ABSTRAK
Setiap tahun lebih dari 600.000 orang Indonesia pergi berobat ke luar
negeri. Singapura dan Malaysia adalah tujuan utamanya. Tulisan ini hendak
menggambarkan bagaimana strategi pemasaran yang ditempuh oleh rumah sakit
di Malaysia dalam usaha menarik segmen pasar dari luar negara mereka.
Metode, data diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara, diskusi
dan studi literatur selama studi banding ke rumah sakit di Malaysia pada tanggal
1 Maret sampai tanggal 2 Maret 2016, kemudian dikaji dan dibandingkan
dengan teori bauran pemasaran.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bukan produk jasa layanan
kesehatan nya yang menjadi pembeda utama dengan di indonesia melainkan
cara mereka mengemas dan mengantarkan produk layanan kesehatannya yang
pada akhirnya menarik orang untuk berobat ke luar negeri. Pelayanan rumah
sakit yang baik dikemas dalam strategi pemasaran yang baik terbukti menunjang
keberlangsungan hidup rumah sakit.
1
Pengembangan Rumah Sakit untuk Strategi Pemasaran dan
Mempertahankan Keberlangsungan Rumah Sakit
(Developing hospital for marketing strategy and maintaining hospital
sustainability)
More than 600.000 indonesian people seeking medical help abroad every
year. Singapore and malaysia are their main destination. This article wants to
describe how malaysian hospitals develop and execute their marketing strategy
on attracting foreign market share.
Methods, Datas are collected through direct observation, interview,
discussion and study of literature during hospital visit on March 1st until March 2rd,
2016. We compare and analyze it by the marketing mix theory.
The results show that not the product that make the difference and
attracted people, but more on how malaysian hospital deliver and market their
service. Good hospital services, packed in a good executed marketing strategy,
proven to be effective on mantaining hospital sustainability.
2
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah sakit dalam perspektif lembaga usaha adalah produsen jasa
layanan kesehatan. Pasien adalah konsumen jasa layanan kesehatan. Kegiatan
marketing rumah sakit adalah segala kegiatan rumah sakit dalam upayanya
untuk terhubung dengan pasien sebagai konsumen mereka. Jones dalam
Journal of Marketing Practice: Applied Marketing Science, mengatakan bahwa
upaya pemasaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan memenangkan
kompetisi.
Fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini adalah masih banyaknya
pasien memilih berobat ke luar negeri. Sekitar 600.000 warga Indonesia berobat
ke luar negeri pada tahun 2012. Biaya yang mereka keluarkan mencapai 1,4
miliar dollar Amerika Serikat atau setara Rp 13,5 triliun. Jumlah ini menunjukkan
peningkatan berarti dibandingkan dengan tahun 2006. Saat itu, ada 315.000
orang berobat ke luar negeri dengan total pembelanjaan mencapai 500 juta
dollar AS. Negara yang banyak dikunjungi oleh pasien indonesia adalah
Singapura dan Malaysia. Selain kedua negara tersebut terdapat juga berbagai
negara lain pengusung kebijakan Travel Medicine (wisata kesehatan) yang mulai
menargetkan kunjungan berobat pasien dari luar negeri termasuk Indonesia
seperti Thailand, China, dan India.
Fenomena banyaknya pasien Indonesia yang memilih berobat di luar
negeri disebabkan karena masih belum baiknya sistem pelayanan dokter dan
rumah sakit di Indonesia. Pasien merasa tidak puas dengan pelayanan dan
perhatian yang diberikan dokter. Komunikasi yang belum efektif dan waktu
komunikasi yang terbatas antara dokter-pasien merupakan faktor penyebab
utama ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan dokter. Ketidakpuasan pasien
diartikan sama dengan keluhan terhadap struktur sistem pelayanan rumah sakit
(biaya, sistem asuransi, dan lain-lain) dan petugas rumah sakit (dokter, perawat,
apoteker, psikolog, dan lain-lain).
Tren kunjungan ke luar negeri yang semakin meningkat ini menimbulkan
pertanyaan dimanakah perbedaan RS di Indonesia dan RS luar negeri. Salah
satu komponen yang berpengaruh adalah strategi pemasaran yang dijalankan.
Kunjungan ke Institut Jantung Negara Malaysia (IJN) dan Penang Adventist
3
Hospital merupakan rangkaian kegiatan bertujuan untuk membandingkan strategi
pemasaran RS yang digunakan serta mengidentifikasi komponen yang
mengakibatkan RS di Malaysia menjadi RS pilihan pasien Indonesia.
