Anda di halaman 1dari 10

RESUME FISIKA LINGKUNGAN

MEKANISME GEMPA BUMI

Oleh :

IRFAN LUTHFI

160330101/2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
Mekanisme Terjadinya Gempa Bumi

A. PENGERTIAN GEMPA BUMI

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan
energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada
jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa
Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium
seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama
selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak
terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas,
tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9,
meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar
adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa
Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

Pada dasarnya, para ahli membagi proses terjadinya gempa bumi atau asal muasal gempa ke
dalam dua kelompok besar yakni:

1. Teori Pergeseran Sesar

2. Teori Kekenyalan Elastis atau elastic rebound theory.

Menurut para ahli, gempa yang banyak terjadi disebabkan oleh pergeseran lempengan
sepanjang sesar dan terjadi secara tiba-tiba atau dikenal dengan istilah sudden slip. Hal ini terjadi pasa
lapisan kerak bumi. Lebih lanjut para ahli berpendapat bahwa penyebab utama bencana gempa bumi
prosesnya diawali dengan sebuah gaya pergerakan yang terdapay di titik interior bumi. Gaya ini
dikenal juga dengan istilah gaya konveksi mantel. Proses gempa bumi ini dimulai dari gaya konveksi
mantel yang kemudian menekan bagian kerak bumi yang dikenal juga dengan nama outer layer.
Kerak ini memiliki sifat yang rapuh, dengan demikian saat ia tak lagi bisa menahan gaya konveksi
mantel ini maka sebagai akibatnya sesar akan bergeser dan dirasakan manusia sebagai sebuah gempa.
Proses gempa bumi yang satu ini masuk ke dalam jenis gempa tektonik. Tentu jika jenis gempanya
vulkanik, buatan, tumbukan serta runtuhan, maka prosesnya akan berbeda.

Menurut para ahli, dari semua total gempa yang terjadi di seluruh dunia, jenis gempa tektonik
inilah yang mendominasi. Bahkan jenis gempa vulkanik sendiri pun hanya mencapai 7% dari semua
total gempa yang terjadi. Proses terjadinya gempa vulkanik dimulai dari pergerakan material yang ada
di dalam saluran fluida. Gerakan ini biasanya dirasakan sesaat sebelum sebuah gunung berapi
meletus. Untuk jenis gempa buatan yang menggunakan dinamit misalnya, prosesnya terjadi lantaran
ada tekanan yang bersumber dari dinamit tersebut. Ledakan dahsyat dari dinamit akan membuat
wilayah target terguncang dan terjadilah gempa buatan. Sementara itu, proses terjadinya gempa bumi
tumbukan selalu dimulai dari adanya benda luar angkasa yang berhasil sampai ke permukaan bumi.
Benda ini datang dengan kecepatan luar biasa sehingga saat mencapai badan bumi, tekanan akan
dirasasakan dalam bentuk gerakan atau getaran. Tingkatannya tergantung penuh pada kekuatan benda
luar angkasa tersebut.

B. Jenis dan Proses Terjadinya Gempa

Proses terjadinya gempa bumi dapat dilihat dari penyebab utama terjadinya gempa bumi. Ada
tiga jenis gempa bumi yang dapat dibedakan dilihat menurut terjadinya.

1. Gempa vulkanik

Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung berapi merupakan peristiwa
gempa bumi yang terjadi karena letusan gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan sesaat
adanya erupsi atau letusan gunung berapi dan getarannya sangat dirasakan oleh manusia dan hewan
sekitar gunung berapi itu berada. Menurut penelitian, gempa vulkanik terjadi hanya 7% dari seluruh
gempa bumi yang pernah terjadi di muka bumi.Contohnya antara lain adalah gempa Gunung Merapi*
di Jawa Tengah, gempa Gunung Una-Una di Tomini Sulawesi Tengah dan gempa Gunung Pericutin.

2. Gempa Tektonik

Seperti diketahui bahwa kulit bumi terdiri dari lapisan-lapisan batuan. Tiap-tiap lapisan
memiliki kekerasan dan masa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi yang yang terdiri
lempeng lempeng tektonik mengalami pergeseran satu sama lain akibat arus konveksi yang terjadi
dalam bumi. Pergeseran ini kian hari menimbulkan pengumpulan energi stress yang sewaktu-waktu
akan lepas.Pergeseran lempeng terdiri dari tiga tipe, pergeseran mendatar yang mengakibatkan
terjadinya patahan mendatar, pergeseran menunjam yaitu salah satu lempeng menyusup ke lempeng
lainnya (subduksi), sehingga menciptakan lembah atau cekungan bumi dan pergeseran tumbukan
antar lempeng yang akan menciptakan gunung atau bukit baru. Peristiwa pelepasan energi pada
pergeseran lempengan inilah yang disebut gempa tektonik.

