Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan pergeseran paradigma PUSKESMAS sebagai layanan publik


dan layanan pasar, maka Puskesmas harus dikelola secara entepreneur,mengelola
secara mandiri bukan secara birokratik lagi. Untuk itu Puskesmas perlu
melakukan perubahan mendasar sehingga lebih mandiri dan mampu
berkembang menjadi lembaga yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan
(customer satisfaction).
Adanya reformasi pengelolaan keuangan Negara dengan terbitnya Undang-
Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, memberikan
angin segar bagi Puskesmas untuk pengelolaan yang lebih baik ke depan. Di
dalam pasal 68 dan 69 undang-undang tersebut, diatur suatu koridor baru
dalam pengelolaan keuangan negara yaitu Badan Layanan Umum atau
disingkat BLU. Sebagai aturan pelaksanaannya, terbitlah Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 61 Tahun 2007. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. BLU/BLUD
dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. UU
Nomor 1 tahun 2004 mengelompokkan Puskesmas sebagai Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD), yaitu suatu instansi di lingkungan pemerintah daerah
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas. Puskesmas Leuwisari dengan didasari prinsip tersebut
mengajukan untuk di jadikan BLUD, sehingga Puskesmas Leuwisari bisa
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) yaitu pola
pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk
menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

1
Puskesmas telah menerapkan PPK-BLUD dapat lebih leluasa menentukan
keputusan-keputusan strategis dengan memperhatikan dan menjalankan praktik
bisnis yang sehat, dikelola oleh orang-orang yang profesional sehingga
diharapkan Puskesmas mampu bertahan bahkan bersaing dan/atau mandiri
dengan tetap sinergi dengan program-program pelayanan kesehatan yang
ditetapkan pemerintah.
Untuk dapat menerapkan status PPK-BLUD bertahap menjadi penuh maka
Puskesmas Leuwisari mengajukan kembali persyaratan administrasi yang harus
dipenuhi oleh Puskesmas sesuai dengan Permendagri No 61 tahun 2007 Pasal 11
adalah dapat menyajikan dokumen-dokumen sebagai berikut:
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan,
dan manfaat bagi masyarakat;
2. Pola Tata Kelola;
3. RBA Tahun 2016
4. Laporan Keuangan Tahun 2014
5. Standar Pelayanan Minimum (SPM); dan
6. Laporan audit Keuangan tahun 2013 .

Alur pikir terintegrasi persyaratan administrasi diatas dapat digambarkan dalam


format Grand Design BLUD sebagai berikut:

KINERJA Tata Kelola LAP.KEUANGAN AUDIT

RBA SPM

Penjelasan dari gambar alur pikir grand design BLUD di atas adalah sebagai
berikut
a. Penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB) harus sejalan dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam hal
ini program-program untuk urusan wajib bidang kesehatan yang disajikan
dalam RSB harus selaras dengan program-program yang dituangkan dalam
RPJMD.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

2
b. pendapatan dan beban lima tahun kedepan.
c. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Puskesmas harus
sejalan dengan RSB dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
RBA selanjutnya menjadi bagian dari RAPBD untuk dibahas dengan Tim
Anggaran Pemerintah Daerah dan DPRD menjadi APBD.
d. Berdasarkan penetapan APBD, disusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) sebagai dasar penarikan dana yang bersumber dari APBD, Target
pencapaian RSB Puskesmas harus sejalan dengan rencana pencapaian
SPM Puskesmas baik dalam penyediaan sumberdaya, jenis dan jumlah
layanan maupun mutu layanan yang hendak dicapai dalam kerangka
waktu 5 tahun. Pola pembiayaan jangka menengah meliputi belanja
modal terkait dengan penyediaan aset Puskesmas untuk memenuhi
Standar Minimum Aset Pelayanan dan belanja barang dan jasa terkait
dengan biaya per unit layanan dikalikan jumlah kunjungan pasien. Di
samping itu juga harus memperhatikan biaya per unit (unit cost)
layanan dan tarip layanan dalam rangka membuat prognosasekaligus
sebagai lampiran kontrak kinerja antara Kepala Puskesmas dengan Kepala
Daerah selaku pemilik.
e. Informasi realisasi keuangan Puskesmas diproses melalui Sistem
Akuntansi Keuangan sedangkan informasi kinerja diadministrasikan
melalui Sistem Pengumpulan Data Kinerja untuk menghasilkan output
berupa laporan keuangan dan laporan kinerja.
f. Sistem Akuntansi Keuangan harus didukung oleh subsistem-subsistem
antara lain billing system, inventory system, manajemen aset, dan
Sistim Informasi Manajemen Medical Record.
g. Seluruh proses pengelolaan keuangan Puskesmas sebagai BLUD
dikelola berdasarkan Pola Tata Kelola yang baik dengan berlandaskan
prinsip-prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas,
Independensi, Fairness (TARIF).

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

3
Puskesmas Leuwisari sebagai Puskesmas yang mempunyai tugas dalam
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan, dan
penunjang yang harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara
terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat,
keterpaduan dan rujukan. Oleh karena pelayanan kesehatan sangat terkait dengan
hubungan antar manusia, maka pelayanan di Leuwisari harus senantiasa
berorientasi pada kepuasan pelanggan. Oleh karena itu Puskesmas Leuwisari
dituntut untuk dapat menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat yang senantiasa
memperhatikan mutu sumberdaya manusianya (brainware), sarana-prasarana
(hardware), prosedur kerja (software), net-working dan sistem informasi (infoware)
dan perangkat hatinya (heartware). Pedoman Tata Kelola ini diperlukan sebagai
acuan bagi organ-organ Puskesmas dalam berinteraksi dan menjalankan peran
sebagai penyedia jasa layanan publik yang diharapkan dapat meningkatkan nilai
(value) serta citra Puskesmas dalam jangka panjang.

1.2. Pengertian Pola Tata Kelola


Berdasarkan Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), Pola Tata Kelola merupakan peraturan internal Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) atau Unit Kerja yang akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
(PPK) BLUD. Selanjutnya dalam pasal 31 dan 32 Permendagri Nomor 61 Tahun
2007 disebutkan, BLUD beroperasi berdasarkan Pola Tata Kelola atau peraturan
internal, yang memuat antara lain:
a. Struktur organisasi; menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi,
tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi.
b. Prosedur kerja; menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi
jabatan dan fungsi dalam organisasi.
c. Pengelompokan fungsi yang logis; menggambarkan pembagian yang jelas
dan
rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan
prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

4
d. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan kebijakan
yang jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada
pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif, dan produktif. Meliputi
penerimaan pegawai, penempatan, sistem renumerasi, jenjang karir,
pembinaan termasuk sistem reward dan punishment, serta pemutusan
hubungan kerja.
1.3. Prinsip-Prinsip Tata Kelola
Prinsip-prinsip tata kelola BLUD sebagaimana disebutkan dalam pasal 31 ayat
(2) dan pasal 33 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 terdiri dari :
Transparansi, merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan
arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang
membutuhkan.
Akuntabilitas, merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada
BLUD agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.
Responsibilitas, merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam pengelolaan
organisasi terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan.
Independensi, merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat.
1.4. Tujuan Penerapan Pola Tata Kelola
Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas
bertujuan untuk :
a) Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
b) Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan dan
efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ
puskesmas.
c) Mendorong agar organ puskesmas dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial puskesmas terhadap
stakeholder.
d) Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan umum
masyarakat melalui pelayanan kesehatan di dalam dan di luar gedung.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

5
e) Menjaga Pelayanan Kesehatan dapat terselenggaranya dengan berdasarkan
standar pelayanan
1.5 VISI, MISI & TUJUAN
UPTD Pukesmas Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya Menetapkan Visi Misi
dan Strategis dalam menyelenggarakan pelayanan dan pembangunan di wilayah kerja
Kecamatan leuwisari Kabupaten Taikmalaya Yitu :
A.VISI
“ MEWUJUDKAN MESYARAKAT LEUWISARI YANG BERPERILAKU HIDUP SEHAT “
B. MISI
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar Yang Berkualitas dan
2. Terjangkau
3. Mendorong Kemandirian Masyarakat dan Keluarga Untuk Hidup Sehat
4. Mewujudkan Kelembagaan Desa Siaga
5. Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Individu Keluarga,Masyarakat dan
6. Lingkungan
C. TUJUAN
1. Terpenuhinya Pelayanan Kesehatan Masyarakat secara maksimal yang bisa
terjangkau ke semua kalangan dengan memenfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
2. Mengubah Prilaku masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan.dengan
PHBS,
3. Mendorong Masyarakat terutama ibu hamil, bayi dan balita untuk sering
konsulatsi tentang kesehtan kepada tenaga kesehatan untuk bisa menekan Aki
dan AKB
4. Ditetapkannya kelembagaan masyarakat yang mengatur tentang Kesehatan
5. Meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh berbasis lingkungan

E. Sumber Referensi Pola Tata Kelola


Sumber referensi untuk menyusun Pola Tata Kelola Puskesmas antara lain adalah :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang Dewan
Pengawas pada Badan Layanan Umum.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

6
d. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-117/M-
MBU/2002 tentang Penerapan Praktik-Praktik Good Corporate Governance
(GCG) di Lingkungan BUMN.
e. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi
Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
f. Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 31 Tahun 2002 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan
Masyarakat
g. Peratuan Bupati Nomor 37 Tahun 2008. Tetang Rincian Tugas Unit dilingkungan
Dinas Pendapatan Pengelolaan keuangan dan asset daerah kabupaten
Tasikmalaya
h Peraturan Bupati No.16 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Perbub Kabupaten
Tasikmalaya No.22 tahun 2011 Tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi
Pelayanan Kesehatan Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya.
I Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia usaha.

