolitis), sensitif
tetes larutan irritable bowel terhadap
syndrome cahaya
atropin 0,5-1%,
(IBS), atau 3. Mulut dan
4 kali sehari. diverkulitis. tenggorokan
 Produksi lendir terasa kering
Sebelum
tubuh yang 4. Gangguan
pemeriksaan berlebih, indra pengecap
seperti lendir (lidah)
mata
pada saluran 5. Mual
Dewasa: 1 tetes pernapasan 6. Perut kembung
atau air liur 7. Konstipasi
larutan atropin
yang 8. Sulit buang air
1%, 2 kali menyebabkan
kecil
sialorrhea,
sehari, selama
yaitu kondisi di
1-2 hari mana air liur
terus mengalir
sebelum
dan menetes
prosedur (ngences).
 Meredakan
pemeriksaan,
nyeri akibat
atau diberikan 1 peradangan
mata bagian
jam sebelum
tengah, serta
prosedur melemaskan
otot mata
pemeriksaan
sebelum
dilakukan. pemeriksaan
mata.
SKALA BRADEN UNTUK PREDIKSI RISIKO LUKA TEKAN

Nama Klien : Ny. W Jenis Kelamin : L /  P No. Register : 2302 Tanggal Penilaian Risiko : 19 November 2020

PARAMETER TEMUAN SKOR

3
Persepsi Sensori 1. Tidak merasakan/respon thd 2. Gangguan sensori pada bagian 3. Gangguan sensori pada 1 atau 4. Tidak ada gangguan sensori,
stimuli nyeri, menurun ½ permukaan tubuh atau hny 2 ekstremitas atau berespon berespon penuh terhadap
kesadaran berespon pd stimuli nyeri, tdk pd perintah verbal tp tdk perintah verbal.
dpt menkomunikasikan selalu mampu mengatakan
ketidaknyamanan ketidaknyamanan
2
Kelembaban 1. Selalu terpapar oleh keringat 2. Kulit Lembab 3. Kulit kadang-kadang lembab 4. Kulit kering
atau urine basah

4
Aktivitas 1. Tergeletak di tempat tidur 2. Tidak bisa berjalan 3. Berjalan pada jarak terbatas 4. Dapat berjalan sekitar
Ruangan
3
Mobilitas 1. Tidak mampu bergerak 2. Tidak dapat merubah posisi 3. Dapat merubah posisi 4. Dapat merubah posisi tidur
secara tepat dan teratur ekstremitas mandiri tanpa bantuan

3
Nutrisi 1. Tidak dapat menghabiskan 2. Jarang mampu menghabiskan 3. Mampu menghabiskan lebih 4. Dapat menghabis kan porsi
1/3 porsi makannya, sedikit ½ porsi makanannya atau dari ½ porsi makannya Makannya, tidak memerlukan
minum, puasa atau NPO lebih intake cairan kurang dari suplementasi nutrisi.
dari 5 hari jumlah optimum

3
Gesekan 1. Tidak mampu mengangkat 2. Membutuhkan bantuan 3. Dapat bergerak bebas tanpa
badannya sendiri, atau minimal mengangkat Gesekan
spastik, kontraktur atau tubuhnya
gelisah

18
SKOR
Diadopsi dari Braden & Bergstom (1998), AHCPR (2008) Skor : 15 – 18 berisiko, 13 – 14 risiko sedang, 10 – 12 risiko tinggi, ≤ 9 risiko sangat tinggi
ANALISA DATA

No. DS/DO MASALAH KEPERAWATAN ETIOLOGI

1. DS : Gangguan mobilitas fisik Gangguan persepsi


sensori dibuktikan
1. Klien mengatakan sulit
dengan penurunan
bergerak aktif jika tidak
lapang pandang
memakai alat bantu
penglihatan.
penglihatan dikarnakan
tidak bisa melihat jarak
jauh.
2. Klien mengatakan ketika
melihat jarak jauh tidak
pakai alat bantu
penglihatan mata klien
terasa sakit dan pusing.

DO :

1. Klien tampak melakukan


gerakan terbatas saat
tidak pakai alat bantu
penglihatan.
2. Klien tampak cemas saat
keluar tidak pakai alat
bantu penglihatan

2. DS : Gangguan persepsi sensori Gangguan penglihatan

1. Klien mengatakan
pandangan melihat jarak
jauh masih tidak jelas.
2. Klien mengatakan
pandangan berkabut.

DO :
1. Visus berkurang,
penurunan ketajaman
penglihatan, dan terdapat
kekeruhan pada lensa
mata.

