IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. R Suami/Isteri/Ortu :
Umur : 62 th Nama : ..................................
....
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : ..................................
....
Agama : Islam Alamat : ..................................
....
Suku/ bangsa : Indonesia ..................................
....
Bahasa : Indonesia Penanggung : ..................................
Jawab ....
Pendidikan : SLTA Nama : Tn.G
Pekerjaan : Menjahit Alamat : Sulanjana,
Kec.Jambi timur
Status : Menikah
Alamat : Sulanjana, kec. Jambi
timur
KELUHAN UTAMA
Batuk dan sesak napas
2. Kepala
Distribusi rambut merata, rambut berwarna hitan dan putih, lesi(-), kulit kepala bersih, tidak ada nyeri
tekan
3. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, JVP (-)
4. Thorak (dada)
Paru paru
Inspeksi : dada pasien tampak simetris kiri dan kanan, tampak adanya pengambangan dinding
dada.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa atau benjolan, fremitus traktil terasa bergetar pada
bagian kiri dan kanan.
Perkusi : terdengar bunyi Redup
Auskultasi : terdengar bunyi napas tambahan Wheezing
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak, dada pasien tampak simetris kiri dan kanan, tidak terdapat lesi
Palpasi : denyut jantung teraba, tidak teraba adanya pembengkakan, ictus cordis teraba
Perkusi : terdengar bunyi pekak batas jantung
Auskultasi : bunyi jantung S1 diikuti S2 Reguler (tidak ada bunyi
jantung tambahan)
5. Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat pembengkakan atau asites pada Perut, tidak terdapat distensi abdomen.
Ausklutasi : bising usus (+)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : saat dilakukan perkusi didapatkan suara timpani
6. Tulang belakang
Tidak ada kelainan tulang belakang
7. Ekstremitas
Ekstremitas kiri atas terpasang infus, Akral teraba hangat
Kekuatan otot ekstremitas kiri 5/5 CRT<3dtk
Kekuatan otot ekstremitas kanan 5/5 CRT<3dtk
8. Genitalia dan anus
Tidak ada ambeien, lesi(-)
9. Pemriksaan neurologis
a. Nervus Olfaktoris / N I
Klien masih mampu mengidentifikasi aroma (bau)
b. Nervus Optikus / N II
Klien mampu melihat dengan jelas tanpa alat bantu
c. Nervus Okulomotoris / N III Trochlearis/ N IV, Abdusen / N VI
Klien mampu menggerakan bola mata kiri dan kanan
d. Nervus Trigeminus / N V
Klien mampu untuk membedakan panas/ dingin ,tajam / tumpul pada ekstermitas bawah
e. Nervus Fasalis / N VII
Klien sudah mampu mengerakan otot wajahnya
f. Nervus Vestibulocochlearis/ N VIII
Klien masih bisa mendengar suara dengan baiks seperti Ketika kita memanggil Namanya klien
menoleh kearah sumber suara / bunyi
g. Nervus Glossopharingeus / N IX ,Vagus / N X
Klien mampu untuk menelan mengunyah dan membuka mulutnya
h. Nervus Aksesorius / N XI
Klien mampu menggerakan kedua tangannya dan kedua bahu simetris
i. Nervus Hipoglossus /N XII
Pasien mampu sepenuhnya menggerakkan bagian lidah di julurkan kedepan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Kimia darahn21/04/21
- HGB 12,4 g/dl
- Mpv 6,4 fl
2. Radiologi
3. Lain-lain
TERAPI
1. Oral
Ambroxol Tab 2xi Via Oral
2. Parenteral
- IVFD RL Onset
- Oksigen via Na. Canul 3 L
- Inj. Dexamethason
- Inj Omeprazole 2x40mg
- Furosemide Inj. 1x1
3. Lain-lain
KEMUNGKINAN
NO DATA MASALAH
PENYEBAB
1. Ds : Pasien mengeluh batuk dan sesak napas Spasme jalan napas Bersihan Jalan Napas
Do: Tidak Efektif
- Pasien tampak batuk
- Suara napas Wheezing
- RR : 26x/i
- Hasil rontgen :
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Definisi : ketidakmampuan Definisi: kemampuan membersihkan sekret Definisi : mengidentfikasi dan mengelola kepatenan jalan
membersihkan sekret atau atau obstruksi jalan nafas untuk mepertahankan nafas
obstruksi jalan nafas untuk jalan nafas paten
mempertahankan jalan nafas Tindakan :
tetap paten. Setelah dilakukan tindakan keprawatan Observasi :
diharapkan masalah pada jalan nafas dapat Monitor pola nafas ( frekuensi, kedalaman, usaha
Penyebab: teratasi dengan kriteria hasil: napas )
fisiologis Jalan nafas paten Monitor bunyi nafas tambahan ( mis, gurgling,
Spasme jalan nafas Sekret berkurang mengi, wheezing, ronkhi kering )
Benda asing dalam Frekuensi nafas dalam batas normal Monitor sputum ( jumlah, warna, aroma )
jalan nafas Kilen mampu melakuan Batuk efektif Teraupeutik :
Sekresi yang tertahan dengan benar Pertahankan kapatenan jalan napas dengan head-tilt
Proses infeksi dan
Respon alergi chin- lift ( jaw-thrust jika curiga
Situasional trauma Servikal )
Merokok aktif Posisikan semi-fowler atau fowler
Merokok pasif Berikan minum hangat
Terpajan Lakukan fisiotrapi dada, jika perlu
polutan Gejala tanda Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
mayor Subjektif :- Berikan oksigen , jika perlu
Edukasi :
Obektif : Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,jika
Batuk tidak efektif tidak kontraindikasi
Tidak mampu batuk Ajarkan teknik batuk efektif
Sputum berlebih Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspetoran,mukolitik, jika perlu
Mengi,wheezing 2. Latihan Batuk Efektif
dan/atau ronkhi
kering Definisi : melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan
Mekonium di batuk efektif secara efetif untuk membersihkan laring,
jalan nafas ( pada trakeadan brounklolus dari sekret atau benda asing di jalan
neonatus ) nafas.
Gejala tanda minor
Subjektif : Tindakan :
Dispnea Observasi
Sulit bicara Identifikasi kemampuan batuk
Ortopnea Monitor adanya retensi sputum
Objektif : Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
Gelisah Monitor input dan output cairan (mis. Jumlah dan
Sianosis karakteristik)
Bunyi nafas menurun Terapeutik
Frekuensi nafas Atur posisi semi fowler atau fowler
berubah Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
Pola nafas berubah Buang sekret pada tempat
sputum Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4
detik
,ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu ( dibulatkan) 8 detik.
Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik
napas dalam yang ke-3
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu
3. Pemantauan Respirasi
Definisi : mengupulkan dan menganalisis data untuk
memastikan kepatenan jalan nafas dan ke efektifan pertukaran
gas.
Tindakan :
Observasi :
Monitor frekuensi,irama, kedalaman dan upaya nafas
Monitor pola napas seperti ( seperti
bradipnea taipnea,hiperventilasi)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan nafas
Palpasi kesmetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik :
Atur interval pemantauan resprasi sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Eduasi :
Jelaskan tujuan dan perusedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan , jika perlu