NIM : 1814401122
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Pain Moderate Worst Possible
Status Lokalis :
Tidak 0
1 Riwayat jatuh yang baru atau < 3 bulan terakhir
Ya 25 0
Tidak 0
2 Diagnosa medis sekunder > 1
Ya 15 0
Alat Bantu Jalan
a. Bedrest dibantu perawat 0
3
b. Penopang / Tongkat / Walker 15
c. Berpegangan pd benda sekitar / furniture 30 0
Tidak 0
4 Apakah pasien menggunakan infus
Ya 20 20
Gaya berjalan / pindah
a. Normal / Bedrest / immobile tdk dpt bergerak sendiri 0
5
b. Lemah tidak bertenaga 10
c. Gangguan / tidak normal (pincang / diseret) 20 10
6 Status Mental 0
a. Sadar penuh 0
b. Keterbatasan daya ingat 15
JUMLAH SKOR
30
Lingkari kategori skor yg diperoleh :
SKOR ∆ KODE
1. Tidak Berisiko, tindakan perawatan dasar 0 - 24 HIJAU
Risiko rendah, tindakan pencegahan jatuh
2.
standar 25 - 50 KUNING
Risiko tinggi, tindakan pencegahan jatuh risiko
3.
tinggi > = 51 MERAH
1. Keluhan utama saat pengkajian : pandangan kabur dan tidak jelas, visus berkurang, klien selalu
memicingkan mata saat melihat obyek jarak jauh.
2. Riwayat penyakit Sekarang :
Mengalami penurunan ketajaman penglihatan pada mata kiri dan kanan.
3. Riwayat Alergi (Obat, Makanan, dll) : klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat
dan makanan
Bentuk reaksi alergi yg dialami : tidak ada
4. Daftar obat/Herbal yang sering digunakan sebelum masuk RS :
NAMA OBAT/HERBAL FREKUENSI NAMA OBAT/HERBAL FREKUENSI
Diminum 1x sehari
untuk
meningkatkan
Jamu beras kencur system imunitas
dan jamu temulawak tubuh
: perempuan
Catatan lain :
Tidak ada.
Upaya menjaga/meningkatkan status kesehatan yg selama ini dilakukan
( ) Olahraga : teratur / tidak teratur / tidak pernah. Jika olahraga, jenisnya :
……………………….
( ) Minum air putih : 2,5 L/hari ( ) Kopi ( ) teh ( ) Soda ( ) Minuman bersuplemen
Frekuensi konsumsi jenis minuman tsb : 1 x/hr ( ) Makanan, diet tertentu : tidak ada
( ) Merokok, Jenis……………….. Jumlah …….btg/hari Merokok sejak usia…… thn, lama ………. thn
Jenis rokok :…………………… Keinginan berhenti merokok : ( ) Ada ( ) Tidak ada
Upaya Berhenti merokok : ( ) Pernah ( ) Belum pernah
Jika pernah : ( ) berhasil
( ) Tidak berhasil, kendala : ………………………
Jika mengalami tekanan/masalah, cara melampiaskan stress : ( ) Marah-marah
( ) Merusak barang-barang
( ) Memukul, mencubit, menciderai, meninju
orang lain maupun diri sendiri.