F. Perubahan Pola Tata Kelola


Pola Tata Kelola puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola puskesmas
sebagaimana disebutkan di atas dan kebutuhan internal puskesmas, serta
disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organ puskesmas
serta perubahan lingkungan.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

7
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

PUSKESMAS LEUWISARI adalah Unit Pelayanan Teknis Daerah, Dinas Kesehatan


Kabupaten Tasikmalaya yang bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan serta berperan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Dengan demikian PUSKESMAS LEUWISARI merupakan salah satu Puskesmas
yang berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan
strata pertama.
1. Untuk melaksanakan tugas tersebut, PUSKESMAS LEUWISARI mempunyai
Fungsi :

a) .Penyusunan rencana kerja dan anggaran RKA dan dokumen


pelaksana anggaran DPA Puskesmas
b) Pelaksanaan dokumen Pelaksana Anggaran Puskesmas
c) Pelaksanaan Standard an Prosedur Pelayanan Kesehatan
d) Penyusunan Rencana Strategis Puskesmas
e) Penyelenggaraan pelayanan medis umum,kesehatan gigi dan mulut
f) Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis terbatas
g) Penyelenggaraan pelayanan keluarga berencana dan imunisasi
h) Penyelenggaraan pelayanan ambulance rujukan
i) Penyelenggaraan pelayanan gadar bencana
j) Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan dan rujukan
k) Penyelengaraan pencatatan medis
l) Penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan peralatan kedokteran,
peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan peralatan
kesehatan lainnya.
m) Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan
n) Penyelenggaraan keamanan dan keselamatan pasien
o) Pelaksanaan koordinasi pelayanan kesehatan masyarakat

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

8
p) Penanganan pengelolaan limbah medis
q) Pengelolaan teknologi informasi Puskesmas
r) Pelaksanaan promosi dan publikasi kegiatan pelayanan Puskesmas
s) Pemberdayaan Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan
t) Pengelolaan kepegawaian keuangan dan barang
u) Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan
v) Penyelenggaraan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi
yang telah ditentukan oleh Dinas Kesehatan
w) Penyusunan bahan pelaporan Dinas kesehatan yang terkait dengan
tugas dan fungsi Puskesmas
x) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Puskesmas
    

1. DPRD KABUPATEN TASIKMALAYA


Adalah organ yang memegang kekuasaan dalam menetapkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah, menetapkan
persetujuan bersama dengan Bupati terhadap anggaran Puskesmas melalui
Raperda APBD, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda
tentang APBD dan menyetujui pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran
Puskesmas melalui Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.
Disamping itu DPRD Kabupaten Tasikmalaya juga memiliki wewenang untuk:
1. Menyetujui pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan milik
Puskesmas.
2. Menyetujui pemindahtanganan barang milik Puskesmas selain tanah
dan/atau bangunan .
2. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
Adalah organanisasi yang mewakili Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
selaku pemilik Puskesmas, Pemerintah kabupaten Tasikmalaya memiliki
kewajiban, hak dan wewenang sebagai berikut ::
2.1.Selaku pemilik berkewajiban untuk melakan pembinaan teknis BLUD memalui
sekretaris Daerah dan Dinas Kesehatan serta Pembinaan Keuangan BLUD melalui
Dinas Pendapatan Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah
2.2.Selaku pemilik berkewajiban untuk menjaga tujuan Pendirian Puskesmas tetap
terlaksana dan memberikan manfaat yang semaksimal mungkin bagi negara dan
Daerah untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan Rakyat

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

9
2.3.Selaku pemilik harus memiliki mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Dewan
Pengawas dan Pejabat Pengelola BLUD
2.4.Selaku pemilik harus memiliki mekanisme penilaian kinerja Puskesmas dan
Penilaian kinerja Dewan Pengawas dan pejabat pengelola
2.5.Selaku pemilik harus memiliki mekanisme untuk mengesahkan RSB dan RBA dan
laporan pertanggung jawaban Tahunan dengan tepat waktu
2.6.Selaku pemilik harus memiliki mekanisme baku dan transparan menyangkut
pemberian persetujuan atas semua kegiatan Puskesmas yang memerlukan
persetujuan Bupati.
2.7.Selaku Pemilik pada dasarnya mempunyai hak-hak sebagai berikut :
2.7.1 Hak untuk melaksanakan segala wewenang yang tidak deserahkan kepada
Dewan Pengawas dan/atau Pejabat Pengelola
2.7.2.Hak untuk memperoleh informasi material engenai Puskesmas secara tepat
waktu dan teratur.
2.8.Selaku pemilik mempunyai wewenang sebagai berikut :
2.8.1.Membentuk dewan pengawan pada puskesmas sesuai ketentuan yang
berlaku
2.8.2.Mengangkat dan memberhentikan Pejabat Pengelola dan Pejabat Struktural

2.    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya selaku Dewan Pengawas Adalah
organ BLUD PUSKESMAS LEUWISARI yang bertugas melakukan pengawasan
dan memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola, serta memberi saran dan
masukan kepada Kepala Daerah Kabupaten Tasikmalaya menyangkut pengolaan
dan pengurusan puskesmas oleh Pejabat Pengelola.
Pembentukan Dewan Pengawas oleh Bupati dilakukan sesuai kebutuhan dan atau
ketentuan-ketentuan perundangan-undangan yang berlaku. Dewan Pengawas
bertanggung jawab kepada Bupati dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara
berkala paling sedikit satu kali dalam satu semester dan sewaktu-waktu bila
diperlukan.
Dalam menajalankan tugasnya, dewan pengawas memiliki kewajiban sebagai
berikut :
a. Memeberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah mengenai rencana
strategis bisnis (RSB) rencana bisnis dan anggaran ( RBA) yang diusulkan
oleh Pejabat Pengelola.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

10
b. Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD,memberikan pendapat dan saran
Kepada Kepala Daerah mengenai setiap masalah yang dianggap penting
bagi kepengurusan BLUD
c. Melaporkan kepada Kepala Daerah bila terjadi gejala menurunnya kinerja
BLUD
d. Memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLUD dalam Melaksanakan
kepengurusan BLUD
e. Melaporkan kinerja Puskesmas kepada Kepala Daerah
f. Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja
Dalam menjalankan tugasnya, dewan pengawas memilki kewenangan sebagai
berikut :
a. Melihat buku buku, surat serta dokumen lainnya, memeriksa kas untuk
keperluaan verivikasi dan memeriksa kekayaan Puskesmas.
b. Meminta penjelasan dari Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya mengenai
segala persoalan yang menyangkut kepengurusan Puskesmas
c. Meminta Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya mengahadiri rapat dewan
pengawas
d. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pejabat Pengelola dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu.

Dalam menjalankan tugasnya dewan pengawas memiliki hak – hak sebagai berikut :
a. Memperoleh akses atas informasi tentang Puskesmas secara tepat waktu
dan lengkap.
b. Memperoleh imbalan jasa bulanan berupa honorarium yang besarnya
ditetapkan dengan peraturan Bupati .
c. Memilki sekretaris dewan pengawas yang dapat menjalankan fungsi
kesekretariatan secara memadai apabila diperlukan.
Semua biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas dewan pengawas
dibebankan kepada Puskesmas dan secara jelas dimuat dalam rencana kerja dan
anggaran Puskesmas.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

11
3. Struktur Organisasi PPK-BLUD
Struktur Organisasi Puskesmas Leuwisari ditetapkan berdasarkan SK Bupati No…
31. Tahun 2009 tentang tentang susunan Organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat.Tasikmalaya .
Pembentukan dan Susunan Organisasi PUSKESMAS LEUWISARI sebagai berikut :
           a. Pejabat Pengelola Puskesmas
           b. Pejabat Keuangan
           1. Umum dan Kepegawaian,
           2. Inventaris Barang
           3. Keuangan
           c. Pejabat Teknis
1. Upaya Kesehatan wajib, terdiri dari :
 

