PENDAHULUAN
1
Puskesmas telah menerapkan PPK-BLUD dapat lebih leluasa menentukan
keputusan-keputusan strategis dengan memperhatikan dan menjalankan praktik
bisnis yang sehat, dikelola oleh orang-orang yang profesional sehingga
diharapkan Puskesmas mampu bertahan bahkan bersaing dan/atau mandiri
dengan tetap sinergi dengan program-program pelayanan kesehatan yang
ditetapkan pemerintah.
Untuk dapat menerapkan status PPK-BLUD bertahap menjadi penuh maka
Puskesmas Leuwisari mengajukan kembali persyaratan administrasi yang harus
dipenuhi oleh Puskesmas sesuai dengan Permendagri No 61 tahun 2007 Pasal 11
adalah dapat menyajikan dokumen-dokumen sebagai berikut:
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan,
dan manfaat bagi masyarakat;
2. Pola Tata Kelola;
3. RBA Tahun 2016
4. Laporan Keuangan Tahun 2014
5. Standar Pelayanan Minimum (SPM); dan
6. Laporan audit Keuangan tahun 2013 .
RBA SPM
Penjelasan dari gambar alur pikir grand design BLUD di atas adalah sebagai
berikut
a. Penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB) harus sejalan dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam hal
ini program-program untuk urusan wajib bidang kesehatan yang disajikan
dalam RSB harus selaras dengan program-program yang dituangkan dalam
RPJMD.
2
b. pendapatan dan beban lima tahun kedepan.
c. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Puskesmas harus
sejalan dengan RSB dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
RBA selanjutnya menjadi bagian dari RAPBD untuk dibahas dengan Tim
Anggaran Pemerintah Daerah dan DPRD menjadi APBD.
d. Berdasarkan penetapan APBD, disusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) sebagai dasar penarikan dana yang bersumber dari APBD, Target
pencapaian RSB Puskesmas harus sejalan dengan rencana pencapaian
SPM Puskesmas baik dalam penyediaan sumberdaya, jenis dan jumlah
layanan maupun mutu layanan yang hendak dicapai dalam kerangka
waktu 5 tahun. Pola pembiayaan jangka menengah meliputi belanja
modal terkait dengan penyediaan aset Puskesmas untuk memenuhi
Standar Minimum Aset Pelayanan dan belanja barang dan jasa terkait
dengan biaya per unit layanan dikalikan jumlah kunjungan pasien. Di
samping itu juga harus memperhatikan biaya per unit (unit cost)
layanan dan tarip layanan dalam rangka membuat prognosasekaligus
sebagai lampiran kontrak kinerja antara Kepala Puskesmas dengan Kepala
Daerah selaku pemilik.
e. Informasi realisasi keuangan Puskesmas diproses melalui Sistem
Akuntansi Keuangan sedangkan informasi kinerja diadministrasikan
melalui Sistem Pengumpulan Data Kinerja untuk menghasilkan output
berupa laporan keuangan dan laporan kinerja.
f. Sistem Akuntansi Keuangan harus didukung oleh subsistem-subsistem
antara lain billing system, inventory system, manajemen aset, dan
Sistim Informasi Manajemen Medical Record.
g. Seluruh proses pengelolaan keuangan Puskesmas sebagai BLUD
dikelola berdasarkan Pola Tata Kelola yang baik dengan berlandaskan
prinsip-prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas,
Independensi, Fairness (TARIF).
3
Puskesmas Leuwisari sebagai Puskesmas yang mempunyai tugas dalam
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan, dan
penunjang yang harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara
terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat,
keterpaduan dan rujukan. Oleh karena pelayanan kesehatan sangat terkait dengan
hubungan antar manusia, maka pelayanan di Leuwisari harus senantiasa
berorientasi pada kepuasan pelanggan. Oleh karena itu Puskesmas Leuwisari
dituntut untuk dapat menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat yang senantiasa
memperhatikan mutu sumberdaya manusianya (brainware), sarana-prasarana
(hardware), prosedur kerja (software), net-working dan sistem informasi (infoware)
dan perangkat hatinya (heartware). Pedoman Tata Kelola ini diperlukan sebagai
acuan bagi organ-organ Puskesmas dalam berinteraksi dan menjalankan peran
sebagai penyedia jasa layanan publik yang diharapkan dapat meningkatkan nilai
(value) serta citra Puskesmas dalam jangka panjang.
4
d. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan kebijakan
yang jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada
pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif, dan produktif. Meliputi
penerimaan pegawai, penempatan, sistem renumerasi, jenjang karir,
pembinaan termasuk sistem reward dan punishment, serta pemutusan
hubungan kerja.
1.3. Prinsip-Prinsip Tata Kelola
Prinsip-prinsip tata kelola BLUD sebagaimana disebutkan dalam pasal 31 ayat
(2) dan pasal 33 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 terdiri dari :
Transparansi, merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan
arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang
membutuhkan.
Akuntabilitas, merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada
BLUD agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.
Responsibilitas, merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam pengelolaan
organisasi terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan.
Independensi, merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat.
1.4. Tujuan Penerapan Pola Tata Kelola
Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas
bertujuan untuk :
a) Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
b) Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan dan
efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ
puskesmas.
c) Mendorong agar organ puskesmas dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial puskesmas terhadap
stakeholder.
d) Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan umum
masyarakat melalui pelayanan kesehatan di dalam dan di luar gedung.
