Anda di halaman 1dari 41

PANDUAN

PENGAMBILAN SAMPEL
RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON
TAHUN 2016

RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON


JL.RAYA SUKOSARI NO.32 KASEMBON
Telp. 0354 - 326688, Fax. 0354 - 328144
LEMBAR PENGESAHAN

PANDUAN PENGAMBILAN SAMPEL

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Kepala Laboratorium

Disetujui Oleh :

Yusuf Aditya R, S.E,Ak, MM

Disahkan di : Malang
Pada Tanggal : 02 Januari 2016

Oleh
Direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon

Dr.Sayyidah Mirfat
NIP: 19870411.201110.02.052

2
Jln.Raya Sukosari no.32,
RUMAH SAKIT UMUM ISLAM Kasembon Malang, 65393
MADINAH KASEMBON Telp.(0354)326688 Fax.(0354)328144
Email.rsuimadinah@yahoo.com

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON
Nomor : 01/PDN/DIR/P/LAB/RSUIM/I/2016
TENTANG
PANDUAN PENGAMBILAN SAMPEL

DENGAN RAHMAT ALLOH SWT


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di


Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu
tinggi;
b. bahwa agar pelayanan pelayanan di Rumah Sakit
Umum Islam Madinah Kasembon dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya peraturan Direktur Rumah
Sakit Umum Islam Madinah Kasembon sebagai
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
Pengambilan Sampel di Rumah Sakit Umum Islam
Madinah Kasembon;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan
peraturan direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
ISLAM MADINAH KASEMBON TENTANG
PANDUAN PENGAMBILAN SAMPEL
Kedua : Panduan yang dimahsud pada diktum pertama sebagai
mana terlampir dalam Lampiran Peraturan ini.
Ketiga : Panduan Pengambilan Sampel Rumah Sakit Umum Islam
Madinah Kasembon harus dibahas sekurang-kurangnya

3
setiap 1 (satu) tahun sekali dan apabila diperlukan, dapat
dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang
ada.
Keempat : Panduan Pengambilan Sampel Rumah Sakit Umum Islam
Madinah Kasembon digunakan sebagaimana
pelaksanaannya di Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon.
Kelima : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya,

Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 02 Januari 2016

Direktur Rumah Sakit Umum Islam


Madinah Kasembon

dr. Sayyidah Mirfat


NIP: 1987011.201110.02.052

4
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM ISLAM
MADINAH KASEMBON
NOMOR 01/PDN/DIR/P/LAB/RSUIM/I/2016
TENTANG
PANDUAN PENGAMBILAN SAMPEL

PANDUAN PENGAMBILAN SAMPEL


RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon saat ini sedang mengembangkan
diri menuju ”Rumah Sakit yang mempunyai standar pelayanan nasional”. Hal ini tidak lain
bertujuan agar Rumah Sakit Umum Islam Kasembon dapat bersaing dengan Rumah Sakit
Umum lainnya baik Pemerintah maupun Swasta, sehingga visi Rumah Sakit dapat
tercapai.
Laboratorium Patologi Klinik merupakan salah satu Unit Kerja dalam Rumah Sakit
Umum Islam Madinah Kasembon yang juga ingin berkembang seiring dengan
perkembangan Rumah Sakit. Kami ingin menggapai visi kami menjadi Laboratorium yang
juga mempunyai standar pelayanan nasional. Tahap preanalitik adalah salah satu tahapan
yang dilalui pada pemeriksaan laboratorium dan menyumbang kesalahan sebesar 50-70%
terhadap hasil laboratorium. Pengambilan sampel adalah salah satu komponen yang
termasuk dalam tahapan preanalitik.
Kami merasa perlu membuat panduan ini karena pengambilan sampel dapat
dilakukan oleh siapa saja selain petugas laboratorium, sehingga siapapun yang bertugas
mengambil sampel perlu mengetahui panduan ini sehingga sampel diambil dengan cara
yang benar, kualitas sampel terjaga dan hasil yang didapatkan dari sampel tersebut juga
valid.

BAB II

5
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini adalah :
a. Kriteria penolakan sampel
b. Jenis sampel dan jenis tabung
c. Kebutuhan jumlah sampel
d. Urutan pengambilan sampel
e. Anatomi dan fisiologi pembuluh darah vena dan arteri
f. Prosedur pengambilan darah vena menggunakan vacutainer, syringe dan wing needle
g. Prosedur pengambilan darah kapiler
h. Prosedur pengambilan darah arteri femoralis dan radialis
i. Prosedur pengambilan sampel urine
j. Prosedur pengambilan sampel feses
k. Prosedur pengambilan sampel pus
l. Transportasi sampel/ stabilitas sampel
m. Infection control
n. Quality assurance of sampel

6
BAB III
TATA LAKSANA
PENERIMAAN SPESIMEN
KRITERIA PENOLAKAN SAMPEL
1. Sampel yang tidak dilabel dengan lengkap, minimal ada nama, ruangan pengirim dan
nomor rekam medik. Sampel yang tidak dilabel dengan baik akan dikembalikan atau
pengirim sampel diminta untuk melengkapi
2. Sampel tanpa Formulir Permintaan Pemeriksaan ( FPP ), atau FPP tidak sesuai dengan
label pasien, atau FPP tidak diisi lengkap. Sampel dengan kondisi demikian tidak akan
dikerjakan sampai FPP dilengkapi
3. Apabila ada ketidak cocokan antara label, FPP dan nomor rekam medik, maka
laboratorium berhak menolak dan meminta sampel baru dari pasien tersebut
4. Semua sampel yang datang ke laboratorium harus terlabel dengan baik. Kesalahan
melabel, atau label tidak ada atau sampel yang meragukan, tidak dapat diterima.
5. Sampel hemolisis, sampel beku, perbandingan darah dan antikoagulan tidak sesuai,
tidak dapat diterima dan harus diulang pengambilan sampel baru
6. Tabung yang digunakan tidak sesuai ( antikoagulan tidak sesuai )
7. Tabung yang sudah kedaluwarsa
JENIS SAMPEL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Serum / Vacutainer Tutup Merah ( plain atau dg clot activator ) atau Kuning
1. Kimia Klinik
2. Immunologi Klinik
3. LE sel
4. Elektrolit
Darah Edta / Vacutainer Tutup Ungu
1. HbA1c
2. Darah rutin
3. Golongan darah ABO dan Rh
4. Gambaran darah tepi
5. Crossmatch
Darah Sitras / Vacutainer Tutup Biru
1. PPT / APTT
2. Fibrinogen
3. D-Dimer
4. Pemeriksaan factor koagulasi
5. Protein S, Protein C
6. AT III

7
7. Thrombin-Anti Thrombin
Darah Heparin ( Dalam Spuit )
1. Blood Gas Analysis ( BGA )

Darah Heparin ( Lithium Heparin ) / Vacutainer Tutup Hijau


1. Elektrolit
2. Kimia Klinik
Darah NaF ( menghambat glikolisis ) / Vacutainer Tutup Abu2
Glukosa Darah
Jenis Sampel Urine
1. Urin sewaktu : pemeriksaan kualitatif & kuantitatif
2. Urin Pagi Pertama : unsur-unsur seluler dan casts
3. Urin Pagi Kedua (7-10 pagi) : kuantitatif yang berkaitan dengan kreatinin
4. Urin 24 jam : pemeriksaan kuantitatif
Tabung urine:
1. Bersih
2. Bertutup lebar
3. Berulir
4. Minimal sampel 20 ml
KEBUTUHAN SAMPEL DARAH
Kebutuhan Sampel Darah Untuk Crossmatch
Rutin
Dewasa / bayi : 2 – 3 cc sampel darah EDTA
Inkompatibel ( mayor dan Minor positif )
Dewasa :
3 cc sampel darah sitras dan 5 cc sampel darah beku Keduanya dalam tabung disposibel
Anak :
1 cc sampel darah sitras dan 3 cc sampel darah beku Keduanya dalam tabung disposibel
Inkompatibel ( Mayor saja atau Minor saja yang positif )
Sampel untuk crossmatch salah satu saja, darah sitras saja atau darah beku saja
Kebutuhan Sampel Untuk Pemeriksaan Hematologi
No Jenis Pemeriksaan Vol. darah Perlakuan Keterangan
1. Hitung sel darah, LED, 3 ml EDTA 5 mg Automatic
hematokrit, hapusan, Index
eri, hematokrit, Gol. darah,

