Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN COMMOND COLD

Oleh :
ANGGA ANTONI PRADANA
(2216003)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1)


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

COMMON COLD

A. DEFINISI
Common Cold adalah suatu infeksi virus pada selaput hidung, sinus dan saluran udara
yang besar. Common cold dikenal juga dengan istilah"pilek"
Anak dan bayi sering terjadi common cold dibandingkan orang dewasa. Bayi lebih
rentan terkena common cold dibandingkan anak yang lebih besar. Dalam 1 tahun bayi
bisa terkena common cold hingga 7 kali atau bahkan lebih penyebabnya adalah bayi
lebih mudah tertular oleh saudaranya atau orang dewasa di sekitarnya selain itu daya
tahan tubuh bayi relatif lebih rendah. oleh karena itu,penting untuk mencegah penularan
ke bayi dan anak ketika ada orang dewasa di sekitarnya sedang sakit.
B. ETIOLOGI
Belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang lebih mudah tertular pilek.
Berbagai virus yang menyebabkan terjadinya common cold:
1. Rhinovirus
2. Virus influenza A, B, C
3. Virus Parainfluenza
4. Virus sinsisial pernafasan.
Semuanyanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan
oleh penderita lewat udara,yang kemudian masuk melalui saluran pernapasan orang
yang ditularkan lalu menginfeksi pada bagian tubuh yang pertahanannya melemah.
Common  cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh dengan
sendirinya. pada suatu saat dibandingkan waktu lain. Dalam keadaaan dingin tidak
menyebabkan common cold akan tetapi karena menghirup udara dingin tingkat
produksi lendir naik secara signifikan, dan menyebabkan beberapa lendir atau cairan
keluar dari hidung anda. Ketika udara dingin, tubuh akan memberi respon dengan
meningkatkan suplai darah ke hidung anda untuk menghangatkan area di sekitar
hidung.Meningkatnya aliran darah ke hidung ini tidak hanya membantu untuk
menghangatkan udara yang dingin, namun juga secara tidak langsung menyebabkan
efek samping dimana kelenjar yang menghasilkan lendir di hidung anda mendapatkan
suplai darah yang lebih banyak dari biasanya.
Hal ini akan menyebabkan kelenjar-kelenjar tersebut memproduksi lendir atau
cairan lebih banyak dari keadaan normal dan sebagian cairan yang berlebihan tersebut
akan meluber keluar dari hidung. Setelah anda kembali ke lingkungan dengan udara
yang hangat, pembuluh darah kecil di hidung anda akan kembali menyempit dan
kelenjar yang menghasilkan lendir akan kembali memproduksi lendir dalam tingkat
normal. Kedinginan tidak menyebabkan pilek atau meningkatkan resiko untuk tertular
penyakit common cold, tetapi common cold bisa tertular jika kondisi tubuh kurang
sehat sehingga rentan terhadap penyakit.
C. PATOFISIOLOGI
Rinovirus merupakan virus yang biasanya menyebabkan common cold. Virus
laindiantaranya corona virus, enterovirus terutama coxsackie virus A21 dan A24,
echovirus 11dan 20, parainfluenza virus dan adenovirusis. Rhinovirus masuk saluran
nafas secaradroplet yang dapat ditularkan oleh oranglain yang menderita common
cold.
Setelah masainkubasi 2-4 hari, pasien akan mengalami gejala-gejala seperti cairan
dari
hidungyang berlebih atau rinorea, bersin, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, malai
se, danterkadang adanya demam ringan.Gejala-gejala common cold disebabkan oleh
adanya kombinasi replikasi virus danrespon imun tubuh. Pada infeksi rinovirus
menyebabkan70%infeksisaluranpernapasan bagian atas, mampu membuat lepasnya lo
kal mediator, misalnya histamin, interleukin 6dan 8, dan nuclear factor kappa beta.
Mediator-mediator ini akan berkombinasi denganrespon imun yang menyebabkan
timbulnya ciri-ciri gejala common cold. Rhinovirus yang menyebabkan common cold
mengiritasi epitelium nasal.Makrofag akan mencetuskan produksi sitokin, yang
apabila berkombinasi denganmediator akan menimbulkan gejala-gejala. Sitokin
menyebabkan