5
e) Menjaga Pelayanan Kesehatan dapat terselenggaranya dengan berdasarkan
standar pelayanan
1.5 VISI, MISI & TUJUAN
UPTD Pukesmas Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya Menetapkan Visi Misi
dan Strategis dalam menyelenggarakan pelayanan dan pembangunan di wilayah kerja
Kecamatan leuwisari Kabupaten Taikmalaya Yitu :
A.VISI
“ MEWUJUDKAN MESYARAKAT LEUWISARI YANG BERPERILAKU HIDUP SEHAT “
B. MISI
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar Yang Berkualitas dan
2. Terjangkau
3. Mendorong Kemandirian Masyarakat dan Keluarga Untuk Hidup Sehat
4. Mewujudkan Kelembagaan Desa Siaga
5. Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Individu Keluarga,Masyarakat dan
6. Lingkungan
C. TUJUAN
1. Terpenuhinya Pelayanan Kesehatan Masyarakat secara maksimal yang bisa
terjangkau ke semua kalangan dengan memenfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
2. Mengubah Prilaku masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan.dengan
PHBS,
3. Mendorong Masyarakat terutama ibu hamil, bayi dan balita untuk sering
konsulatsi tentang kesehtan kepada tenaga kesehatan untuk bisa menekan Aki
dan AKB
4. Ditetapkannya kelembagaan masyarakat yang mengatur tentang Kesehatan
5. Meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh berbasis lingkungan
6
d. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-117/M-
MBU/2002 tentang Penerapan Praktik-Praktik Good Corporate Governance
(GCG) di Lingkungan BUMN.
e. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi
Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
f. Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 31 Tahun 2002 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan
Masyarakat
g. Peratuan Bupati Nomor 37 Tahun 2008. Tetang Rincian Tugas Unit dilingkungan
Dinas Pendapatan Pengelolaan keuangan dan asset daerah kabupaten
Tasikmalaya
h Peraturan Bupati No.16 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Perbub Kabupaten
Tasikmalaya No.22 tahun 2011 Tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi
Pelayanan Kesehatan Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya.
I Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia usaha.
7
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
8
p) Penanganan pengelolaan limbah medis
q) Pengelolaan teknologi informasi Puskesmas
r) Pelaksanaan promosi dan publikasi kegiatan pelayanan Puskesmas
s) Pemberdayaan Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan
t) Pengelolaan kepegawaian keuangan dan barang
u) Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan
v) Penyelenggaraan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi
yang telah ditentukan oleh Dinas Kesehatan
w) Penyusunan bahan pelaporan Dinas kesehatan yang terkait dengan
tugas dan fungsi Puskesmas
x) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Puskesmas
9
2.3.Selaku pemilik harus memiliki mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Dewan
Pengawas dan Pejabat Pengelola BLUD
2.4.Selaku pemilik harus memiliki mekanisme penilaian kinerja Puskesmas dan
Penilaian kinerja Dewan Pengawas dan pejabat pengelola
2.5.Selaku pemilik harus memiliki mekanisme untuk mengesahkan RSB dan RBA dan
laporan pertanggung jawaban Tahunan dengan tepat waktu
2.6.Selaku pemilik harus memiliki mekanisme baku dan transparan menyangkut
pemberian persetujuan atas semua kegiatan Puskesmas yang memerlukan
persetujuan Bupati.
2.7.Selaku Pemilik pada dasarnya mempunyai hak-hak sebagai berikut :
2.7.1 Hak untuk melaksanakan segala wewenang yang tidak deserahkan kepada
Dewan Pengawas dan/atau Pejabat Pengelola
2.7.2.Hak untuk memperoleh informasi material engenai Puskesmas secara tepat
waktu dan teratur.
2.8.Selaku pemilik mempunyai wewenang sebagai berikut :
2.8.1.Membentuk dewan pengawan pada puskesmas sesuai ketentuan yang
berlaku
2.8.2.Mengangkat dan memberhentikan Pejabat Pengelola dan Pejabat Struktural
10
b. Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD,memberikan pendapat dan saran
Kepada Kepala Daerah mengenai setiap masalah yang dianggap penting
bagi kepengurusan BLUD
c. Melaporkan kepada Kepala Daerah bila terjadi gejala menurunnya kinerja
BLUD
d. Memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLUD dalam Melaksanakan
kepengurusan BLUD
e. Melaporkan kinerja Puskesmas kepada Kepala Daerah
f. Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja
Dalam menjalankan tugasnya, dewan pengawas memilki kewenangan sebagai
berikut :
a. Melihat buku buku, surat serta dokumen lainnya, memeriksa kas untuk
keperluaan verivikasi dan memeriksa kekayaan Puskesmas.
b. Meminta penjelasan dari Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya mengenai
segala persoalan yang menyangkut kepengurusan Puskesmas
c. Meminta Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya mengahadiri rapat dewan
pengawas
d. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pejabat Pengelola dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu.
Dalam menjalankan tugasnya dewan pengawas memiliki hak – hak sebagai berikut :
a. Memperoleh akses atas informasi tentang Puskesmas secara tepat waktu
dan lengkap.
b. Memperoleh imbalan jasa bulanan berupa honorarium yang besarnya
ditetapkan dengan peraturan Bupati .
c. Memilki sekretaris dewan pengawas yang dapat menjalankan fungsi
kesekretariatan secara memadai apabila diperlukan.
Semua biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas dewan pengawas
dibebankan kepada Puskesmas dan secara jelas dimuat dalam rencana kerja dan
anggaran Puskesmas.
11
3. Struktur Organisasi PPK-BLUD
Struktur Organisasi Puskesmas Leuwisari ditetapkan berdasarkan SK Bupati No…
31. Tahun 2009 tentang tentang susunan Organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat.Tasikmalaya .
Pembentukan dan Susunan Organisasi PUSKESMAS LEUWISARI sebagai berikut :
a. Pejabat Pengelola Puskesmas
b. Pejabat Keuangan
1. Umum dan Kepegawaian,
2. Inventaris Barang
3. Keuangan
c. Pejabat Teknis
1. Upaya Kesehatan wajib, terdiri dari :
12
Bagan struktur organisasi PUSKESMAS LEUWISARI ( lihat di lampiran)
4. Uraian Tugas
4.1 Pejabat Pengelola Puskesmas
Pimpinan BLUD (Puskesmas RBI) adalah seorang Pejabat Pengelola Puskesmas.
Pejabat Pengelola adalah pimpinan tertinggi sebagai penanggung jawab umum
operasional dan keuangan puskesmas yang bertanggungjawab kepada Pemeintah
Daerah Kabupaten melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya.
Pejabat Pengelola memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut :
a) Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD.
b) Menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD.
c) Menyiapkan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan.
d) Mengusulkan calon pengelola keuangan dan pelaksana teknis kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya sesuai ketentuan yang berlaku.
e) Menetapkan pengelola lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pengelola
yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
f) Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional dan
keuangan BLUD kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan
13
g. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
organisasi perencanaan, tata usaha umum dan kepegawaian, serta
keuangan.
h. Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai
dengan bidangnya .