3. DS : Resiko cedera Keterbatasan


penglihatan.
1. Klien mengatakan sulit
melakukan pergerakann
dimalam hari dikarnakan
keterbatasan penglihatan.

DO :

1. Klien tampak lebih berhati-


hati dalam melakukan
aktivitas.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan persepsi sensori dibuktikan


dengan penurunan lapang pandang penglihatan.
2. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan.
3. Resiko cedera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan.
INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Keperawatan Rasional
1. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji dan dokumentasikan 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam ketajaman penglihatan (visus) ketajaman penglihatan
gangguan persepsi sensori diharapkan klien memperlihatkan besar. klien.
dibuktikan dengan mobilitas dengan kriteria hasil : 2. Monitor refleks kornea 2. Untuk mengetahui fungsi
penurunan lapang 1. Memperlihatkan alat 3. Mengkaji fungsi tentang apa kornea mata.
pandang penglihatan. penggunaan alat bantu secara yang bisa dilihat dan tidak bisa 3. Untuk mengetahui
benar dengan pengawasan. dilihat oleh klien. seberapa besar klien tidak
2. Meminta bantuan untuk 4. Anjurkan klien tidak terpapar dapat melihat dalam jarak
aktivitas mobilisasi, jika cahaya terlalu lama (missal jauh.
diperlukan. layar computer, laptop, televisi) 4. Terpapacar cahaya terlalu
5. Anjurkan menggunakan lama dapat menyebabkan
kacamata proteksi UV atau mata mudah lelah dan sakit
pakai topi lebar jika sedang mata.
berada dibawah panas terik 5. Sinar matahari membuat
matahari. mata silau dan sakit.
6. Anjurkan menghindari 6. Penggunaan lensa kontak
penggunaan lensa kontak lebih lebih dari 19 jam dapat
dari 19 jam. menyebabkan mata iritasi
7. Anjurkan menghindarkan san perih.
membaca dengan pencahayaan 7. Membaca dalam
redup pencahayaan kurang dapat
menyebabkan
bertambahnya penurunan
ketajaman penglihatan.
2. Gangguan persepsi sensori Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi tingkat/derajat serta 1. Observasi dilakukan secara
berhubungan dengan
keperawatan 1x24 jam klien tipe kehilangan penglihatan. keseluruhan dilakukan
gangguan penglihatan.
menunjukkan status neurologis : Gunakan data-data pengkajian untuk menentukan tingkat
fungsi motoric sensorik/kranial sebagai acuan untuk gangguan penglihatan klien
dan menunjukkan orientasi melakukan observasi serta untuk menentukan
kognitif dengan kriteria hasil : selanjutnya. perawatan yang tepat.
2. Observasi deskripsi fungsional 2. Untuk mengetahui batas
1. Klien berinteraksi secara apa yang dapat dilihat dan ketajaman kemampuan
sesuai dengan orang lain dan tidak dapat dilihat oleh klien. klien dalam melihat.
lingkungan. 3. Observasi tipe dan jumlah 3. Untuk mengetahui
2. Klien mempertahankan rangsangan yang dapat seberapa besar rangsangan
ketajaman lapang penglihatan diterima klien. yang dapat diterima oleh
tanpa kehilangan lebih lanjut. 4. Meningkatkan komunikasi : mata klien.
3. Mengompensasi deficit deficit penglihatan sehingga 4. Klien miopi dengan
sensori dengan klien mampu untuk mengenali gangguan penglihatan
memaksimalkan indera yang objek dan lingkungan susah menginterpretasikan
tidak rusak. sekitarnya. obyek yang berada dalam
4. Menginterpretasikan objek 5. Manajemen lingkungan dengan jarah jauh sehingga
yang dikomunikasikan orang kemampuan penglihatan. membutuhkan bantuan
lain dengan benar. 6. Kolaborasi dalam pemilihan interpretasi melalui
alat bantu penglihatan seperti komunikasi.
kacamata atau lensa kontak 5. Lingkungan membantu
dengan lensa negatif. klien untuk mengetahui
kemampuan penglihatan.
6. Alat bantu penglihatan
seperti lensa cekung dapat
membantu klien melihat
obyek dalam jarak jauh.
3. Resiko cedera Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi area lingkungan 1. Untuk membatasi
berhubungan dengan
keperawatan selama 1x24 jam yang berpotensi menyebabkan pergerakan klien dalam
keterbatasan penglihatan.
diharapkan klien tidak mengalami cedera. lingkungan dan
cedera dengan kriteria hasil : 2. Jelaskan tentang kemungkinan menghindari resiko
yang terjadi akibat penurunan terjadinya cedera.
1. Mempertahankan bagian tajam penglihatan. 2. Agar klien dapat menerima
tubuh yang tidak cedera 3. Beritahu klien agar lebih penyakit yang dialaminya
secara mandiri. berhati-hati dalam melakukan dengan lapang dada dan
aktivitas. memalukan terapi fisik yang
4. Batasi aktivitas seperti diperlukan.
mengendarai kendaraan pada 3. Gangguan penglihatan
malam hari. dapat menyebabkan resiko
5. Gunakan kacamata koreksi atau terjadinya cedera.
pertahanan perlindungan mata 4. Penggunaan kacamata
sesuai indikasi untuk dapat melindungi klien dari
menghindari cedera. resiko terjadinya cedera.
6. Diskusikan mengenai latihan 5. Terapi fisik bertujuan untuk
dan terapi fisik yang mengurangi visus
diperlukan. penglihatan klien.
7. Diskusikan mengenai alat bantu 6. Kacamata dapat membantu
mobilitas yang sesuai (misal klien untuk melakukan
kacamata). mobilitas.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama : Ny. W
Umur : 20 tahun.
Diagnosa medis : Miopi