efeksistemik.Mediator  bradikinin berperan utama menyebabkan simptom lokal sepert
i radang tenggorokan daniritasi nasal. Simptom biasanya bermuka 2-5 hari setelah
infeksi awal. Puncak gejalatimbul pada 2-3 hari simptom onset, dapat dibedakan
dengan influenza dimana memilikisimptom yang konstan dan cepat
D. TANDA DAN GEJALA
Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.
Biasanya gejala awal berupa:
1. Rasa tidak enak di hidung
2.   Rasa tidak enak di tenggorokan
3.    Bersin-bersin
4.    Tenggorokan gatal
5.    Hidung meler
6.    Batuk
7.    Suara serak
8.    Cemas
9.    Sakit kepala
10. Demam (biasanya ringan)
11. Sesak nafas
Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada saat
terjadinya gejala.Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-
hari pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.
Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan jumlahnya
tidak terlalu banyak.Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari,
meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu
kedua.
E. PENATALAKSANAAN
Pengobatan :
1. Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman, serta
diusakahan agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
2. Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani tirah
baring di rumah.
3. Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga lebih
mudah untuk dikeluarkan/dibuang.
4. Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau
ibuprofen.
5. Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin.
6. Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan
sekret dan mengurangi sesak di dada.
7. Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu
mengeluarkan sekret yang kental
8. Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari
saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati, kecuali
jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur. Jika batuknya
hebat, bisa diberikan obat anti batuk
9. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold, antibiotik hanya diberikan
jika terjadi suatu infeksi bakteri.
F. PENCEGAHAN
1. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan
2. Sebaiknya sering mencuci tangan, membuang tisu kotor pada tempatnya serta
membersihkan permukaan barang-barang.
3. Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa mengurangi resiko
tertular atau mengurangi jumlah virus yang dikeluarkan oleh seorang pender
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih 10 hari
atau dengan demam > 37,8°C. Pemeriksaan darah ini dilakukan untuk melihat
leukositis
H. KOMPLIKASI
Common cold di sebabkan infeksi virus. Antibiotic tidak bermanfaat dalam
pengobatan common cold. Anti biotic hanya berfungsi pada infeksi bakteri. efektif
mempercepat penyembuhan. Pemberian obat batuk pilek pada bayi justru mempunyai
resiko timbulnya efek samping obat. Common cold dapat sembuh dengan sendirinya
sehingga tidak memerlukan pengobatan khusus,yang lebih penting di perlukan anak
dan bayi adalah pemberian cairan atau imun lebih banyak dan pemantauan kondisi
emergensi.
Komplikasi bisa memperpanjang terjadinya gejala:
1. Infeksi saluran udara (trakea) disertai sesak di dada dan rasa terbakar
2. Gangguan pernafasan yang lebih berat terjadi pada penderita bronkitis atau asma
yang menetap
3. Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara (infeksi trakeobronkial).
4. Otitis media (infeksi telinga). Sekitar 5-15% anak yang terkena common cold
terjadi infeksi pada telinga bagian tengah.penyebabnya adalah adanya saluran yang
menghubungkan antara tenggorokan dan rongga telinga.
5. Komplikasi tersebut lebih sering terjadi pada anak atau bayi dengan factor resikao
tertentu :
a. Anak berusia kurang dari 2 tahun, karena daya tahan tubuh rendah
b. Anak menderita penyakit immunodefisiensi (daya tahan tubuh rendah)
c. Anak mendapatkan pengobatan kortikosteroid jangka panjang
d. Anak menderita penyakit kronik seperti jantung