( ) Menangis
( ) Memendam perasaan
( ) Mengatakannya secara baik-baik
Pola Makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir (Jika klien dirawat > 3 hari, maka lakukan
pengkajian pola makan 3 hr terakhir)
( ) 3 hari terakhir ( ) 24 jam terakhir
Jenis diet : tidak ada. (Lih. di catatan medis)
Bentuk makanan yg diberikan : ( ) padat ( ) Bubur biasa ( ) Bubur saring ( ) Cair
Cara Pemberian : ( ) Oral ( ) Sonde ( ) Parenteral
Frekuensi pemberian : 3x/hari Kudapan/camilan : 3x / hari
Kemampuan makan : ( ) mandiri ( ) bantuan ( ) tergantung total
Porsi yg dihabiskan dari makanan yg disediakan :
( ) satu porsi habis setiap kali makan ( ) ½ - ¾ porsi ( ) < ½ porsi
Alasan tidak menghabiskan makan : karna merasa sudah kenyang
Makanan lain diluar diet yg dikonsumsi : tidak ada
Catatan lain : klien hanya makan ½ - ¾ porsi dikarnakan merasa mual dan kenyang
Energi Metabolik
( ) merasa lemah ( ) merasa tenaga menurun ( ) mudah lelah
( ) tidak mampu melakukan aktifitas ( ) tidak ada tenaga
3. POLA ELIMINASI
Eliminasi buang air kecil (b.a.k)
( ) Tidak di kateterisasi urine (jika pasien di kateter maka pertanyaan langsung ke bagian
dilakukan kateterisasi urine)
( ) Frekuensi b.a.k dalam 24 jam : 5-6 x/hr ( ) Penggunaan bedpan / urinal diatas TT
( ) Ke toilet : ( ) mandiri ( ) dengan bantuan
Apakah klien diinstruksikan untuk tampung urine 24 jam
( ) Ya, untuk keperluan ……………………………………………..
( ) Tidak, karena klien sudah melakukan pengecekan yang lain.
Warna urine : ( ) kuning jernih ( ) Keruh ( ) berbusa ( ) Merah terang ( ) Merah pekat
( ) bekuan darah
Bau urine : ( ) normal ( ) busuk ( ) anyir
Masalah dalam pengeluaran urine : ( ) Nyeri ( ) Aliran tersendat ( ) enuresis ( ) Incontinensia
( ) retensi parsial/total ( ) urine menetes ( ) mengedan ( ) keluar pasir-pasir
( ) Dilakukan kateterisasi urine, jenisnya ……………………. Lama kateter terpasang : ……………….hari
Kebersihan kateter : ( ) bersih ( ) tampak kotor
Keluhan klien terhadap kateter terpasang : ( ) nyeri ( ) panas ( ) perih ( ) tidak nyaman
Aliran urine dlm selang kateter : ( ) lancar ( ) tersendat
Warna urine dalam urine bag/selang kateter : ( ) kuning jernih ( ) kuning pekat ( ) keruh
( ) berkabut/granulasi ( ) merah terang ( ) merah pekat
Volume urine bag dalam 3 jam terakhir : ………………ml
Volume urine bag dalam 6 jam terakhir : ………………ml
Volume urine bag dalam 8 jam terakhir : ………………ml
Volume urine bag dalam 24 jam terakhir : …………… ml
Volume cairan irigasi (jika dilakukan irigasi blas) dalam 24 jam terakhir : ……………….ml.
Tetesan irigasi : ……………….. tts/menit
Kognitif
Tingkat pendidikan terakhir : SMA
Kemampuan mengambil keputusan : ( ) mampu ( ) ragu-ragu ( ) tidak mampu
mengambil keputusan ( ) buta aksara ( ) buta angka
Kemampuan mengingat : Jangka pendek : ( ) mampu ( ) Tidak mampu,
Jangka Panjang : ( ) mampu ( ) tidak mampu
D. PEMERIKSAAN FISIK
TANDA – TANDA VITAL : TD : 120/80 mmHg, Nadi : 84 x/menit ( ) kuat ( ) lemah
( ) Teratur ( ) Tidak teratur RR : 20 x/mnt ( ) teratur ( )
tidak
Teratur. Irama nafas : ( ) normal ( ) Cheyne Stokes ( ) Biot
( ) Kussmaul ( ) Hyperventilasi ( ) Apneustik
STATUS MENTAL : ( ) composmentis ( ) Delirium ( ) Somnolen ( ) Stupor ( ) Koma
1. Kepala :
Rambut lurus, agak jarang, warna hitam lebat, kulit kepala bersih, mata simetris,
konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak
tinggi. hidung simetris, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip,bibir terlihat lembab,
tidak ada gusi bengkak dan sariawan, telinga bersih dan tidak ada nyeri tekan.