1.1.    Program Promosi Kesehatan.


1.2.    Program Kesehatan Lingkungan.
1.3.    Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana ( KIA-KB ).
1.4.    Program Gizi.
1.5.    Program Pemberantasan Penyakit Menular ( P2M).
1.6.    Pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan, terdiri dari :
2.1.    Program Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ).
2.2.    Program Kesehatan Olahraga.
2.3.    Program Kesehatan Kerja
2.4.    Program Kesehatan Gigi dan Mulut.
2.5.    Program Kesehatan Mata.
2.6.    Program Kehehatan Usia Lanjut ( Usila ).
2.7.    Program Kesehatan Jiwa.
2.8.    Perawatan Kesehatan Masyarakat.
2.9.    Pengawasan Pengobatan Tradisional.
3.        Upaya Kesehatan Penunjang, terdiri dari :
3.1.    Laboratorium.
3.2.    Pencatatan & Pelaporan ( SP2TP ).
3.3.    Farmasi.
           Puskesmas Pembantu ( PUSTU ).
1.    Puskesmas Pembantu Desa Cigadog.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

12
Bagan struktur organisasi PUSKESMAS LEUWISARI ( lihat di lampiran)
4. Uraian Tugas
4.1 Pejabat Pengelola Puskesmas
Pimpinan BLUD (Puskesmas RBI) adalah seorang Pejabat Pengelola Puskesmas.
Pejabat Pengelola adalah pimpinan tertinggi sebagai penanggung jawab umum
operasional dan keuangan puskesmas yang bertanggungjawab kepada Pemeintah
Daerah Kabupaten melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya.
Pejabat Pengelola memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut :
a) Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD.
b) Menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD.
c) Menyiapkan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan.
d) Mengusulkan calon pengelola keuangan dan pelaksana teknis kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya sesuai ketentuan yang berlaku.
e) Menetapkan pengelola lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pengelola
yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
f) Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional dan
keuangan BLUD kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan

4.2.    Pejabat Keuangan


Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak sebagai Koordinator Keuangan, Inventaris
dan Kepegawaian yang bertanggungjawab kepada pimpinan BLUD (Kepala UPT)
dan berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan Puskesmas yang memiliki
tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) dan
Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
b. Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLUD.
c. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi BLUD.
d. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan.
e. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
f. Memberikan pelayanan administrasi kepada semua unsur yang ada di
lingkungan BLUD

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

13
g. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
organisasi perencanaan, tata usaha umum dan kepegawaian, serta
keuangan.
h. Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai
dengan bidangnya .
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan BLUD (Pejabat
Pengelola Puskesmas)
4.3 Pejabat Teknis
Pejabat Teknis pada Puskesmas merupakan Upaya Pelayanan Kesehatan yang
terdiri dari :
a.    Upaya Kesehatan Wajib
Terdiri dari 6 Program Kesehatan yang wajib dijalankan oleh Puskesmas terdiri dari:
Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA - KB, Gizi, P2M dan Pengobatan.
Penanggung jawab pelaksanaan masing – masing program diatas adalah
seorang koordinator, adapun tugas pokoknya adalah sebagai berikut :.
1. Koordinator Pomosi Kesehatan ( Promkes )
 Menggerakan dan membimbing masyarakat dalam wilayah kerja
Puskesmas
 Meningkatkan Promotif lintas sector secara kesinambungan
2.     Koordinator Kesehatan Lingjkungan ( Kesling )
 Mengkoordinir dan menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan
kesehatan lingkungan sesuai standar yang telah ditentukan.
3.     Koordinator KIA – KB
 Menyelenggarakan pelayanan KIA dan KB di puskesmas.
4.     Koordinator Gizi
 Mengamati keadaan gizi masyarakat dan mengupayakan perbaikan
gizi masyarakat.
5.     Koordinator Pembrantasan Penyakit Menular ( P2M )
 Membantu pimpinan melakukan pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular langsung ( TBC ) dan bersumber binatang ( Malaria
dan DHF ).
6.     Koordinator Pengobatan
 Mengkoordinir penyelenggaraan, pemeriksaan dan pengobatan rawat
jalan.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

14
Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di puskesmas dibentuk satuan
pelaksana pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan dan ketersediaan sumber daya;
1) Untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan pada
satuan pelayanan kesehatan ditetapkan satu orang koordinator pelayanan.
2) Koordinator sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Pejabat Pengelola
PUSKESMAS LEUWISARI
3) Koordinator sebagaimana dimaksud berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada Pejabat Pengelola PUSKESMAS LEUWISARI dan bukan
jabatan struktural
4) Koordinator pelayanan mempunyai tugas dan tanggung jawab::
1. Mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana kerja dan anggaran dan
dokumen pelaksanaan anggaran DPA puskesmas
2. Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan standar dan
prosedur pelayanan kesehatan
3. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan pada satuan
pelaksana pelayanan kesehatan
4. Melaksanakan penanganan keluhan pelanggan pelayanan kesehatan
5. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan di
puskesmas pembantu
6. Melakukan koordinasi kesehatan masyarakan dengan unit terkait
7. Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi yang
telah ditetapkan dinas kesehatan
8. Mengkoordinasikan laporan puskesmas induk dan satuan pelaksana
pelayanan kesehatan
9. Melaporkan pelaksanaan tugas koordinator pelayanan Satuan pelaksana
pelayanan kesehatan sebagaimana di maksud adalah :
         Satuan pelaksana pelayanan medis umum
         Satuan pelaksana pelayanan kesehatan gigi dan mulut
         Satuan pelaksana pelayanan kesehatan ibu dan anak dan
         Satuan pelaksana pelayanan gadar dan bencana

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

15
b.   Upaya Kesehatan Pengembangan
Terdiri dari 9 Program Kesehatan yang masing – masing programnya di laksanakan
oleh seorang koordinator yang memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1.    Koordinator Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )
-     Membina dan mengawasi upaya kesehatan sekolah yang ada di wilayah kerja
Puskesmas.
2.     Koordinator Kesehatan Olahraga
-    Membina dan mengawasi upaya kesehatan yang berhubungan dengan
kegiatan olahraga.
3.     Koordinator Kesehatan Kerja
-     Membina kesehatan, keselamatan pekerja, serta lingkungan tempat kerja yang
sehat.
4.     Koordinator Kesehatan Gigi & Mulut
-     Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pencegahan penyakit gigi dan
mulut dalam wilayah kerja puskesmas.
5.     Koordinator Kesehatan Mata
-     Membantu pimpinan dalam upaya pelayanan kesehatan mata di wilayah kerja
puskesmas.
6. Koordinator Kesehatan Usia Lanjut ( Usila )
- Melaksanakan kegiatan pembinaan, perawatan, pemeriksaan penyuluhan
kesehatan kepada penduduk usia lanjut di wilayah kerja puskesmas.
7.     Koordinator Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
-     Membantu pimpinan dalam membina kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat di luar gedung puskesmas.
8.     Koordinator Kesehatan Tradisional
-     Membina dan mengawasi pelayanan kesehatan dan pengobatan tradisional
yang ada di wilayah kerja puskesmas.

c. Upaya Kesehatan Penunjang


Terdiri dari 3 program yang juga masing – masing dikoordinir oleh koordinator
dengan tugas pokok sebagai berikut :
1.    Koordinator Laboratorium
-     Mengkoordinir pemeriksaan laboratorium dan penyediaan reagensia yang
diperlukan oleh puskesmas.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

16
2.    Koordinator Pencatatan dan Pelaporan ( SP2TP)
- Menyiapkan laporan, perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan
puskesmas serta membantu pimpinan dalam proses menajemen yang ada di
puskesmas.
3.    Koordinator Farmasi
- Mengkoordinir penyelenggaraan Apotek puskesmas, termasuk administrasi
obat-obattan serta penyimpannya.
d.    Puskesmas Pembantu
Tenaga Puskesmas Pembantu terdiri dari bidan dan perawat kesehatan yang
dalam kesehariannya memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan sebagian kegiatan pokok Puskesmas sesuai dengan
kompetensi tenaga dan peralatan yang dimiliki.
2. Menyusun dan mengajukan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen
pelaksanaan anggaran (DPA) Puskesmas Pembantu sebagai bagian dari
rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran
(DPA) Puskesmas Induk
3. Sebagai unsur penunjang kegiatan Puskesmas dalam mendekatkan dan
meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di
wilayah kerja puskesmas
4. Merujuk penderita / klien sesuai dengan kebutuhan kepada dokter
Puskesmas, dokter rumah sakit terdekat yang diperkirakan mempunyai
kemampuan mengatasi kasusnya
5. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada posyandu serta kegiatan
peran serta masyarakat di wilayah kerjanya
6. Melaporkan adanya kejadian luar biasa dalam waktu 24 jam kepada Pejabat
Pengelola Puskesmas untuk diteruskan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kota
7. Menghimpun catatan/ register kegiatan ( Pelaporan ) untuk disampaikan
kepada Pejabat pengelola Puskesmas sebagai atasan langsung.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