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang tertahan
2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah,2003.Perawatan Anak Sakit edisi 2.EGC:Jakarta


Sacharing, Rosa M.1996.Prinsip Keperawatan Pediatrik.Jakarta:EGC
Sheila S.R dan Taylor Cyntia M.2003.Diagnosa Keperawatan dengan Rencana
Asuhan.Jakarta:EGC
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN MTBS
PADA AN. A DENGAN COMMOND COLD

Kasus
An. A berusia 2 tahun datang ke Puskesmas bersama ibunya dengan keluhan pilek dengan
ingus jernih serta encer dan diawali dengan bersin, Ibu pasien mengatakan anaknya
mengalami batuk ringan tanpa dahak yang disertai dengan demam. Pada saat dilakukan
pengkajian oleh Ners N didapatkan hasil hyperemia pada konjungtiva, mata berair, kesadaran
menurun, pasien nampak pucat, lesu dan rewel, pada ektermitas pun teraba hangat dengan
Suhu : 38°C, Nadi : 95x/menit, RR : 25x/menit.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : An. A
Usia : 2 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Pengkajian : 16 Agustus 2020
Diagnosa Medis : Commond Cold
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan dengan klien : Anak
3. Keluhan Utama
a. An.A datang ke Puskesmas bersama ibunya dengan keluhan pilek dengan
ingus jernih serta encer
b. An. A selalu bersin
c. An. A juga mengalami batuk ringan tanpa dahak
d. An. A mengalami demam
e. Kesadaran An. A menurun
4. Data Fokus
DS :
a. An.A datang ke Puskesmas bersama ibunya dengan keluhan pilek dengan
ingus jernih serta encer
b. An. A selalu bersin
c. An. A juga mengalami batuk ringan tanpa dahak
d. An. A mengalami demam
DO :
a. Terdapat Hyperemia pada konjungtiva
b. Mata tampak berair
c. Kesadaran An. A menurun
d. An. A tamak pucat
e. An . A tampak lesu
f. An. A tampak rewel
g. Ektermitas teraba hangat
h. Suhu : 38°C, Nadi : 95x/menit, RR : 25x/menit
5. Diagnosa Keperawatan Prioritas
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang
tertahan
b. Hipertermi berhubungan dengan penyakit
c. Hambatan rasa nyaman
6. Analisa Data
ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Etiologi
1. DS: Ketidakefektifan sekresi yang tertahan
a. An.A datang ke bersihan jalan nafas
Puskesmas bersama
ibunya dengan
keluhan pilek dengan
ingus jernih serta
encer
b. An. A selalu bersin
c. An. A juga mengalami
batuk ringan tanpa
dahak
DO :
a. Mata tampak berair
b. Kesadaran An. A
menurun
c. An. A tamak pucat
d. An . A tampak lesu
e. An. A tampak rewel
f. Suhu : 38°C, Nadi :
95x/menit, RR :
25x/menit
2. DS : Hipertermia Penyakit
An. A mengalami
demam
DO :
a. Terdapat Hyperemia
pada konjungtiva
b. Mata tampak berair
c. Kesadaran An. A
menurun
d. An. A tamak pucat
e. An . A tampak lesu
f. An. A tampak rewel
g. Ektermitas teraba
hangat
h. Suhu : 38°C, Nadi :
95x/menit, RR :
25x/menit
3. DS Hambatan rasa Gejala terkait
a. An.A datang ke nyaman penyakit
Puskesmas bersama
ibunya dengan
keluhan pilek
dengan ingus jernih
serta encer
b. An. A selalu bersin
c. An. A juga
mengalami batuk
ringan tanpa dahak
d. An. A mengalami
demam
DO :
a. Terdapat Hyperemia
pada konjungtiva
b. Mata tampak berair
c. Kesadaran An. A
menurun
d. An. A tamak pucat
e. An . A tampak lesu
f. An. A tampak rewel
g. Ektermitas teraba
hangat
h. Suhu : 38°C, Nadi :
95x/menit, RR :
25x/menit

