Anda di halaman 1dari 10

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Mengacu pada kerangka teori tersebut, beberapa variabel akan diteliti

berkaitan dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Rantau Rasau

Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2018. Variabel tersebut adalah faktor host

dan perilaku.

Skema 3.1.
Kerangka Konsep Penelitian

Host :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan

Kejadian DBD

Perilaku :
5. Upaya Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN)
6. Kebiasaan menggunakan obat anti
nyamuk
7. Kebiasaan menggunakan kelambu
saat tidur
8. Kebiasaan menggantung pakaian
bekas pakai dalam rumah

36
37

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Matriks Variabel Penelitian

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian DBD


Di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Rasau Tahun Januari 2017 – Juni 2018

No Variabel Dependent Pengukuran Hasil Ukur Skala


1 Kejadian DBD : Alat ukur : 0.Kontrol : Nominal
Penduduk wilayah kerja Kuesioner penduduk wilayah
Puskesmas Rantau Cara ukur : kerja Puskesmas
Rasau yang menderita wawancara Rantau Rasau yang
DBD dan dirawat di tidak pernah dirawat
pada tahun 2017– 2018 di Puskesmas/RS
dengan diagnosis
DBD
1.Kasus :
Penduduk wilayah
kerja Puskesmas
Rantau Rasau yang
pernah dirawat di
Puskesmas pada
periode Januari 2017
– Juni 2018 dan
didiagnosis DBD.

No Variabel Independent Pengukuran Hasil Ukur Skala


38

1 Umur: Alat ukur : 0. > 15 Th Ordinal


Lama hidup responden Kuesioner 1. ≤ 15 Th
sejak lahir hingga Cara ukur :
penelitian berlangsung Wawancara
(dalam tahun)

2 Jenis kelamin: Alat ukur : 0. Laki-laki Nominal


Jenis kelamin yang Kuesioner 1. Perempuan
tercantum dalam Cara ukur :
keterangan wawancara &
kelahiran/keterangan pengamatan
orang tua/lainnya

3 Pendidikan: Alat ukur : 0. Tinggi, jika Nominal


Pendidikan formal yang Kuesioner pendidikan
pernah ditamatkan oleh Cara ukur : responden ≥SMA
responden Wawancara 1. Rendah, jika
pendidikan
responden ≤ SMP

4 Pekerjaan: Alat ukur : 0. Bekerja/bersekolah Nominal


Aktifitas rutin Kuesioner 1. Tidak
seseorang yang Cara ukur : bekerja/bersekolah
mengharuskannya ke Wawancara
luar rumah dalam
rangka mencari
penghasilan /
mengikuti pendidikan
5 Upaya Pemberantasan Alat ukur : 0. Jika responden / Nominal
Sarang Nyamuk (PSN): kuesioner anggota keluarga lain
39

Kegiatan memberantas Cara ukur : melakukan kegiatan


sarang nyamuk. Wawancara PSN ≥ 1 kegiatan
Kegiatan tersebut 1. Jikaresponden /
berupa: anggota keluarga lain
a. Menutup tempat- sama sekali tidak
tempat penampungan melakukan kegiatan
air. PSN
b. Menguras tempat
penampungan air/bak
mandi minimal sekali
seminggu.
c. Mengubur barang-
barang bekas yang
dapat menampung air.

6 Kebiasaan Alat ukur : 0. Menggunakan Nominal


menggunakan obat anti kuesioner obat nyamuk
nyamuk: Cara ukur : 1. Tidak menggunakan
Kegiatan untuk Wawancara obat nyamuk
menghindari gigitan
nyamuk, berupa
penggunaan oba
tnyamuk bakar/oles/
semprot atau elektrik.

7 Kebiasaan Alat ukur : 0. Menggunakan Nominal


menggunakan kelambu kuesioner kelambu
saat tidur : Cara ukur : 1. Tidak
40

Perilaku responden Wawancara menggunakan


dalam menggunakan kelambu
kelambu saat tidur
terutama pada pukul
09.00-10.00 dan 16.00-
17.00.

8 Kebiasaan Alat ukur : 0. Tidak ada Nominal


menggantung pakaian kuesioner 1. Ada
dalam rumah : Cara ukur :
Perilaku responden Wawancara
menggantungkan
pakaian yang telah
dipakai di dalam rumah.

C. Hipotesis Penelitian :

1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian DBD di wilayah kerja

Puskesmas Rantau Rasau periode Januari 2017 – Juni 2018.


41

2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian DBD di wilayah kerja

Puskesmas Rantau Rasau periode Januari 2017 – Juni 2018.

3. Ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian DBD di wilayah kerja

Puskesmas Rantau Rasau periode Januari 2017 – Juni 2018.

4. Ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas

Rantau Rasau periode Januari 2017 – Juni 2018.

5. Ada hubungan antara upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kejadian

DBD di wilayah kerja Puskesmas Rantau Rasau Januari 2017 – Juni 2018.

