Anda di halaman 1dari 11

Virus Corona (COVID-19)

Infeksi virus corona (Covid-19) bisa memicu berbagai masalah pernapasan


Virus corona adalah kelompok besar virus yang menyebabkan berbagai jenis penyakit. Mulai
dari batuk pilek hingga penyakit yang lebih parah.Beberapa jenis virus corona yang pernah
menjadi wabah di dunia meliputi:

 Severe acute respiratory syndrome (SARS)

Wabah virus corona penyebab SARS (SARS-CoV) berawal di Guangdong, Cina pada tahun
2002, dan menyebar hingga ke 26 negara. Epidemi ini berakhir di 2003 dengan jumlah
penderita lebih dari 8.000 orang.

 Middle east respiratory syndrome (MERS)

Epidemi virus corona penyebab MERS (MERS-CoV) pertama dilaporkan pada 2012 di Arab
Saudi. Penyakit ini kemudian menyebar secara global dengan jumlah kasus sekitar 2.500
orang.Kemudian, ada pula jenis virus corona baru yang sedang sekarang menjadi pandemi
global. Virus ini bernama 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) atau dikenal dengan nama
Covid-19.

Covid-19 dan perkembangannya

Infeksi virus Covid-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan pada 31 Desember 2019. Virus ini
dapat menular antarmanusia.Hingga 9 Oktober 2020, jumlah penderita Covid-19 di Indonesia
mencapai 324.658 orang. Dengan jumlah kematian 11.677 jiwa.Sampai saat ini, para peneliti
di dunia terus bekerja sama untuk menggali informasi terkait virus baru ini, melacak
penyebaran infeksi, dan memberikan informasi terbaru terkait pencegahan penyebaran wabah
Covid-19. 
Virus Corona (COVID-19)
Dokter spesialis Paru, Penyakit Dalam
Gejala Batuk, sesak napas, anosmia
Faktor risiko Kontak dekat dengan penderita, riwayat bepergian
Metode diagnosis Rapid test, PCR, rontgen dada
Pengobatan Cukup istirahat, isolasi, pemberian obat
Obat Antivirus, analgesik
Komplikasi Pneumonia, gagal napas
Kesulitan bernapas, sakit dada terus-menerus, dada terasa
Kapan harus ke dokter?
ditekan
Gejala infeksi virus corona bervariasi, dari flu ringan hingga radang paru-paru
atau pneumonia. Keluhan-keluhan dapat muncul pada 2-14 hari setelah terjadi paparan
virus.Keluhan dapat membaik dengan mudah pada sebagian pasien. Namun sebagian pasien
lainnya bisa mengalami pemburukan gejala dengan cepat.

1. Gejala virus corona  umum

Gejala-gejala virus corona tersebut meliputi:

 Gangguan pada indera penciuman (anosmia) dan pengecap


 Demam
 Menggigil
 Batuk kering
 Sakit tenggorokan
 Sesak napas
 Nyeri otot
 Kelelahan

2. Gejala virus corona yang lebih jarang

Ada pula sederet keluhan lain yang lebih jarang terjadi dan menandakan infeksi virus corona.
Beberapa di antaranya meliputi:

 Gangguan pada kulit, contohnya bentol yang gatal serta bintil berair seperti cacar air
 Mual
 Muntah
 Diare

Baru-baru ini pun muncul berita bahwa ruam keunguan pada jari-jari kaki yang dialami oleh
beberapa penderita Covid-19. Tapi gejala yang disebut covid toes ini belum bisa dipastikan
sebagai tanda khas dari infeksi virus corona.Harap diingat bahwa tidak semua orang akan
mengalami gejala yang sama. Anda bisa saja didera sesak napas dan demam, tapi tanpa
keluhan mual atau muntah.Karena itu, perlu diagnosis medis yang memadai untuk
mendeteksi apakah Anda benar-benar terinfeksi virus corona atau tidak.Infeksi coronavirus
bisa mengancam nyawa apabila sudah menyebabkan komplikasi. Contohnya, pneumonia,
gagal napas, atau syok sepsis.Sementara kematian lebih rentan terjadi pada penderita lanjut
usia (lansia) dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah. 

