Anda di halaman 1dari 6

SINOVIK

BOLA SALJU
( BOLO – BOLO LANANG
SIAP JUANG SELALU )
BOLA SALJU
(BOLO – BOLO LANANG SIAP JUANG SELALU )

1. TUJUAN
Inisiatif ini mempunyai beberapa tujuan utama. Tujuan Pertama Adanya
kemauan dan keberanian seorang suami dan kesiagaan dalam lebih mendampingi
selalu istrinya dalam masa kehamilan. Tidak sedikit suami yang takut berlebihan
terhadap kehamilan istrinya,sampai takutnya tidak pernah mau menemani istrinya
periksa. Padahal dampingan suami sangat perlu. Dan ada juga yang acuh tak acuh
dengan kehamilan istrinya. Menganggap kehamilannya aman aman aja. Karena
kurangnya pengetahuan suami terhadap tanda – tanda bahaya masa kehamilan.
Tujuan Kedua membuat suami semakin berani dalam mendampingi istri pada
saat proses persalinan. Tidak bingung dan tidak panik apabila mendapati tanda –
tanda persalinan pada istrinya. Dan lebih siap dalam menyiapkan segala
keperluan,missal pendonor bila di butuhkan,sarana transportasinya,biaya dan ngerti
alur pelayanan persalinan. Dengan adanya kelas suami yang menjelaskan tanda
tanda bahaya persalinan suami makin ngerti proses – proses persalinan dan
mengikuti SOP yang ada. Tidak sedikit suami atau keluarga yang tidak sabar dalam
menanti proses persalinan,minta untuk dipercepat missal minta di induksi.
Tujuan Ketiga membentuk suami lebih sigap dan tanggap dalam merawat dan
menjaga bayinya,tidak ada ketakutan untuk membantu merawat. Di kelas suami di
jelaskan cara merawat dan menjaga bayi. Dari cara memandikan ,mengganti popok
dan cara pemberian ASI . jadi bisa ikut memantau perkembangan bayinya.

2. KESELARASAN DENGAN KATEGORI DAN KRITERIA YANG DIPILIH

Inisiatif ini sesuai dengan tujuan membantu penurunan AKI/AKB di


wilayah Puskesmas Kwadungan khususnya ,dan di Kab Ngawi umumnya.
Meningkatkan kewaspadaan suami dan keluarga dalam menjaga proses
kehamilan,persalinan sampai dengan merawat dan menjaga bayi. Mengingat masih
ada kematian Ibu dan Bayi di wilayah Puskesmas Kwadungan,ma. Salah satu
strategi untuk menurunkan AKI dan AKB diadakan Kelas Suami ( bola Salju ). Suami
diberikan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam memantau kehamilan dan
persalinan dengan di bekali pengetahuan untuk waspada dan siap menjaga
kehamilan ,sehingga AKI/ AKB bisa di cegah.
3. SIGNIFIKANSI
Inisiatif ini memberikan dampak positif yaitu tingkat kekhwatiran ibu hamil
berkurang. Kalau dampak yang signifikan belum terlihat karena 2 tahun terakhir ini
masih ada kematian Ibu dan Kematian Bayi. Yang jelas setelah dilakukan inovasi
Bola Salju ini suami dan ibu hamil nya tingkat kecemasan sudah berkurang. Sudah
berkurang kasus terlambat pergi ke Tenaga kesehatan/ fasilitas Kesehatan. Karena
rata – rata terjadinya kematian Ibu dan bayi di karenakan terlambat pergi ke fasilitas
kesehatan. Factor itu di sebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang tanda
bahaya ibu hamil dan bersalin,serta tanda bahaya tumbuh kembang bayi. Selama
ini ibu hamil atau keluarga kurang paham atau kurang mandiri apabila ada kelainan
– kelainan dalam kehamilanya,sehingga tenaga kesehatan terutama Bidan wilayah
merasa cemas dan was – was ,karena tidak rutin control. Sekarang dengan suami
dilibatkan dalam pengawasan dan pemantauan ibu hamil rajin periksa dan suami
serta keluarga lebih kooperatif .

4. INOVASI
Dalam penyelenggaraan dan operasional Bola Salju ( kelas Suami ) dibutuhkan
beberapa langkah kegiatan agar pelaksanaan Bola Salju dapat berjalan optimal.
Langkah-langkah tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan
masing-masing penyelenggara tanpa mengurangi tahapan pada pelaksanaan.
Tahapan pertama adalah pendataan ibu hamil sewilayah puskesmas Kwadungan
beserta suaminya,mengelompokan perdesa. Koordinasi dengan Bidan Wilayah dan
Kepala Desa, membuat undangan,menyiapkan materi. Hari pelaksanaan
menyiapkan tempat dan alat – alatnya seperti Proyektor dan laptope.
inisiatif ini merupakan adaptasi dari kegiatan kelas Ibu hamil hanya saja yang
membedakan yaitu dalam pemberian materi. dalam pelaksanaanya pengisi materi
ada programmer HIV/AIDS ,programmer IBU dan Programer Gizi serta Bidan
Wilayah
5. TRANFERABILITAS
Inisiatif ini diawali pada tahun 2018 dengan latar belakang melihat ada beberapa
kasus ibu hamil yang terlambat di bawa ke fasilitas kesehatan. Dan melihat ada
beberapa kasus yang keluarga maupun suami menyepelekan keadaan ibu hamil
dimana ada gejala resiko tinggi. Meskipun tahun 2019 masih ada kematian ibu yaitu
1 ( satu ) setidaknya dalam pemantauan ibu hamil sedikit terbantu dengan adanya
suami dan keluarga yang sudah paham dengan tanda tanda bahaya ibu hamil.
Contoh kecil di Desa Banget kecamatan kwadungan sebelum di beri kagiatan Bola
Salju masih ada ibu hamil Resiko Tinggi( PEB ) yang tidak mau untuk di rujuk ke
Rumah sakit dari jumlah Ibu hamil Resiko tinggi tahun 2018 ada 4 orang ,dan yang
tidak mau di rujuk ke rumah sakit 2 orang. Alasanya keadaanya baik – baik saja. Di
tahun 2019 dengan Ibu hamil Resiko tinggi 5 orang sudah berinisiatif untuk control
rutin dan kooperatif dengan anjuran anjuran tenaga kesehatan.

6. SUMBER DAYA DAN KEBERLANJUTAN


Sumber daya yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain :

- Kader : membantu pendataan


- Kepala Desa : untuk memberi undangan
- Polsek dan Koramil : Menjaga keamanan dan ketertiban dalam
pelaksanaan posbindu
- Program Ibu : penyampaian materi tanda bahaya kehamilan dan
persalinan
- Programmer HIV/AIDS : penyampaian Materi penyakit menular

7. DAMPAK
Inisiatif ini dievaluasi setiap 6 bulan pada saat pre minilokakarya dan monev
koordinator UKM :

a. Dalam pertemuan preminilokakarya dipaparkan jumlah peserta yang


diundang dan yang hadir dalam kegiatan Bola Salju,untuk menilai seberapa
kesedaran dan keterpedulian terhadap kehamilan istrinya.

b. Dalam Monev koordinator UKM akan dievaluasi perencanaan kegiatan, SOP,


KAK, apakah pelaksanaan kegiatan sesuai prosedur, dan bukti laporan hasil
kegiatan

Terdapat 2 indikator untuk evaluasi kegiatan ini yaitu :


a. Tingkat kehadiran peserta Bola salju
b. Tingkat kepatuhan kepada Tenaga kesehatan yaitu Bidan Desa
Hasil evaluasi pada akhir tahun 2019 menunjukkan lebih dari 70 % ibu hamil
Resiko tinggi sudah mau mematuhi anjuran Bidan Desa,yang sebelumnya hampir
50 % tidak mau menuruti anjuran bidan Desanya. Dan pada akhirnya ada kesulitan
kesulitan dalam proses rujukan persalinan maupun kehamilan.

8. KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN


Stake Holder yang terlibat dalam kegiatan ini adalah,
a. Kepala Desa : membantu dalam menggerakkan kader dan perangkat untuk
mendukung dan memotivasi peserta supaya bisa hadir dalam kegiatan Bola
Salju
b. Ketua GSI : membantu penyelenggarakan acara
c. Polsek dan Koramil : Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pelaksanaan
Bola Salju ( kelas Suami )
d. Dinas Kesehatan :
 Melakukan Monev
 Mengkoordinir pencatatan dan pelaporan secara berjenjang.
 Pengelola Program Kab memastikan kegiatan dilakukan tercatat dan
dilaporkan.
 Pengelola Program Kab/Kota dan Pengelola Program puskesmas
melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi secara berjenjang dan
berkala.

9. LESSON LEARNED

Ibu hamil dan suami bisa mendapat informasi tentang tanda bahaya kehamilan
dan persalinan dari media elektronik maupun dari pengalaman orang – orang sekitar
namun harus masih tetep dilakukan penyuluhan atau pemberian edukasi di Kelas
Suami ( Bola Salju ). Untuk membantu menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

Kelas Suami ( Bola Salju ) merupakan salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam pengendalian
dalam menurunkan Angka kematian Ibu maupun Bayi dengan melibatkan
masyarakat, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta penilaian.
Masyarakat dilibatkan sebagai agen perubah sekaligus sumber daya yang
menggerakkan Kelas Suami ( Bola Salju ) sebagai tempat mempersiapkan kehamilan
dan menghadapi persalinan

Anda mungkin juga menyukai