2. Leher :
Tidak ada nodul, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
Abdomen
a. Inspeksi : bentuk abdomen simetris, tidak ada luka maupun bekas operasi.
b. Auskultasi : terdengar peristaltic usus 12x/menit
c. Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak kembung, tidak ada pembesaran
hati dan limpa
7. Kekuatan otot :
55
55
8. Pemeriksaan Khusus :
a. Neurologi
Sensorik : pemeriksaan sensasi gerak dan posisi yaitu klien mengangkat kedua
lengan didepan klien menghadap keatas dan mempertahankan kedua lengan pada
posisi tersebut, hasilnya negatif.
Motorik : ___________________________________________________________
Reflek Fisiologis : Bicep : kanan negatif kiri negatif Tricep : kanan negatif kiri
negatif
Tendo Achiles : kanan negatif kiri negatif Abdomen : negatif
Reflek Patologis dan rangsang meningeal :
Babinsky : kanan negatif kiri negatif Brudzinsky I : negatif
Brudzinsky II : negatif Chadok : negatif Hoffman Turner : negatif
Laseque : negatif Kaku Kuduk : negatif
12 Syaraf Kranial :
Nervus I : fungsi penciuman baik
Nervus II : penglihatan kabur dan tidak jelas saat melihat obyek jarak jauh
Nervus III : fungsi kontraksi terhadap cahaya baik
Nervus IV : fungsi kontraksi terhadap cahaya baik
Nervus V : dapat merasakan usapan
Nervus VI : fungsi kontraksi terhadap cahaya baik
Nervus VII : mampu merasakan rasa manis, asin, dan pahit.
Nervus VIII : fungsi pendengaran baik
Nervus IX : mampu menelan
Nervus X : mampu menoleh
Nervus XI : mampu mengangkat bahu
Nervus XII : mampu menggerakkan lidah
9. Kaki Diabetes (Khusus untuk pasien dengan DM)
- Ankle Brakhial Indeks (ABI) : Kanan_________ Kiri _____________
- Monofilamen : Kanan_________________________________________________
Kiri ___________________________________________________
- Ulkus DM : Lokasi ____________________________________________________
Gambar :
P : Peripheral _______________________________________________________
E : Extend or Size : ___________________________________________________
D : Depth or Tissue Loss : ______________________________________________
I : Infection and Sensation : ___________________________________________
S : Severe :__________________________________________________________
Nama Klien : Ny. W Jenis Kelamin : L / P No. Register : 2302 Tanggal Penilaian Risiko : 19 November 2020
3
Persepsi Sensori 1. Tidak merasakan/respon thd 2. Gangguan sensori pada bagian 3. Gangguan sensori pada 1 atau 4. Tidak ada gangguan sensori,
stimuli nyeri, menurun ½ permukaan tubuh atau hny 2 ekstremitas atau berespon berespon penuh terhadap
kesadaran berespon pd stimuli nyeri, tdk pd perintah verbal tp tdk perintah verbal.
dpt menkomunikasikan selalu mampu mengatakan
ketidaknyamanan ketidaknyamanan
2
Kelembaban 1. Selalu terpapar oleh keringat 2. Kulit Lembab 3. Kulit kadang-kadang lembab 4. Kulit kering
atau urine basah
4
Aktivitas 1. Tergeletak di tempat tidur 2. Tidak bisa berjalan 3. Berjalan pada jarak terbatas 4. Dapat berjalan sekitar
Ruangan
3
Mobilitas 1. Tidak mampu bergerak 2. Tidak dapat merubah posisi 3. Dapat merubah posisi 4. Dapat merubah posisi tidur
secara tepat dan teratur ekstremitas mandiri tanpa bantuan
3
Nutrisi 1. Tidak dapat menghabiskan 2. Jarang mampu menghabiskan 3. Mampu menghabiskan lebih 4. Dapat menghabis kan porsi
1/3 porsi makannya, sedikit ½ porsi makanannya atau dari ½ porsi makannya Makannya, tidak memerlukan
minum, puasa atau NPO lebih intake cairan kurang dari suplementasi nutrisi.
