Anda di halaman 1dari 4

DEMAM

a) Definisi Demam
Demam (pireksia) adalah keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh IL-1. Pengaturan
suhu pada keadaan sehat atau demam merupakan keseimbangan antara produksi dan
pelepasan panas.
Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang
berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Suhu tubuh normal
berkisar antara 36,5-37,2°C.
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diatur, disebabkan
ketidakseimbanganantara produksi dan pembatasan panas. Interleukin-1 pada keadaan ini
tidak terlibat, oleh karena itu pusat pengaturan suhu di hipotalamus berada dalam
keadaan normal.

b) Suhu Tubuh Normal


Batasan nilai atau derajat demam dengan pengukuran di berbagai bagian tubuh
sebagai berikut: suhu aksila/ketiak diatas 37,2°C, suhu oral/mulut diatas 37,8°C, suhu
rektal/anus diatas 38,0°C, suhu dahi diatas 38,0°C, suhu di membran telinga diatas
38,0°C. Sedangkan dikatakan demam tinggi apabila suhu tubuh diatas 39,5°C dan
hiperpireksia bila suhu diatas 41,1°C.

c) Kelebihan dan Kekurangan dari Empat Lokasi Pengukuran Suhu Tubuh


d) Etiologi Demam
Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi.
1. Faktor Infeksi
Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun
parasit. Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak
antara lain pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis,
bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis
media, infeksi saluran kemih, dan lain-lain. Infeksi virus yang pada umumnya
menimbulkan demam antara lain viral pneumonia, influenza, demam berdarah
dengue, demam chikungunya, dan virus-virus umum seperti H1N1.
Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain coccidioides
imitis, criptococcosis, dan lain-lain. Infeksi parasit yang pada umumnya
menimbulkan demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.

2. Faktor Non - Infeksi


Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain
faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan
tumbuh gigi, dll), penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus,
vaskulitis, dll), keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma non- hodgkin, leukemia, dll),
dan pemakaian obat-obatan (antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin).
Selain itu anak-anak juga dapat mengalami demam sebagai akibat efek samping
dari pemberian imunisasi selama ±1-10 hari. Hal lain yang juga berperan sebagai
faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan sistem saraf pusat seperti
perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera hipotalamus, atau gangguan
lainnya.

e) Patofisiologi Demam
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama pirogen.
Pirogen adalah zat yang dapat menyebabkan demam. Pirogen terbagi dua yaitu pirogen
eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien. Contoh dari pirogen eksogen
adalah produk mikroorganisme seperti toksin atau mikroorganisme seutuhnya. Salah satu
pirogen eksogen klasik adalah endotoksin lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri
gram negatif. Jenis lain dari pirogen adalah pirogen endogen yang merupakan pirogen
yang berasal dari dalam tubuh pasien. Contoh dari pirogen endogen antara lain IL-1, IL-
6, TNF-α, dan IFN. Sumber dari pirogen endogen ini pada umumnya adalah monosit,
neutrofil, dan limfosit walaupun sel lain juga dapat mengeluarkan pirogen endogen jika
terstimulasi
Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah put ih (monosit,
limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau
reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal
dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-α, dan IFN). Pirogen eksogen dan pirogen
endogen akan merangsang endotelium hipotalamus untuk membentuk prostaglandin.
Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan meningkatkan patokan termostat di pusat
termoregulasi hipotalamus. Hipotalamus akan menganggap suhu sekarang lebih rendah
dari suhu patokan yang baru sehingga ini memicu mekanisme-mekanisme untuk
meningkatkan panas antara lain menggigil, vasokonstriksi kulit dan mekanisme volunter
seperti memakai selimut. Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas dan
penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik
ke patokan yang baru tersebut.

f) Mekanisme Penurunan Temperatur


Tubuh akan memiliki mekanisme penurunan temperatur bila suhu terlalu panas. Sistem
pengaturan temperatur menggunakan tiga mekanisme penting untuk menurunkan panas
tubuh yaitu :
a) Vasodilatasi
Pada hampir semua area tubuh, pembuluh darah mengalami dilatasi
dengan kuat. Hal ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada
hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokonstriksi. Vasokontriksi penuh
akan meningkatkan kecepatan pemindahan panas ke kulit sebanyak delapan kali
lipat.
b) Berkeringat

Efek dari peningkatan temperatur yang menyebabkan berkeringat.


Peningkatan temperatur tubuh 1°C menyebabkan keringat yang cukup banyak
untuk membuang 10 kali lebih besar kecepatan metabolisme basal dari
pembentukan panas tubuh.

c) Penurunan pembentukan panas


Mekanisme yang menyebabkan pembentukan panas berlebihan, seperti
menggigil dan ermogenesis kimia, dihambat dengan kuat.

g) Klasifikasi Demam
 Demam Intermiten : Suhu tubuh berubah-ubah dalam interval yang teratur, antara
periode demam dan periode normal secara abnormal.
 Demam Remiten : Terjadi fluktasi suhu dalam rentang yang luas (lebih dari 2°C)
dan suhu tubuh berada diatas normal selama 24 jam.
 Demam Kambuhan : Masa febril yang pendek selama beberapa hari diselingi
dengan periode suhu normal selama 1-2 hari.
 Demam Konstan: Suhu tubuh akan sedikit berfluktuasi, tetapi berada diatas suhu
norma

Anda mungkin juga menyukai