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan BLUD (Pejabat
Pengelola Puskesmas)
4.3 Pejabat Teknis
Pejabat Teknis pada Puskesmas merupakan Upaya Pelayanan Kesehatan yang
terdiri dari :
a. Upaya Kesehatan Wajib
Terdiri dari 6 Program Kesehatan yang wajib dijalankan oleh Puskesmas terdiri dari:
Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA - KB, Gizi, P2M dan Pengobatan.
Penanggung jawab pelaksanaan masing – masing program diatas adalah
seorang koordinator, adapun tugas pokoknya adalah sebagai berikut :.
1. Koordinator Pomosi Kesehatan ( Promkes )
Menggerakan dan membimbing masyarakat dalam wilayah kerja
Puskesmas
Meningkatkan Promotif lintas sector secara kesinambungan
2. Koordinator Kesehatan Lingjkungan ( Kesling )
Mengkoordinir dan menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan
kesehatan lingkungan sesuai standar yang telah ditentukan.
3. Koordinator KIA – KB
Menyelenggarakan pelayanan KIA dan KB di puskesmas.
4. Koordinator Gizi
Mengamati keadaan gizi masyarakat dan mengupayakan perbaikan
gizi masyarakat.
5. Koordinator Pembrantasan Penyakit Menular ( P2M )
Membantu pimpinan melakukan pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular langsung ( TBC ) dan bersumber binatang ( Malaria
dan DHF ).
6. Koordinator Pengobatan
Mengkoordinir penyelenggaraan, pemeriksaan dan pengobatan rawat
jalan.
14
Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di puskesmas dibentuk satuan
pelaksana pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan dan ketersediaan sumber daya;
1) Untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan pada
satuan pelayanan kesehatan ditetapkan satu orang koordinator pelayanan.
2) Koordinator sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Pejabat Pengelola
PUSKESMAS LEUWISARI
3) Koordinator sebagaimana dimaksud berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada Pejabat Pengelola PUSKESMAS LEUWISARI dan bukan
jabatan struktural
4) Koordinator pelayanan mempunyai tugas dan tanggung jawab::
1. Mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana kerja dan anggaran dan
dokumen pelaksanaan anggaran DPA puskesmas
2. Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan standar dan
prosedur pelayanan kesehatan
3. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan pada satuan
pelaksana pelayanan kesehatan
4. Melaksanakan penanganan keluhan pelanggan pelayanan kesehatan
5. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan di
puskesmas pembantu
6. Melakukan koordinasi kesehatan masyarakan dengan unit terkait
7. Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi yang
telah ditetapkan dinas kesehatan
8. Mengkoordinasikan laporan puskesmas induk dan satuan pelaksana
pelayanan kesehatan
9. Melaporkan pelaksanaan tugas koordinator pelayanan Satuan pelaksana
pelayanan kesehatan sebagaimana di maksud adalah :
Satuan pelaksana pelayanan medis umum
Satuan pelaksana pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Satuan pelaksana pelayanan kesehatan ibu dan anak dan
Satuan pelaksana pelayanan gadar dan bencana
15
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
Terdiri dari 9 Program Kesehatan yang masing – masing programnya di laksanakan
oleh seorang koordinator yang memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1. Koordinator Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )
- Membina dan mengawasi upaya kesehatan sekolah yang ada di wilayah kerja
Puskesmas.
2. Koordinator Kesehatan Olahraga
- Membina dan mengawasi upaya kesehatan yang berhubungan dengan
kegiatan olahraga.
3. Koordinator Kesehatan Kerja
- Membina kesehatan, keselamatan pekerja, serta lingkungan tempat kerja yang
sehat.
4. Koordinator Kesehatan Gigi & Mulut
- Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pencegahan penyakit gigi dan
mulut dalam wilayah kerja puskesmas.
5. Koordinator Kesehatan Mata
- Membantu pimpinan dalam upaya pelayanan kesehatan mata di wilayah kerja
puskesmas.
6. Koordinator Kesehatan Usia Lanjut ( Usila )
- Melaksanakan kegiatan pembinaan, perawatan, pemeriksaan penyuluhan
kesehatan kepada penduduk usia lanjut di wilayah kerja puskesmas.
7. Koordinator Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
- Membantu pimpinan dalam membina kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat di luar gedung puskesmas.
8. Koordinator Kesehatan Tradisional
- Membina dan mengawasi pelayanan kesehatan dan pengobatan tradisional
yang ada di wilayah kerja puskesmas.
16
2. Koordinator Pencatatan dan Pelaporan ( SP2TP)
- Menyiapkan laporan, perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan
puskesmas serta membantu pimpinan dalam proses menajemen yang ada di
puskesmas.
3. Koordinator Farmasi
- Mengkoordinir penyelenggaraan Apotek puskesmas, termasuk administrasi
obat-obattan serta penyimpannya.
d. Puskesmas Pembantu
Tenaga Puskesmas Pembantu terdiri dari bidan dan perawat kesehatan yang
dalam kesehariannya memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan sebagian kegiatan pokok Puskesmas sesuai dengan
kompetensi tenaga dan peralatan yang dimiliki.
2. Menyusun dan mengajukan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen
pelaksanaan anggaran (DPA) Puskesmas Pembantu sebagai bagian dari
rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran
(DPA) Puskesmas Induk
3. Sebagai unsur penunjang kegiatan Puskesmas dalam mendekatkan dan
meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di
wilayah kerja puskesmas
4. Merujuk penderita / klien sesuai dengan kebutuhan kepada dokter
Puskesmas, dokter rumah sakit terdekat yang diperkirakan mempunyai
kemampuan mengatasi kasusnya
5. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada posyandu serta kegiatan
peran serta masyarakat di wilayah kerjanya
6. Melaporkan adanya kejadian luar biasa dalam waktu 24 jam kepada Pejabat
Pengelola Puskesmas untuk diteruskan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kota
7. Menghimpun catatan/ register kegiatan ( Pelaporan ) untuk disampaikan
kepada Pejabat pengelola Puskesmas sebagai atasan langsung.