dari 5 hari jumlah optimum
3
Gesekan 1. Tidak mampu mengangkat 2. Membutuhkan bantuan 3. Dapat bergerak bebas tanpa
badannya sendiri, atau minimal mengangkat Gesekan
spastik, kontraktur atau tubuhnya
gelisah
18
SKOR
Diadopsi dari Braden & Bergstom (1998), AHCPR (2008) Skor : 15 – 18 berisiko, 13 – 14 risiko sedang, 10 – 12 risiko tinggi, ≤ 9 risiko sangat tinggi
ANALISA DATA
DO :
1. Klien mengatakan
pandangan melihat jarak
jauh masih tidak jelas.
2. Klien mengatakan
pandangan berkabut.
DO :
1. Visus berkurang,
penurunan ketajaman
penglihatan, dan terdapat
kekeruhan pada lensa
mata.
DO :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Keperawatan Rasional
1. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji dan dokumentasikan 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam ketajaman penglihatan (visus) ketajaman penglihatan
gangguan persepsi sensori diharapkan klien memperlihatkan besar. klien.
dibuktikan dengan mobilitas dengan kriteria hasil : 2. Monitor refleks kornea 2. Untuk mengetahui fungsi
penurunan lapang 1. Memperlihatkan alat 3. Mengkaji fungsi tentang apa kornea mata.
pandang penglihatan. penggunaan alat bantu secara yang bisa dilihat dan tidak bisa 3. Untuk mengetahui
benar dengan pengawasan. dilihat oleh klien. seberapa besar klien tidak
2. Meminta bantuan untuk 4. Anjurkan klien tidak terpapar dapat melihat dalam jarak
aktivitas mobilisasi, jika cahaya terlalu lama (missal jauh.
diperlukan. layar computer, laptop, televisi) 4. Terpapacar cahaya terlalu
5. Anjurkan menggunakan lama dapat menyebabkan
kacamata proteksi UV atau mata mudah lelah dan sakit
pakai topi lebar jika sedang mata.
berada dibawah panas terik 5. Sinar matahari membuat
matahari. mata silau dan sakit.
6. Anjurkan menghindari 6. Penggunaan lensa kontak
penggunaan lensa kontak lebih lebih dari 19 jam dapat
dari 19 jam. menyebabkan mata iritasi
7. Anjurkan menghindarkan san perih.
membaca dengan pencahayaan 7. Membaca dalam
redup pencahayaan kurang dapat
menyebabkan
bertambahnya penurunan
ketajaman penglihatan.
2. Gangguan persepsi sensori Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi tingkat/derajat serta 1. Observasi dilakukan secara
berhubungan dengan
keperawatan 1x24 jam klien tipe kehilangan penglihatan. keseluruhan dilakukan
gangguan penglihatan.
menunjukkan status neurologis : Gunakan data-data pengkajian untuk menentukan tingkat
fungsi motoric sensorik/kranial sebagai acuan untuk gangguan penglihatan klien
dan menunjukkan orientasi melakukan observasi serta untuk menentukan
kognitif dengan kriteria hasil : selanjutnya. perawatan yang tepat.
2. Observasi deskripsi fungsional 2. Untuk mengetahui batas
1. Klien berinteraksi secara apa yang dapat dilihat dan ketajaman kemampuan
sesuai dengan orang lain dan tidak dapat dilihat oleh klien. klien dalam melihat.
lingkungan. 3. Observasi tipe dan jumlah 3. Untuk mengetahui
2. Klien mempertahankan rangsangan yang dapat seberapa besar rangsangan
ketajaman lapang penglihatan diterima klien. yang dapat diterima oleh
tanpa kehilangan lebih lanjut. 4. Meningkatkan komunikasi : mata klien.