2. Tinjauan teori
2.1 Pemasaran
Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan baik oleh pemerintah atau swasta. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit menyebutkan
bahwa rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna (Kemenkumham RI,2009). Karena rumah sakit
tidak hanya diselenggarakan oleh pemerintah saja tetapi juga oleh pihak swasta,
hal ini menyebabkan persaingan antar rumah sakit sangat ketat dalam menarik
minat konsumen untuk mengakses pelayanan kesehatan yang ada di rumah
sakit tersebut.
Salah satu cara yang dilakukan rumah sakit untuk menarik minat
konsumen terhadap produknya adalah melakukan kegiatan pemasaran. Menurut
Kotler & Keller (2012), pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari
pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan
(”Marketing is about identifying and meeting human and social needs. One of the
shortest good definitions of marketing is meeting needs profitably”).
Menurut Kotler dan Amstrong (2012), pemasaran adalah proses dimana
perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan
pelanggan yang kuat untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai
imbalannya.(“Marketing is the process by which companie create value for
customers and build strong customer relationships in order to capture value from
customers in return”).
Konsep isi pemasaran menurut Kotler (2012), adalah kebutuhan (needs),
keinginan (demands), produk (barang, jasa dan gagasan), nilai, biaya, kepuasan,
pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan pasar, pemasar dan prospek.
Konsep- konsep tersebut diilustrasikan dalam gambar 1
4
gambar 1. Konsep isi pemasaran
Kebutuhan, keinginan
dan permintaan
Pasar
5
b. Tidak dapat dipisahkan (inserpareble)
c. Bervariasi (variable)
d. Tidak dapat ditimbun ( perishable)
Intangibility Inseparibility
Service
Variability Perishability
6
Proses ini meliputi market segmentation, market targeting, positioning, dan
differentiation.
a. Market Segmentation
Menurut Kotler & Amstrong (2008), segmentasi pasar adalah
membagi sebuah pasar menjadi grup-grup pembeli dengan keinginan,
karakteristik, atau perilaku yang berbeda-beda. Pembagian pasar menurut
Kotler:
1) Geografik
Segmentasi geografik adalah membagi keseluruhan pasar
menjadi kelompok homogeneous berdasarkan lokasi. Lokasi geografis
tidak menjamin bahwa semua konsumen di lokasi tersebut mempunyai
keputusan pembelian yang sama, namun pendekatan ini dapat
membantu mengidentifikasi secara umum akan kebutuhan konsumen
di suatu lokasi.
2) Demografis
Segmentasi dari demografis dibagi menjadi :
a) Usia : Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah seiring usia.
b) Jenis kelamin : Membagi pasar sesuai jenis kelamin.
c) Pendapatan : Membagi pasar sesuai kelompok pendapatan yang
berbeda beda.
3) Psikografis
Membagi pasar berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan
karakteristik pribadi.
4) Tingkah Laku
Membagi pasar berdasarkan pengetahuan konsumen, sikap, dan
respon terhadap sebuah produk.
b. Market Targeting
Setiap perusahaan dapat masuk ke dalam satu atau beberapa
segmen pasar. Setelah perusahaan mendefinisikan segmen pasarnya,
market targeting mengevaluasi ketertarikan dari masing-masing segmen
dan memilih segmen pasar. Menurut Craven (2003) Market targeting,
sebuah proses ketertarikan setiap segmen pasar dan memilih satu atau
7
lebih segmen untuk dimasuki. Pada umumnya market targeting dapat
dibedakan menjadi beberapa level :
1). Undifferentiated Marketing (mass)
Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan
untuk mengabaikan perbedaan segmen dan masuk ke dalam sebuah
pasar dengan hanya satu penawaran
2). Differentiated Marketing (Segmented)
Sebuah strategi pasar dimana perusahaan memutuskan untuk
menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang beberapa
penawaran untuk setiap pasarnya.
3). Concentrated Marketing (Niche)
Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan masuk ke
dalam sebuah pasar yang memiliki segmen sedikit dan sempit.
4). Micromarketing
Sebuah penyesuaian produk terhadap kebutuhan dan keinginan
konsumen dan konsumen lokal termasuk marketing lokal dan
marketing individual.
c. Positioning
Positioning adalah memposisikan suatu produk dengan jelas, tepat,
dan berbeda untuk bersaing di pikiran target konsumen.
d. Differentiation
Membuat suatu perbedaan kepada target konsumen dengan
menciptakan nilai yang berbeda dipikiran konsumen.