3. Gempa reruntuhan

Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan
tanah atau batuan. Lereng gunung yang terjadi dan memiliki energi potensial yang besar ketika jatuh
atau runtuh akan membuat bergetarnya permukaan bumi. Inilah yang disebut gempa runtuhan.

4. Gempa Jatuhan

Seperti kita ketahui bumi merupakan salah satu planet bumi yang ada dalam susunan tata
surya. Setiap hari bumi menerima hantaman meteor atau benda langit lain. Namun ketika menerima
meteor atau benda langit lain yang besar bumi akan bergetar. Bergetar permukaan bumi disebabkan
jatuhnya benda langit inilah yang disebut gempa bumi jatuhan

Dari keempat jenis gempa itu, jenis Gempa Bumi Jatuhan jarang sekali terjadi di muka bumi,
sehingga para ahli kerap mengabaikan untuk memasukkan jenis gempa bumi jatuhan dalam
pembahasan gempa bumi. Sebaliknya, gempa bumi tetonik merupakan gempa bumi yang paling
sering terjadi dan paling berbahaya menimbulkan korban fisik dan manusia.

Gempa bumi tektonik memiliki getaran paling dahsyat. Getarannya mengakibatkan patahnya
lapisan permukaan bumi. Akibatnya permukaan tanah menjadi terbelah, jalan raya, rumah, jembatan
serta bangunan fisik lain menjadi rusak dan hancur, bahkan menimbulkan korban jiwa manusia yang
tidak sedikit. Gempa tektonik kebanyakan terjadi di daerah subduksi yaitu daerah dimana terjadi
pergeseran lempeng tektonik yang menyusup atau menunjam ke lempeng tektonik lainya Di daerah
subduksi ini dapat terjadi gempa gempa dangkal , sedang dan dalam. Pusat gempa yang berada di
bawah permukaan bumi disebut dengan hiposentrum. Sedangkan lokasi di permukaan bumi yang
terletak tegak lurus dari hiposentrum dikenali sebagai 'epicenter' atau epicentrum. Semakin dangkal
hiposentrum gempa bumi semakin besar potensi kerusakan. Gempa bumi merambat dengan cepat ke
segala arah dan menimbulkan kerusakan namun pada episentrum inilah kerusakan paling parah
terjadi. Gempa bumi dapat dibedakan menurut kedalam hiposentrum yaitu gempa bumi dangkal,
gempa bumi sedang dan gempa bumi dalam.

a) Gempa dangkal adalah gempa bumi yang terjadi pada kedalaman hiposentrum kurang dari 33
km dari permukaan bumi. Gempa inilah yang paling berbahaya dan potensi menimbulkan
kerusakan.
b) Gempa sedang atau disebut pula dengan gempa menengah, yaitu gempa bumi yang memiliki
hiposentrum antara 33 - 300 km dari permukaan bumi. Sekitar 12% gempa bumi terjadi pada
golongan ini
c) Gempa dalam adalah gempa yang terjadi pada hiposentrum 300 - 700 km di bawah
permukaan bumi. Gempa ini jarang sekali terjadi hanya 3% gempa bumi dari keseluruhan
gempa bumi yang terjadi.

Menurut lokasinya, gempa bumi dibedakan menjadi dua: gempa bumi daratan dan gempa bumi
lautan.

a) Gempa bumi daratan adalah gempa bumi yang episentrumnya berada di daratan
b) Gempa bumi lautan adalah gempa bumi yang episentrumnya berada di lautan. Pada gempa
lautan inilah yang kerap menimbulkan tsunami karena mengakibatkan bergeraknya air laut
sehingga menimbulkan potensi ketinggian gelombang laut yang pada akhirnya menerjang
pantai atau pelabuhan terdekat.