17
BAB III
PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja setiap proses pengelolaan manajerial dan pelayanan telah


didokumentasikan dalam Standard Operating Procedure (SOP). SOP merupakan acuan
bagi seluruh insan PUSKESMAS LEUWISARI dalam melaksanakan pekerjaan. Acuan
pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian vital dalam pengelolaan PUSKESMAS
LEUWISARI dan diharapkan merupakan suatu standar baku dalam proses bisnis
puskesmas sehingga pelayanan kepada seluruh pengguna dapat mencapai standar
yang diinginkan.SOP PUSKESMAS LEUWISARI dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat, baik pelayanan manajemen, pelayanan medis, maupun pelayanan
non medis telah ditetapkan oleh Pejabat Pengelola Puskesmas.
SOP ini telah didokumentasikan, disosialisasikan, dan diimplementasikan di setiap
instalasi dan unit kerja lainnya. Dengan adanya SOP ini diharapkan pelaksanaan atau
proses kinerja dan layanan pada setiap unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik
sesuai dengan manual mutu. Dengan prosedur kerja ini pula dapat dijadikan bahan
evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil kinerja dari setiap proses kinerja. SOP yang
telah ditetapkan, secara ringkas uraiannya adalah sbb:
A. Pelayanan Manajemen
1. Prosedur Pelayanan Umum dan Kepegawaian
Dokumen berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai
proses penyelenggaraan administrasi perkantoran berisi cara melakukan pekerjaan,
waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan.
Sebagai suatu aturan, regulasi, dan kebijakan yang secara terus menerus menjamin
perilaku yang benar bagi seluruh pegawai instansi pemerintah maka SOP sangat tepat
diterapkan pada aktivitas administrasi perkantoran yang relatif bersifat rutin, berulang
serta menghendaki adanya keputusan yang terprogram guna melayani pelanggannya.
2. Prosedur Pelayanan Keuangan
a. Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi Pendapatan BLUD Puskesmas.
b. Prosedur Penatausahaan keuangan Akuntansi Belanja BLUD Puskesmas
bersumber dari :
1) Jasa Layanan
2) Hibah
3) Hasil kerjasama sama dengan lain
4) APBD
5) APBN

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

18
6) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
3. Prosedur Perencanaan SDM, Peralatan,dan Sarana Kesehatan Lainnya
a. Perencanaan SDM Kesehatan
b. Perencanaan Peralatan Kesehatan
c. Perencanaan Sarana Kesehatan Lainnya

B. Pelayanan Medis
1.    Pelayanan Rawat Jalan
a.    Poliklinik
Poliklinik Rawat Jalan terdiri dari Klinik Umum,Klinik Gigi ,KIA
Prosedur rawat jalan pada poliklinik menguraikan langkah-langkah pemberian
pelayanan kepada pasien rawat jalan mulai dari pemilahan kelompok pasien,
pendaftaran dan pembayaran jasa layanan, dan pemberian layanan kesehatan
pada masing-masing poli, serta tindakan lanjutan yang diperlukan oleh pasien.
Prosedur rawat jalan melalui Poliklinik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
b.    Unit Gawat Darurat
PUSKESMAS LEUWISARI belum memiliki ruang khusus unit gawat darurat,Tetapi
PUSKESMAS LEUWISARI memiliki Ruang Tindakan Medik untuk mengatasi
tindakan kegawat daruratan Pelayanan Primer. Prosedur pada penanganan kasus
Gawat Darurat menguraikan langkah-langkah mengutamakan penanganan pasien
yang sifatnya gawat dan darurat sejak pasien datang hingga tindakan lanjutan yang
diperlukan pasien seperti dirujuk ke rumah sakit. Prosedur rawat jalan melalui UGD/
unit tindakan medis selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
C. Pelayanan Penunjang Medis
a.     Laboratorium
Prosedur penunjang medis menguraikan pemberian layanan berupa layanan
laboratorium, kepada pasien sesuai surat pengantar dari Poliklinik BP, KIA-KB, UGD.
Prosedur pemberian layanan penunjang medis selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
 b.     Apotek
Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan penyediaan obat-obatan
kepada pasien sesuai resep dari Poli Rawat ,UGD dan pelayanan di luar gedung seperti
kegiatan puskesmas keliling, perkesmas, dan posyandu (balita dan lansia).
Prosedur layanan obat di apotik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
D. Pelayanan Non Medis
1.    Prosedur Pelayanan Gizi

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

19
Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi berupa penyuluhan
PUGS, konseling atau klinik gizi untuk terapi diet untuk pasien Poliklinik, dan dalam
bentuk perencanan dan pengolahan makanan biasa/khusus.
Prosedur pelayanan gizi selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
2.    Prosedur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan tindakan pemeliharaan
atau perbaikan terhadap sarana dan prasarana kedokteran/kesehatan sesuai jadwal
yang telah ditetapkan atau berdasarkan laporan dari users, baik dilakukan sendiri
atau oleh pihak lain, dan pembuatan laporan penyelesaian pekerjaan.
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana selengkapnya dapat dilihat pada
SOP.
3.    Prosedur Pelayanan Pusling
Prosedur pelayanan pusling menguraikan pemberian layanan ambulance bagi
pasien yang memerlukannya dalam rangka rujukan ke rumah sakit.
Prosedur pelayanan ambulance selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
4.    Prosedur Rekam Medik
Prosedur rekam medik menguraikan proses penanganan data pasien mulai dari
pemeriksaan kelengkapan dokumen/data pasien, pengkodean, pengindeksan, dan
pengarsipan.
Prosedur rekam medik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
5.    Prosedur Kesehatan Lingkungan
Prosedur kesehatan lingkungan menguraikan langkah-langkah pemeriksaan air
limbah, limbah padat berbahaya, serta air bersih secara berkala dengan
berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
Prosedur kesehatan lingkungan selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

20
BAB IV
PENGELOMPOKAN FUNGSI

Pengelompokkan fungsi menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara


fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian
intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.
Dari uraian struktur organisasi PUSKESMAS LEUWISARI beserta uraian tugasnya
sebagaimana disebutkan pada BAB II, dapat disimpulkan bahwa organisasi Puskesmas
telah dikelompokkan sesuai dengan fungsi yang logis, sebagai berikut:
a. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas di antara Pejabat Pengelola BLUD
yang terdiri dari Pemimpin BLUD (Kepala UPTD Puskesmas), Pengelola Keuangan
(Sub Bagian Tata Usaha), dan Koordinator ( Upaya Kesehatan Wajib, Upaya
Kesehatan Pengembangan, Upaya Kesehatan Penunjang ).
b. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing-masing
fungsi dalam organisasi.
c. Adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Hal ini antara lain tercermin dari
adanya kebijakan dan prosedur yang membantu setiap unit organisasi dalam
Puskesmas untuk melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan
pengendalian telah dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. Kegiatan pengendalian tersebut termasuk
serangkaian kegiatan seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian
terhadap prestasi kerja, pembagian tugas, serta pengamanan terhadap aset
organisasi.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

21
BAB V
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan kebijakan
yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya manusia pada suatu
organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas
yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien,
efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan pegawai pada posisi terhormat
yaitu sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya
baik saat penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.
1. Aparatur Sipil Negara pada Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu merupakan
Pegawai Aparatur sipil Negara di perbantukan di Daerah.
2. Pengelolaan kepegawaian sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan kepegawaian negara.
3. Dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Puskesmas Induk dan Puskesmas
Pembantu mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah melalui BKPLD berkoordinasi
kepegawaian Dinas Kesehatan.
4. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dapat mepunyai
pegawai non Pegawai Negeri Sipil.
5. Pengelolaan pegawai non Aparatur Sipil Negara dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
A. Perkembangan Jumlah SDM
Peningkatan SDM dalam jumlah yang cukup memadai merupakan salah satu
kebijakan manajemen untuk mewujudkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
di wilayah kerja PUSKESMAS LEUWISARI dan sekitarnya. Jumlah SDM
disesuaikan dengan tugas, fungsi dan beban kerja yang ada sehingga operasional
puskesmas dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
B. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dari gambaran kondisi sumber daya manusia tersebut di atas, maka program
pengembangan sumber daya manusia PUSKESMAS LEUWISARI lima tahun ke depan
diarahkan pada pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio yang ideal, hal ini juga
terkait dengan kelengkapan sarana medis, kecukupan dana, kesiapan gedung, fasilitas
pendukung, dan lain-lain. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan
agar memenuhi kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

22
agar pelayanan kesehatan kepada pasien/masyarakat dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan puskesmas
dengan tetap memperhatikan penempatan pegawai dari Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya.
1) Program Pengembangan
Program pengembangan SDM Puskesmas Leuwisari dijabarkan sebagai berikut: .
a. Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan kemampuan
SDM baik tenaga medis, paramedis maupun administrasi melalui kegiatan
penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel, seminar, simposium, lokakarya, penulisan
buku, studi banding, dll.
b. Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang potensial, terutama ke
jenjang S1.
2) Pola Rekruitmen
Dokter, tenaga fungsional dan tenaga administrasi PUSKESMAS LEUWISARI dapat
terdiri dari Apatur sipil Negara maupun tenaga profesional non Aparatur Sipil Negara
sesuai dengan kebutuhan puskesmas.
Pola rekrutmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non medis pada
Puskesmas adalah sebagai berikut:
(1) SDM yang berasal dari Apaatur Sipil Negara (ASN)
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan
Puskesmas dilaksanakan berdasarkan Petunjuk Teknis Pengadaan Calon Pegawai
Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Persiapan Pengadaan Calon PNS
b. Pendaftaran
c. Pelaksanaan Ujian
d. Penentuan kelulusan
e. Pengangkatan
f. Pengendalian dan Pengawasan
g. Ketentuan Lain
(2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Rekrutmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong atau adanya
perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang sangat
mendesak yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah
Daerah.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

23
b. Tujuan rekrutmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang profesional, jujur,
bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi sesuai dengan tugas yang akan
diduduki sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan serta mencegah terjadinya
unsur KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dalam rekrutmen SDM
DATA KETENAGAAN
DI UPTD PUSKESMAS LEUWISARI TAHUN 2015
No. Jenis Ketenagaan Puskesmas Pustu Jumlah Ket.