Tanggal dan jam Implementasi Keperawatan Evaluasi


Rabu, 18 1. Mengkaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan S :
November 2020
(visus) besar.
 Klien mengatakan sulit bergerak aktif jika tidak
2. Memonitor refleks kornea
memakai alat bantu penglihatan dikarnakan tidak
3. Mengkaji fungsi tentang apa yang bisa dilihat dan tidak
bisa melihat jarak jauh.
bisa dilihat oleh klien.
 Klien mengatakan ketika melihat jarak jauh tidak
4. Menganjurkan klien tidak terpapar cahaya terlalu lama
pakai alat bantu penglihatan mata klien terasa
(missal layar computer, laptop, televisi)
sakit dan kepala pusing.
5. Menganjurkan menggunakan kacamata proteksi UV atau
pakai topi lebar jika sedang berada dibawah panas terik O :
matahari.
 Klien tampak melakukan gerakan terbatas saat
6. Menganjurkan menghindari penggunaan lensa kontak
tidak pakai alat bantu penglihatan.
lebih dari 19 jam.
 Klien tampak cemas saat keluar tidak pakai alat
7. Menganjurkan menghindarkan membaca dengan bantu penglihatan.
pencahayaan redup
A : masalah gangguan mobilitas fisik belum teratasi.
8. Teteskan obat mata, jika perlu. P : lanjutkan intervensi.

1. Mengkaji dan dokumentasikan ketajaman


penglihatan (visus) besar.
2. Memonitor refleks kornea
3. Mengkaji fungsi tentang apa yang bisa dilihat dan
tidak bisa dilihat oleh klien.
4. Menganjurkan klien tidak terpapar cahaya terlalu
lama (missal layar computer, laptop, televisi)
5. Menganjurkan menggunakan kacamata proteksi UV
atau pakai topi lebar jika sedang berada dibawah
panas terik matahari.
6. Menganjurkan menghindari penggunaan lensa kontak
lebih dari 19 jam.
7. Menganjurkan menghindarkan membaca dengan
pencahayaan redup
8. Teteskan obat mata, jika perlu.

Observasi tingkat/derajat serta tipe kehilangan penglihatan. S :


Gunakan data-data pengkajian sebagai acuan untuk
 Klien mengatakan pandangan melihat jarak jauh
melakukan observasi selanjutnya.
masih tidak jelas.
Observasi deskripsi fungsional apa yang dapat dilihat dan
 Klien mengatakan pandangan berkabut.
tidak dapat dilihat oleh klien.
Observasi tipe dan jumlah rangsangan yang dapat diterima O :
klien.
 Visus berkurang, penurunan ketajaman
Meningkatkan komunikasi : deficit penglihatan sehingga klien penglihatan, dan terdapat kekeruhan pada lensa
mata.
mampu untuk mengenali objek dan lingkungan sekitarnya. A : masalah gangguan persepsi sensori belum teratasi.
Manajemen lingkungan dengan kemampuan penglihatan. P : lanjutkan intervensi
Kolaborasi dalam pemilihan alat bantu penglihatan seperti 1. Observasi tingkat/derajat serta tipe kehilangan
kacamata atau lensa kontak dengan lensa negatif. penglihatan. Gunakan data-data pengkajian sebagai
acuan untuk melakukan observasi selanjutnya.
2. Observasi deskripsi fungsional apa yang dapat dilihat
dan tidak dapat dilihat oleh klien.
3. Observasi tipe dan jumlah rangsangan yang dapat
diterima klien.
4. Meningkatkan komunikasi : deficit penglihatan
sehingga klien mampu untuk mengenali objek dan
lingkungan sekitarnya.
5. Manajemen lingkungan dengan kemampuan
penglihatan.
6. Kolaborasi dalam pemilihan alat bantu penglihatan
seperti kacamata atau lensa kontak dengan lensa
negatif.

