Anda di halaman 1dari 2

BAB 3

PEMBAHASAN

Pada kasus ini, dari hasil anamnesis dengan pasien didapatkan bahwa pasien
datang ke IGD RSUD Rehatta dengan keluhan demam sejak ± 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, demam dirasakan naik turun, sudah minum obat penurun
panas yang dibeli di apotek, namun demam kembali naik keesokan harinya.
Keluhan disertai batuk berdahak warna putih kekuningan, pusing, tidak nafsu
makan, mual dan muntah sebanyak 2x yang berisi makanan yang dimakan.
Mimisan dan gusi berdarah disangkal, sesak disangkal. BAB dan BAK tidak ada
keluhan. Riwayat keluhan yang sama disangkal. Dilingkungan pasien terdapat
keluhan serupa yaitu tetangga pasien.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemah, kesadaran
compos mentis, tekanan darah 133/77 mmHg, frekuensi nadi 108x/menit regular
dan kuat angkat, frekuensi napas 20x/menit, suhu 39˚C, dan SpO 2 98%. Pada
pemeriksaan daerah mulut tidak terdapat lidah kotor, thoraks dalam batas normal,
pemeriksaan abdomen didapatkan supel, bising usus normal, dan terdapat nyeri
tekan region epigastrium.
Pada pemeriksaan penunjang berupa darah rutin dan tes tubex didapatkan
hemoglobin 15g/dL, hematocrit 43%, leukosit 3.550 (leukopeni), trombosit
99.000 (trombositopeni) dan anti S.Thypi IgM dengan hasil positif 4 (menunjukan
positif infeksi demam tifoid aktif).
Pada skrining covid-19 didapatkan demam dengan nilai 3, jenis kelamin laki-laki
dengan nilai 1, Tmax dengan nilai 1, gejala respiratorik bermakna dengan nilai 1.
Dihasilkan total skor adalah 6.
Berdasarkan data diatas, assessment pasien ini adalah demam dengue dan demam
tifoid. Pada kasus ini, kemungkianan penyebab demam dengue karena
ditemukannya demam tinggi dan naik turun serta trombositopenia namun tidak
ditemukannya tanda-tanda perdarahan dan peningkatan hematokrit sebagai tanda
adanya kebocoran plasma. Terapi yang diberikan cairan infus kristaloid isotonic

37
berupa asering yang kemudian diganti dengan ringer laktat sebanyak 30 tpm.
Terapi simptomatik yang diberikan untuk pasien ini adalah paracetamol infus 1
gram jika suhu >38,5˚C dan di program paracetamol tablet 500mg 3x1 untuk
menurunkan demam. Pasien diberikan omeprazole injeksi 1x40mg, injeksi
ondancentron 3x4mg, dan sucralfate sirup 3x1 sendok makan untuk mengurangi
mual dan nyeri perut pasien. Diberikan injeksi biocef 2x1 gram sebagai antibiotic
untuk demam tifoid pasien. Recustein 3x1 diberikan karena pasien mengeluhkan
batuk. Nafsu makan pasien menurun sehingga diberikan multivitamin yaitu
corovit 1x1. Selain itu, pasien juga deprogram untuk cek darah rutin ulang secara
serial untuk memantau trombosit pasien setiap hari.
Pasien menderita demam tifoid dan demam dengue secara bersamaan,
kemungkinannya adalah pasien menderita salah satunya terlebih dahulu yang
menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan terinfeksi penyakit lain. Pada
dasarnya bakteri Salmonella ada di system pencernaan namun tidak terlalu
banyak, dan hiegine yang buruk dari penderita dapat meningkatkan risiko
ditambah ketika dalam kondisi daya tahan tubuh menurun, bakteri tersebut akan
menjadi aktif.

38

Anda mungkin juga menyukai