Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mega Indah

NIM : 1141820024

Mata Kuliah : Pengolahan Limbah Industri (PLI)

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

Pertanyaan
Berdasarkan kasus
https://agungdodypamungkas.wordpress.com/2015/04/03/studi-kasus-pencemaran-lingkungan-
dan-penanggulangannya/

1. Jelaskan Karakteristik limbah Industri kulit dan persyaratan baku mutunya?


Jawab :
Karakteristik limbah cair industri kulit berdasarkan Permen LH No 5 Tahun 2014, antara
lain :
a) sulfida yang cukup tinggi
b) kandungan padatan tersuspensi (Total Suspended Solid) tinggi
c) pH berkisar antara 3 – 12
d) kandungan bahan organik yang tinggi
e) memiliki bau busuk
f) kandungan warna yang cukup pekat

2. Jelaskan unit operasi dan proses yang dapat digunakan untuk mengolah limbah kulit
tersebut?
Jawab :

Unit operasi dan proses yang digunakan pada industri kulit adalah :
1) Memisahkan jenis limbah yang karakteristiknya berdekatan dengan krom. Limbah ini
dialirkan menuju tempat penampungan yang diujungnya terdapat saringan (screen),
fungsinya menahan limbah padat. Unit pre-treatment ini juga dilakukan untuk
menghilangkan kandungan krom, padatan, lemak/minyak dan untuk netralisasi
limbah.
2) Dari tempat penampungan, limbah dipompa menuju pit untuk pemisahan lemak dan
minyak yang terkandung di dalam limbah. Minyak yang terpisah dikeluarkan dari
sistem. Limbah cair yang mengandung krom dan telah bersih dari minyak ditreatment
menggunakan fero sulfat untuk mengendapkan kandungan krom yang ada. Lumpur
yang kaya endapan krom ini dipisahkan dengan menggunakan klarifier. Cairan dari
klarifier (aliran atas) dimasukkan ke tangki equalisasi untuk dicampur dengan
limbah lain yang tidak mengandung krom. Diharapkan setelah pre-treatment, kedua
kelompok limbah ini akan mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda, yaitu
limbah yang kaya akan bahan organik. Namun karena kondisi keasaman tidak stablil,
diperlukan unit netralisasi terlebih dahulu sebelum di salurkan ke IPAL terpadu.

3) Setiap industri diwajibkan mempunyai flow rate limbah yang akan disalurkan ke
IPAL terpadu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui jumlah limbah yang dihasilkan
yang akan digunakan sebagai dasar pembayaran tarif ke pengelola IPAL terpadu.

4) Limbah dari industri sebelum masuk ke IPAL terpadu dikontrol karakteristiknya


terlebih dahulu. Hal ini untuk menjaga agar limbah yang masuk ke IPAL mempunyai
karakteristik yang stabil. Jika karakteristik limbah tersebut berfluktuasi terlampau
besar akan menjadikan beban kerja IPAL berat, bahkan dapat mematikan mikroba
yang bekerja di IPAL tersebut.
5) Setelah dilakukan kontrol karakteristik, limbah masuk ke IPAL terpadu.
6) Tahap pertama IPAL terpadu adalah tangki equalisasi. Tangki ini berfungsi untuk
menstabilkan karakteristik limbah yang akan di proses. Disamping itu tangki ini juga
berfungsi sebagai penampungan sementara, yang mana limbah dari tangki equalisasi
di pompa ke unit-unit berikutnya agar aliran stabil. Hal ini untuk menjaga kestabilan
proses kimia, fisika dan biologis dan untuk memudahkan dalam sistem kontrol IPAL.
7) Dari tangki equalisasi limbah diproses kimia (flokulasi- koagulasi) untuk
pembentukan flok-flok. Setelah pembentukan flok selesai maka flok tersebut
diendapkan secara fisika agar padatan dan suspended solid yang ada dalam limbah
terpisahkan secara sempurna. Padatan yang terkumpul di bagaian dasar tangki
pengendap dipompa untuk dipadatkan dan dikeringkan, sedangkan cairan bagian
atasnya dilakukan proses biologis untuk menurunkan kadar COD dan BOD limbah.

8) Proses biologis yang dapat diterapkan adalah dengan proses lumpur aktif yang sudah
banyak diterapkan pada sistem- sistem pengolahan limbah. Dimana sebagain lumpur
yang telah dipisahkan direcycle kembali ke tangki earasi untuk proses pengolahan
limbah ini.

9) Setelah proses bioligis lumpur aktif selesai, maka lumpur dipisahkan secara fisika
dengan menggunakan tangki pengendapan. Cairan yang telah memenuhi baku mutu
lingkungan dapat dibuang ke saluran limbah yang tersedia atau dapat juga
ditambahkan satu unit alat filter air untuk meningkatkan kualitasnya yang selanjutnya
air tersebut dapat digunakan sebagai air proses produksi lagi.

10) Lumpur aktif yang terpisahkan dapat digunakan sebagai media tanam tumbuhan
dengan dilakukan proses pengeringan terlebih dahulu.

3. Menurut kalian bagaimana menyelesaikan kasus tersebut?


Jawab :
Menurut saya cara menyelesaikan kasus ini adalah
1) Mempertimbangkan proses produksi seperti penggunaan bahan yang digunakan agar
dapat meminimalisir limbah
2) Melakukan pengolahan limbah dengan maksimal, misalkan baku mutu lingkungan
limbah yang dibuang adalah kandungan turbidity 5 NTU, di internal sendiri
digunakan batas dibawah range lingkungan seperti 2 NTU.
3) Pengecekan limbah yang dilakukan secara berkala internal maupun audit eksternal
dan menjaga agar limbah yang dibuang tetap dalam baku mutu.

Anda mungkin juga menyukai