8
barang. Menurut Lupiyoadi & Hamdani (2009) unsur bauran pemasaran jasa
terdiri atas tujuh unsur hal, yaitu: product (produk), price (harga), promotion
(promosi), place (tempat), people (orang), process (proses), dan people
(manusia), power (kekuatan), physical Evidence ( sarana fisik)
3. Tujuan
Tujuan studi ini untuk mengetahui pengembangan marketing strategy di
Rumah Sakit Institute Jantung Negara (IJN) dan Penang Adventist Hospital
(PAH). Mengamati dan mempelajari strategi marketing yang ada di RS IJN dan
Penang Adventist Hospital untuk dibandingkan dengan marketing di rumah sakit
di indonesia.
B. METODE
Metode yang digunakan dalam studi ini diperoleh melalui hasil
pengamatan, wawancara, diskusi dan studi literatur selama studi banding ke
rumah sakit di Malaysia pada tanggal 29 Pebruary sampai 3 Maret 2016,
kemudian dikaji dan dibandingkan dengan teori bauran pemasaran.
Studi literatur diperoleh dari website, brosur, dan jurnal. Studi dilakukan
selama 2 hari tanggal 1 dan 2 Maret 2016 di Rumah Sakit BUMN yaitu Institute
Jantung Negara (Hospital Heart institute) dan rumah sakit swasta yaitu Penang
adventist Hospital. Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung ke
tempat atau ruangan terkait dengan proses pelayanan yang ada di rumah sakit
dan juga mewancarai baik jajaran manajemen dan pegawai yang terlibat dalam
pelayanan. Diskusi dilakukan dengan jajaran manajemen.
C. HASIL
Kegiatan hospital visit ini untuk mengamati penerapan Marketing Strategy
(strategi pemasaran) pelayanan di dua rumah sakit Malaysia. Pengamatan
dilakukan pada rumah sakit Jantung Negara (IJN) dan Penang Adventist Hospital
(PAH).
Gambaran umum hasil observasi, wawancara dan diskusi kedua rumah
sakit tersebut dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :
9
Tabel 1. Profil Rumah Sakit yang Diamati
Hasil pengamatan tentang marketing mix pada kedua rumah sakit tersebut dapat
dilihat pada tabel 2 sebagai berikut :
10
Tabel 2, Hasil pengamatan bauran pemasaran (marketing mix)
11
-Majalah RS -Majalah RS
- Pertemuan - Pertemuan
- Majalah dinding - Majalah dinding
- Pameran - Pameran
- PengIklanan - PengIklanan
- Telepon, SMS, Email - Telepon, SMS, Email
- Web site : - Web site
www.ijn.com.my www.pah.com.my
- Med Sosial, Facebook - Med Sosial, face book
12
D. PEMBAHASAN
Rumah sakit sebagai organisasi semi bisnis yang ‘menjual’ jasa
pelayanan kesehatan, perlu merancang strategi pemasaran untuk mengimbangi
semakin tingginya tuntutan pelanggan akan jasa pelayanan kesehatan. Demikian
juga dengan RS Institut Jantung Negara (IJN) dan Penang Adventis Hospital
(PAH), tak dapat dipungkiri, dengan brand image yang sudah melekat dan
tesebar luas di masyarakat, tidak hanya warga negara Malaysia juga masyarakat
Asia Tenggara.
13
produk unggulan yang dimiliki oleh RS IJN yakni sebagai pusat pelayanan
jantung dan thorak. Sebagai pusat studi dokter spesialis dan paramedis dari
beberapa negara.
Sebagai kesimpulan, produk layanan kesehatan yang ditawarkan di
malaysia tidak berbeda dengan yang ditawarkan di indonesia. Yang menjadi
pembeda adalah cara memberikan pelayanan kesehatan, mengemas produk
layanan kesehatan sehingga menjadi brand yang melekat di hati konsumen. Hal
ini sesuai teori pemasaran yang disampaikan oleh hermawan kartajaya.
2). Price
Harga yang ditawarkan oleh rumah sakit Malaysia cukup kompetitif.
Beberapa tarif untuk prosedur operasi jantung lebih murah dari tarif di indonesia.
Hal ini sangat mungkin disebabkan perbedaan kondisi makro ekonomi dengan
indonesia. Dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian indonesia,
diharapkan ke depan tarif pelayanan kesehatan di indonesia juga semakin
kompetitif.