3. Mengompensasi deficit deficit penglihatan sehingga 4. Klien miopi dengan
sensori dengan klien mampu untuk mengenali gangguan penglihatan
memaksimalkan indera yang objek dan lingkungan susah menginterpretasikan
tidak rusak. sekitarnya. obyek yang berada dalam
4. Menginterpretasikan objek 5. Manajemen lingkungan dengan jarah jauh sehingga
yang dikomunikasikan orang kemampuan penglihatan. membutuhkan bantuan
lain dengan benar. 6. Kolaborasi dalam pemilihan interpretasi melalui
alat bantu penglihatan seperti komunikasi.
kacamata atau lensa kontak 5. Lingkungan membantu
dengan lensa negatif. klien untuk mengetahui
kemampuan penglihatan.
6. Alat bantu penglihatan
seperti lensa cekung dapat
membantu klien melihat
obyek dalam jarak jauh.
3. Resiko cedera Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi area lingkungan 1. Untuk membatasi
berhubungan dengan
keperawatan selama 1x24 jam yang berpotensi menyebabkan pergerakan klien dalam
keterbatasan penglihatan.
diharapkan klien tidak mengalami cedera. lingkungan dan
cedera dengan kriteria hasil : 2. Jelaskan tentang kemungkinan menghindari resiko
yang terjadi akibat penurunan terjadinya cedera.
1. Mempertahankan bagian tajam penglihatan. 2. Agar klien dapat menerima
tubuh yang tidak cedera 3. Beritahu klien agar lebih penyakit yang dialaminya
secara mandiri. berhati-hati dalam melakukan dengan lapang dada dan
aktivitas. memalukan terapi fisik yang
4. Batasi aktivitas seperti diperlukan.
mengendarai kendaraan pada 3. Gangguan penglihatan
malam hari. dapat menyebabkan resiko
5. Gunakan kacamata koreksi atau terjadinya cedera.
pertahanan perlindungan mata 4. Penggunaan kacamata
sesuai indikasi untuk dapat melindungi klien dari
menghindari cedera. resiko terjadinya cedera.
6. Diskusikan mengenai latihan 5. Terapi fisik bertujuan untuk
dan terapi fisik yang mengurangi visus
diperlukan. penglihatan klien.
7. Diskusikan mengenai alat bantu 6. Kacamata dapat membantu
mobilitas yang sesuai (misal klien untuk melakukan
kacamata). mobilitas.
Nama : Ny. W
Umur : 20 tahun.
Diagnosa medis : Miopi
aktivitas.
A : masalah resiko cedera teratasi sebagian
4. Batasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada
malam hari. P : lanjutkan intervensi
5. Gunakan kacamata koreksi atau pertahanan
1. Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
perlindungan mata sesuai indikasi untuk menghindari
menyebabkan cedera.
cedera.
2. Jelaskan tentang kemungkinan yang terjadi akibat
6. Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang penurunan tajam penglihatan.
diperlukan. 3. Beritahu klien agar lebih berhati-hati dalam
7. Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai melakukan aktivitas.
(misal kacamata). 4. Batasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada
malam hari.
5. Gunakan kacamata koreksi atau pertahanan
perlindungan mata sesuai indikasi untuk menghindari
cedera.
6. Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang
diperlukan.
7. Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai
(misal kacamata).
Jumat, 20 S:
November 2020
Klien bisa memperagakan menggunakan alat
bantu penglihatan dengan benar.
Klien mengatakan bisa mempraktekkan fungsi
penglihatan tentang apa yang bisa dilihat dan
tidak bisa dilihat oleh mata klien.
O:
Refleks kornea mata klien baik.
Masih terdapat penurunan ketajaman
penglihatan tetapi visus membaik.
Klien terlihat lebih rileks dan nyaman
menggunakan kacamata saat melakukan aktivitas
A : masalah gangguan mobilitas fisik teratasi
P : hentikan intervensi.
S:
Klien mengatakan dalam melakukan aktivitas
sudah bisa meminimalisir terjadinya resiko
cedera, misal melakukan aktivitas dengan
menggunakan alat bantu penglihatan sepetrti
kacamata.
O:
Klien tampak melakukan aktivitas secara benar
dan sangat berhati-hati.
Jika klien keluar rumah selalu menggunakan alat
bantu penglihatan seperti kacamata.
A : masalah resiko cedera teratasi.
P : hentikan intervensi.