INTERVENSI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA NOC NIC
O
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Manajemen Jalan
bersihan jalan tindakan keperawatan Nafas 3140
nafas 1x24 jam diharapkan - Posisikan pasien untuk
berhubungan masalah ketidakefektifan memaksimalkan
dengan sekresi bersihan jalan nafas ventilasi
yang tertahan pasien dapat teratasi - Lakukan fisioterapis
dengan kriteria hasil : dada sebagaimana
Status Pernafasan : mestinya
Kepatenan Jalan - Auskultasikan suara
Nafas 0410 nafas, catat area yang
- frekuensi pernafasan ventilasinya menurun
dari deviasi yang cukup dan apakah adanya suara
berat dari kisaran normal tambahan
(2) menjadi deviasi - Posisikan untuk
ringan dari kisaran meringankan sesak
normal (4) nafas
- irama pernafasan dari
deviasi yang cukup berat
dari kisaran normal (2)
menjadi deviasi ringan
dari kisaran normal (4)
- kedalaman inspirasi
dari deviasi yang cukup
berat dari kisaran normal
(2) menjadi deviasi
ringan dari kisaran
normal (4)
- dispnea saat istirahat
dari berat (2) menjadi
ringan (4)
2. Hipertermia Setelah dilakukan Perawatan Demam 3740
berhubungan tindakan keperawatan - Pantau suhu dan
dengan penyakit 1x24 jam diharapkan tanda-tanda vital
masalah hipertermia lainnya
pasien dapat teratasi - Monitor warna kulit
dengan kriteria hasil : dan suhu
Termoregulasi 0800 - Tutup pasien dengan
- Peningkatan suhu kulit selimut atau pakaian
dari cukup berat (2) ringan lainnya
menjadi ringan (4) tergantung fase
- Hipertemia dari cukup demam
berat (2) menjadi - Tingkatkan sirkulasi
ringan (4) udara
- Menggigil saat dingi
dari banyak terganggu
(2) menjadi sedikit
tenggangu (4)
- Berkeringat saat panas
dari cukup berat (2)
menjadi ringan (4)
3. Hambatan rasa Setelah dilakukan Manajemen
Lingkungan:
nyaman dengan tindakan keperawatan
Kenyamanan 6482
kondisi terkait 1x24 jam diharapkan
- tentukan tujuan pasiem
gejala penyakit masalah hipertermia
dan keluarga dalam
pasien dapat teratasi
memelihara lingkungan
dengan kriteria hasil :
yang nyaman
Status Kenyamanan
- ciptakan lingkungan
2008
yang nyaman dan
- kesejahteraan fisik dari
mendukung
banyak terganggu
- berikan edukasi yang
menjadi sedikit
yang relevan mengenai
terganggu
manajemen penyakit
- limgkungan fisik dari
- posisikan pasien untuk
banyak terganggu
memaksimalkan
menjadi sedikit
kenyamananya.
terganggu
- suhu ruangan dair
banyak terganggu
menjadi sedikit
terganggu
- perawatan sesuai
dengan kebutuhan dari
banyak terganggu
menjadi sedikit
terganggu

IMPELENTASI KEPERAWATAN
N TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI
O
1. 17-08-2020/ 08.00 WIB - Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
- Melakukan fisioterapis dada sebagaimana
mestinya
- Mengauskultasikan suara nafas, catat area
yang ventilasinya menurun dan apakah
adanya suara tambahan
- Memposisikan untuk meringankan sesak
nafas
2. 17-08-2020/09.00 WIB - Memantau suhu dan tanda-tanda vital
lainnya
- Memonitor warna kulit dan suhu
- Menutup pasien dengan selimut atau
pakaian ringan lainnya tergantung fase
demam
- Meningkatkan sirkulasi udara
3. 17-08-2020/10.00 WIB - menentukan tujuan pasiem dan keluarga
dalam memelihara lingkungan yang
nyaman
- menciptakan lingkungan yang nyaman
dan mendukung
- memberikan edukasi yang yang relevan
mengenai manajemen penyakit
- memposisikan pasien untuk
memaksimalkan kenyamananya.

EVALUASI KEPERAWATAN
N TANGGAL/JAM EVALUASI
O
1. 17-08-2020/ 08.00 WIB S:
a. An.A datang ke Puskesmas bersama
ibunya dengan keluhan pilek dengan
ingus jernih serta encer
b. An. A selalu bersin
c. An. A juga mengalami batuk ringan
tanpa dahak
O:
a. KU lemah
b. Mata tampak berair
c. Kesadaran An. A menurun
d. An. A tamak pucat
e. An . A tampak lesu
f. An. A tampak rewel
g. Suhu : 38°C, Nadi : 95x/menit, RR :
25x/menit
A : masalah pasien teratasi sebagian
P : berikan intervensi
2. 17-08-2020/ 09.00 WIB S:
An. A mengalami demam
O:
a. KU Lemah
b. Terdapat Hyperemia pada konjungtiva
c. Mata tampak berair
d. Kesadaran An. A menurun
e. An. A tamak pucat
f. An . A tampak lesu
g. An. A tampak rewel
h. Ektermitas teraba hangat
i. Suhu : 38°C, Nadi : 95x/menit, RR :
25x/menit
A : masalah pasien teratasi sebagian
P : lakukan intervensi perawatan demam
3. 17-08-2020/10.00 WIB S:
a. An.A datang ke Puskesmas bersama
ibunya dengan keluhan pilek dengan ingus
jernih serta encer
b. An. A selalu bersin
c. An. A juga mengalami batuk ringan tanpa
dahak
O:
a. KU lemah
b. Mata tampak berair
c. Kesadaran An. A menurun
d. An. A tamak pucat
e. An . A tampak lesu
f. An. A tampak rewel
g. Suhu : 38°C, Nadi : 95x/menit, RR :
25x/menit
A : masalah pasien teratasi sebagian
P : atur lingkungan yang nyaman

Anda mungkin juga menyukai