8
Malaria, Filaria.
2. LE sel 10 ml Darah beku Manual
3. PT, APTT 1,8 ml Na citrat 0,2 ml Koagulometer

Kebutuhan Sampel Pemeriksaan Kimia Klinik dan Imunologi Klinik


Vol. Darah
No Jenis Pemeriksaan Serum Keterangan
Beku
1. Glukosa 1 - 2 ml 0,5 - 1 ml Automatik
2. GOT, GPT, Bilirubin Total & Direk 3 ml 1,5 ml Automatic
3. Protein, albumin 3 ml 1,5 ml Automatic
4. Fraksi lipid 2 ml 1 ml Automatic
5. Ureum, kreatinin, asam urat. 3 ml 1,5 ml Automatic
6. Elektrolit : Na, K, Ca, Cl 3 ml 1,5 ml Automatic
7. HBsAg, HIV 2 ml 1 ml Rapid test

URUTAN PENGAMBILAN DARAH


Urutan Pengambilan Pada Pengambilan Kapiler
1. Blood gas
2. Pemeriksaan dengan EDTA
3. Pemeriksaan dengan antikoagulan lain
4. Serum
Urutan Pengambilan Pada Pengambilan Vena

9
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Vena yang sering digunakan :

PERALATAN PENGAMBILAN DARAH

Kapas alcohol Kasa Plester Lancet

10
PENGAMBILAN DARAH VENA DENGAN VACUTAINER

N
PROSEDUR RASIONAL
O
Beri salam, memperkenalkan diri kepada pasien Mengurangi kecemasan pasien
1.
1.   Memastikan bahwa pasien yang
Identifikasi pasien dengan minimal 2 identitas akan diambil darahnya benar dgn
2.
(nama, no rekam medic, ruangan atau alamat) menanyakan :” Siapa nama bapak /
ibu / saudara ?”
3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan Melakukan tindakan aseptik
Lakukan penjelasan pada penderita (tentang apa Supaya penderita bisa bertindak
yang dilakukan terhadap penderita, kerjasama kooperatif dengan petugas dan
4.
penderita, sensasi yang akan dirasakan mengurangi kecemasan pada
penderita) penderita
Cari vena yang akan ditusuk (superfisial, cukup 1.  Memastikan tempat yang tepat
besar, lurus, tidak ada peradangan, tidak diinfus) untuk pengambilan sampel darah
5.
2.  Memudahkan mengambil sampel
darah
Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengan Vena terlihat lebih jelas sehingga
bantuan tangan kiri operator atau diganjal memudahkan pengambilan sampel
6.
dengan telapak tangan menghadap keatas sambil darah
mengepal 
Lakukan desinfektan daerah yang akan ditusuk Mencegah infeksi
7. dengan kapas steril yang dibasahi alkohol 70%
dan biarkan sampai kering
Lakukan pembendungan pada daerah proximal 1.   Memudahkan penusukan pada
kira-kira 3 jari dari tempat penusukan agar vena daerah vena karena vena tampak
tampak lebih jelas (bila tourniquet berupa ikatan lebih jelas. Aliran arteri yang
simpul terbuka dan arahnya keatas), terhenti mencegah pengisian
8. pembendungan tidak boleh terlalu lama vena
(maksimal 1 menit) 3.   Pembendungan yang terlalu
lama akan mengakibatkan
perubahan komposisi plasma
karena terjadi hemokonsentrasi 
Siapkan tabung vacutainer yang sesuai dengan Supaya ketika jarum diambil, darah
9 jenis pemeriksaan, jarum bermata dua yang salah tidak mengalir keluar dari daerah
satu ujungnya telah dimasukkan ke dalam holder yang ditusuk.
Dilakukan penusukan jarum vena dengan sudut Volume darah pada vacutainer
10. 150-300 lalu difiksasi untuk menghindari sesuai dengan volume darah yang
pergeseran jarum dibutuhkan
Tourniquet dilepas segera setelah darah Mencegah infeksi dan perdarahan
mengalir, lalu tabung diisi sesuai dengan akibat tusukan jarum
11. kapasitas vacutainer dan sesuai dengan order of
draw, penderita diminta membuka genggaman
tangannya. 
Vacutainer dilepaskan dari holder, kemudian Mencegah penularan penyakit
12.
jarum ditarik perlahan. melalui jarum bekas
Letakkan kapas / kasa steril diatas bekas tusukan Membedakan pasien yang satu
selama beberapa menit untuk mencegah dengan yang lain sehingga tidak
13.
perdarahan, plester, tekan dengan telunjuk dan terjadi kesalahan identifikasi
ibu jari penderita selama ± 5 menit.
Jarum bekas pakai dibuang ke dalam disposal Mengurangi penularan penyakit
14.
container khusus untuk jarum 

11
Pada masing-masing tabung vacutainer diberi Supaya penderita merasa nyaman
15.
label identitas penderita
Diperhatikan petunjuk khusus penanganan Mencegah penularan penyakit
16.
spesimen.
Terima kasih diucapkan pada penderita Mendapatkan hasil yang dibutuhkan
17.
guna menegakkan diagnosa
Specimen dikirim ke seksi-seksi sesuai dengan Mendapatkan hasil yang dibutuhkan
18. jenis pemeriksaan yang diminta. guna menegakkan diagnosa

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA DENGAN SPUIT

No PROSEDUR RASIONAL

Beri salam, memperkenalkan diri kepada Mengurangi kecemasan pasien


1.
pasien
Identifikasi pasien dengan minimal 1.   Memastikan
2 bahwa pasien yang akan diambil
2. identitas (nama, no rekam medic, darahnya benar dgn menanyakan :” Siapa
ruangan atau alamat) nama bapak / ibu / saudara ?”
3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan Melakukan tindakan aseptik
Lakukan penjelasan pada penderita ( Supaya penderita bisa bertindak kooperatif
tentang apa yang dilakukan terhadap dengan petugas dan mengurangi kecemasan
4.
penderita, kerjasama penderita, sensasi pada penderita
yang akan dirasakan penderita )
Cari vena yang akan ditusuk ( Memastikan tempat yang tepat untuk
5. superfisial, cukup besar, lurus, tidak ada pengambilan sampel darah dan untuk
peradangan, tidak diinfus ) memudahkan mengambil sampel darah
Letakkan tangan lurus serta Vena terlihat lebih jelas sehingga
ekstensikandengan bantuan tangan kiri memudahkan pengambilan sampel darah
6. operator atau diganjal dengan telapak
tnagan menghadap keatas sambil
mengepal 
Lakukan desinfektan daerah yang akan Mencegah infeksi
ditusuk dengan kapas steril yang
7.
dibasahi alkohol 70% dan biarkan
sampai kering
Lakukan pembendungan pada daerah 1.   Memudahkan penusukan pada daerah vena
proximal kira-kira 3 jari dari tempat karena vena tampak lebih jelas
penusukan agar vena tampak lebih jelas 2.   Aliran arteri yang terhenti mencegah
8. (bila tourniquet berupa ikatan simpul pengisian vena
terbuka dan arahnya keatas),
3.   Pembendungan yang terlalu lama akan
pembendungan tidak boleh terlalu lama ( mengakibatkan perubahan komposisi plasma
maksimal 1 menit ) karena terjadi hemokonsentrasi 
Ambil spuit dengan ukuran sesuai Memastikan bahwa alat yang digunakan tepat
9. jumlah darah yang akan diambil, cek dan steril, serta siap pakai
jarum dan karetnya.
Pegang spuit dengan tangan kanan, Memastikan tidak ada udara dalam spuit yang
10
kencangkan jarumnya dan dorong dapat mengakibatkan emboli
.
penghisap sampai ke ujung depan
11 Fiksasi pembuluh darah yang akan Memudahkan pengambilan sampel darah
. ditusuk dengan ibu jari tangan kiri.
12 Tusukkan jarum dengan sisi menghadap Mendapatkan sampel darah yang dibutuhkan
. keatas membentuk sudut 150-300 sampai
ujung masuk ke dalam vena dan terlihat