1. Identifikasi area lingkungan yang berpotensi S :


menyebabkan cedera.
 Klien mengatakan sulit melakukan pergerakann
2. Jelaskan tentang kemungkinan yang terjadi akibat
dimalam hari dikarnakan keterbatasan
penurunan tajam penglihatan. penglihatan.
3. Beritahu klien agar lebih berhati-hati dalam melakukan
O:
aktivitas.
4. Batasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada  Klien tampak lebih berhati-hati dalam melakukan
aktivitas
malam hari.
5. Gunakan kacamata koreksi atau pertahanan A : masalah resiko cedera belum teratasi
perlindungan mata sesuai indikasi untuk menghindari
cedera. P : lanjutkan intervensi

6. Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang


1. Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
diperlukan.
menyebabkan cedera.
7. Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai
2. Jelaskan tentang kemungkinan yang terjadi akibat
(misal kacamata).
penurunan tajam penglihatan.
3. Beritahu klien agar lebih berhati-hati dalam
melakukan aktivitas.
4. Batasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada
malam hari.
5. Gunakan kacamata koreksi atau pertahanan
perlindungan mata sesuai indikasi untuk menghindari
cedera.
6. Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang
diperlukan.
7. Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai
(misal kacamata).

Kamis, 19 1. Mengkaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan S :


November 2020
(visus) besar.  Klien mengatakan akan melakukan aktivitas sesuai
2. Memonitor refleks kornea dengan kemampuannya.
3. Mengkaji fungsi tentang apa yang bisa dilihat dan tidak O :
bisa dilihat oleh klien.  Klien mampu melakukan gerakan latihan fisik
4. Menganjurkan klien tidak terpapar cahaya terlalu lama dengan benar.
(missal layar computer, laptop, televisi)  Klien dapat melakukan ADL secara mandiri
5. Menganjurkan menggunakan kacamata proteksi UV atau  Klien tampak jika mau bepergian menggunakan
pakai topi lebar jika sedang berada dibawah panas terik alat bantu penglihatan.
matahari. A : masalah gangguan mobilitas fisik teratasi sebagian
6. Menganjurkan menghindari penggunaan lensa kontak P : lanjutkan intervensi.
lebih dari 19 jam. 1. Mengkaji dan dokumentasikan ketajaman
7. Menganjurkan menghindarkan membaca dengan penglihatan (visus) besar.
pencahayaan redup 2. Memonitor refleks kornea
8. Teteskan obat mata, jika perlu. 3. Mengkaji fungsi tentang apa yang bisa dilihat dan
tidak bisa dilihat oleh klien.
4. Menganjurkan klien tidak terpapar cahaya terlalu
lama (missal layar computer, laptop, televisi)
5. Menganjurkan menggunakan kacamata proteksi UV
atau pakai topi lebar jika sedang berada dibawah
panas terik matahari.
6. Menganjurkan menghindari penggunaan lensa kontak
lebih dari 19 jam.
7. Menganjurkan menghindarkan membaca dengan
pencahayaan redup
8. Teteskan obat mata, jika perlu.

1. Observasi tingkat/derajat serta tipe kehilangan S :


penglihatan. Gunakan data-data pengkajian sebagai  Klien mengatakan pandangan masih tidak jelas.
acuan untuk melakukan observasi selanjutnya. O:
2. Observasi deskripsi fungsional apa yang dapat dilihat dan  Masih terdapat penurunan ketajaman
tidak dapat dilihat oleh klien. penglihatan dan visus berkurang.
3. Observasi tipe dan jumlah rangsangan yang dapat A : masalah belum teratasi
diterima klien. P : lanjutkan intervensi
4. Meningkatkan komunikasi : deficit penglihatan sehingga 1. Observasi tingkat/derajat serta tipe kehilangan
klien mampu untuk mengenali objek dan lingkungan penglihatan. Gunakan data-data pengkajian sebagai
sekitarnya. acuan untuk melakukan observasi selanjutnya.
5. Manajemen lingkungan dengan kemampuan penglihatan. 2. Observasi deskripsi fungsional apa yang dapat dilihat
6. Kolaborasi dalam pemilihan alat bantu penglihatan dan tidak dapat dilihat oleh klien.
seperti kacamata atau lensa kontak dengan lensa negatif. 3. Observasi tipe dan jumlah rangsangan yang dapat
diterima klien.
4. Meningkatkan komunikasi : deficit penglihatan
sehingga klien mampu untuk mengenali objek dan
lingkungan sekitarnya.
5. Manajemen lingkungan dengan kemampuan
penglihatan.
6. Kolaborasi dalam pemilihan alat bantu penglihatan
seperti kacamata atau lensa kontak dengan lensa
negatif.