1 MKM/Ka.Puskesmas 1 0 1
2 Dokter Umum 1 0 1
3 Dokter Gigi 1 0 1
4 Sarjana Keperawatan 2 1 3
5 Sarjana Kesmas 1 0 1
6 S1/Kasubag TU 1 0 1
7 D-III Farmasi 0 0 0
8 Apoteker 0 0 0
9 D-III Fisio Teraphy 0 0 0
10 SPAG / D-III Gizi 1 0 1
11 D-III Perawat Gigi 1 0 1
12 SPRG 0 0 0
13 SPK 0 0 0
14 D-III Perawat 3 0 3
15 D-III Kebidanan 10 0 10
16 D-III Analis 0 0 0
17 D1 Kebidanan 0 0 0
18 Sanitarian 1 0 1
19 Pelaksana/SMA 2 0 2
20 Bendahara 0 0 0 0
Perngelola
21 0 0 0 0
Keuangan/Akuntansi
21 Bidan PTT 3 0 3 2 Poskel
23 Tenaga Sukarela / TKS 6 2 8
Jumlah total 34 3 37

Jumlah seluruh staff UPTD puskesmas Leuwisari Terdiri dari 26 PNS, 3 Bidan PTT
dan 8 Tenaga sukarelawan. Berdasarkan hasil analisis jabatan yang dihitung dari waktu
penyelesaian tugas dikali waktu kerja efektif dibagi dengan kerja, maka kebutuhan
tenaga di UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya
seharusnya adalah 35 Orang PNS.
Demikian kekurangan tenaga PNS sebanyak 9 orang. Dibandingkan jumlah tenaga
dengan kerja yang dihadapi maka proporsi SDM dirasa masih kurang ideal.
Kondisi Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Secara umum kualifikasi sumber daya manisia di UPTD Pelayanan Kesehatan
Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2014 dibawah standar

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

24
kebutuhan minimal yang dianalisis melalui beban kerja. Jumlah Sumber Daya Manusia
berdasarkan Jenjang Pendidikan, Di UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan Leuwisari
Kabupaten Tasikmalaya
Tabel Jumlah SDM Menurut Jenjang Pendidikan
Di UPTD Puskesmas Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015
Jenjang Kedokteran Kesehatan Non Jumlah
Pendidikan Kesehatan

S2/ S3 - 1 - 1

S1 2 5 1 8

D4 - 1 - 1

D3 - 16 - 16

SMA Sederajat - 2 2

SMP Sederajat - - - -

SD Sederajat - - - -

Pengembangan Sumber Daya Manusia


Jumlah Tenaga PNS Berdasarkan Pangkat/ Golongan yang ada di UPTD Pelayanan
Kesehatan Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalyaa Tahun 2014 dapat dilihat
ditabel dibawah ini :
Tabel SDM Menurut Pangkat/ Golongan
di UPTD Puskesmas Leuwisari Tahun 2014
Jenis Pangkat/ Gol
Jenis Tenaga
Gol II Gol III Gol IV

Kepala Puskesmas 0 0 1

Kasubag TU 0 1 0

Dokter 0 0 1

Dokter Gigi 0 1 0

Perawat Ners 0 1 1

Perawat 2 2 1

Penyuluh Kesehatan 0 0 0

Perawat Gigi 0 1 0

Bidan 5 5 0

Sanitarian 0 1 0

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

25
Tenaga Gizi 0 1 0

Apoteker/ Ass. Apoteker 0 0 0

Tenaga Analis 0 0 0

Tenaga Administrasi/ 0 2 0
Pengelola Aset

Dari gambaran kondisi sumber daya manusia tersebut diatas, sumber daya yang
ada saat ini belum mamadai maka program pengembangan sumber daya manusia PPK
BLUD UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan Puskesmas Leuwisari Kabupaten
Tasikmalaya lima tahun kedepan diarahkan pada pemenuhan jumlah SDM agar berada
pada rasio yang ideal antara program yang dilaksanakan dan beban kerja dengan SDM
yang ada. Ketersediaan SDM ditentukan oleh beban kerja, kelengkapan sarana,
prasarana, kecukupan dana, kesiapan gedung, fasilitas pendukung dll. Selain itu
pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar memenuhi kualifikasi SDM
sesuai dengan peraturan perunang-undangan yang berlaku agar pelayanan kesehatan
kepada pasien/ masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Kondisi saat ini pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di UPTD Puskesmas
Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya sangat tergantung dengan penempatan
karyawan (dropping) dari Pemda Kabupaten Tasikmalaya. Dengan diberlakukanya
PPK-BLUD kebutuhan tenaga medis (Dokter, Dokter Gigi), Paramedis dan tenaga non
medis lainya Bendahara,tenaga Akuntasi pengelola keuangan di UPTD Puskesmas
Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya dapat terpenuhi dengan melaksanakan
rekutmen sesuai Peraturan Bupati yang mengaturnya.
Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Puskesmas merupakan salah satu
“gate keeper” dalam upaya kesehatan perorangan sehingga jumlah dokter yang
memadai sangat penting bagi Puskesmas. Keberadaan dokter mencerminkan
pelayanan maksimal apa yang dapat diberikan UPTD Pelayanan Kesehatan kepada
masyarakat atau pasien. Pelayanan yang maksimal menunjukan capaian kinerja yang
emuaskan bagi UPTD Pelayanan Kesehatan itu sendiri. Jumlah staff UPTD Pelayanan
Kesehatan pada tahun 2015 sebanyak 38 orang diproyeksi bertambah sebanyak …..
orang pada tahun 2018 sehingga jumlah staff sesuai dengan standar kebutuhan yang
telah ditetapkan.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

26
Pemberian penghargaan dan sanksi kepada karyawan bertujuan mendorong
motivasi dan produktivitas maka UPTD Pelayanan Kesehatan menerapkan kebijakan
tentang imbal jasa bagi pegawai yang mempunyai inerja baik dan sanksi bagi pegawai
yang tidak memenuhi ketentuan atau melanggar peraturan yang ditetapkan, yaitu :
a. Kenaikan pangkat PNS merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja
dan pengabdian pegawai yang bersangkutan terhadap Negara berdasarkan
kenaikan pangkat regular dan kenaikan pangkat pilihan sesuai dengan ketentuan
Badan Kepegawaian Daerah Penda Kabupaten Tasikmalaya
b. Pegawai Non PNS yang terdiri dari pegawai Tidak Tetap (PTT) yang merupakan
kategori I dan tenaga honorer yang termasuk kategori II diberi rekomendasi untuk
menjadi CPNS cebagai penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja yang
bersangkutan.
c. Mutasi PNS dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dengan tujuan untuk peningkatan
kinerja dan pengembangan karir dengan mempertimbangkan :
1. Penempatan seseorang pada pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan
keterampilanya
2. Masa kerja pada unit tertentu
3. Pengalaman pada bidang tugas tertentu
4. Kegunaanya dalam menunjang karir
5. Kondisi fisik dan psikis pegawai
d. Sanksi diberikan pada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin pegawai,
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

3) Disiplin Pegawai
a)  SDM yang berasal dari PNS
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalm peraturan perundang-
undangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan
dijatuhi hukuman disiplin. Berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin
Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner, pegawai
negeri sipil yang bersangkutan akan di jatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat
hukuman disiplin yang terdiri dari : hukuman disiplin ringan, sedang dan berat.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

27
Adapun jenis hukuman disiplin sesuai dengan tingkatannya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas : teguran lisan, teguran tertulis
dan pernyataan tidak puas secara tertulis.
Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas : penundaan kenaikan gaji
berkala selama 1 tahun, penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun
dan penundaan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.

Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam PP no 53 tahun 2010


adalah sebagai berikut : penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun,
pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, pembebasan dari
jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS dan
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
b.SDM Yang Bukan berasal dari PNS
Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM yag berasal dari non
PNS, maka tindakan atau sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan dari Pimpinan
BLUD Puskesmas Leuwisari selaku Pimpinan di Unit kerja yang bersangkutan, dengan
petunjuk dan bimbingan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

28
BAB VI
KEBIJAKAN

A. Kebijakan Layanan Jasa, Tarif, dan Sistem


1. Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Walikota menetapkan Standar Pelayanan Minimum Puskesmas untuk memastikan
bahwa seluruh pelanggan telah memperoleh layanan secara profesional sesuai
standar, yang mencakup kualitas fasilitas, kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan
layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.
Pejabat Pengelola BLUD harus menetapkan mekanisme pemberian layanan jasa
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemberian jasa
pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh staf medis dan tenaga kesehatan lainnya
secara profesional sesuai dengan standar profesi, kompetensi dan pelayanan
medis dalam rangka mencapai kualitas layanan yang dipersyaratkan melalui
penerapan sistem manajemen mutu untuk menjamin kepuasan pelanggan dan seluruh
stakeholders.
2. Tarif Layanan
Menetapkan tarif layanan atas usulan Pejabat Pengelola BLUD melalui Sekretaris
Daerah dengan mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya
beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan dan kompetensi yang sehat.
Pejabat Pengelola BLUD menetapkan strategi dan kebijakan terhadap pemberian
layanan kesehatan serta melakukan pengawasan atas pelaksanaannya. Oleh
karenanya, Pejabat Pengelola BLUD harus melakukan penghitungan biaya per unit
setiap jenis layanan (cost finding) sebagai dasar pengambilan kebijakan mengenai
penetapan tarif layanan kesehatan, misalnya kebijakan pemberian subsidi tarif layanan
kesehatan kepada pasien tidak mampu. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola BLUD
harus melakukan reviu biaya per unit setiap jenis layanan secara berkala.
Pejabat Pengelola melakukan evaluasi kualitas pemberian jasa pelayanan yang
telah dilakukan pada akhir periode sebagai bahan masukan pada periode berikutnya.
3. Sistem Penatausahaan dan Akuntansi Pengelolaan BLUD
Pejabat Pengelola menetapkan pedoman mengenai sistem penatausahaan dan
akuntansi yang diterapkan untuk pengelolaan keuangan dan penyusunan
pertanggungjawaban BLUD sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta disusun berdasarkan pengendalian
internal yang memadai. Selanjutnya Pejabat pengelola Puskesmas menyelenggarakan
sistem penatausahaan dan akuntansi sesuai pedoman yang telah ditetapkan tersebut,
baik secara manual maupun komputerisasi.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

29
Pejabat Pengelola menetapkan organisasi dan pengelola yang berwenang dalam
penatausahaan dan akuntansi pengelolaan keuangan BLUD.
Output sistem berupa laporan keuangan BLUD, khususnya pada akhir semester dan
akhir tahun dikonsolidasikan dengan laporan keuangan pemerintah daerah sesuai
Standar Akuntansi Pemerintahan yang berlaku.
 4.      Remunerasi
Bupati menetapkan Remunerasi atas usulan Pejabat BLUD melalui Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Tasikmalaha yang diberikan dalam bentuk gaji, tunjangan tetap,
honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan/atau pension. Adapun faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan Remunerasi adalah :
a.    Jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat pelayanan, serta produktivitas
b.    Pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis
c.    Kemampuan Pendapatan BLUD
d.    Kinerja Operasional BLUD dengan mempertimbangkan antara lain Indikator
keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat bagi masyarakat.
Remunerasi pejabat pengelola BLUD dan pegawai BLUD diberikan berdasarkan
indikator penilaian:
a. pengalaman dan masa kerja
b. jabatan yang disandang
c. resiko kerja
d. tingkat kegawatdaruratan
e. Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku
f. Hasil/capaian Kinerja

B. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah


Limbah puskesmas meliputi semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan puskesmas
dalam bentuk padat, cair dan gas, merupakan bahan yang tidak berguna, tidak
digunakan atau terbuang. Limbah puskesmas dapat dibedakan menjadi limbah medis
dan non medis.
Limbah cair terdiri dari semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari puskesmas
yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif
yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Limbah klinis berupa limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi,
veterany, farmasis atau yang sejenis, pengobatan, perawatan, yang menggunakan
bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika
dilakukan dengan pengamanan tertentu.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

30
BAB VII
PROSES TATA KELOLA

A. Pengangkatan dan Pemberhentian Pejabat Pengelola


(Permendagri Nomor 61 tahun 2007 pasal 34, 35, 36, 37)
1     Pejabat Pengelola diangkat dan diberhentikan oleh Bupati.
2     Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD dapat berasal dari pegawai negeri sipil
dan/atau tenaga profesional non pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan
BLUD.
3     Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai
BLUD yang berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan
perundangan-undangan di bidang kepegawaian.
4     Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan Pegawai BLUD yang
berasal dari tenaga profesional non pegawai negeri sipil dilaksanakan
berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Tasikmalaya setelah mendapat persetujuan Bupati.
5     Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLUD
ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat
. Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pejabat
pengelola BLUD berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat
merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan kualifikasi dengan
kemampuan keuangan BLUD.
6     Pemilihan Pejabat Pengelola dilakukan dengan mekanisme uji kelayakan dan
kepatutan (fit and proper test) yang dilakukan secara transparan, profesional,
mandiri, dan dapat dipertanggung-jawabkan.
7     Masa jabatan anggota Pejabat Pengelola ditetapkan selama 3 (tiga) sampai 5
(lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
8     Pejabat Pengelola diberhentikan oleh Bupati setelah masa jabatannya habis.
9     Pejabat Pengelola dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya oleh
Bupati, apabila terbukti:
9.1.1     Tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
9.1.2     Tidak melaksanakan ketentuan Undang-undang.
9.1.3     Terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD, dan
9.1.4     Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana
kejahatan dan/atau yang berkaitan dengan tugasnya dalam melaksanakan
pengurusan atas BLUD.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

31
10  Rencana pemberhentian dengan alasannya sebagaimana dimaksud dalam
point 9 diberitahukan secara tertulis oleh Bupati kepada anggota Pejabat
Pengelola yang bersangkutan.
11  Keputusan pemberhentian ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi
kesempatan membela diri secara tertulis dan disampaikan kepada Bupati paling
lambat dalam jangka waktu satu bulan terhitung sejak Pejabat Pengelola yang
bersangkutan diberitahu secara tertulis.
12  Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka Pejabat Pengelola
yang bersangkutan dapat menjalankan tugasnya namun tidak boleh membuat
keputusan/kebijakan strategis.
13  Jika dalam jangka waktu dua bulan terhitung sejak tanggal penyampaian
pembelaan diri Bupati tidak memberikan keputusan pemberhentian Pejabat
Pengelola tersebut, maka rencana pemberhentian tersebut menjadi batal.
14  Kedudukan sebagai Pejabat Pengelola berakhir dengan dikeluarkannya
keputusan pemberhentian oleh Bupati.

B. Program Pengenalan
1 Pejabat Pengelola yang baru wajib diberikan program pengenalan mengenai
BLUD Puskesmas.
2 Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan Pejabat
Pengelola yang baru berada pada Pimpinan BLUD (Kepala UPT Puskesmas).
3 Program pengenalan meliputi:
3.1 Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik pada BLLUD Puskesmas.
3.2     Gambaran mengenai BLUD Puskesmas berkaitan dengan tujuan, sifat dan
lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasional, strategi, dan masalah-
masalah strategis lainnya.
4.2     Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit
internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal.
4.3     Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Pejabat Pengelola.

C. RSB dan RBA


1. Pejabat Pengelola wajib menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima tahunan dan
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan yang merupakan penjabaran RSB
yang telah disahkan dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tasikmalaya.
2. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sebelum berakhirnya RSB, Pejabat
Pengelola wajib menyampaikan rancangan RSB periode berikutnya.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

32
3. Pejabat Pengelola wajib menyampaikan RBA yang telah disetujui DPRD kepada
PPKD untuk dimintakan pengesahan menjadi DPA selambat-lambatnya bulan
Desember tahun anggaran yang bersangkutan.
4. Walikota melalui Sekretaris Daerah, PPKD, Tim Anggaran Eksekutif memberikan
masukan-masukan penyusunan RSB dan RBA, serta melakukan pembahasan
bersama dengan Pejabat Pengelola sebelum memberikan persetujuannya.
5.    Pejabat Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan RSB dan RBA serta
melaksanakan evaluasi dan pengendaliannya.
6.    Perubahan RBA yang melampaui ambang batas maksimal harus disetujui oleh
Bupati, dan dilakukan melalui mekanisme perubahan APBD.
7.    Walikota melalui Sekretaris Daerah memantau pelaksanaan RBA dan
kesesuaiannya dengan RSB, serta memberikan masukan-masukan dalam upaya
pencapaiannya.
D. Pendelegasian Wewenang
1 Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada Kepala Instansi/Unit
diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan pertimbangan untuk
menunjang kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
2 Kepala Instalasi harus melaksanakan wewenang yang didelegasikan tersebut
dengan penuh tanggungjawab dan memberikan laporan pelaksanaannya secara
berkala kepada Pejabat Pengelola.
3 Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk disesuaikan dengan tuntutan
perkembangan puskesmas.
4 Pendelegasian wewenang yang dilakukan tidak melepaskan tanggung jawab
pejabat pengelola.
E. Pengambilan Keputusan
1 Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah untuk
mufakat.
2 Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan stakeholders
puskesmas, risiko yang melekat, dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap
pengambil keputusan.
3 Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya memberikan masukan
peningkatan kinerja Puskesmas.
4. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa diadakan rapat,
asalkan keputusan itu disetujui secara tertulis.
5 Walikota dan Pejabat Pengelola harus konsisten dalam menjalankan keputusan-
keputusan yang telah ditetapkan.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