12
darah dalam pangkal jarum
13 Fiksasi spuit dengan tangan kiri dengan Supaya spuit tidak bergeser yang dapat
. membentuk sudut 100 menyebabkan vena pecah
Penghisap spuit ditarik pelan-pelan Mendapatkan sampel darah yang dibutuhkan
14
sampai didapatkan volume darah yang
.
diinginkan
Kepalan tangan dibuka, lepaskan Mencegah perdarahan
bendungan, letakkan kapas/ kasa steril
diatas jarum, cabut jarum dengan
15
menekan kapas beberapa menit untuk
.
mencegah perdarahan, plester, tekan
dengan telunjuk dan ibu jari penderita
selama ± 5 menit
Lepaskan jarum, alirkan darah dalam Supaya tidak terjadi pembekuan darah
16
wadah melalui dindingnya supaya tidak
.
terjadi hemolisa
Tuangkan darah ke dalam botol Memudahkan pengambilan darah saat
17 penampungan yang volumenya sesuai ( pemeriksaan di laboratorium
. sesuai dengan jenis pemeriksaan yang
diminta )
Jika menggunakan antikoagulan, bolak- Mendapatkan sampel darah yang dibutuhkan
18 balik botol beberapa menit agar dan mencegah bekuan darah
. antikoagulan tercampur dengan darah
dan tidak terjadi bekuan.

INDIKASI PENGGUNAAN WING NEEDLE


Pasien dengan vena yang ‘fragile’ terutama manula dan bayi

CARA PENGAMBILAN DARAH VENA PADA VENA SUPERFICIAL DI


KEPALA PADA BAYI
1. Tentukan lokasi vena yang akan diambil, umumnya vena yang digunakan adalah vena
temporalis superficial
2. Lakukan pencucuran rambut pada tempat yang akan diambil
3. Gunalkan elastic band untuk membendung vena agar vena tampat

13
4. Bersihkan daerah yang akan diambil menggunakan alcohol 70%
5. Fiksasi distal vena menggunakan ibu jari tangan kiri
6. Masukkan jarum dengan sudut 20-300, ambil darah dengan perlahan menggunakan
syringe agar pembuluh darah tidak collaps
7. Lepaskan jarum dan tekan bekas tusukan dengan kasa steril sampai darah berhenti

PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH KAPILER


Cara Pengambilan Darah Kapiler
Indikasi pengambilan darah kapiler :
1. Jumlah sampel yg dibutuhkan sedikit
2. Pasien dengan vena yang ‘fragile’ terutama manula dan bayi
3. Pasien yang sangat obese
4. Pasien yang mendapatkan IV line pada kedua tangan
5. Pada pemeriksaan POCT ( point of care testing )
Pengambilan dengan kapiler tidak dianjurkan pada pasien-pasien :
1. Pasien dengan dehidrasi berat
2. Pasien dengan aliran darah yang tidak baik
3. Pasien dengan pemeriksaan faal koagulasi atau volume darah yang dibutuhkan banyak
Alat dan bahannya : Lancet steril, kapas, dan Alkohol 70%.

1. Hangatkan jari tangan yang akan ditusuk, yang biasa digunakan adalah jari telunjukdan
jari manis karena ada selaputnya.
2. Jari yang akan di tusuk di usap dengan alkohol 70%
3. Gunakan lancet yang steril.

14
4. Tusuk jari yang sudah di beri alcohol

5. Buang tetesan pertama dengan menggunakan kapas kering

6. Segera gunakan pemeriksaan karena mudah membeku


7. Usap jari dengan kapas pada bekas tusukan tadi.

Cara Pengambilan Darah Kapiler Pada Bayi

1. Bersihkan daerah yang akan di tusuk alcohol 70% dan biarkan menjadi kering kembali
2. Hangatkan daerah yang akan ditusuk dengan handuk hangat
3. Pegang bagian yang akan di tusuk supaya tidak bergerak dan di tekan sedikit agar rasa
nyeriberkurang

15
4. Tusuk dengan cepat memakai lancet steril. Pada ibu jari tusukan tegak lurus dengan
garis sidik jari. Bila memakai anak daun telinga tusukan dilakukan dipinggir bukan
pada sisinya. Tusukan harus cukup dalam .
5. Buang tetes darah pertama keluar dengan memakai kapas kering. Tetes darah
berikutnyadipakai untuk pemeriksaan.
6. Hindari penggunaan plester pada pasien bayi

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengambilan kapiler pada bayi adalah :
1. Jangan melakukan tusukan lebih dalam dari 2mm
2. Jangan melakukan tusukan pada tempat yang sudah pernah ditusuk
3. Jangan melakukan tusukan selain pada tempat yang sudah direkomendasikan
4. Jangan melakukan tusukan pada tempat yang hematom
Microtainer tube

Pemilihan Lokasi Untuk Pengambilan Kapiler Berdasarkan Atas :

PENGAMBILAN DARAH ARTERI


Cara Pengambilan Darah Arteri
Lokasi pengambilan darah arteri
1. Arteri radialis
2. Arteri femoralis
3. Arteri Brachialis

16
Prosedur Pengambilan Darah Arteri Pada Arteri Radialis
1. Tentukan tempat pengambilan darah arteri. Apabila akan diambil pada arteri radialis,
lakukan terlebih dahulu Allen test
Dilakukan tekanan pada arteri radialis dan ulnaris, pasien diminta mengepalkan tangan,
kemudian setelah 30 detik tekanan ke arteri dilepas kepalan dibuka dan dilihat. Dalam
keadaan normal, 15 detik kemudian darah mengalir kembali

Allen Tes Positif


Hasil Allen test Positif merupakan kontra indikasi pengambilan darah arteri pada arteri
tersebut ( menunjukkan adanya sirkulasi yang tidak adekuat )
2. Desinfeksi daerah yang akan diambil darahnya
3. Siapkan syringe yang akan digunakan, tarik plungernya keatas
4. Gunakan jari telunjuk untuk meraba pulsasi, masukan jarum dengan sudut 450, 1 cm
dari jari telunjuk

17
5. Biarkan darah masuk ke dalam syringe dengan sendirinya
6. Tarik jarum perlahan, tusukkan jarum pada gabus yg sudah tersedia dan
homogenisasikan darah dan antikoagulan

7. Segera bawa sampel ke laboratorium, sampel sudah harus diperiksa 15 menit sejak
pengambilan darah, apabila lebih dari 15 menit harus dikirim menggunakan termos es,
dan maksimal penundaan hanya bisa dilakukan dalam waktu 30 menit sejak
pengambilan
Prosedur Pengambilan Darah Arteri Pada Arteri Femoralis

1. Gunakan sarung tangan dan minta pasien untuk berbaring.


2. Siapkan alat-alat yang akan digunakan untuk mengambil darah
3. Mintalah pasien untuk meregangkan kedua kakinya, dan cari denyut arteria femoralis.
Hangatkan daerah tersebut dengan bantal penghangat
4. Bersihkan tempat pengambilan dengan menggunakan kapas alcohol. Seteleh alcohol
kering, buka syringe yang akan digunakan untuk mengambil darah.
5. Masukkan jarum ke dalam arteria femoralis dengan sudut 900, dan darah akan mengisi
syringe dengan sendirinya
6. Apabila syringe sudah terisi, letakkan kasa diatas tempat pengambilan dan beri tekanan
pada tempat tersebut selama beberapa menit

18
7. Periksalah adanya perdarahan sebelum menutup bekas tempat pengambilan dengan kasa
dan plester.
8. Infoemasikan kepada pasien agar tidak melakukan aktivitas atau mengangkat benda
berat selama 24 jam
9. Buang jarum ke dalam wadah khusus untuk benda tajam
10. Beri label pada syringe, dan segera bawa sampel darah ke laboratorium
Prosedur Pengambilan Darah Arteri Pada Arteri Brachialis

Arteri brachialis terletak Antara epikondilus medialis tulang humerus dengan tendon dari
biceps brachii di fossa antecubital, pada cekungan Antara bicep dan tendon tricep. Vena
basilica dan nervus brachialis terletak dekat dengan bagian proksimalnya (gambar bawah).