1. Identifikasi area lingkungan yang berpotensi S :


menyebabkan cedera.  Klien mengatakan dalam melakukan aktivitas
pada pagi, siang, dan sore hari dengan hati-hati.
2. Jelaskan tentang kemungkinan yang terjadi akibat
O:
penurunan tajam penglihatan.  Klien tampak menggunakan kacamata pada saat
3. Beritahu klien agar lebih berhati-hati dalam melakukan bepergian apalagi dimalam hari.

aktivitas.
A : masalah resiko cedera teratasi sebagian
4. Batasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada
malam hari. P : lanjutkan intervensi
5. Gunakan kacamata koreksi atau pertahanan
1. Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
perlindungan mata sesuai indikasi untuk menghindari
menyebabkan cedera.
cedera.
2. Jelaskan tentang kemungkinan yang terjadi akibat
6. Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang penurunan tajam penglihatan.
diperlukan. 3. Beritahu klien agar lebih berhati-hati dalam
7. Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai melakukan aktivitas.
(misal kacamata). 4. Batasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada
malam hari.
5. Gunakan kacamata koreksi atau pertahanan
perlindungan mata sesuai indikasi untuk menghindari
cedera.
6. Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang
diperlukan.
7. Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai
(misal kacamata).

Jumat, 20 S:
November 2020
 Klien bisa memperagakan menggunakan alat
bantu penglihatan dengan benar.
 Klien mengatakan bisa mempraktekkan fungsi
penglihatan tentang apa yang bisa dilihat dan
tidak bisa dilihat oleh mata klien.
O:
 Refleks kornea mata klien baik.
 Masih terdapat penurunan ketajaman
penglihatan tetapi visus membaik.
 Klien terlihat lebih rileks dan nyaman
menggunakan kacamata saat melakukan aktivitas
A : masalah gangguan mobilitas fisik teratasi

P : hentikan intervensi.

1. Observasi tingkat/derajat serta tipe kehilangan S :


 Klien mengatakan bisa menginterpretasikan
penglihatan. Gunakan data-data pengkajian sebagai
obyek yang dikomunikasikan orang lain dengan
acuan untuk melakukan observasi selanjutnya. benar.
 Klien mengatakan jika menggunakan alat bantu
2. Observasi deskripsi fungsional apa yang dapat dilihat dan
klien bisa melihat obyek dengan jelas.
tidak dapat dilihat oleh klien. O:
 Masih terdapat penurunan ketajaman
3. Observasi tipe dan jumlah rangsangan yang dapat
penglihatan dan visus membaik
diterima klien. 
4. Meningkatkan komunikasi : deficit penglihatan sehingga A : masalah gangguan persepsi sensori teratasi sebagian

klien mampu untuk mengenali objek dan lingkungan P : lanjutkan intervensi.


sekitarnya.
1. Observasi tingkat/derajat serta tipe kehilangan
5. Manajemen lingkungan dengan kemampuan penglihatan.
penglihatan. Gunakan data-data pengkajian sebagai
6. Kolaborasi dalam pemilihan alat bantu penglihatan
acuan untuk melakukan observasi selanjutnya.
seperti kacamata atau lensa kontak dengan lensa negatif.
2. Observasi deskripsi fungsional apa yang dapat dilihat
dan tidak dapat dilihat oleh klien.
3. Observasi tipe dan jumlah rangsangan yang dapat
diterima klien.
4. Meningkatkan komunikasi : deficit penglihatan
sehingga klien mampu untuk mengenali objek dan
lingkungan sekitarnya.
5. Manajemen lingkungan dengan kemampuan
penglihatan.
6. Kolaborasi dalam pemilihan alat bantu penglihatan
seperti kacamata atau lensa kontak dengan lensa
negatif.

S:
 Klien mengatakan dalam melakukan aktivitas
sudah bisa meminimalisir terjadinya resiko
cedera, misal melakukan aktivitas dengan
menggunakan alat bantu penglihatan sepetrti
kacamata.
O:
 Klien tampak melakukan aktivitas secara benar
dan sangat berhati-hati.
 Jika klien keluar rumah selalu menggunakan alat
bantu penglihatan seperti kacamata.

A : masalah resiko cedera teratasi.

P : hentikan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai