1
untuk menurunkan Angka kematian Ibu dan Bayi. Setiap desa harus bisa menekan
Angka kematian Ibu dan Bayi.
Menjadi momentum yang tepat pada saat Puskesmas Kwadungan memiliki
permasalahan banyaknya kematian Ibu bersalin dan bayi. Dibutuhkan suatu
inovasi atau cara baru dalam menurunkan angka kematian Ibu dan bayi,serta
bayi lahir prematur.
Gagasan Bidan yang bertugas di puskesmas tersebut kemudian dibahas
bersama oleh bidan – bidan yang ada di wilayah puskesmas Kwadungan beserta
Kepala Puskesmas Kwadungan. Setelah semua pihak menyetujui, dengan
megadakan Bola Salju di Puskesmas dengan Dana diambil dari Bok maka
dilakukan pada saat bersamaan dengan jadwal pemeriksaan USG.
Dalam pelaksanaan inovasi BOLA SALJU,Puskesmas Kwadungan juga
mendapat dukungan penuh dari Dinas Kesehatan .Dukungan tersebut berupa
bantuan leaflet dan poster – poster tentang kehamilan,persalinan nifas serta cara
merawat bayi.
Inovasi BOLA SALJU merupakan upaya kreatif dari Puskesmas Kwadungan
menyampaikan ilmu – ilmu tentang kehamilan persalinan dan cara merawat
bayi.. Karena ini sangat penting sekali untuk menambah wawasan para suami
atau keluarga di sela – sela menunggu ibu di periksa.
Selain tujuan utama tersebut, manfaat BOLA SALJU antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan suami dan keluarga
2. Merubah cara pandang suami terhadap kesehatan tenaga medis atau fasilitas
kesehatan menjadi tertarik dan nyaman tanpa ada rasa takut untuk selalu
mendampingi saat proses persalinan.
3. Melatih suami untuk tidak Panik dan agar selalu sigap apabila terjadi sesuatu
pada ibu hamil
4. Menumbuhkan rasa empati, simpati terhadap ibu hamil
BOLA SALJU juga mudah diterima karena lebih disukai oleh para suami
atau keluarga karena pelaksanaan dilakukan pada saat menunggu diperiksanya
ibu hamil,sehingga tidak jenuh dan bosan,serta tidak meluangkan waktu lagi
untuk pertemuan BOLA SALJU ini.
2
(maks. 200 kata)
Itstilah Sauami Siaga sebenarnya sudah ada pada masyarakat Indonesia
sejak dulu.Setiap Suami pasti sudah selalu memperhatikan Itri dan selalu siap
bila terjadi sesuatu pada istri,tapi tidak sedikit yang terlambat mengetahaui atau
tidak tahu sama sekali bahaya – bahaya dalam kehamilan. Keunikan inovasi ini
karena:
1. Metode penyampaian dan pertemuan dilakukan secara nyaman dan
menyenangkan
2. Materi yang disampaikan focus pada kehamilan sampai nifas beserta tanda
bahayanya
3. Merangsang minat suami dan
4. Seluruh pihak ikut terlibat dalam kegiatan BOLA SALJU para suami ,keluarga,
Kepala Puskesmas,bidan desa ,serta bidan induk dan juga lintas sektor.
5. Biaya kegiatan BOLA SALJU dari BOK
3
kreasikan kedalam bahasa anak-anak yang mudah untuk dipahami. Setelah
kita kreasikan simak dulu dengan membaca sambil meneliti mana
penggunaan kata yang kurang cocok untuk anak-anak atau mana bahasa
yang sulit untuk diterima anak-anak. Setelah semua tepat, barulah bersiap
untuk mendongeng di depan peserta didik.
2. Jadilah pendongeng yang hebat dengan cara BMDM (Berani Malu Demi
Muridku). Jadilah pendongeng yang baik dengan menjadi artis sehari.
Dongeng yang dibacakan tidak akan mendapat perhatian dari peserta didik
bila kita hanya sekedar membaca dongeng tanpa berperan menjadi pelaku
dalam dongeng tersebut. Hidupkan suasana DOPARI dengan cara berani
tampil memerankan tokoh dalam dongeng sesuai dengan perwatakannya
agar dapat nilai dongengnya.
3. Untuk menguji sampai dimana pemahaman siswa terhadap dongeng yang
dibacakan maka Siapkan Pertanyaan Dongengnya (SIIP DONG). Siapkan
beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan dongeng yangdibacakan,
mulai dari tema dongeng, penokohan dan lain-lain. Pertanyaan yang
diberikan bisa dijadikan tolak ukur untuk mengetahui tingkat pemahaman
peserta didik terhadap tema dongeng.
4. Selesai mendongeng jangan lupa selalu menginvetarisir dongeng sebagai
dokumen untuk kegiatan DOPARI SAKATU.
Dua hal yang juga harus menjadi perhatian bagi siswa yang ingin tampil
sebagai pendongeng diantaranya:
1. Siswa diberi kesempatan untuk mendaftarkan diri sebagai pembaca dongeng
ke wali kelas masing-masing.
2. Melatih dan membina peserta didik yang sudah terdaftar untuk membaca
dongeng setelah pembelajaran selesai. Peserta DOPARI untuk siswa dibatasi
dari kelas 1 sampai kelas 6.
4
1. Kepala Sekolah, sebagai penggerak utama dalam pelaksanaan DOPARI
SAKATU. Ide merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan DOPARI
SAKATU di SDN 02 Mojorejo.
2. Guru sekolah, sebagai pendongeng utama dalam DOPARI SAKATU. Guru
sejumlah 24 orang menjadi pendongeng sesuai dengan jadwal yang telah
disusun.
3. Siswa
Selain sebagai penerima manfaat, siswa juga didorong sebagai pendongeng yang
dapat memberi inspirasi positif bagi siswa yang lain untuk mendongeng.
4. Orang tua atau Wali Murid.
Dalam pelaksanaan DOPARI SAKATU, tidak hanya melibatkan peserta didik dan
guru tetapi juga mengajak peran serta aktif orang tua untuk berpartisipasi
dalam membacakan dongeng. Dampak secara langsung yang dirasakan oleh
siswa adalah bangga karena orang tua mereka dapat tampil dan dilihat
teman-temannya. Kebanggaan yang sama juga akan dirasakan oleh orang
tua karena secara langsung dilibatkan dalam kegiatan DOPARI ini.
5. Dinas Pendidikan.
Sebagai Organisasi Perangkat Daerah yang menaungi SDN 2 Mojorejo mendukung
pelaksanaan kegiatan ini. Dinas Pendidikan memberikan bantuan berupa
buku besar bergambar yang bisa dijadikan sumber bacaan yang
menyenangkan dalam pelaksanaan DOPARI SAKATU. Selain itu Dinas
Pendidikan Kota Madiun juga menjadikan SDN 02 Mojorejo menjadi SD
rujukan bagi terselenggaranya gerakan literasi sebagai gerakan penumbuh
budi pekerti melalui dongeng.
6. Masyarakat
Siapa saja boleh berpartisipasi dalam DOPARI SAKATU. Masyarakat yang telah ikut
berpartisipasi selama inovasi ini berjalan adalah mahasiswa
magang/berkunjung ke SDN 2 Mojorejo sebagai pendongeng.
SDN 2 Mojorejo selalu membuka diri untuk partisipasi masyarakat dalam
rangka keberhasilan DOPARI SAKATU.
6. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk melaksanakan inovasi ini
dan bagaimana sumber daya itu dimobilisasi? (Maks. 500 kata)
Sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan DOPARI SAKATU antara
lain:
1. Sumber daya keuangan
5
Tidak ada anggaran khusus untuk pelaksanaan DOPARI SAKATU. Tempat
pelaksanaan dengan memanfaatkan halaman tengah SDN 02 Mojorejo yang
sudah ada. Halaman terbuka tersebut telah dipaving dan biasa digunakan
untuk upacara sekolah, sehingga tidak memerlukan biaya renovasi atau
pembangunan lagi. Peralatan yang digunakan adalah pengeras suara yang
biasanya telah dimiliki oleh setiap sekolah dan alat peraga sederhana jika
dibutuhkan (seperti selendang, topeng, tongkat, dan sebagainya) yang
disiapkan secara swadaya oleh si pendongeng untuk menunjang penampilan
mereka. Pendongeng adalah berasal dari guru yang ada di SDN 2 Mojorejo,
siswa, serta wali murid dan masyarakat yang secara sukarela menjadi
pendongeng. Tidak ada honorarium khusus untuk pendongeng tersebut.
2. Sumber Daya Manusia
Pendongeng berasal dari guru yang ada di SDN 2 Mojorejo sejumlah 24
orang, siswa, Wali Murid dan Masyarakat. Dalam pelaksanaan DOPARI
SAKATU, pendongeng harus mempunyai keahlian bagaimana dongeng yang
disampaikan bisa mencuri perhatian siswa. Sebagai pendongeng mereka
harus berusaha agar siswa mau mendengarkan, memperhatikan dan bahkan
menghayati jalan cerita yang dibacakan. Para pendongeng harus bisa
menjadi artis dalam satu hari. Pendongeng harus bisa memerankan tokoh
yang ada pada dongeng tersebut. Tak jarang para pendongeng juga
membawa properti yang bisa dijadikan trik untuk mencuri perhatian siswa.
Mulai dari tongkat, topeng, bahkan selendang layaknya putri raja.
Penggunaan olahvokal yang juga menyesuaikan dengan jalan cerita juga
harus divariasikan sehingga siswa yang mendengarkan dongeng bisa
berimajinasi dan membayangkan seolah-olah mereka ada dalam peristiwa
tersebut. Untuk itu diperlukan Sumber daya manusia dalam hal ini adalah
guru, yang harus mampu menyajikan jalan cerita menjadi lebih hidup dan
lebih menarik sehingga kita seolah-olah ada dalam peristiwa dimana
dongeng itu terjadi. Pendongeng juga harus bisa memilah sumber cerita
sesuai dengan umur anak.Bahkan ke depan kami mempersiapkan
keterlibatan narasumber yang mengetahui secara langsung bagaimana
cerita dan dongeng itu terjadi.
3. Sumber Daya Teknis
Halaman sekolah/tempat yang mampu menampung seluruh siswa kelas satu
sampai dengan siswa kelas enam kurang lebih ukuran 40 x 20 m. Satu set
pengeras suara berupa mikrofon untuk dipakai oleh pendongeng. Materi
6
dongeng, dapat diambil dari buku cerita di perpustakaan sekolah, cerita-
cerita rakyat yang adadi internet (menggunakan fasilitas internet sekolah
yang telah ada) bahkan lingkungan sekolah dapat dijadikan bahan cerita,
tergantung dari kreatifitas dari si pendongeng. Selama inovasi ini
dilaksanakan telah mendapatkan bantuan buku cerita besar sebanyak empat
buah buku dari Dinas Pendidikan Kota Madiun. Sehingga pelaksanaan
DOPARI SAKATU telah mendapatkan dukungan dari Dinas Pendidikan Kota
Madiun. Alat peraga sederhana untuk menunjang DOPARI, misal tongkat,
selendang, topeng dan sebagainya.
7
memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dongeng tersebut. Siswa yang
aktif menjawab pertanyaan dari pendongeng rata – rata berjumlah tujuh
sampai dengan sembilan siswa. Penyampaian pendongeng yang menarik
dan komunikatif persuasif merupakan faktor utama keberhasilan DOPARI
SAKATU. Sebagian Pelaksanaan DOPARI SAKATU telah didokumentasikan
dalam bentuk video dan foto sebagai bukti nyata dan contoh rujukan bagi
sekolah dasar lainnya. Dokumen Inventarisasi Dongeng/materi cerita
DOPARI SAKATU dalam bentuk kliping. Setiap selesai mendongeng,
pendongeng wajib menyerahkan materi dongengnya kepada pihak sekolah.
Pihak sekolah akan mendokumentasikannya dalam bentuk kliping dan
menyimpannya di perpustakaan sekolah. Sehingga siswa dapat membaca
kembali jika menginginkannya.
8
Bagaimana sistematika pelaksanaan pengawasan dan monitoringnya? Yaitu
berdasarkan dua buku yang masing-masing berisi tentang penilaian sikap
spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual meliputi taat beribadah, selalu berdoa,
bersyukur dan toleransi sedangkan sikap sosial meliputi jujur, disiplin,
tanggungjawab, santun, peduli dan percaya diri.
Guru akan mencatat sikap positif dan pelanggaran-pelanggaran apa saja
yang pernah dilakukan peserta didik berdasarkan masing-masing kategori pada
buku tersebut. Dari sinilah pihak sekolah dapat melihat bagaimana dampak dari
DOPARI SAKATU ini dalam menumbuhkan budi pekerti peserta didik. Dari buku-
buku catatan inilah dapat diketahui seberapa besar jumlah peserta didik dalam
melakukan pelanggaran dan seberapa besar hal-hal positif yang sudah dilakukan
peserta didik sebagai dampak dari DOPARI SAKATU ini.
8. Apa saja kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan inovasi dan
bagaimana kendala tersebut diatasi?