17
BAB III
PROSEDUR KERJA
18
6) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
3. Prosedur Perencanaan SDM, Peralatan,dan Sarana Kesehatan Lainnya
a. Perencanaan SDM Kesehatan
b. Perencanaan Peralatan Kesehatan
c. Perencanaan Sarana Kesehatan Lainnya
B. Pelayanan Medis
1. Pelayanan Rawat Jalan
a. Poliklinik
Poliklinik Rawat Jalan terdiri dari Klinik Umum,Klinik Gigi ,KIA
Prosedur rawat jalan pada poliklinik menguraikan langkah-langkah pemberian
pelayanan kepada pasien rawat jalan mulai dari pemilahan kelompok pasien,
pendaftaran dan pembayaran jasa layanan, dan pemberian layanan kesehatan
pada masing-masing poli, serta tindakan lanjutan yang diperlukan oleh pasien.
Prosedur rawat jalan melalui Poliklinik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
b. Unit Gawat Darurat
PUSKESMAS LEUWISARI belum memiliki ruang khusus unit gawat darurat,Tetapi
PUSKESMAS LEUWISARI memiliki Ruang Tindakan Medik untuk mengatasi
tindakan kegawat daruratan Pelayanan Primer. Prosedur pada penanganan kasus
Gawat Darurat menguraikan langkah-langkah mengutamakan penanganan pasien
yang sifatnya gawat dan darurat sejak pasien datang hingga tindakan lanjutan yang
diperlukan pasien seperti dirujuk ke rumah sakit. Prosedur rawat jalan melalui UGD/
unit tindakan medis selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
C. Pelayanan Penunjang Medis
a. Laboratorium
Prosedur penunjang medis menguraikan pemberian layanan berupa layanan
laboratorium, kepada pasien sesuai surat pengantar dari Poliklinik BP, KIA-KB, UGD.
Prosedur pemberian layanan penunjang medis selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
b. Apotek
Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan penyediaan obat-obatan
kepada pasien sesuai resep dari Poli Rawat ,UGD dan pelayanan di luar gedung seperti
kegiatan puskesmas keliling, perkesmas, dan posyandu (balita dan lansia).
Prosedur layanan obat di apotik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
D. Pelayanan Non Medis
1. Prosedur Pelayanan Gizi
19
Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi berupa penyuluhan
PUGS, konseling atau klinik gizi untuk terapi diet untuk pasien Poliklinik, dan dalam
bentuk perencanan dan pengolahan makanan biasa/khusus.
Prosedur pelayanan gizi selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
2. Prosedur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan tindakan pemeliharaan
atau perbaikan terhadap sarana dan prasarana kedokteran/kesehatan sesuai jadwal
yang telah ditetapkan atau berdasarkan laporan dari users, baik dilakukan sendiri
atau oleh pihak lain, dan pembuatan laporan penyelesaian pekerjaan.
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana selengkapnya dapat dilihat pada
SOP.
3. Prosedur Pelayanan Pusling
Prosedur pelayanan pusling menguraikan pemberian layanan ambulance bagi
pasien yang memerlukannya dalam rangka rujukan ke rumah sakit.
Prosedur pelayanan ambulance selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
4. Prosedur Rekam Medik
Prosedur rekam medik menguraikan proses penanganan data pasien mulai dari
pemeriksaan kelengkapan dokumen/data pasien, pengkodean, pengindeksan, dan
pengarsipan.
Prosedur rekam medik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
5. Prosedur Kesehatan Lingkungan
Prosedur kesehatan lingkungan menguraikan langkah-langkah pemeriksaan air
limbah, limbah padat berbahaya, serta air bersih secara berkala dengan
berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
Prosedur kesehatan lingkungan selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
20
BAB IV
PENGELOMPOKAN FUNGSI
21
BAB V
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan kebijakan
yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya manusia pada suatu
organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas
yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien,
efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan pegawai pada posisi terhormat
yaitu sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya
baik saat penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.
1. Aparatur Sipil Negara pada Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu merupakan
Pegawai Aparatur sipil Negara di perbantukan di Daerah.
2. Pengelolaan kepegawaian sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan kepegawaian negara.
3. Dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Puskesmas Induk dan Puskesmas
Pembantu mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah melalui BKPLD berkoordinasi
kepegawaian Dinas Kesehatan.
4. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dapat mepunyai
pegawai non Pegawai Negeri Sipil.
5. Pengelolaan pegawai non Aparatur Sipil Negara dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
A. Perkembangan Jumlah SDM
Peningkatan SDM dalam jumlah yang cukup memadai merupakan salah satu
kebijakan manajemen untuk mewujudkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
di wilayah kerja PUSKESMAS LEUWISARI dan sekitarnya. Jumlah SDM
disesuaikan dengan tugas, fungsi dan beban kerja yang ada sehingga operasional
puskesmas dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
B. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dari gambaran kondisi sumber daya manusia tersebut di atas, maka program
pengembangan sumber daya manusia PUSKESMAS LEUWISARI lima tahun ke depan
diarahkan pada pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio yang ideal, hal ini juga
terkait dengan kelengkapan sarana medis, kecukupan dana, kesiapan gedung, fasilitas
pendukung, dan lain-lain. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan
agar memenuhi kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
22
agar pelayanan kesehatan kepada pasien/masyarakat dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan puskesmas
dengan tetap memperhatikan penempatan pegawai dari Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya.
1) Program Pengembangan
Program pengembangan SDM Puskesmas Leuwisari dijabarkan sebagai berikut: .
a. Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan kemampuan
SDM baik tenaga medis, paramedis maupun administrasi melalui kegiatan
penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel, seminar, simposium, lokakarya, penulisan
buku, studi banding, dll.
b. Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang potensial, terutama ke
jenjang S1.
2) Pola Rekruitmen
Dokter, tenaga fungsional dan tenaga administrasi PUSKESMAS LEUWISARI dapat
terdiri dari Apatur sipil Negara maupun tenaga profesional non Aparatur Sipil Negara
sesuai dengan kebutuhan puskesmas.
Pola rekrutmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non medis pada
Puskesmas adalah sebagai berikut:
(1) SDM yang berasal dari Apaatur Sipil Negara (ASN)
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan
Puskesmas dilaksanakan berdasarkan Petunjuk Teknis Pengadaan Calon Pegawai
Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Persiapan Pengadaan Calon PNS
b. Pendaftaran
c. Pelaksanaan Ujian
d. Penentuan kelulusan
e. Pengangkatan
f. Pengendalian dan Pengawasan
g. Ketentuan Lain
(2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Rekrutmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong atau adanya
perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang sangat
mendesak yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah
Daerah.
23
b. Tujuan rekrutmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang profesional, jujur,
bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi sesuai dengan tugas yang akan
diduduki sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan serta mencegah terjadinya
unsur KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dalam rekrutmen SDM
DATA KETENAGAAN
DI UPTD PUSKESMAS LEUWISARI TAHUN 2015
No. Jenis Ketenagaan Puskesmas Pustu Jumlah Ket.
1 MKM/Ka.Puskesmas 1 0 1
2 Dokter Umum 1 0 1
3 Dokter Gigi 1 0 1
4 Sarjana Keperawatan 2 1 3
5 Sarjana Kesmas 1 0 1
6 S1/Kasubag TU 1 0 1
7 D-III Farmasi 0 0 0
8 Apoteker 0 0 0
9 D-III Fisio Teraphy 0 0 0
10 SPAG / D-III Gizi 1 0 1
11 D-III Perawat Gigi 1 0 1
12 SPRG 0 0 0
13 SPK 0 0 0
14 D-III Perawat 3 0 3
15 D-III Kebidanan 10 0 10
16 D-III Analis 0 0 0
17 D1 Kebidanan 0 0 0
18 Sanitarian 1 0 1
19 Pelaksana/SMA 2 0 2
20 Bendahara 0 0 0 0
Perngelola
21 0 0 0 0
Keuangan/Akuntansi
21 Bidan PTT 3 0 3 2 Poskel
23 Tenaga Sukarela / TKS 6 2 8
Jumlah total 34 3 37
Jumlah seluruh staff UPTD puskesmas Leuwisari Terdiri dari 26 PNS, 3 Bidan PTT
dan 8 Tenaga sukarelawan. Berdasarkan hasil analisis jabatan yang dihitung dari waktu
penyelesaian tugas dikali waktu kerja efektif dibagi dengan kerja, maka kebutuhan
tenaga di UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya
seharusnya adalah 35 Orang PNS.
Demikian kekurangan tenaga PNS sebanyak 9 orang. Dibandingkan jumlah tenaga
dengan kerja yang dihadapi maka proporsi SDM dirasa masih kurang ideal.
Kondisi Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Secara umum kualifikasi sumber daya manisia di UPTD Pelayanan Kesehatan
Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2014 dibawah standar
24
kebutuhan minimal yang dianalisis melalui beban kerja. Jumlah Sumber Daya Manusia
berdasarkan Jenjang Pendidikan, Di UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan Leuwisari
Kabupaten Tasikmalaya
Tabel Jumlah SDM Menurut Jenjang Pendidikan
Di UPTD Puskesmas Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015
Jenjang Kedokteran Kesehatan Non Jumlah
Pendidikan Kesehatan
S2/ S3 - 1 - 1
S1 2 5 1 8
D4 - 1 - 1
D3 - 16 - 16
SMA Sederajat - 2 2
SMP Sederajat - - - -
SD Sederajat - - - -
Kepala Puskesmas 0 0 1
Kasubag TU 0 1 0
Dokter 0 0 1
Dokter Gigi 0 1 0
Perawat Ners 0 1 1
Perawat 2 2 1
Penyuluh Kesehatan 0 0 0
Perawat Gigi 0 1 0
Bidan 5 5 0
Sanitarian 0 1 0
25
Tenaga Gizi 0 1 0
Tenaga Analis 0 0 0
Tenaga Administrasi/ 0 2 0
Pengelola Aset
Dari gambaran kondisi sumber daya manusia tersebut diatas, sumber daya yang
ada saat ini belum mamadai maka program pengembangan sumber daya manusia PPK
BLUD UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan Puskesmas Leuwisari Kabupaten
Tasikmalaya lima tahun kedepan diarahkan pada pemenuhan jumlah SDM agar berada
pada rasio yang ideal antara program yang dilaksanakan dan beban kerja dengan SDM
yang ada. Ketersediaan SDM ditentukan oleh beban kerja, kelengkapan sarana,
prasarana, kecukupan dana, kesiapan gedung, fasilitas pendukung dll. Selain itu
pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar memenuhi kualifikasi SDM
sesuai dengan peraturan perunang-undangan yang berlaku agar pelayanan kesehatan
kepada pasien/ masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Kondisi saat ini pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di UPTD Puskesmas
Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya sangat tergantung dengan penempatan
karyawan (dropping) dari Pemda Kabupaten Tasikmalaya. Dengan diberlakukanya
PPK-BLUD kebutuhan tenaga medis (Dokter, Dokter Gigi), Paramedis dan tenaga non
medis lainya Bendahara,tenaga Akuntasi pengelola keuangan di UPTD Puskesmas
Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya dapat terpenuhi dengan melaksanakan
rekutmen sesuai Peraturan Bupati yang mengaturnya.
Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Puskesmas merupakan salah satu
“gate keeper” dalam upaya kesehatan perorangan sehingga jumlah dokter yang
memadai sangat penting bagi Puskesmas. Keberadaan dokter mencerminkan
pelayanan maksimal apa yang dapat diberikan UPTD Pelayanan Kesehatan kepada
masyarakat atau pasien. Pelayanan yang maksimal menunjukan capaian kinerja yang
emuaskan bagi UPTD Pelayanan Kesehatan itu sendiri. Jumlah staff UPTD Pelayanan
Kesehatan pada tahun 2015 sebanyak 38 orang diproyeksi bertambah sebanyak …..
orang pada tahun 2018 sehingga jumlah staff sesuai dengan standar kebutuhan yang
telah ditetapkan.
26
Pemberian penghargaan dan sanksi kepada karyawan bertujuan mendorong
motivasi dan produktivitas maka UPTD Pelayanan Kesehatan menerapkan kebijakan
tentang imbal jasa bagi pegawai yang mempunyai inerja baik dan sanksi bagi pegawai
yang tidak memenuhi ketentuan atau melanggar peraturan yang ditetapkan, yaitu :
a. Kenaikan pangkat PNS merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja
dan pengabdian pegawai yang bersangkutan terhadap Negara berdasarkan
kenaikan pangkat regular dan kenaikan pangkat pilihan sesuai dengan ketentuan
Badan Kepegawaian Daerah Penda Kabupaten Tasikmalaya
b. Pegawai Non PNS yang terdiri dari pegawai Tidak Tetap (PTT) yang merupakan
kategori I dan tenaga honorer yang termasuk kategori II diberi rekomendasi untuk
menjadi CPNS cebagai penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja yang
bersangkutan.
c. Mutasi PNS dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dengan tujuan untuk peningkatan
kinerja dan pengembangan karir dengan mempertimbangkan :
1. Penempatan seseorang pada pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan
keterampilanya
2. Masa kerja pada unit tertentu
3. Pengalaman pada bidang tugas tertentu
4. Kegunaanya dalam menunjang karir
5. Kondisi fisik dan psikis pegawai
d. Sanksi diberikan pada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin pegawai,
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
3) Disiplin Pegawai
a) SDM yang berasal dari PNS
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalm peraturan perundang-
undangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan
dijatuhi hukuman disiplin. Berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin
Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner, pegawai
negeri sipil yang bersangkutan akan di jatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat
hukuman disiplin yang terdiri dari : hukuman disiplin ringan, sedang dan berat.
27
Adapun jenis hukuman disiplin sesuai dengan tingkatannya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas : teguran lisan, teguran tertulis
dan pernyataan tidak puas secara tertulis.
Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas : penundaan kenaikan gaji
berkala selama 1 tahun, penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun
dan penundaan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
28
BAB VI
KEBIJAKAN
29
Pejabat Pengelola menetapkan organisasi dan pengelola yang berwenang dalam
penatausahaan dan akuntansi pengelolaan keuangan BLUD.
Output sistem berupa laporan keuangan BLUD, khususnya pada akhir semester dan
akhir tahun dikonsolidasikan dengan laporan keuangan pemerintah daerah sesuai
Standar Akuntansi Pemerintahan yang berlaku.
4. Remunerasi
Bupati menetapkan Remunerasi atas usulan Pejabat BLUD melalui Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Tasikmalaha yang diberikan dalam bentuk gaji, tunjangan tetap,
honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan/atau pension. Adapun faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan Remunerasi adalah :
a. Jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat pelayanan, serta produktivitas
b. Pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis
c. Kemampuan Pendapatan BLUD
d. Kinerja Operasional BLUD dengan mempertimbangkan antara lain Indikator
keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat bagi masyarakat.
Remunerasi pejabat pengelola BLUD dan pegawai BLUD diberikan berdasarkan
indikator penilaian:
a. pengalaman dan masa kerja
b. jabatan yang disandang
c. resiko kerja
d. tingkat kegawatdaruratan
e. Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku
f. Hasil/capaian Kinerja
30
BAB VII
PROSES TATA KELOLA
31
10 Rencana pemberhentian dengan alasannya sebagaimana dimaksud dalam
point 9 diberitahukan secara tertulis oleh Bupati kepada anggota Pejabat
Pengelola yang bersangkutan.
11 Keputusan pemberhentian ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi
kesempatan membela diri secara tertulis dan disampaikan kepada Bupati paling
lambat dalam jangka waktu satu bulan terhitung sejak Pejabat Pengelola yang
bersangkutan diberitahu secara tertulis.
12 Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka Pejabat Pengelola
yang bersangkutan dapat menjalankan tugasnya namun tidak boleh membuat
keputusan/kebijakan strategis.
13 Jika dalam jangka waktu dua bulan terhitung sejak tanggal penyampaian
pembelaan diri Bupati tidak memberikan keputusan pemberhentian Pejabat
Pengelola tersebut, maka rencana pemberhentian tersebut menjadi batal.
14 Kedudukan sebagai Pejabat Pengelola berakhir dengan dikeluarkannya
keputusan pemberhentian oleh Bupati.
B. Program Pengenalan
1 Pejabat Pengelola yang baru wajib diberikan program pengenalan mengenai
BLUD Puskesmas.
2 Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan Pejabat
Pengelola yang baru berada pada Pimpinan BLUD (Kepala UPT Puskesmas).
3 Program pengenalan meliputi:
3.1 Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik pada BLLUD Puskesmas.
3.2 Gambaran mengenai BLUD Puskesmas berkaitan dengan tujuan, sifat dan
lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasional, strategi, dan masalah-
masalah strategis lainnya.
4.2 Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit
internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal.
4.3 Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Pejabat Pengelola.
32
3. Pejabat Pengelola wajib menyampaikan RBA yang telah disetujui DPRD kepada
PPKD untuk dimintakan pengesahan menjadi DPA selambat-lambatnya bulan
Desember tahun anggaran yang bersangkutan.
4. Walikota melalui Sekretaris Daerah, PPKD, Tim Anggaran Eksekutif memberikan
masukan-masukan penyusunan RSB dan RBA, serta melakukan pembahasan
bersama dengan Pejabat Pengelola sebelum memberikan persetujuannya.
5. Pejabat Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan RSB dan RBA serta
melaksanakan evaluasi dan pengendaliannya.
6. Perubahan RBA yang melampaui ambang batas maksimal harus disetujui oleh
Bupati, dan dilakukan melalui mekanisme perubahan APBD.
7. Walikota melalui Sekretaris Daerah memantau pelaksanaan RBA dan
kesesuaiannya dengan RSB, serta memberikan masukan-masukan dalam upaya
pencapaiannya.
D. Pendelegasian Wewenang
1 Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada Kepala Instansi/Unit
diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan pertimbangan untuk
menunjang kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
2 Kepala Instalasi harus melaksanakan wewenang yang didelegasikan tersebut
dengan penuh tanggungjawab dan memberikan laporan pelaksanaannya secara
berkala kepada Pejabat Pengelola.
3 Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk disesuaikan dengan tuntutan
perkembangan puskesmas.
4 Pendelegasian wewenang yang dilakukan tidak melepaskan tanggung jawab
pejabat pengelola.
E. Pengambilan Keputusan
1 Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah untuk
mufakat.
2 Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan stakeholders
puskesmas, risiko yang melekat, dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap
pengambil keputusan.
3 Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya memberikan masukan
peningkatan kinerja Puskesmas.
4. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa diadakan rapat,
asalkan keputusan itu disetujui secara tertulis.