33
F. Akuntansi dan Pelaporan
1. Direktur menyampaikan laporan keuangan BLUD Puskesmas sebagai SKPD (Entitas
Akuntansi) secara berkala setiap semester dan tahunan kepada Bupati dengan
tembusan PPKD.
1.1 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja atau Laporan Operasional
Semester Pertama disertai dengan prognosis untuk enam bulan berikutnya
sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggungjawabnya.
1.2 Laporan disiapkan oleh Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas dan disampaikan
kepada Pimpinan BLUD selaku Pengguna Anggaran untuk ditetapkan sebagai
laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja atau laporan operasional
semester pertama serta prognosis untuk enam bulan berikutnya paling lama lima
belas hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
1.3     Pejabat Pengelola Puskesmas menyampaikan laporan realisasi anggaran
pendapatan dan belanja atau laporan operasional semester pertama BLUD
Puskesmas serta prognosis untuk enam bulan berikutnya kepada Bupati melalui
PPKD sebagai dasar penyusunan laporan realisasi APBD semester pertama
paling lambat duapuluh hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran
berkenaan berakhir.
1.4     Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas menyiapkan laporan keuangan puskesmas
tahun anggaran berkenaan dan disampaikan kepada Pejabat Pengelola
Puskesmas untuk ditetapkan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran SKPD.
1.5     Laporan keuangan BLUD puskesmas tahunan terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran atau Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan
Atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan BLUD Puskesmas tersebut dilampiri
dengan surat pernyataan Pejabat Pengelola Puskesmas bahwa pengelolaan
keuangan BLUD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan dengan
sistem pengendalian intern yang memadai dan standar akuntansi keuangan dan
pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Laporan
Keuangan BLUD setidak-tidaknya terdiri dari:
1.5.1 Laporan realisasi anggaran/laporan operasional yang berisi informasi jumlah
pendapatan dan biaya BLUD selama satu periode.
1.5.2 Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

34
1.5.3 Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan / atau pembiayaan yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas
selama periode tertentu; dan
1.5.4 Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan keuangan disertai laporan mengenai kinerja.
1.6     Laporan keuangan BLUD Puskesmas tahunan disampaikan kepada Walikota
melalui PPKD paling lambat satu bulan setelah tahun anggaran berakhir.
1.7     Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala kepada Bupati melalui
PPKD, untuk dikonsolidasikan dengan laporan pemerintah daerah secara
berkala paling lambat dua bulan setelah periode pelaporan berakhir. Laporan
keuangan BLUD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah daerah.
2 Setiap transaksi keuangan BLUD harus diakuntansikan dan dokumen
pendukungnya dikelola secara tertib.
3 Akuntansi dan pelaporan keuangan BLUD disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Dalam rangka
konsolidasi dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terlebih dulu harus
dilakukan penyesuaian atau dikonversikan ke Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) dan mengacu pada Permendagri nomor 13 Tahun 2006.
4 Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan
Tahunan dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.
5 Selain penyampaian laporan keuangan untuk tujuan internal maupun eksternal,
Pejabat Pengelola menetapkan ketentuan dan mekanisme penyampaian laporan
non keuangan atau laporan kinerja sebagai pertanggungjawaban setiap bidang
dalam suatu sistem pengendalian internal yang memadai.
G. Penilaian Kinerja
1. Bupati menilai kinerja puskesmas dan Pejabat Pengelola melalui mekanisme yang
telah ditetapkan.
2. Kinerja puskesmas yang dinilai sesuai dengan sasaran berikut indikator kinerja
keberhasilan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis yang
dilaporkan secara berkala.
3. Penilaian kinerja puskesmas dilakukan secara berkala dan dapat menjadi dasar
pertimbangan Bupati untuk memutuskan peningkatan/penurunan atau pencabutan
status BLUD Puskesmas.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

35
4. Kinerja Pejabat Pengelola dievaluasi secara berkala pada setiap akhir tahun
anggaran atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan oleh Bupati dengan
menggunakan kriteria penilaian yang umum berlaku dalam puskesmas.
5. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan tolok ukur kinerja masing-masing
pengelola program untuk mendukung kinerja puskesmas.
6. Penilaian kinerja terhadap bidang dilakukan setiap tahun dan dilakukan secara
transparan.
H. Pengendalian Internal
1 Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian Internal yang efektif
untuk mengamankan investasi dan aset puskesmas, serta membantu manajemen
dalam hal:
1. Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of assets);
2. Menciptakan keakuratan data akuntansi;
3. Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan praktek bisnis
yang sehat
2 Sistem Pengendalian Internal antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut :
2.1 Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan terstruktur, yang terdiri dari:
2.1.1 Integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai
2.1.2 Filosofi dan gaya manajemen;
2.1.3 Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan
dan tanggung jawabnya;
2.1.4 Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia;
2.1.5 Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola
2.2 Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,
menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha relevan;
2.3 Aktivitas Pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu
proses pengendalian terhadap kegiatan puskesmas pada setiap tingkat dan unit
dalam struktur organisasi, antara lain mencakup kebijakan dan prosedur yang
membantu manajemen melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa
tindakan penting dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai
sasaran puskesmas. Kegiatan pengendalian termasuk serangkaian kegiatan
seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja,
pembagian tugas dan keamanan terhadap asset puskesmas.
2.4 Sistem Informasi dan Komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan keuangan
mengenai kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas ketentuan dan

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

36
peraturan yang berlaku pada puskesmas, yang memungkinkan Pejabat Pengelola
dan Manajemen untuk menjalankan dan mengendalikan kegiatan usahanya.
Laporan tidak hanya berhubungan data internal, tetapi juga informasi tentang
kejadian eksternal, kegiatan dan kondisi penting untuk menginformasikan
pengambilan keputusan dan laporan eksternal.
2.5 Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal,
termasuk fungsi audit internal pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi
puskesmas, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal, dengan ketentuan
bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Pejabat Pengelola dan
tembusannya kepada Dewan Pengawas.
I. Pengadaan Barang dan Jasa
1. Pengadaan barang dan jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif,
transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktik bisnis yang
sehat.
2. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan mekanisme pengadaan barang dan
jasa dengan memperhatikan pemerataan kesempatan berusaha, ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengendalian yang memadai.
3. Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh pelaksana pengadaan yang dapat
berbentuk pejabat, tim/panitia atau unit yang dibentuk oleh Pejabat Pengelola
Puskesmas yang ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan pengadaan
barang dan / atau jasa guna keperluan BLUD Puskesmas.
4. Pelaksana pengadaan terdiri dari personil yang memahami tatacara pengadaan,
substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan
dan membuat laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada pejabat
pengelola.
J. Informasi dan Komunikasi
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Pejabat Pengelola, dan stakeholders
lainnya berhak memperoleh informasi yang lengkap dan akurat mengenai
puskesmas secara proporsional.
2. Pejabat Pengelola bertanggungjawab untuk memastikan agar informasi mengenai
puskesmas diberikan kepada Bupati dan stakeholders lainnya secara tepat waktu
dan lengkap.
3. Pejabat Pengelola Puskesmas melakukan komunikasi secara efektif dengan
sesama Pejabat Pengelola, dan Bupati melalui media komunikasi yang tepat dan
efisien.
4. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan kebijakan mengenai komunikasi dan
pengelolaan informasi termasuk klasifikasi kerahasiaan informasi.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

37
K. Pelaksanaan Audit
1 Pelaksanaan audit atas pertanggungjawaban pengelolaan keuangan BLUD
Puskesmas dilakukan oleh BPK sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku atau dengan persetujuan Bupati dapat meminta BPKP Perwakilan
Provinsi Jawabarat untuk melakukan audit. Audit terhadap laporan keuangan
puskesmas oleh Auditor Eksternal tersebut bertujuan untuk memberikan pendapat
atas kewajaran penyajian laporan keuangan secara independen dan profesional.
2 Puskesmas harus menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang yang
diperlukan oleh Auditor Eksternal.
3 Auditor Eksternal menyampaikan laporan hasil audit kepada Bupati dan Pejabat
Pengelola Puskesmas secara tepat waktu.
4 Pejabat Pengelola Puskesmas menindak lanjuti laporan hasil audit yang
dilaksanakan Auditor Eksternal dan melaporkan perkembangan tindak lanjut
tersebut kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.
5 Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan memantau perkembangan tindak lanjut
atas laporan hasil audit Auditor Eksternal.
6 Inspektorat Kota Bandar Lampung sesuai tupoksinya melakukan audit kinerja atas
penyelenggaraan dan pengelolaan BLUD Puskesmas secara berkala sesuai PKPT
yang disusun. Hasil audit atas kinerja dilaporkan kepada Bupati dan Pejabat
Pengelola Puskesmas secara tepat waktu.
7 Tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit kinerja menjadi tanggung jawab
Pejabat Pengelola Puskesmas dan melaporkan perkembangan tindak lanjut
tersebut kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota.