Lokasi anatomi dari arteri brachialis


Seperti pada pengambilan sampel arteri pada arteri femoralis, denyut arteri sebelah distal
harus dicari sebelum pengambilan darah. Pada pasien yang denyut arteri di pergelangan
tangan tidak teraba, maka alternative pengambilan sampel arteri pada arteri brachialis dapat
dipertimbangkan
Prosedur Pengambilan Pada Arteri Brachialis
Palpasi denyut arteri brachialis pasien dengan jari telunjuk atau jari tengah tangan kiri.
Visualisasikan arah arteri dan desinfeksi tempat pengambilan dengan gerakan melingkar
dari dalam keluar ( gambar bawah ).

19
Identifikasi arteri brachialisDesinfeksi area yang akan ditusuk
Buka penutup syringe, pegang syringe dengan tangan kanan, lubang jarum harus
menghadap keatas. Masukkan jarum dengan sudut 45-600, sesuai dengan arah arteri,
sementara tangan kiri melakukan palpasi denyut arteri brachialis di proksimal tempat
tusukan ( lihat gambar ).

Insersi jarum pada arteri brachialis


Masukkan jarum perlahan-lahan. Pada saat jarum sudah masuk dalam arteri, maka akan
terjadi aliran arteri ke dalam syringe ( gambar bawah ). Lepaskan palpasi tangan kiri diatas
tempat tusukan, tidak perlu menarik plunger agar darah mengalir ke dalam syringe, kecuali
jika mengunakan jarum dengan ukuran kecil (ukuran 25 ) atau denyut arteri pasien lemah
( gambar bawah ).

Pengambilan sampel arteri brachialis


Setelah didapat 2-3 mL sampel arteri, cabut jarum. Dengan menggunakan tangan kiri,
lakukan penekanan pada tempat tusukan dengan kasa kering selama kurang lebih 5 menit.
Pada pasien dengan gangguan fungsi koagulasi atau dengan terapi antikoagulan, penekanan
dilakukan lebih lama. Apabila perdarahan pada tempat pengambilan sudah berhenti, tutup
dengan plester. Periksa ulang denyut arteri pada pergelangan tangan.

20
Cabut jarum dan lakukan penekanan pada tempat tusukan untuk menghentikan perdarahan.
Tutup ujung jarum menggunakan busa agar darah tidak terpapar dengan udara. Masukkan
syringe ke dalam tempat yang ada esnya dan segera kirim ke laboratorium.
PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL URINE
Persiapan Pasien
Puasa
Puasa untuk pemeriksaan laboratorium dilakukan selama 10 jam, dimulai jam 10 malam
sampai jam 8 pagi saat diambil darah. Tidak diperbolehkan makan, merokok ataupun
melakukan aktivitas yang berlebihan sebelum pengambilan darah. Minum air putih boleh.
KhusuS untuk pemeriksaan profil lemak, puasa dilakukan selama 12 jam, mulai jam 8
malam hingga jam 8 pagi saat diambil darah.
Pada pemeriksaan glukosa puasa dan glukosa 2 jam post prandial, puasa dilakukan 10 jam,
setelah itu diambil darah. Pasien dipersilahkan makan sesuai dengan porsi makan 1 piring
nasi dan lauk pauk. Setelah makan, pasien puasa kembali selama 2 jam, aktivitas
diminimalkan, setelah itu diambil darah kembali yang ke 2 kali.
Pengambilan Urine Porsi Tengah
Cara pengambilan dan penampungan urin porsi tengah pada wanita :
1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan
muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril
dibasahi air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering.
Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula
wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan daerah vagina selesai.
2. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan potongan
kasa steril yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan ke belakang.
Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.
3. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang
dibasahi dengan air atau salin hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia
dengan 2 jari dan jangan biarkan labia menyentuh muara uretra. Lakukan pembilasan
sekali lagi, kemudian keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang
kering. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

21
4. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa
mililiter urin yang mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke
dalam wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau setengah wadah terisi.
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar
wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan
kirim segera ke laboratorium
Cara pengambilan dan penampungan urin porsi tengah pada pria :
1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan
muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril
dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau salin hangat
dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik
untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka
tutupnya sebelum pembersihan selesai.
2. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung penis
dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.
3. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali
lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang
kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah.
4. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang
beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke
dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar
wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan
kirim segera ke laboratorium

Cara pengambilan urine dari kateter

22
• Jangan mengambil urine dari urine bag
• Jika perlu klamp catheter tube untuk mengumpulkan urine, tapi tidak boleh lebih dri 30
menit
• Bersihkan tempat pengambilan sampel dengan swab alkohol
• Masukkan jarum ke tempat pengambilan sampel, dan hisap urine ke syringe
• Pindahkan urine ke wadah penampung urine
• Label dengan baik
• Kirim sesegera mungkin ke lab

PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL FESES


Pengambilan Sampel Feses
1. Ambil wadah pengambilan sampel feses. Wadah harus bermulut lebar dan bersih.
2. Label wadah dengan menggunakan barcode ( berisi nama, no rekam medic dan ruangan
)
3. Gunakan sarung tangan disposable
4. Ambil bagian feses yang ada darah atau lendirnya, masukkan ke dalam wadah feses
5. Buka sarung tangan dan cuci tangan
Penyimpanan Sampel Feses
1. Sampel feses dapat disimpan pada suhu 2-80C selama 48 jam
2. Taruh wadah sampel dalam sealed plastic bag
3. Sampel feses harus baru, jika tidak maka bakteri dapat bertambah ( multiplikasi ),
sehingga jumlah bakteri tidak menggambarkan jumlah bakteri dalam traktur gastro
intestinal
Prosedur Pengambilan Sampel Untuk Pemeriksaan Mikrobiologi
Prinsip Umum
1. Memperhatikan keselamatan petugas :
 Saat mengambil bahan, petugas memakai pelindung ( pakaian lab, sarung tangan,
masker )
 Wadah tertutup dan tidak bocor
 Bahan tidak dikirimkan dalam spuit dengan jarum suntik

23
2. Memperhatikan kenyamanan penderita
 Penjelasan sebelum pengambilan bahan
 Cara dan waktu pengambilan sebaik mungkin
3. Saat kultur mikroorganisme tetap hidup, jumlah spesimen cukup
4. Tidak ada kontaminasi flora normal tubuh atau lingkungan
 Cara pengambilan yang tepat
 Tindakan asepsis untuk pengambilan bahan yang bersifat invasif
 Wadah steril dan tidak bocor (kecuali feses wadah tidak perlu steril)
5. Komunikasi yang baik antara dokter dan laboratorium mikrobiologi.
Prinsip Pengambilan Sampel
1. Meminimalkan kontaminasi.
2. Tepat dalam pemilihan waktu pengambilan.
3. Jumlah spesimen mencukupi.
4. Menggunakan kontainaer yang sesuai.
5. Sampel diambil sebelum pemberian antibiotika.
6. Sebelum dikirim diberi label dan dipastikan wadah tidak bocor.
7. Meminimalkan waktu pengiriman
8. Dilakukan sesuai dengan prosedur pengambilan spesimen.
9. Jenis spesimen yang diambil sesuai dengan jenis permintaan pemeriksaan.
Cara Pengambilan Sampel Saluran Nafas
Terdapat 4 jenis spesimen yang sering digunakan untuk mendiagnosis infeksi saluran
nafas:
a. swab tenggorok
b. swab hidung
c. swab nasopharingeal
d. Sputum
Usap Tenggorok
 Tekan lidah dengan spatula lidah, usap lidi kapas pada kedua tonsil dan faring
belakang, jangan menyentuh lidah & uvula
 Pemeriksaan Difteri pseudomembran