5 Walikota dan Pejabat Pengelola harus konsisten dalam menjalankan keputusan-
keputusan yang telah ditetapkan.
33
F. Akuntansi dan Pelaporan
1. Direktur menyampaikan laporan keuangan BLUD Puskesmas sebagai SKPD (Entitas
Akuntansi) secara berkala setiap semester dan tahunan kepada Bupati dengan
tembusan PPKD.
1.1 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja atau Laporan Operasional
Semester Pertama disertai dengan prognosis untuk enam bulan berikutnya
sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggungjawabnya.
1.2 Laporan disiapkan oleh Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas dan disampaikan
kepada Pimpinan BLUD selaku Pengguna Anggaran untuk ditetapkan sebagai
laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja atau laporan operasional
semester pertama serta prognosis untuk enam bulan berikutnya paling lama lima
belas hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
1.3 Pejabat Pengelola Puskesmas menyampaikan laporan realisasi anggaran
pendapatan dan belanja atau laporan operasional semester pertama BLUD
Puskesmas serta prognosis untuk enam bulan berikutnya kepada Bupati melalui
PPKD sebagai dasar penyusunan laporan realisasi APBD semester pertama
paling lambat duapuluh hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran
berkenaan berakhir.
1.4 Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas menyiapkan laporan keuangan puskesmas
tahun anggaran berkenaan dan disampaikan kepada Pejabat Pengelola
Puskesmas untuk ditetapkan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran SKPD.
1.5 Laporan keuangan BLUD puskesmas tahunan terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran atau Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan
Atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan BLUD Puskesmas tersebut dilampiri
dengan surat pernyataan Pejabat Pengelola Puskesmas bahwa pengelolaan
keuangan BLUD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan dengan
sistem pengendalian intern yang memadai dan standar akuntansi keuangan dan
pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Laporan
Keuangan BLUD setidak-tidaknya terdiri dari:
1.5.1 Laporan realisasi anggaran/laporan operasional yang berisi informasi jumlah
pendapatan dan biaya BLUD selama satu periode.
1.5.2 Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.
34
1.5.3 Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan / atau pembiayaan yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas
selama periode tertentu; dan
1.5.4 Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan keuangan disertai laporan mengenai kinerja.
1.6 Laporan keuangan BLUD Puskesmas tahunan disampaikan kepada Walikota
melalui PPKD paling lambat satu bulan setelah tahun anggaran berakhir.
1.7 Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala kepada Bupati melalui
PPKD, untuk dikonsolidasikan dengan laporan pemerintah daerah secara
berkala paling lambat dua bulan setelah periode pelaporan berakhir. Laporan
keuangan BLUD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah daerah.
2 Setiap transaksi keuangan BLUD harus diakuntansikan dan dokumen
pendukungnya dikelola secara tertib.
3 Akuntansi dan pelaporan keuangan BLUD disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Dalam rangka
konsolidasi dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terlebih dulu harus
dilakukan penyesuaian atau dikonversikan ke Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) dan mengacu pada Permendagri nomor 13 Tahun 2006.
4 Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan
Tahunan dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.
5 Selain penyampaian laporan keuangan untuk tujuan internal maupun eksternal,
Pejabat Pengelola menetapkan ketentuan dan mekanisme penyampaian laporan
non keuangan atau laporan kinerja sebagai pertanggungjawaban setiap bidang
dalam suatu sistem pengendalian internal yang memadai.
G. Penilaian Kinerja
1. Bupati menilai kinerja puskesmas dan Pejabat Pengelola melalui mekanisme yang
telah ditetapkan.
2. Kinerja puskesmas yang dinilai sesuai dengan sasaran berikut indikator kinerja
keberhasilan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis yang
dilaporkan secara berkala.
3. Penilaian kinerja puskesmas dilakukan secara berkala dan dapat menjadi dasar
pertimbangan Bupati untuk memutuskan peningkatan/penurunan atau pencabutan
status BLUD Puskesmas.
35
4. Kinerja Pejabat Pengelola dievaluasi secara berkala pada setiap akhir tahun
anggaran atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan oleh Bupati dengan
menggunakan kriteria penilaian yang umum berlaku dalam puskesmas.
5. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan tolok ukur kinerja masing-masing
pengelola program untuk mendukung kinerja puskesmas.
6. Penilaian kinerja terhadap bidang dilakukan setiap tahun dan dilakukan secara
transparan.
H. Pengendalian Internal
1 Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian Internal yang efektif
untuk mengamankan investasi dan aset puskesmas, serta membantu manajemen
dalam hal:
1. Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of assets);
2. Menciptakan keakuratan data akuntansi;
3. Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan praktek bisnis
yang sehat
2 Sistem Pengendalian Internal antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut :
2.1 Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan terstruktur, yang terdiri dari:
2.1.1 Integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai
2.1.2 Filosofi dan gaya manajemen;
2.1.3 Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan
dan tanggung jawabnya;
2.1.4 Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia;
2.1.5 Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola
2.2 Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,
menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha relevan;
2.3 Aktivitas Pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu
proses pengendalian terhadap kegiatan puskesmas pada setiap tingkat dan unit
dalam struktur organisasi, antara lain mencakup kebijakan dan prosedur yang
membantu manajemen melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa
tindakan penting dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai
sasaran puskesmas. Kegiatan pengendalian termasuk serangkaian kegiatan
seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja,
pembagian tugas dan keamanan terhadap asset puskesmas.
2.4 Sistem Informasi dan Komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan keuangan
mengenai kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas ketentuan dan
36
peraturan yang berlaku pada puskesmas, yang memungkinkan Pejabat Pengelola
dan Manajemen untuk menjalankan dan mengendalikan kegiatan usahanya.
Laporan tidak hanya berhubungan data internal, tetapi juga informasi tentang
kejadian eksternal, kegiatan dan kondisi penting untuk menginformasikan
pengambilan keputusan dan laporan eksternal.
2.5 Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal,
termasuk fungsi audit internal pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi
puskesmas, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal, dengan ketentuan
bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Pejabat Pengelola dan
tembusannya kepada Dewan Pengawas.
I. Pengadaan Barang dan Jasa
1. Pengadaan barang dan jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif,
transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktik bisnis yang
sehat.
2. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan mekanisme pengadaan barang dan
jasa dengan memperhatikan pemerataan kesempatan berusaha, ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengendalian yang memadai.
3. Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh pelaksana pengadaan yang dapat
berbentuk pejabat, tim/panitia atau unit yang dibentuk oleh Pejabat Pengelola
Puskesmas yang ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan pengadaan
barang dan / atau jasa guna keperluan BLUD Puskesmas.
4. Pelaksana pengadaan terdiri dari personil yang memahami tatacara pengadaan,
substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan
dan membuat laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada pejabat
pengelola.
J. Informasi dan Komunikasi
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Pejabat Pengelola, dan stakeholders
lainnya berhak memperoleh informasi yang lengkap dan akurat mengenai
puskesmas secara proporsional.
2. Pejabat Pengelola bertanggungjawab untuk memastikan agar informasi mengenai
puskesmas diberikan kepada Bupati dan stakeholders lainnya secara tepat waktu
dan lengkap.
3. Pejabat Pengelola Puskesmas melakukan komunikasi secara efektif dengan
sesama Pejabat Pengelola, dan Bupati melalui media komunikasi yang tepat dan
efisien.
4. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan kebijakan mengenai komunikasi dan
pengelolaan informasi termasuk klasifikasi kerahasiaan informasi.
37
K. Pelaksanaan Audit
1 Pelaksanaan audit atas pertanggungjawaban pengelolaan keuangan BLUD
Puskesmas dilakukan oleh BPK sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku atau dengan persetujuan Bupati dapat meminta BPKP Perwakilan
Provinsi Jawabarat untuk melakukan audit. Audit terhadap laporan keuangan
puskesmas oleh Auditor Eksternal tersebut bertujuan untuk memberikan pendapat
atas kewajaran penyajian laporan keuangan secara independen dan profesional.
2 Puskesmas harus menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang yang
diperlukan oleh Auditor Eksternal.
3 Auditor Eksternal menyampaikan laporan hasil audit kepada Bupati dan Pejabat
Pengelola Puskesmas secara tepat waktu.
4 Pejabat Pengelola Puskesmas menindak lanjuti laporan hasil audit yang
dilaksanakan Auditor Eksternal dan melaporkan perkembangan tindak lanjut
tersebut kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.
5 Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan memantau perkembangan tindak lanjut
atas laporan hasil audit Auditor Eksternal.
6 Inspektorat Kota Bandar Lampung sesuai tupoksinya melakukan audit kinerja atas
penyelenggaraan dan pengelolaan BLUD Puskesmas secara berkala sesuai PKPT
yang disusun. Hasil audit atas kinerja dilaporkan kepada Bupati dan Pejabat
Pengelola Puskesmas secara tepat waktu.
7 Tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit kinerja menjadi tanggung jawab
Pejabat Pengelola Puskesmas dan melaporkan perkembangan tindak lanjut
tersebut kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota.
38
3. Risalah rapat harus dibuat setiap menyelenggarakan rapat dan penyusunannya
memperhatikan dinamika rapat termasuk adanya dissenting comments (perbedaan
pendapat) yang sampai dengan berakhirnya rapat tidak diperoleh kata sepakat.
4. Risalah asli harus didokumentasikan dan disimpan oleh Pejabat Keuangan
puskesmas (pihak yang diberi wewenang) dan harus selalu tersedia bila
diperlukan.
39
3.2 Setiap kebijakan puskesmas yang terkait dengan pegawai disusun secara
transparan, mengakomodasi kepentingan pegawai dan peraturan perundang-
undangan yang terkait.
3.3 Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai atau perjanjian dengan pegawai
dibuat secara tertulis dengan memuat hak dan kewajiban setiap pihak secara
jelas.
3.4 Sistem penilaian kinerja pegawai ditetapkan dan dilaksanakan secara adil dan
transparan.
3.5 Puskesmas menciptakan kondisi kerja dengan selalu memperhatikan tingkat
kesehatan dan keselamatan kerja pegawai.
3.6 Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan pegawai, puskesmas
menghormati hak asasi serta hak dan kewajiban pegawai sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3.7 Puskesmas memberi kesempatan yang sama tanpa membedakan senioritas,
gender, suku, agama, ras, dan antar golongan.
4. Pemerintah Selaku Regulator
4.1 Puskesmas harus mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan kegiatan puskesmas baik yang menyangkut layanan jasa,
pegawai, pelanggan, masyarakat sekitar, lingkungan, sesama pelaku usaha,
perpajakan, perbankan dan lain-lain.
4.2 Puskesmas selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang harmonis dan
konstruktif atas dasar kejujuran terhadap regulator serta penyelenggara negara
lainnya.
4.3 Puskesmas mendukung penerimaan negara dan daerah baik langsung
maupun tidak langsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4.4 Puskesmas akan selalu meningkatkan kualitas layanan dalam upaya memberikan
kontribusi terhadap pembangunan pelayanan Kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Leuwisari
5. Masyarakat Sekitar dan Lingkungan
5.1 Puskesmas memegang teguh asas kepedulian dan keadilan terhadap masyarakat
sekitar lingkungan operasional puskesmas.
5.2 Puskesmas memastikan bahwa dalam kegiatan usaha untuk pelayanan
kesehatan, telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan dan senantiasa
mempertimbangkan aspek lingkungan lainnya yang terkait.
5.3 Puskesmas selalu berusaha mendorong munculnya kebutuhan masyarakat atas
kesehatan lingkungan serta pengelolaan sampah medis secara khusus dalam
upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
40
N. Tanggung Jawab Sosial Puskesmas
1. Puskesmas harus melaksanakan fungsi sosial tanpa mempengaruhi mutu
pelayanan yang disediakan, antara lain berpartisipasi dalam penanggulangan
bencana alam nasional atau lokal dan melakukan misi kemanusiaan puskesmas.
2. Pengelola menetapkan dan menjalankan program yang terkait dengan
tanggung jawab sosial puskesmas secara periodik dan melaporkannya kepada
BUPATI.
3. Pengelola harus memastikan bahwa puskesmas selalu berupaya
mempedulikan kelestarian lingkungan alam dan lingkungan sosialnya sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
41
BAB VIII
KODE ETIK
42
BAB IX
PENUTUP
43