Ketika terjadi gempa bumi, getaran yang diakibatkannya merambat dari titik hiposentrumnya.
Oleh karena itu gelombang getaran gempa dapat dibedakan menjadi tiga jenis: gelombang primer,
gelombang sekunder dan gelombang permukaan

a. Gelombang primer

Gelombang primer atau disering dilambangkan dengan gelombang P merupakan gelombang


getaran gempa yang merambat secara longitudinal, berasal dari hiposentrum dan merambat ke segala
arah dengan kecepatan 4 -7 km/s.

b. Gelombang sekunder

Gelombang ini disebut juga gelombang S atau gelombang transversal adalah gelombang getaran
gempa yang merambat dari hiposentrum ke segala arah dengan kecepatan 2 - 5 km/s.

c. Gelombang panjang

Gelombang permukaaan dilambangkan dengan gelombang L ( Love ) adalah getaran yang gempa
yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan lebih rendah. Gelombang ini lebih dikenal
dengan gelombang permukaan, karena rambatan getaran lebih terasa di lapisan permukaan bumi.
Getaran gempa bumi dapat merambat keatas (vertical) dan mendatar (horizontal). Getaran gempa
komponen vertikal dapat merontokkan genting dan jendela bangunan sedangkan getaran gempa
komponen horizontal dapat mengakibatkan robohnya bangunan secara keseluruhan.

Bagaimana mengukur gempa bumi dan daya rambatnya? Untuk mengetahui kekuatan getaran gempa
bumi digunakan alat seismometer. Seismometer yang dirangkai dengan alat yang mencatat parameter
gempa disebut seismograf. Sedangkan hasil rekaman pada piasnya disebut seismogram. Sebuah
seismograf dapat mencatat gempa komponen vertical dan masing- dan gempa komponen horizontal.
Ketika terjadi gempa, getaran gempa yang terekam adalah gelombang primer karena kecepatan
rambatnya paling tinggi, lalu diikuti oleh rekaman gelombang sekunder yang memiliki kecepatan
rambat lebih rendah dari gelombang primer. Gelombang permukaan datang paling akhir karena
memiliki kecepatan rambat paling rendah. Seismograf mencatat semua getaran dan kecepatan rambat
gempa bumi dalam bentuk seismogram. Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur
kekuatan gempa bumi. Skala Mercalli, Omori, Cancani, dan skala Richter* merupakan skala yang
digunakan, namun skala Richter adalah yang paling popular untuk mengukur kekuatan gempa bumi
yang disebut dengan magnitude (M). Berdasarkan skala-skala ini orang dapat mengenali kekuatan
gempa yang pada akhirnya berguna untuk mengantisipasinya seperti desain konstruksi bangunan dan
jalan raya

Menurut skala Richter kekuatan gempa bumi dapat dilihat sebagai berikut:

Skala Richter (M *) Pengaruh Gempa Bumi

> 3,5 Umumnya tidak terasa, tetapi terekam

3,5-5,4 Seringkali terasa, tetapi jarang mengakibatkan kerusakan

< 6,0 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan yang kurang kuat dan meliputi daerah
yang kecil.

6.1-6.9 Dapat menimbulkan kerusakan pada fisik dan menimbulkan korban jiwa manusia pada radius
sampai 100 kilometer

7.0-7.9 Pada skala ini termasuk gempa bumi besar. Dapat menyebabkan kerusakan serius pada daerah
yang lebih luas.

>8 Gempa bumi besar. Dapat menyebabkan kerusakan serius pada daerah yang meliputi
beberapa ratus kilometer

Sebagai contoh, gempa bumi di Aceh mencapai kekuatan 9,0 skala Richter yang
mengakibatkan kerusakan fisik yang amat besar dan menimbulkan korban yang banyak

C. PROSES TEJADINYA GEMPA

1. Lempeng Tektonik (Tectonic Plate)


Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis
dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara
terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun
1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti
gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung,
benua, dan samudra. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak
samudra (oceaniccrust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle). Kerak benua
dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada
kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat
pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik). Di
bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di
lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid).
Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan
lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat
pada Peta Tektonik.

2. Pergerakan Lempeng (Plate Movement)

Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan
lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu
ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction)
dimana tiga lempeng kerak bertemu.

a. Batas Divergen Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break
apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah,
membentuk batas divergen.
b. Batas Konvergen Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak
bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip
beneath another).
c. Batas Transform Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each
other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai
maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk
(transform fault).

3. Batas Konvergen

Batas konvergen ada 3 macam, yaitu 1) antara lempeng benua dengan lempeng samudra, 2)
antara dua lempeng samudra, dan 3) antara dua lempeng benua.

1. Konvergen lempeng benua samudra (Oceanic Continental)

Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng ini masuk ke
lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya,
terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian
terjadi penunjaman, terbentuklah parit samudra (oceanic trench).