(maks. 300 kata)
Dalam pelaksanaannya, DOPARI SAKATU menghadapi tiga kendala, yaitu:
1. Faktor cuaca
DOPARI SAKATU yang dilaksanakan di halaman sekolah yang memang
sudah dirancang sedemikian rupa, dicat dan merupakan tempat duduk yang
nyaman dan bersih bagi siswa. Namun dalam beberapa hal kegiatan ini
tidak bisa dilakukan karena adanya faktor cuaca yaitu hujan. Dengan
kondisi seperti ini pelaksanaan DOPARI SAKATU urung diadakan.
2. Perlengkapan
Kendala yang sering sekali muncul dalam kegiatan DOPARI SAKATU adalah
adanya pelantang suara yang terkadang tidak berfungsi misalnya karena
aliran listrik padam atau terjadi kerusakan pelantang. Faktor seperti ini
merupakan faktor yang sering dihadapai mengingat pelantang yang
digunakan dipakai secarabergantian sehingga alat tersebut sering rusak.
Faktor seperti ini tidak lantas membuat kegiatan DOPARI SAKATU gagal
dilaksanakan.
3. Sumber Daya Manusia
Membaca dongeng tidak hanya sekedar menyampaikan jalannya cerita
kepada siswa, tapi membaca dongeng berarti membangun daya imajinasi
siswa untuk menghadirkan peristiwa yang seolah-olah siswa mengalami
peristiwa tersebut. Disinilah kendala yang sering dihadapi karena
9
kemampuan si pendongeng berbeda. Ada yang mampu membawakan
dongeng seperti mengalami peristiwa itu secara langsung ada juga yang
hanya sekedar membaca tanpa bisa menghadirkan peristiwa yang
sesungguhnya.
Kendala-kendala tersebut di atas diatasi dengan:
1. Faktor cuaca
Jika terjadi hujan pelaksanaan DOPARI SAKATU dilakukan di dalam kelas
masing-masing.
2. Perlengkapan
Jika sering terjadi masalah teknis seperti kerusakan pelantang maka kita
harus mensetting ulang pelantang agar bisa digunakan untuk kegiatan
DOPARI SAKATU selanjutnya. Kegiatan DOPARI SAKATU tetap bisa
dilaksanakan menggunakan peralatan yang lain seperti Megaphone.
3. Sumber daya manusia
Memotivasi pendongeng untuk mampu menghadirkan sajian yang apik dan
persuasive agar makna cerita bisa ditangkap dan bisa mempengaruhi sikap
siswa dengan cara memberikan contoh video mendongeng yang baik dan
menarik perhatian siswa.
10
78 kasus setiap bulannya dengan rata-rata per hari 3 kenakalan dalam
setiap kelasnya.
2. Meningkatkan minat baca
Data dari buku pengunjung Perpustakaan pada tahun 2015 di bulan Juli
data jumlah pengunjung dalam satu bulan 100 sampai dengan 130 siswa.
Dengan rata-rata perhari jumlah yang datang dan meminjam buku hanya 5
sampai 6 siswa. Di bulan Agustus malah justru hanya sedikit sekitar 78
dengan rata-rata per hari 3siswa saja. Setelah DOPARI dilaksanakan
kurang lebih 6 bulan jumlah pengunjung perpustakaan di bulan Juli 2016
menjadi 260 sampai dengan 390 siswa, dengan rata-rata perhari ada 10
sampai dengan 15 orang yang datang dan meminjam buku. Bulan Agustus
meningkat dari 390 sampai dengan 520 dengan rata-rata per hari
kedatangan 15 sampai 20 orang setiap harinya, diikuti dengan peningkatan
di bulan–bulan selanjutnya.
3. Meningkatnya tingkat kedisiplinan
Jika sebelum diadakannya DOPARI tingkat kedisiplinan siswa yang kurang
yaitu ditandai dengan terlambatnya masuk sekolah rata-rata perhari 15
sampai dengan 20 siswa setiap harinya. Setelah ada DOPARI SAKATU
tingkat kedisiplinan anak semakin meningkat dengan jumlah keterlambatan
menjadi 2 sampai dengan 3 siswa per hari, bahkan tidak ada sama sekali.
4. SDN 02 Mojorejo di jadikan sekolah rujukan
Program DOPARI ini disambut baik oleh Dinas Pendidikan Kota Madiun
dengan memberikan bantuan buku bacaan. Selain itu SDN 02 Mojorejo
dijadikan rujukan bagi SD yang lain dalam menumbuhkan karakter dan
budi pekerti peserta didik melalui dongeng.