6. Ada hubungan antara kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk dengan kejadian

DBD di wilayah kerja Puskesmas Rantau Rasau Januari 2017 – Juni 2018.

7. Ada hubungan antara kebiasaan menggunakan kelambu saat tidur dengan kejadian

DBD di wilayah kerja Puskesmas Rantau Rasau Januari 2017 – Juni 2018.

8. Ada hubungan antara kebiasaan menggantung pakaian bekas pakai dalam rumah

dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Rantau Rasau Januari 2017 –

Juni 2018.

D. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik observasi analitik,

menggunakan desain case control. Case control adalah penelitian yang dilakukan

dengan cara membandingkan antara dua kelompok yaitu kelompok kasus dan

kelompok kontrol (Notoatmodjo, 2010).

Studi kasus kontrol dilakukan dengan mengindentifikasi kelompok kasus dan

kelompok kontrol, kemudian secara retrospektif diteliti faktor-faktor resiko yang


42

mungkin dapat menerangkan apakah kasus dan kontrol dapat terkena paparan atau

tidak. Penelitian ini membandingkan kelompok kasus dengan kelompok kontrol

berdasarkan status paparannya.

E. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah penduduk Kecamatan Rantau Rasau

Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Rantau

Rasau berjumlah 23.347 jiwa, sedangkan sampel penelitian adalah sebagian

penduduk Kecamatan Rantau Rasau yang berasal dari semua Desa/Kelurahan yang

ada di Kecamatan Rantau Rasau. Sampel penelitian terdiri atas sampel kasus dan

sampel kontrol.

Kasus adalah penduduk Kecamatan Rantau Rasau yang pernah dirawat di

Puskesmas pada periode Januari 2017 – Juni 2018) dan didiagnosis menderita DBD.

Besaran sampel adalah sejumlah kasus yang ada (total sampel) sejumlah 20 orang

sampel dengan kriteria inklusi:

1. Bisa ditemui pada saat penelitian

2. Bisa diajak komunikasi/atau ada yang mewakili.

3. Bersedia dijadikan sebagai sampel penelitian.

4. Alamat bisa ditemukan.

5. Mengaku memiliki daya ingat yang baik terhadap kejadian DBD yang pernah

dialaminya
43

Kontrol adalah penduduk Kecamatan Rantau Rasau yang tidak pernah

menderita sakit DBD padasaat yang samadengan kriteria tetangga penderita yang

tinggal pada radius maksimal 300 meter berjumlah 40 orang sampel ( 1 : 2 ).

F. Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Rantau Rasau Kabupaten

Tanjung Jabung Timur pada Desa/Kelurahan yang terdapat penderita DBD dengan

kriteria menurut defenisi operasional pada bulan Juni 2018.

G. Pengumpulan Data

Data sekunder tentang angka kesakitan dan kematian akibat penyakit DBD

diperoleh dari dinas kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Bidang P2PL,

sedang data primer didapatkan dengan cara melakukan wawancara terstruktur

menggunakan kuesioner dan melakukan pengamatan pada populasi yang telah

ditetapkan sebagai sampel penelitian.

Penduduk Kecamatan Rantau Rasau yang pernah dirawat di Puskesmas pada

periode Januari 2017– Juni 2018 dan didiagnosis menderita DBD diambil sebagai

sampel kasus, sedangkan tetangga kasus yang tidak pernah dirawat di Puskesmas

dengan diagnosis DBD diambil sebagai sampel kontrol. Macthing antara sampel

kasus dan sampel kontrol adalah kesamaan tempat tinggal radius 300 meter dengan

perbandingan 1:2.

Prilaku keluarga dan pertanyaan lain yang meliputi penggunaan anti nyamuk,

PSN (3M), penggunaan kelambu, kebiasaan menggantungkan pakaian, dilakukan


44

dengan menanyakan kepala keluarga atau salah satu anggota keluarga sampel dengan

menggunakan kuesioner, sedang penggunaan kassa nyamuk melalui kuisioner dan

dikonfirmasi dengan observasi.

H. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis secara univariat dan bivariat.

1. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan dengan tujuan menjelaskan/menggambarkan

karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan proporsi dari tiap variabel.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi-square

yaitu untuk: a) mengetahui perbedaan kejadian DBD pada kelompok yang berisiko

dan tidak berisiko; b) menentukan peluang kejadian DBD pada kelompok berisiko

dan tidak berisiko yang dinyatakan dalam nilai odds ratio (OR).

a. Bila nilai odds ratio (OR) = 1, berarti tidak ada hubungan antara faktor risiko

dengan kejadian penyakit.

b. Bila nilai odds ratio (OR) > 1, berarti faktor risiko memperkuat kejadian

penyakit.

c. Bila nilai odds ratio (OR) < 1, berarti faktor risiko mengurangi kejadian

penyakit.
45

Anda mungkin juga menyukai