24
PENYIMPANA
TRANSPORT PEDOMAN
N
Sesegera mungkin,≤ 1 Tekan lidah dengan spatula,dengan
jam,swab jangan sampai lidi kapas steril usap kedua
Bila diatas 1 jam: kering tonsil,faring posterior,dan jika ada
4°C > 1 jam dianjurkan daerah eksudasi atau ulserasi
memakai medium Usahakan agar swab tidak
transport menyentuh lidah,bibir,uvula

Usap Hidung
Masukkan swab sekurangnya 1 cm ke dalam lubang hidung atau bila ada lesi ambil di
pinggir lesi. Putar swab dan diamkan 10 -15’. Masukkan ke medium transport

PENYIMPANA
TRANSPORT PEDOMAN
N
Masukan kapas lidi minimal 1 cm
Kirim sesegera mungkin,
ke dalam lubang hidung. Ambil
Dalam media jangan didinginkan.
sampel pada mukosa dengan
transport Jangan sampai swab
memutar lidi perlahan selama 10-
kering.
15 detik

Sputum

 Pengambilan specimen sputum dalam pot sputum steril dan dikirim sesegera mungkin
dalam suhu ruang
 Pengambilan specimen dilakukan di ruangan terbuka atau ruangan berventilasi bagus
 Dibutuhkan 3 spesimen dahak untuk penegakan diagnosis TB. Idealnya adalah sputum
pagi-pagi-pagi ( PPP ), namun demi kenyamanan pasien dilakukan pengambilan
sputum sewaktu-pagi-sewaktu ( SPS )
Edukasi Pasien Untuk Pengambilan Sputum
1. Kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan dahak

25
2. Bila memakai gigi palsu lepas terlebih dahulu
3. Tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali dan setiap kali hembuskan nafas dengan kuat
4. Letakkan pot yang sudah dibuka di depan mulut dan masukkan dahak ke dalam Pot
5. Batukkan dengan keras dari dalam ada hingga didapatkan jumlah dahak
6. yang cukup ( 3 -5 ml )
7. Tutup pot dengan rapat dengan cara memutar tutupnya
8. Setelah selesai bersihkan mulut dengan tissue dan buang tissue di tempat tertutup
kemudian cuci tangan
9. Jika pasien kesulitan mengeluarkan dahak:
 minta bantuan fisioterapi untuk membantu mengeluarkan dahak
 pasien menghirup larutan aerosol sodium-chloride-glycerin sampai timbul reflek
batuk yang kuat. ( harus disertai catatan bahwa specimen diambil dengan induksi
aerosol )
Penyimpanan Transport Alat/ Vol Minimal Pedoman
 Ambil sputum pertama
pagi hari setelah bangun
tidur atau sputum
sewaktu
≤ 24 jam, suhu ≤ 2 jam,  Ingatkan penderita
Pot steril > 1 mL
ruang suhu ruang bahwa yang diminta
adalah dahak bukan liur
atau ludah  terangkan
cara mengeluarkan
dahak

DARAH
Prinsip Prosedur Pengambilan Darah
 Gunakan teknik aseptik
 Bersihkan lokasi vena yang akan diambil dengan povidone-iodine, alkohol 70%, atau
 chlorhexidine. Biarkan mengering 1-2 menit
 Bersihkan karet penutup botol penampung dengan iodine dan biarkan mengering.
 Kemudian bersihkan dengan alkohol 70%
 Lakukan venapuncture dengan syringe dan jarum steril, hindari kontaminasi
 Dewasa : ambil 10 ml darah, anak ; 1,5 ml dan masukkan ke dalam syringe 20 ml atau
langsung masukkan ke tabung kultur ( bactec )
 Karena resiko tertusuk tingi,maka tidak dianjurkan untuk mengganti jarum saat
memasukkan darah ke tabung kultur, jadi langsung diinjeksikan ke tabung kultur
 Jika akan dilakukan kultur aerob dab anaerob, lakukan kultur anaerob dulu baru
kemudian kultur aerob. Pastikan masing-masing botol kultur volumenya optimum
 Kocok tabung perlahan

26
 Label dengan baik dan segera kirim ke lab
 Bersihkan tempat suntikan dengan alkohol
CATATAN
 Jangan melakukan palpasi di tempat yang telah didesinfeksi, walau menggunakan
sarung tangan steril
 Spesimen dapat diambil dari 2 atau 3 tempat yang berbeda untuk menghindari
kontaminasi dari kulit
 pengambilan darah > 3x kultur dalam 24 jam tidak akan meningkatkan kemampuan
pendeteksan bakteri
 Saat periode panas akut, segera ambil 2 sampel darah terpisah dari lengan yang berbeda
dan segera beri terapi antibiotika
 Untuk panas yang tidak jelas penyebabnya, dapat diambil 2 kultur darah dengan jarak
45 – 60 menit. Jika perlu dapat diambil lagi 2 set sampel yang diambil 24 -48 jam
kemudian
Penyimpanan Transport Alat/ Vol Minimal Pedoman
 Diambil saat suhu badan
naik
 Bakteriemia intermiten 
≤ 24 jam, suhu ≤ 2 jam,
Vial kultur darah diambil 2-3 kali interval
ruang suhu ruang
24 jam
 Diambil dari 2 tempat
yang berbeda
 Diambil secara aseptic,
langsung dimasukkan ke
Dewasa 10-20 mL medium kultur darah
Anak 1-5 mL  Bila medium tidak
Bayi 1-3 mL tersedia  beri
antikoagulan polyyantol
sulfonat ( SPS ) 0.05%

Sampel Luka / Abses


 Cara : biopsi ( terbaik ), aspirasi, dan swab
 Anaerob : biopsi dan aspirasi
 Aspirasi untuk :
 Abses tertutup
Luka bergaung dengan cairan di dalamnya yang tertutup debris superfisial
 Swab :
Pus diluar dibersihkan terlebih dahulu dengan swab yang telah dicelupkan dengan
NaCl steril, dengan swab baru buat usapan dari dasar ulkus
 Tidak dianjurkan untuk mengambil pus yang berasal dari drain
Kriteria spesimen yang baik untuk pemeriksaan kuman anaerob :

27
 Spesimen yang baik diambil secara tepat (aspirasi atau biopsi jaringan swab)
 Tidak tercemar oleh mikroba yang tidak diinginkan
 Terhindar dari kontak dengan udara.
 Menggunakan media transport anaerob ( bila perlu )
Penyimpanan Transport Pedoman
 Diambil dari bagian dalam luka dengan
aspirasi, biopsy, kerokan, swab, setelah
permukaan kulit dibersihkan dengan
antisptik dan dicuci dengan air salin steril 
≤ 24 jam, suhu ≤ 2 jam, suhu kalau tidak menggunakan antiseptic
ruang ruang mungkin akan terbawa dengan swab dan
mikroba tidak tumbuh
 Pada label tulisan organ asal pus.
 Tempat wadah steril
 Swab digunakan medium transport

Sampel Saluran Cerna


Feses
 Feses segar sebanyak + 10 gram / 1 sendok teh, taruh dalam wadah bersih (tidak perlu
steril ), jangan tercampur dengan urine atau air kloset.
 Feses berdarah atau berlendir, ambil bagian berdarah / berlendir

Usap Dubur ( Rectal Swab )


 Bayi, konstipasi
 Memasukkan lidi kapas steril sepanjang 1 inchi / 2,5 cm ke dalam sfingter anus. Secara
hati-hati, putar lidi kapas pada kripte anus searah jarum jam dan putar balik lidi kapas.
 Bila tidak langsung ditanam, masukkan ke dalam media transport Cary-Blair.