5. Meningkatnya prestasi dalam bidang akademik dan non akademik
Untuk bidang akademik SDN 02 Mojorejo berhasil meraih juara pertama
dalam lomba cerdas cermat tingkat Kota Madiun tahun 2016/2017. Untuk
bidang non akademik yaitu bidang olahraga berhasil meraih 2 kali juara
umum pada Porkot Pelajar Kota Madiun dan juara satu taekwondo tingkat
propinsi dan tingkat nasional.
6. Kebanggaan Tersendiri bagi Orang Tua dan Siswa
Hal inilah yang perlu kita sadari bahwa pengorbanan sekecil apapun akan
memberikan manfaat yang luar biasa untuk semua. Orang tua yang ikut
berpartisipasi dalam mendongeng akan mempunyai kebanggaan tersendiri
karena mereka bisa unjuk diri dan berani dalam mendongeng, sehingga
11
menimbulkan kebanggaan bagi anak-anaknya. Anak-anak merasa bangga
dan senang karena orang tua mereka bisa tampil dan menjadi artis di
sekolah hari itu. Begitu bangganya mereka sehingga pengalaman tersebut
akan terus terkenang dalam ingatan siswa.
Begitu besar manfaat yang bisa dirasakan pada kegiatan DOPARI SAKATU
ini. Tidak sedikit orang tua yang berkonsultasi tentang kenakalan anaknya
menceritakan hal yang sebaliknya. Bagaimana anak-anak mereka yang tadinya
hanya suka melihat TV menjadi tertarik untuk membuka buku. Yang biasanya
jarang berkunjung ke perpustakaan sekarang mulai sering mengunjungi
perpustakaan. Yang akhirnya banyak siswa yang tertarik untuk meminjam buku
dan membacanya di rumah. Menurut pengakuan beberapa orang tua, anak-
anak yang terbiasa bermain game sudah mulai berkurang dan lebih tertarik
dengan buku sejarah. Berkurangnya angka kenakalan dan ketergantungan pada
game merupakan manfaat DOPARI SAKATU di sekolah.
10. Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi? (Maks. 700 kata)
Sebelum inovasi DOPARI SAKATU dilaksanakan tingkat kedisiplinan siswa
sangat rendah, hal ini ditandai dengan jumlah siswa yang datang terlambat
mencapai 20 siswa setiap harinya. Jumlah kasus kenakalan siswa juga tinggi.
Berdasarkan buku catatan wali kelas dari kelas satu sampai kelas enam rata-
rata 156 kasus perbulan. Masalah kenakalan siswa pun variatif, mulai dari
kebiasaan siswa mengolok-olok teman karena pengaruh dari TV, perkelahian
antara sesama siswa, menggantung sepeda siswa yang lain, melepas sedel
sepada temannya, menggunting kabel speaker aktif gurunya dan masih banyak
kasus yang lainnya. Minat baca siswa juga sangat kurang, hal ini dapat dilihat
dari rendahnya jumlah pengunjung perpustakaan pada jam istirahat dan
minimnya jumlah buku yang dipinjam oleh siswa. Alasan siswa juga bervariasi
mulai dari malas karena wali kelas tidak memberi tugas untuk mencari sumber
bacaan dari perpustakaan, sampai pada tidak ada minat baca terhadap buku
karena buku dianggap sebagai hal yang membosankan.
DOPARI SAKATU memberikan manfaat bagi siswa. Siswa mulai sadar
pentingnya disiplin waktu hal ini ditandai dengan mulai berkurangnya jumlah
siswa yang tidak disiplin. Siswa mulai mengerti pentingnya budi pekerti, hal ini
ditandai dengan berkurangnya jumlah kasus kenakalan siswa pada buku catatan
wali kelas.
12
DOPARI SAKATU yang sudah diterapkan di SDN 02 Mojorejo memberikan
manfaat bukan hanya bagi siswa melainkan juga bagi sekolah terlebih bagi
guru. Guru yang tidak begitu ekspresif dalam menyampaikan dongeng mulai
tertantang untuk lebih ekspresif dalam menyampaikan dongeng kepada siswa-
siswa. Guru yang biasanya hanya sekedar membaca dongeng saja kini berani
memainkan intonasi sesuai jalannya cerita. Hal ini memotivasi guru yang lain
untuk melakukan cara yang sama atau bahkan mendorong semangat guru yang
lain untuk mendongeng lebih baik dan ekspresif.