L. Pemantauan Ketaatan Tata Kelola


1. Pemantauan ketaatan atas pelaksanaan tata kelola penyelenggaraan BLUD
Puskesmas menjadi tugas dan wewenang Satuan Pengawas Internal. Dalam hal
Satuan Pengawas Internal belum dibentuk, tanggung jawab pemantauan tersebut
menjadi tanggung jawab Pejabat Pengelola Puskesmas yang didelegasikan ke
masing-masing Pengelola Keuangan dan Teknis.
2. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan rapat Pengelola secara berkala
minimal 1 (kali) sebulan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi atas
pelaksanaan tata kelola BLUD Puskesmas. Rapat Pengelola tersebut , bila
dipandang perlu, dapat mengundang Kepala Dinas Kesehatan Kota atau yang
mewakili untuk mengadakan rapat bersama.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

38
3. Risalah rapat harus dibuat setiap menyelenggarakan rapat dan penyusunannya
memperhatikan dinamika rapat termasuk adanya dissenting comments (perbedaan
pendapat) yang sampai dengan berakhirnya rapat tidak diperoleh kata sepakat.
4. Risalah asli harus didokumentasikan dan disimpan oleh Pejabat Keuangan
puskesmas (pihak yang diberi wewenang) dan harus selalu tersedia bila
diperlukan.

M. Hubungan dengan Stakeholders


1. Pengguna Jasa
1.1 Puskesmas menghormati hak-hak pasien selaku pengguna jasa sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.2 Puskesmas memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa sesuai standar
layanan yang telah ditetapkan.
1.3 Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secara profesional melalui
mekanisme yang baku dan transparan.
2. Mitra Usaha
2.1 Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS Kesehatan asuransi kesehatan lainnya, serta
pihak ketiga lainnya.
2.2 Puskesmas menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi dengan itikad baik,
saling menguntungkan, akuntabilitas, transparansi, kewajaran dan tidak
merugikan stakeholders serta dituangkan dalam kesepakatan secara tertulis.
2.3 Kerjasama Puskesmas dengan mitra usaha dapat berupa transaksi jual beli
barang dan/atau jasa serta Kerja Sama Operasional (KSO) dalam bentuk
kerjasama pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pembangunan
gedung, pemanfaatan alat kedokteran dan kerjasama lainnya yang sah.
2.4 Puskesmas dan mitra bisnis bermitra secara profesional dengan mematuhi
setiap kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak kerjasama.
3. Pegawai
3.1 Pegawai puskesmas yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis, dan
tenaga lainnya adalah aset yang sangat berharga, maka puskesmas
berkewajiban meningkatkan kompetensi dan karakternya. Puskesmas dapat
memberikan penghargaan yang pantas kepada pegawai yang berprestasi. Dalam
hal adanya terjadi masalah yang menyangkut tuntutan pasien terhadap tenaga
medis/paramedis, puskesmas berkewajiban memberikan bantuan hukum yang
diperlukan. Hubungan antara tenaga medis/paramedis dan non medis dengan
pihak puskesmas diatur lebih lanjut dengan Keputusan Pejabat Pengelola
Puskesmas.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

39
3.2 Setiap kebijakan puskesmas yang terkait dengan pegawai disusun secara
transparan, mengakomodasi kepentingan pegawai dan peraturan perundang-
undangan yang terkait.
3.3 Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai atau perjanjian dengan pegawai
dibuat secara tertulis dengan memuat hak dan kewajiban setiap pihak secara
jelas.
3.4 Sistem penilaian kinerja pegawai ditetapkan dan dilaksanakan secara adil dan
transparan.
3.5 Puskesmas menciptakan kondisi kerja dengan selalu memperhatikan tingkat
kesehatan dan keselamatan kerja pegawai.
3.6 Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan pegawai, puskesmas
menghormati hak asasi serta hak dan kewajiban pegawai sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3.7 Puskesmas memberi kesempatan yang sama tanpa membedakan senioritas,
gender, suku, agama, ras, dan antar golongan.
4. Pemerintah Selaku Regulator
4.1 Puskesmas harus mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan kegiatan puskesmas baik yang menyangkut layanan jasa,
pegawai, pelanggan, masyarakat sekitar, lingkungan, sesama pelaku usaha,
perpajakan, perbankan dan lain-lain.
4.2 Puskesmas selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang harmonis dan
konstruktif atas dasar kejujuran terhadap regulator serta penyelenggara negara
lainnya.
4.3 Puskesmas mendukung penerimaan negara dan daerah baik langsung
maupun tidak langsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4.4 Puskesmas akan selalu meningkatkan kualitas layanan dalam upaya memberikan
kontribusi terhadap pembangunan pelayanan Kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Leuwisari
5. Masyarakat Sekitar dan Lingkungan
5.1 Puskesmas memegang teguh asas kepedulian dan keadilan terhadap masyarakat
sekitar lingkungan operasional puskesmas.
5.2 Puskesmas memastikan bahwa dalam kegiatan usaha untuk pelayanan
kesehatan, telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan dan senantiasa
mempertimbangkan aspek lingkungan lainnya yang terkait.
5.3 Puskesmas selalu berusaha mendorong munculnya kebutuhan masyarakat atas
kesehatan lingkungan serta pengelolaan sampah medis secara khusus dalam
upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

40
N. Tanggung Jawab Sosial Puskesmas
1. Puskesmas harus melaksanakan fungsi sosial tanpa mempengaruhi mutu
pelayanan yang disediakan, antara lain berpartisipasi dalam penanggulangan
bencana alam nasional atau lokal dan melakukan misi kemanusiaan puskesmas.
2. Pengelola menetapkan dan menjalankan program yang terkait dengan
tanggung jawab sosial puskesmas secara periodik dan melaporkannya kepada
BUPATI.
3. Pengelola harus memastikan bahwa puskesmas selalu berupaya
mempedulikan kelestarian lingkungan alam dan lingkungan sosialnya sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

41
BAB VIII
KODE ETIK

Dalam menjalankan BLUD Puskesmas yang berhubungan dengan lingkungan internal


maupun eksternal, rumah sakit memiliki Kode Etik Puskesmas yang berpedoman
kepada Kode Etik Puskesmas Indonesia (KODERSI) dan etika profesi tenaga
kesehatan dan harus senantiasa menjunjung tinggi etika yang telah ditetapkan.
Setiap insan puskesmas wajib menjunjung tinggi nilai-nilai etika yang dibangun dalam
puskesmas. Budaya organisasi dan budaya kerja yang dibangun untuk menjaga
berlangsungnya lingkungan kerja harus berlandaskan etika yang berlaku seperti
profesional, jujur, terbuka, peduli, dan tanggap terhadap setiap kegiatan rumah sakit
serta kepentingan pihak stakeholders. Budaya organisasi dan budaya kerja
dikembangkan untuk memotivasi pegawai dalam bekerja. Seluruh insan puskesmas
harus menerapkan budaya organisasi dan budaya kerja yang berlandaskan etika
puskesmas secara konsisten dan pelaksanaannya harus dilakukan evaluasi secara
periodik.
Sistem nilai yang mencakup nilai-nilai (value), budaya kerja, budaya organisasi, etika
kerja, etika usaha, dan etika profesi lebih lanjut diatur dalam Pedoman Perilaku
sebagai Kode Etik Puskesmas yang ditetapkan dengan Surat KeputusanKepala UPT
Puskesmas.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

42
BAB IX
PENUTUP

1. Seluruh kebijakan Puskesmas harus berpedoman pada dan tidak


bertentangan dengan Pola Tata Kelola ini. Kebijakan puskesmas tidak terbatas
pada Surat Keputusan Bupati, Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan, dan
seluruh Buku Pedoman Puskesmas. Kebijakan Puskesmas yang telah
diterbitkan dan bertentangan dengan Pedoman Tata Kelola ini wajib
disesuaikan.
2. Pola Tata Kelola ini ditelaah dan dimutakhirkan secara berkala untuk
disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan wewenang organ-organ
puskesmas serta perubahan lingkungan yang terjadi.
3. Setiap perubahan terhadap Pola Tata Kelola harus disetujui oleh Bupati
4. Hal-hal lain yang tidak dimuat dalam pedoman ini tetap mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pola Tata Kelola ini dinyatakan berlaku efektif apabila telah ditetapkan oleh
Bupati Kabupaten Tasikmalaya.

Pola Tata Kelola UPTD Puskesmas Leuwisari

43

Anda mungkin juga menyukai