28
Penyimpanan Transport Alat / Vol Minimal Pedoman
 Spesimen berupa feses
segar, bila tidak
≤ 24 jam, suhu Tanpa
memungkinkan dapat
ruang pengawet ≤ Pot bermulut lebar
diambil usap rektal
 24 jam  1 jam, suhu ≥ 2 gram
 Jangan tercampur
40C ruang
dengan air kloset atau
urin

Saluran Urogenital
Tempat Infeksi Mikroorganisme Yang Mungkin Diperoleh
Treponema pallidum, Haemophylus ducreyi, Chlamydia spp,
Vulva
Herpesvirus, Yeast
Vagina Trichomonas vaginalis, Candida albicans

TRANSPORTASI SAMPEL
Pengiriman sampel ke ruangan menggunakan tas khusus yang di dalamnya ada tempat
yang dapat digunakan untuk meletakkan sampel agar sampel jangan sampai tumpah.
Diusahakan agar tabung sampel berada dalam posisi vertical agar sampel tidak lisis dan
pembentukan klot bisa sempurna. Diusahakan sampel sampai di laboratorium dalam waktu
45 menit.
JENIS SAMPEL KHUSUS
1. Sampel yang didinginkan
Sampel untuk pemeriksaan gas darah pada saat diantarkan ke laboratorium harus ditaruh
pada tempat campuran es dan air ( jangan menggunakan es batu tanpa air karena
sebagian sampel nanti akan membeku dan menyebabkan hemolysis ). Sampel harus
segera dikirim agar sampel darah tdk kehilangan gasnya.
Sampel lain yang perlu pendinginan pada saat transportasi adalah sampel untuk
pemeriksaan gastrin, ammonia, laktat, renin, katekolamin, hormone parathyroid.

29
2. Sampel Yang Sensitif Terhadap Cahaya
Beberapa analit dalam darah seperti bilirubin sensitive terhadap cahaya dan kadanya
akan menurun apabila terpapar cahaya. Karenanya sampel darah yang diambil harus
dilindungi dari cahaya.
Tes lain yang sensitive terhadap cahaya Antara lain pemeriksaan vit B12, karotene,
folat, sampel urine dan pemeriksaan porphyrin.
a. Sampel Mikrobiologi
Darah dan urine untuk pemeriksaan mikrobiologi harus dikirimkan ke laboratorium
sesegera mungkin. Apabila tidak segera dikirim dapat dimasukkan ke dalam media
transport dan disimpan pada suhu 2-80C selama 24 jam.
b. Sampel Yang Perlu Suhu Hangat
Beberapa sampel butuh dikirim pada suhu tubuh ( 37 0C ) seperti sampel untuk
pemeriksaan cold agglutinin dan cryoglobulin. Pada kasus seperti ini, transportasi
dilakukan dengan menggunakan heating block.

SISTEM TRANSPORTASI
1. Hand Delivery
Sampel dikirim ke laboratorium dengan sistem “Hand Delivery” dengan
memperhatikan kriteria sampel khusus seperti yang tertera diatas
2. Pneumatic Tube System
Sistem transportasi sampel dapat dilakukan dengan menggunakan Pneumatic Tube
dengan memperhatikan hal-hal yang diatur untuk pengiriman sampel dengan sistem ini.
Sampel harus dimasukkan ke dalam plastik agar tidak sampai bocor ke dalam tube.
STABILITAS SAMPEL
Stabilitas adalah kemampuan bahan dalam sampel untuk mempertahankan nilai awal
kuantitas / kadar awal yang diukur pada jangka waktu tertentu bila disimpan dalam kondisi
yang ditetapkan.
Ukuran ketidak stabilan dapat digambarkan sebagai perbedaan absolut, sebagai “quotient’
atau prosentase deviasi.
Contoh :

30
Hasil pemeriksaan kalium dalam darah meningkat dari 4.2 mmol / L menjadi 4.6 mmol / L
setelah disimpan pada suhu kamar selama 3-4 jam.
Absolut difference : 0.4 mmol / L
Quotient : 1.095
% deviasi : + 9.5%
STABILITAS SAMPEL
Kimia Klinik Dan Immunologi
Stabilitas Dalam Serum /
Stabilitas Pada Whole
Plasma
ANALIT Blood & Perubahan KETERANGAN
Yg Terjadi Kemudian
-200C 4-80C 20-250C
Alanine amino
2
transferase / Setelah 4 hari menurun 7 hari 3 hari
minggu
ALT / SGPT
Albumin 6 hari 3 bulan 3 bulan 3 bulan
Alkali Fosfatase Setelah 4 hari menurun 2 bulan 7 hari 7 hari
Aspartate amino
2
transferase / Setelah 7 hari menurun 7 hari 4 hari
minggu
AST / SGOT
Jika disimpan> 8
Bilirubin
Setelah 7 hari disimpan di jam, harus
terkonjugas i/ 6 bulan 7 hari 2 hari
tempat gelap, menurun disimpan ditempat
direk
gelap
Jikadisimpan> 8
Setelah 7 hari disimpan di jam,
Bulirubin total 6 bulan 7 hari 1 hari
tempat gelap, menurun harusdisimpandite
mpatgelap
Klorida Setelah 1 harimenurun Tahunan 7 hari 7 hari
Kolesterol total Setelah 7 harimeningkat 3 bulan 7 hari 7 hari
Kolesterol HDL Setelah 2 harimeningkat 3 bulan 7 hari 2 hari
Kolesterol LDL Setelah 1 harimenurun 3 bulan 7 hari 1 hari
Kreatinine Setelah 3 harimeningkat 3 bulan 7 hari 7 hari
Hemolysate stabilized
Glukosa kapiler Setelah 10 menit menurun
? 2 hari 2 hari
Stabilized
Menurun dengan
Setelah 10 menit menurun
Menuru non-enzimatic
Glukosa vena Dengan antikoagulan NaF
n setelah 7 hari 1 hari glycation (protein
bertahan sampai 7 hari
1 hari matrix)

3 hari ( dalam darah 3 hari


HbA1C 6 bulan 7 hari 3 hari
)
Setelah 1 jam sangat
Kalium Tahunan 4 hari 1 hari
meningkat
Kadar di plasma >
4
Protein total 1 hari Tahunan 6 hari serum krn ada
minggu
fibrinogen
2 1
Natrium Setelah 4 hari menurun 1 tahun
minggu minggu

Trigliseride Setelah 7 hari meningkat Tahunan 7 hari 2 hari

31
Urea Setelah 1 hari meningkat 1 tahun 7 hari 7 hari

Asamurat Meningkat setelah 7 hari 6 bulan 7 hari 3 hari

Hematologi Klinik

Stabilitas Darah Stabilitas Darah KETERANG


ANALIT Stabilizer
Pada suhu 20 -250C pada 4-80C AN
Hitung jenis
lekosit
Perbandingan
Band netrofil
darah EDTA
Segmented
Jangan disimpan Hapusan tdk sesuai (
netrofil
pada suhu 4-80C darah darah sedikit
Eosinofil
), menurunkan
Basofil
stabilitas
Monosit
Limfosit
Eritrosit 7 hari 7 hari
K2EDTA
lbh baik
Hematokrit 1 hari 7 hari
daripada
K3EDTA
Hemoglobin 7 hari 7 hari
Lekosit 7 hari 7 hari
MCV 1 hari 1 hari
Retikulosit 1 hari 1 hari
Trombosit 7 hari 7 hari

Faal Koagulasi Dan Led ( Darah Sitras )


Stabilitas Pada Stabilitas Dalam Plasma
Whole Blood & KETERANG
ANALIT
Perubahan Yg 20- AN
-200C 4-80C
Terjadi Kemudian 250C
Temperature
LED 2 jam - - -
dependent

APTT 4 jam 4 minggu 8 jam 4 jam

Reagent
PT 8 jam 4 minggu 1 hari 1 hari
dependent

32
Jangan menyimpan sampel whole blood di tempat dingin karena akan mempengaruhi
beberapa pemeriksaan seperti factor VII, XI dan XII
Gas Darah
Stabilitas Pada Stabilitas
ANALIT Darah pada suhu 20 Darah pada 4- KETERANGAN
-250C 80C
↓ pembentukan Jangan
Setelah 15 menit* laktat melakukan
pH 2 jam **
menurun ↑ karena loss pendinginan
CO2 pada wadah
↓ karena keluar plastic & jgn
pCO2 ↑ setelah 15 menit* 2 jam**
kesekitar disimpan > 15
Perubahan menit. Jika
Bikarbonat, butuh
↓ setelah 15 menit* 2 jam** bergantung
BE penyimpanan
pada pH
lebih lama
gunakan
↑ jika tidak wadah dari
pO2 ↓ setelah 15 menit* 2 jam**
ditutup rapat gelas
kemudian
dinginkan
 * Disimpan pada tabung plastic
 ** Disimpan pada air es pada wadah gelas