2. Konvergen lempeng samudra-samudra (Oceanic-Oceanic)


Salah satu lempeng samudera menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya, menyebabkan
terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang pararel terhadap parit tersebut, juga
di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang timbul sampai ke permukaan, membentuk
gugusan pulau vulkanik (volcanic island chain).

3. Konvergen lempeng benua-benua (Continental-Continental)

Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena keduanya adalah
lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup berat untuk tenggelam masuk ke
astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan menebal, membentuk
deretan pegunungan non vulkanik (mountain range).

D. MEKANISME GEMPA

Secara sederhana terjadinya gempa dapat dijelaskan karena “patah”, atau karena adanya
patahan (disebut juga fault atau biasa disebut juga “sesar” oleh para geologist). Apa yang patah?,
yang patah adalah batuan, batuan yang berlapis-lapis yang menyusun permukaan bumi. mungkin
batuan memang bisa berlapis dan bisa patah, bahkan sebelum patah dia terbengkokkan (folding) dulu.
Dibawah ini saya coba memperlihatkan beberapa gambar yang menunjukkan hal tersebut ternyata ada
disekitar kita walau kita jarang memperhatikannya.

Secara umum ada tiga jenis patahan atau sesar, menurut mekanismenya, sesar naik (thrust fault
atau reverse fault), sesar mendatar atau sesar geser (strike slip), dan sesar normal (normal fault).
secara umum bisa dikatakan gempa terjadi ketika batuan patah, baik itu patah dan naik, patah dan
bergeser, maupun patah dan turun.Patahan terjadi dikarenakan batuan mengalami tekanan ataupun
tarikan secara terus menerus. Apabila elastisitas batuan sudah jenuh, maka batuan akan patah untuk
melepaskan energi dari tekanan dan tarikan tersebut. Disaat menerima tekanan batuan akan
terbengkokkan, dan setelah melepaskan tekanannya batuan akan kembali ke bentuknya semula, ini
dikenal dengan “ElasticRebound Theory”.

Dengan demikian semakin menjelaskan kenapa pada jalur subduction zone merupakan jalur
gempa, atau merupakan tempat dimana pusat gempa terjadi. Subduction zone merupakan zona
dimana bertemunya dua lempeng, maka disitulah tempat yang mengalami tekanan secara terus
menerus selama jutaan tahun yang lalu sampai sekarang. Pada saat energi tekanan semakin besar dan
elastisitas batuannya sudah jenuh maka dia akan patah untuk melepaskan energi tekanan tersebut, Jadi
gempa terjadi “BUKAN” karena tumbukan dua lempeng seperti 2 mobil yang saling bertabrakan yang
asalnya saling jauh kemudian secara tiba-tiba saling bertabrakan sehingga terjadi crash, memang
untuk subduction zone gempa terjadi karena interaksi antara dua lempeng yang saling menekan
sehingga terakumulasi energi yang cukup besar, gempanya sendiri terjadi karena kondisi batuan pada
lempeng (crust) maupun/ataupun pada lithosphere patah untuk melepaskan energi tekanan yang sudah
tertumpuk disana selama kurun waktu tertentu. Mekanisme pelepasan energi gempa pun bermacam-
macam dan masih menjadi penelitian yang menarik bagi para peneliti di bidang geosience dan
kegempaan. Gempa yang terjadi di subduction zone di Indonesia bisa merupakan gempa dangkal
(shallow earthquake), menengah (intermediate earthquake), dan dalam (deep earthquake). Saya tidak
akan membahas mengenai hal ini dalam uraian ini karena mekanisme ketiga jenis gempa tersebut
berbeda dan membutuhkan uraian tersendiri untuk pembahasannyaBagaimana untuk gempa yang di
darat?. Konsep dasarnya sama, itu terjadi karena adanya tekanan atau tarikan dari kondisi tektonik
bumi, kondisi geologi maupun kondisi morfologi.Maka di darat pun dapat muncul sesar-sesar baru
yang terjadi akibat gempa tektonik maupun akibat proses geologi yang mengakibatkan sesar-sesar
baru (sesar kuarter) apakah itu karena longsor (landslide) maupun karena gempa vulkanik yang besar,
atau proses geologi lainnya.

