HIPERTENSI
Disusun oleh :
Nama : Kartika Sari
Nim : 3720190041
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar.
Kategori Derajat Hipertensi menurut Nurafif, Amin Huda dkk, 2015:
No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
1 Optimal <120 <80
2 Normal 120-129 80-84
3 High Normal 130-139 85-89
4 Hipertensi
Grade 1 (Ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (Sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (Berat) 180-209 100-119
Grade 4 (Sangat Berat) >210 >120
D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstruksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf sympatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia sympati di thoraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf sympatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron pre ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norefinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstiktor. Klien dengan hipertensi
sangat sensitive terhadap norefinefrin, meskipun idak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf
simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi efinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainya, yang
dapat memperkuat respon vasokonstrikor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasoknstriktor kuat,
yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan Hipertensi (Nurhidayat, 2015).
E. Pathway
HIPERTENSI
Peningkatan kecepatan
Pemompaan darah dari Peningkatan kerja jantung
denyut jantung dan
ventrikel kiri meningkat
volume sekuncup
F. Komplikasi
Meningkatnya tekanan darah merupakan satu–satunya gejala pada
hipertensi essensial. Kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan
baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal,
mata, otak, dan jantung.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
Gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi
ginjal, gangguan serebral (otak), dapat mengakibatkan kejang dan pendarahan
pembuluh darah otak dan mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran
hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti
gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian
hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan (Nurhidayat 2015).
G. Pemeriksaan Penunjang
(Nurafif, AH & Kusuma, 2015)
a. Laboratorium
1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkin ginjal
2) Darah perifer lengkap
3) Kimia darah (kalium,natrium,kretinin,gula darah puasa)
b. CT Scan
Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. EKG
d. Rontgen Foto
H. Penatalaksanaan
Menurut (Brunner & Sunddarth, 2002) ada dua penatalaksanaan antara lain:
a. Penatalaksanaan Non Farmokologi
Pengaturan Diet, beberapa diet yang dianjurkan:
1) Rendah garam
Diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
2) Diet tinggi potassium, dapat menurunkan tekanan darah tapi
mekanismenya belum jelas.
3) Diet kaya buah dan sayur.
4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegahan terjadinya jantung
coroner.
Penurunan berat badan
Penurunan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan
dengan mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup juga
berkurang.
Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepedah
bermanfaat menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan
jantung.
Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk
mengurangi efek hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan
aliran darah ke sebagian organ dan meningkatkan kerja jantung.
Memperbaiki pola istirahat dan tidur.
b. Penatalaksanaan Medis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan Hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Pemeriksaan tekanan darah secara teratur
5) Obat–obatan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstruksi,
hipertrofi/rigiditasventrikuler, iskemia miokard.
b. Nyeri b.d peningkatan tekanan vaskuler serebrel dan iskemia.
c. Kelebihan volume cairan b.d kelebihan asupan natrium.
d. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
e. Ansietas b.d stress, ancaman kematian.
f. Gangguan pola tidur b.d kebisingan.
DAFTAR PUSTAKA