KETERANGA
StabilitasDalamUrine STABILIZER
N
ANALIT
20-
-200C 4-80C
250C
4 Jangan disimpan
Albumin 6 bulan 7 hari beku
minggu
Kreatinine 6 bulan 6 hari 2 hari
Glukosa 2hari 2 jam 2 jam
↑ dengan
Tdksta
pH Thymol pembentukan
bil ↑
NH4
Kalium 1 tahun 2 bulan 45 hari
Protein 4 minggu 7 hari 1 hari
Natrium 1 tahun 45 hari 45 hari
Urea 4 minggu 7 hari 2 hari pH < 7
Presipitasi pada
Asam urat Tdk stabil 4 hari pH > 8
pH < 7

Stabilitas Dalam Urine STABILIZE


ANALIT KETERANGAN
-200C 4-80C 20-250C R
Sedimen

33
Bakteria 24 jam
Cast (hyaline
1 hari
dll)
Sel epithel Bbrp jam
24 jam pd
Eritrosit 1-4 jam
osm. > 300
24 jam pd
pH < 6.5
Lekosit 1-4 jam
< 1 jam pd
pH > 7.5
Test Strip
Bakteria 24 jam
Eritrosit 1-4 jam Bbrp jam
Ketone bodies ?
Lekosit 1-4 jam 1 hari
Bbrp jam pd
Protein
pH < 7.5
Tdk stabil
Spesific Gravity (dipengaruh
i pH)
Amphetamine 1 tahun ? ?
Unsilanized glass
Coccain 4 bulan 3 minggu ? pH 5, vit C
container
Morphine 1 tahun ? ?
THC 1 tahun 1 tahun 10 minggu Albumin

PEMERIKSAAN CSF

StabilitasDalamCSF
KETERANGA
ANALIT 20- STABILIZER
-200C 4-80C N
250C
Glukosa, laktat :
Stabilitas
Tabung EDTA
tergantung pada
Sampai 1 jam : jgn
kandungan sel
didinginkan
IgG :
Sampai 3 jam : transport
Tdk disarankan
Albumin 1 tahun 2 bulan 1 hari dalames, tanpa additive
disimpan beku
Jangka lama :
Lekosit / sel
-700C dlm tab. Gelas /
tumor :
tabung polipropilen yang
Simpan sel
dapat ditutup rapat
dalam bentuk
hapusan kering

MASA SIMPAN PRODUK DARAH

SUHU
NO JENIS PRODUK DARAH MASA SIMPAN
SIMPAN

34
1 Whoole blood (WB) 35 hari 20 – 60C
2 Packed Red Cell (sistem tertutup) 35 hari 20 – 60C
3 Washed erythrocyte ( WE ) 4 jam ( stlh pembuatan ) 20 – 60C
4 Thrombocyte concentrate ( TC ) 5 hari dg platelet agitator 200 – 240C
5 Liquid plasma ( LP ) 35 hari 20 – 60C
6 Buffy coat ( BC ) 24 jam ( stlh pembuatan ) 200 – 240C
7 Platelet Rich Plasma ( PRP ) 6 jam ( stlh pembuatan ) 200 – 240C
8 Fresh Frozen Plasma ( FPP ) 1 tahun – 300C
Anti Haemophylia Factor ( AHF ) -
9 1 tahun – 300C
cryopresipitat
Catatan :
FFP dan AHF harus digunakan dalam waktu 4 jam setelah dicairkan
INFECTION CONTROL
Peran Phlebotomist
1. Memahami jenis kuman pathogen dan bagaimana cara penularannya serta cara
melindungi diri saat bekerja
2. Cara melindungi diri bagi para phlebotomist Antara lain dengan melakukan kebersihan
tangan, menggunakan alat pelindung diri dan pembuangan sampah yang baik
Sterile Technique Untuk Phlebotomist
1. Bakteria dan mikroorganisme dapat dijumpai dimanapun sehingga seorang
phlebotomist harus dapat menjaga sterilitas alat yang akan digunakan untuk
pengambilan sampel
2. Gunakan selalu alat yang steril untuk pengambilan sampel darah dan untuk preparasi
pasien
3. Gunakan prosedur dekontaminasi khusus untuk pengambilan sampel steril seperti
sampel untuk pemeriksaan kultur
4. Gunakan selalu alat yang baru dan sekali pakai untuk pengambilan sampel. Apabila
alat untuk pengambilan sampel sudah tersentuh permukaan atau benda lain sebelum
digunakan untuk pengambilan sampel, maka alat tersebut harus dibuang dan diganti
dengan yang baru
5. Lakukan dekontaminasi permukaan atau peralatan menggunakan larutan chlorin 1%
( larutan hipochlorit )
Pencegahan terhadap infeksi
Semua phlebotomist harus waspada terhadap semua sampel cairan tubuh. Kebijakan dan
prosedur penanganan sampel harus ada dalam panduan laboratorium dan harus dievaluasi
secara berkala.

35
Penularan infeksi dari sampel tersebut dapat terjadi pada saat proses pengambilan sampel
dan penanganan sampel, oleh karena itu harus dipertimbangkan cara pencegahannya.
Penularan dapat terjadi melalui :
 Kontak langsung ( kontak dengan orang yang terinfeksi, misalnya chicken-pox)
 Melalui udara ( droplet lewat udara, misalnya tuberculosis )
 Peralatan medis ( misalnya kateter yang sudah terkontaminasi )
 Benda lain ( misalnya mainan, kamar mandi, linen )
 Perantara lain ( misalnya, nyamuk, kutu, tikus )
Protokol apabila terjadi paparan dengan darah
1. Segera setelah terjadi paparan, tempat yang terkena paparan harus segera
didekontaminasi menggunakan antiseptic ( misal hipoklorit ) selama 30 detik atau jika
terkena membrane mukosa ( misal mata ), segera dicuci menggunakan eye wash selama
10 menit.
2. Laporkan insiden kepada kepala Instalasi dan catat kejadian pada buku kejadian
kecelakaan di laboratorium
3. Lakukan evaluasi secara medic dengan tahapan sebagai berikut :
 Petugas yang terkena diperiksa anti HIV, anti HCV dan HBsAg
 Darah yang terpapar diperiksa dengan pemeriksaan yang sama
 Apabila hasil pemeriksaan anti HIV positif, phlebotomist diberikan counselling dan
dievaluasi HIV pada minggu ke 6, 12 dan 6 bulan kemudian
 ART terapi diberikan kepada petugas sesegera mungkin, 1 jam setelah kejadian.
 Apabila hasil ketiga pemeriksaan negative, pemeriksaan diulang pada bulan ke 6 dan
ke 12.
4. Evaluasi ini harus dilakukan dengan menjaga kerahasiaannya.
Penanganan Apabila Ada Tumpahan Darah
Tumpahan darah dapat terjadi karena pecahnya tabung sampel ditempat pengambilan
sampel atau dalam transportasi sampel, atau karena adanya komplikasi perdarahan pada
saat proses pengambilan darah. Dalam keadaan tersebut, tumpahan darah harus dibersihkan
dengan prosedur sebagai berikut :
1. Gunakan sarung tangan yang tidak steril
2. Gunakan penjepit atau sikat untuk menyapu atau membersihkan pecahan kaca,
tamping dengan menggunakan ‘serok’, jangan mengambil pecahan menggunakan
tangan
3. Buang pecahan kaca ke dalam tempat sampah khusus untuk benda tajam, apabila
tempat sampah tidak cukup, bungkus pecahan kaca dengan menggunakan beberapa