Bagaimana untuk sesar-sesar yang sudah ada di daratan, seperti sesar sumatera yang panjang
membentang dan terbagi beberapa segmen?, Untuk sesar-sesar yang sudah ada di darat, itu akan
menjadi zona lemah. Maksudnya adalah daerah tersebut menjadi daerah rawan gempa dikarenakan
batuannya sudah patah, sehingga bisa bergeser kembali apabila mendapat tekanan maupun tarikan.
Ditambah lagi gempa di daerah sesar bisa dipicu oleh gempa lain yang memberikan cukup tekanan
pada daerah patahan. Aktivitas gempa di Indonesia salah satu yang paling tingi di dunia, kalau dari
pembaca sekalian ada yang menyempatkan diri berkunjung ke Pusat Gempa Nasional gedung
operasional BMG lantai 3 disana dapat dilihat Peta Seismotektonik Indonesia, dimana menunjukan
aktivitas seismik (kegempaan) di wilayah Indonesia. Dapat dilihat disana bahwa Indonesia memiliki
kerentanan yang tinggi terhadap gempa.

D. FAKTOR PENYEBAB

1) Berdasarkan Kedalaman Fokus

Dilihat dari kedalaman pusatnya (fokus), gempa bumi dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a) Gempa Dangkal

Gempa dangkal terjadi pada kedalaman sekita 100 km dari permukaan bumi. Gempa jenis ini
seringkali menimbulkan kerusakan besar.

b) Gempa Pertengahan

Gempa pertengahan terjadi pada kedalaman antara 100-300 km di bawah permukaan bumi.
Gempa ini dapat menimbulkan kerusakan ringan dengan getaran lebih terasa dibandingkan dengan
gempa dalam.

c) Gempa Dalam

Gempa jenis ini terjadi pada kedalaman sekitar 300 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini
tidak terlalu membahayakan, tetapi getarannya masih dapat di rasakan di permukaan bumi.

2) Berdasarkan Faktor Penyebab

a) Gempa Tektonis

Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh proses tektonik yaitu gerakan litosfer yang disebut
lempeng.

b) Gempa Vulkanis

Gempa vulkanis adalah gempa yang di sebabkan oleh adanya letusan atau retakan yang terjadi di
dalam struktur gunung berapi. Gempa vulkanis terjadi karena magma atau batuan yang meleleh
menerobos ke atas kerak bumi. Gempa vulkanis sangat terasa di daerah sekitar gunung berapi, tetapi
pengaruhnya tidak terasa pada jarak yang cukup jauh.
c) Gempa Runtuhan ( Terban )

Gempa runtuhan ( Terban ) adalah gempa yang di sebabkan oleh runtuhnya masa batuan atau
tanah. Misalnya runtuhnya lorong tambang dan lorong sebuah gua kapur yang runtuh dan
mengakibatkan sehingga mengakibatkan getaran yang kuat.

3) Berdasarkan Kekuatan Gelombang

a) Gempa Akibat Gelombang Primer

Gelombang primer atau gelombang longitudinal adalah gelombang atau getaran yang merambat
di dalam bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik, getaran ini berasal dari fokus (pusat gempa).

b) Gempa Bumi Akibat Gelombang Sekunder

Gelombang sekunder atau transversal adalah gelombang yang merambat dengan kecepatan antara
4-7 km/detik. Gelombang ini berasal dari fokus. Gelombang jenis ini tidak dapat melalui lapisan air.

c) Gempa Bumi Akibat Gelombang Panjang

Gelombang yang merambat melalui permukaan bumi dengan kecepatan 3-4


km/detik.Gelombang inilah yang mengakibatkan kerusakan di permukaan bumi karena gelombang ini
berasal dari fokus.

4) Berdasarkan Bentuk Episentrumnya

a) Gempa Linear

Gempa Linear adalah gempa yang episentrumnya berbentuk garis (linear). Gempa tektonik
umumnya jenis gempa linear sebab patahansudah tentu merupakan suatu garis.

b) Gempa Sentral

Gempa sentral adalah gempa yang episentrumnya berbentuk titik. Gempa vulkanik dan gempa
runtuhan termasuk kelompok ini karena episentrumnya berupa titik.

Adapun ayat yang berhubungan dengan makalah yaitu Q.S Al-A'raf [7]: 78) yaitu

ARTINYA

”karenaitu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat
tingal mereka “
DAFTAR PUSTAKA

Desy Natalia .PROSES TERJADINYA GEMPA BUMI _ - Academia.edu.html

http://w.w.w mekanisme/Gempa bumi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html

Lutgens. 1982. Essentials of Geology. A Bell and Howell Company. Columbus. Ohio 43216

Mulyono, Agung. 1999. Pengantar Ilmu Kebumian.Pustaka Setia. Jakart

http://w.w.w mekanisme/__Gejala Alam.html

Anda mungkin juga menyukai