Kegiatan DOPARI SAKATU yang rutin dilaksanakan juga memberikan
manfaat bagi SDN 02 Mojorejo, Dinas Pendidikan memberikan perhatian khusus
dan mengapresiasi DOPARI SAKATU sebagai kegiatan positif yang biasa ditiru
oleh sekolah-sekolah lainnya.
Perbedaan sebelum dan sesudah adanya DOPARI SAKATU dapat dilihat
dari tabel berikut:
13
menumbuh kembangkan karakter
dan budi pekerti siswa melalui
DOPARI SAKATU.
11. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik dari penerapan inovasi ini?
(maks. 500 kata)
Pengalaman umum dan pembelajaran yang diperoleh dalam
melaksanakan DOPARI SAKATU ini antara lain:
1. Dukungan Kepala Sekolah
Inovasi DOPARI SAKATU adalah merupakan suatu kegiatan yang
memerlukan kreatifitas tinggi. Tidak semua guru bisa menjadi pendongeng
yang asyik. Kepala Sekolah sebagai pimpinan di sekolah harus mampu
menggerakkan dan memotivasi guru-guru di sekolahnya untuk berkreasi
dalam mendongeng, karena mendongeng bukan sekedar menyampaikan
cerita tapi menghadirkan peristiwa seolah-olah nyata. Menumbuhkan
kesadaran pada setiap guru untuk mau mengikuti kegiatan DOPARI
SAKATU juga diperlukan karena kegiatan ini sudah menjadi komitemen
bersama sehingga tidak ada lagi guru yang beralasan tidak bisa
mendongeng.
14
pendongeng sangat diperlukan. Perlunya kesadaran bagi tiap-tiap guru
untuk meningkatkan kualitas dirinya dalam mendongeng. Setiap guru
diharapkan terus berlatih dan belajar mendongeng melaluikursus singkat
baik secara mandiri maupun kelompok kepada ahli pendongeng atau
lembaga kesenian tertentu.Mencari referensi pendongeng yang asyik di
media on line juga dibutuhkan sehingga bisa direplikasikan pada saat
mendongeng.
4. Pentingnya kerja sama Sekolah, Wali Murid dan Masyarakat
Pembentukan karakter dan budi pekerti anak adalah tanggung jawab
bersama antara orang tua, guru dan masyarakat. Menumbuhkan budi
pekerti pada siswa bukan sepenuhnya tanggung jawab sekolah, peran
keluarga dalam membentuk karakter dan pribadi anak lebih besar.
Diperlukan kesadaran untuk berpartisipasi lebih besar pada setiap kegiatan
sekolah khususnya mendongeng sebagai program yang wajib diikuti oleh
semua guru dan siswa. Kesadaran untuk bekerjasama dengan sekolah
dalam membentuk karakter siswa melalui DOPARI SAKATU harus didukung
oleh Wali Murid dan Masyarakat. diharapkan lebih banyak lagi orang tua
yang sukarela mendongeng sehingga program DOPARI SAKATU sebagai
program penumbuh budi pekerti bisa terus berlanjut dan lebih baik.
Rekomendasi untuk masa depan adalah meningkatkan kualitas DOPARI
SAKATU dengan meningkatkankemampuan pendongeng terutama guru
sekolah SDN 2 Mojorejo melalui pendidikan/ kursus singkat/ diskusi kepada
ahli dongeng atau lembaga kesenian, dapat menjalin kerja sama dengan
Dinas Perpustakaan Kota Madiun terkait koleksi buku cerita dan dapat
diadakannya lomba-lomba DOPARI oleh siswa-siswi SDN 02 Mojorejo
sehingga siswa menjadi lebih termotivasi dalam literasi.
12. Apakah inovasi ini berkelanjutan dan sedang atau sudah direplikasi di
tempat lain? (maksimal 500 kata)
15
Karena DOPARI SAKATU merupakan produk inovasi dari SDN 02 Mojorejo yang
bertujuan untuk menumbuhkan inspirasi berbuat baik dengan cara yang inspiratif
dalam suasana yang menyenangkan. Yakni melalui pembacaan dongeng, fabel, cerita
rakyat, legenda, sejarah bahkan mata pelajaran tertentu serta dongeng yang
mengandung nilai religi seperti kisah nabi-nabi dan lain-lain sebagai sarana untuk
menumbuhkan budi pekerti,kepercayaan diri, serta membangun sikap sosial,
menghargai, menghormati sehingga tercipta budi pekerti pada setiap peserta didik.
16
SAKATU tidak hanya sebagai gerakan literasi tetapi juga sebagai gerakan
penumbuhan budi pekerti.
17