36
lapis kertas, kemudian buang pada tempat khusus, jangan dijadikan satu dengan
tempat sampah biasa
4. Bersihkan area dengan menggunakan air dan deterjen sampai area bersih
5. Setelah bersih, tuang area tersebut dengan natrium hipoklorit 0,5% (10.000 ppm).
Merupakan pengenceran 1:10 dari 5-25% pemutih natrium hipoklorit yang dapat
disiapkan setiap hari
6. Cusi penjepit atau sikat menggunakan air mengalir dan biarkan sampai kering
7. Buka sarung tangan dan buang pada sampah medis
8. Cuci tangan sesuai dengan prosedur cuci tangan
9. Catat insiden ini, dan catat kehilangan sampel yang diakibatkan oleh kejadian ini dan
orang yang terekspos oleh darah atau caitan tubuh
Prosedur penggunaan sentrifus :
o Letakkan sentrifus pada posisi yang benar, baca instruksi pemakaian
o Cek rutin rotor dan selongsong
o Gunakan penyeimbang air
o Setelah digunakan, bersihkan selongsong
o Selama menggunakan, tutup sentrifus dengan benar
Prosedur penggunaan pipet :
o Jangan memipet atau meniup pipet dengan mulut, gunakan alat bantu (bulb)
o Keluarkan isi pipet dengan benar
o Siapkan bahan antiseptic sekitar tempat memipet, bila ada cairan yang tertumpah
segera bersihkan
o Gunakan pipet ukur
o Rendam pipet dengan bahan antiseptic ( 18 – 24 jam )
o Siapkan wadah pembuang tip biru / tip kuning
o Jangan gunakan spuit untuk memipet
Prosedur membuka botol liofilisasi :
oDibuka pada cabinet biologis
oBuka vdengan cara yang benar : dekontaminasi, buka hati-hati, tutup karet (untuk vial )
dikembalikan semula setelah pemberian pelarut, biarkan pada suhu kamar > 15 menit
Prosedur penyimpanan bahan infeksius :
o Bahan dimasukkan ke dalam ampul, vial tertutup rapat
o Beri label : nama bahan, tanggal, pemilik, tanda infeksius
o Simpan pada freezer, es kering
o Gunakan pelindung mata, tangan saat memindahkan bahan
Prosedur penggunaan alat pendingin :

37
o Defrost secara teratur
o Bersihkan bahan tumpahan / pecah saat disimpan, desinfeksi
o Wadah yang disimpan diberi label : nama bahan, tanggal, nama penyimpan
o Jangan simpan cairan mudah terbakar
o Pantau suhu secara teratur
PENILAIAN KUALITAS SAMPEL
FAKTOR-FAKTOR PREANALITIK YANG MEMPENGARUHI HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pengaruh aktivitas fisik terhadap beberapa analit dalam serum
NAMA ANALIT % NAMA ANALIT %
SGPT / ALT 41 Bilirubin 4
SGOT / AST 31 LDH 1
Kalsium 1 Kalium 8
Klorida 1 Natrium 1
Kolesterol 3 Lipid total 12
Kreatinine 17 Albumin 4
Protein total 3
Urea N 3
Asam Urat 4

2. Perbedaan komposisi analit dalam kapiler dan vena


[Kapiler] > [Plasma] % [Kapiler] = [Kapiler] > %
[Plasma] [Plasma]
Glukosa 1.4 Fosfor Bilirubin 5.0
Kalium 0.9 Urea Protein total 3.3
Klorida 1.8
Natrium 2.3

3. Perubahan konsentrasi/ aktivitas analit dalam serum disebabkan karena pecahnya


eritrosit (hemolisis)
ANALIT Rasio konsentrasi / aktivitas Perubahan konsentrasi / aktivitas
dalam RBC & serum dalam serum RBC lisis 1% / Hct
AST/ 40 : 1 + 220.0
SGOT
Kalium 23 : 1 + 24.4
ALT/ SGPT 6.7 : 1 + 55.0
Glukosa 0.82 : 1 - 5.0
Natrium 0.11 : 1 - 0.1

4. Pengaruh Variasi Cicardian terhadap beberapa analit dalan serum


NAMA ANALIT MEAN 08.00 -TOTAL 14.00 – TOTAL
VARIASI (%) VARIASI (%)
Natrium (mmol/ L) 141 1.9 1.8

38
Kalium (mmol/ L) 4.4 7.1 2.8
Klorida (mg/ dl) 102 3.8 3.4
Urea N (mg/ dl) 14 22.5 2.5
Kreatinine (mg/ dl) 1 14.5 6.3
Asam Urat (mg/ dl) 5.6 11.5 2.6
Kolesterol (mg/ dl) 193 14.8 5.7
Albumin (g/ dl) 4.5 5.5 3.9
Protein total (g/ dl) 7.3 4.8 1.7
Lipid total (g/ L) 5.3 25 3.6
AST/ SGOT (U/ L) 9 25 6
ALT/ SGPT (U/ L) 6 56 17

5. Perbedaan komposisi analit dalam plasma heparin dan serum


[PLASMA] > % [PLASMA] = [PLASMA] > %
[SERUM] [SERUM] [SERUM]
Kalsium 0.9 Bilirubin Albumin 1.3
Klorida 0.2 Kolesterol AST/ SGOT 0.9
Protein total 4.0 Kreatinine Glukosa 5.1
Kreatin Kinase 2.1
Kalium 8.4
Natrium 0.1
Urea 0.6
Asam Urat 0.2

PENYEBAB HEMOLISIS
1. Mengocok terlalu kuat ketika mencampur darah dan atikoagulan
2. Pengambilan darah dari daerah yang hematom
3. Menarik plunger terlalu cepat
4. Alkohol belum kering
5. Pengambilan darah yang traumatic
6. Menuangkan sampel darah dari syringe tanpa melepas jarum
7. Menuangkan sampel darah yang sudah beku dari spuit ke tabung melalui bagian depan
spuit
8. Pemusingan sampel darah yang dilakukan sebelum darah benar-benar beku (butuh
waktu 15-30 menit untuk membuat darah beku sebelum dipusingkan )
9. Menggunakan jarum dengan ukuran gauge kecil ( < 23 )
10. Menggunakan tabung vacuum dengan ukuran besar ( misal untuk pasien pediatric )
PENYIMPANAN SAMPEL
Tempat penyimpanan di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik sangat terbatas sehingga
kami mempunyai aturan penyimpanan sampel sebagai berikut
Kimia Klinik 3 hari
Hematologi 24 jam
Hapusan darah 2 minggu

39
Hapusan sum2 tulang selamanya
Imunologi HIV 1 bulan
Imunologi non HIV 1 minggu

VOLUME MAKSIMAL PENGAMBILAN SAMPEL PEDIATRI


Berat Vol mak satu Vol maks Volume total darah
Badan kali diambil dalam (ml/kgbb)
(kg) Phlebotomy perawatan ≤ 1
(mL) bulan (mL)
2.7 – 3.6 2.5 23 216–288 s/d 270–360
3.6-4.5 3.5 30 288-360 s/d 360-450
4.5-6.8 5.0 40 338-510 s/d 450- 680
6.8-9.1 10 60 510-683s/d 680-910
9.1-11.4 10 70 855-1140s/d 1020-1360
11.4-13.6 10 80 1020-1193 s/d 1360-1590
13.6-15.9 10 100 1193-1365s/d 1590-1820
15.9-18.2 10 130 1365-1538s/d 1820-2050
18.2-20.5 20 140 1538-1703 s/d 2050-2270
20.5-22.7 20 160 1730-1875s/d 2270-2500
22.7-25.0 20 180 1875-2048s/d 2500-2730
25.0-27.3 20 200 2048-2213 s/d 2730-2950
27.3-29.5 25 220 2065-2226
29.5-31.8 30 240 2226-2387
31.8-34.1 30 250 2387-2730

40
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Pedoman praktik laboratorium kesehatan yang benar (Good Laboratory Practice),
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik,
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik tahun 2008
2. Pedoman penyelenggaraan pelatihan Phlebotomy Dasar bagi analis kesehatan,
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia 2011
3. WHO guidelines on drawing blood: best practices in phlebotomy, 2010
4. Koseoglu.M.,Hur.A., Atay.A., Cuhadar.S*. Effects of hemolysis interference on routine
biochemistry parameters. Biochemia Medica 2011;21(1):79-85.
5. Anonym. Phlebotomy book. BD Vacutainer system : Preanalytical solution

41

Anda mungkin juga menyukai