Dari wawancara yang kami lakukan, didapatkan bahwa pemerintah
Malaysia juga sangat men-support terhadap pembiayaan kesehatan. Pemerintah
Malaysia menyiapkan bantuan pembiayaan bagi masyarakat yang tidak mampu.
Misal di RS IJN Bagi masyarakat yang tidak mampu dam memerlukan
pengobatan di Institut Jantung Negara, disediakan bantuan pembiayaan melalui
semacam CSR (Corporate Social Responsibility) rumah sakit. Saat survey
lapangan, lokasi unit bantuan pembiayaan tersebut terlihat jelas dan tetap
memberikan fasilitas pelayanan yang nyaman. Pemerintah sangat mendukung
keberadaan lembaga ini, dengan memberikan toleransi berupa pengakuan dana
CSR dapat dianggap sebagai pengurang pajak pendapatan rumah sakit.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi di Indonesia dengan sistem
Jaminan Kesehatan Nasional.
3). Place
Rumah sakit IJN maupun PAH memiliki tempat yang strategis terletak
ditengah kota, sehingga memiliki akses yang sangat mudah dijangkau oleh
berbagai macam alat trasportasi. Walaupun di era globalisasi sekarang ini,
batasan geografi sudah bukan menjadi masalah. Dengan semakin
14
berkembangnya infrastruktur dan sarana transportasi, produk barang dan jasa
berpindah dengan cepatnya. Hal ini dimanfaatkan sebagai peluang oleh
beberapa rumah sakit di malaysia. Mereka berlomba meningkatkan kualitas
layanan demi merebut segmen pasar yang baru, yakni masyarakat ASEAN.
Berbagai tambahan service diberikan untuk memudahkan pasien dari luar negri
untuk berobat ke Malaysia.
Rumah sakit di indonesia membutuhkan dukungan pembangunan
infrastruktur dari pemerintah jika ingin bersaing dengan rumah sakit di luar negri.
4). Promotion
Rumah Sakit IJN dan PAH menggunakan berbagai strategi promosi.
Media promosi yang digunakan antara lain melalui media cetak, website,
seminar, dan eksibisi ke luar negri. Untuk segmen medical tourism, mereka
meyiapkan jasa antar jemput bandara dan menyiapkan fasilitator. Filosofi yang
mereka gunakan adalah selalu berusaha melebihi harapan pasien. Dengan
memberi layanan yang baik, pasien yang puas akan menjadi media marketing
yang handal bagi rumah sakit, sesuai dengan konsep Word of Mouth marketing.
Langkah langkah promosi rumah sakit di indonesia masih dibatasi oleh kode etik
rumah sakit.
5). Process
Untuk mempertahankan posisinya sebagai rumah sakit internasional
dalam menjaga kualitas pelayanan, rumah sakit Malaysia juga melakukan
akreditasi versi Joint Commision International (JCI), Malaysian Sosiety for Quality
in Health (MSQH), International Organization for Standarization (ISO) ISO
9001:2000 dan ISO 9001:2008. Selain itu, PAH juga meraih penghargaan
akreditasi Baby Friendly Hospital (BFH), Health Promoting Network Hospital
(HPH). Dengan diraihnya penghargaan akreditasi internasional, makin
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap pelayan kesehatan ‘world
standart’. Dengan beragamnya konsumen, baik malaysian maupun pasien
internasional, IJN juga menyabet sertifikat halal untuk bahan dan menu makanan
dari pemerintah Malaysia, sehingga menjamin kepercayaan konsumen IJN.
15
6). People
Rumah sakit IJN dan PAH memiliki sumber daya manusia yang handal,
dengan kualifikasi yang sesuai standart profesi, juga didukung dengan soft skill
yang baik dalam melayani pasien. Hal ini yang harus dicontoh oleh rumah sakit
di indonesia. Pengembangan SDM tidak hanya ditekankan pada kemampuan
kognitif, namun juga memperhatikan etika dan perilaku dalam memberikan
pelayanan. Pelayanan yang ramah tamah, sabar, dan telaten yang ditunjukkan
segenap karyawan dan staf rumah sakit IJN maupun PAH menjadi nilai tambah
kepuasan pasien.
9). Power
Keseluruhan dari segala upaya marketing yang telah dilakukan akan
menghasilkan brand image rumah sakit. Brand image ini disebarkan oleh pasien
dalam bentuk testimoni. Pada akhirnya word of mouth menjadi channel
pemasaran yang paling kuat bagi bisnis jasa.
16
E. KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18