Kenapa kondisi pengidap Covid-19 bisa memburuk secara


drastis?
Penderita Covid-19 pun dapat mengalami badai sitokin, yang akan memperburuk kondisinya.
Badai sitokin adalah keluarnya sitokin secara berlebihan dalam tubuh seseorang.Sitokin
merupakan protein yang berperan sebagai agen proinflamasi. Pada kondisi infeksi, protein ini
akan diproduksi untuk melawan antigen.Saat terjadi infeksi virus corona, tubuh akan
mengeluarkan sitokin dalam jumlah banyak. Akibatnya, permeabilitas pembuluh darah akan
meningkat. Kondisi ini menyebabkan cairan dan sel darah masuk ke alveolus (kantung udara
di paru-paru) sehingga terjadi sesak napas berat.Tak hanya itu, badai sitokin juga akan
menyebabkan pembekuan darah yang dapat memicu munculnya covid toes dan disseminated
intravascular coagulation (DIC). 
Sesuai namanya, penyebab infeksi corona atau Covid-19 adalah infeksi virus SARS-CoV-2.
Virus ini sejatinya merupakan, yakni virus corona jenis baru yang muncul di tahun 2019.Ada
dugaan bahwa virus SARS-CoV-2 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun
kemudian diketahui bahwa virus ini juga menyebar dari manusia ke manusia.

 
Proses penularan virus corona
Penularan Covid-19 yang utama adalah melalui percikan renik (droplet) yang keluar dari
saluran pernapasan manusia. Droplet ini menyembur ketika penderita batuk, bersin, atau
berbicara.Droplet yang mengandung virus kemudian dapat masuk ke dalam mulut atau
hidung orang lain di sekitarnya secara tidak sengaja dengan cara:

 Terhirup langsung ke dalam paru-paru


 Droplet hinggap di tangan atau permukaan benda di sekitar penderita, lalu orang lain
menyentuh tangan, benda, atau permukaan tersebut, kemudian menyentuh mata,
hidung, atau mulutnya sendiri

 
Siapa saja yang berisiko tinggi tertular Covid-19?
Orang-orang yang berisiko tinggi untuk mengalami tertular Covid-19 adalah sebagai berikut:

 Kontak dekat dengan orang yang sudah terinfeksi, seperti keluarga yang tinggal
serumah dengan penderita.
 Kontak minimal tujuh hari dengan pasien positif Covid-19.
 Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari batuk atau bersin dari penderita.
 Tidak sengaja menyentuh ludah dari pengidap infeksi corona yang membuang ludah
sembarangan.
 Menyentuh benda-benda yang telah terkontaminasi (contohnya, menyentuh gagang
pintu yang di tempat umum serta pegangan di bus maupun kereta, tombol lift), lalu
menyentuh area wajah seperti mata, hidung, atau mulut.
 Berjabat tangan dengan penderita.
 Memiliki profesi yang mengharuskan Anda melakukan kontak dengan banyak orang.
Contohnya, petugas kesehatan (dokter, perawat), polisi, tentara, sopir kendaraan
umum, petugas bandara, kurir, pejabat publik, pengemudi ojek online, dan
sebagainya.

Siapa saja yang lebih rentan untuk mengalami komplikasi


Covid-19?
Kelompok orang yang umumnya lebih rentan untuk mengalami komplikasi meliputi:

 Kalangan lanjut usia (lansia), yakni orang yang berusia 60 tahun ke atas
 Orang yang memiliki penyakit lain (prekondisi), contohnya penderita diabetes dan
penyakit jantung

Di Indonesia sendiri, pemerintah menyatakan bahwa kasus meninggal dunia karena Covid-19
paliing banyak pada penderita usia 30-59 tahun.Baca juga: Berapa Lama Virus Corona
Bertahan pada Permukaan Benda? 
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi atau menentukan diagnosis
Covid-19 meliputi:

 Tes cepat atau rapid test corona

Untuk mendeteksi virus corona dengan segera, telah tersedia tes cepat atau rapid test corona.
Tes ini merupakan skrining awal infeksi virus corona pada orang yang berisiko tinggi untuk
mengalaminya.Sampel yang digunakan adalah darah dari jari atau pembuluh darah vena.
Hasil tes ini bisa keluar dalam waktu 15 menit.Akan tetapi, tingkat keakuratan (sensitivitas)
rapid test sangat beragam, yaitu 33 hingga 93 persen. Orang yang memiliki hasil positif dari
tes ini akan direkomendasikan ke rumah sakit rujukan Covid-19 guna menjalani tes PCR atau
swab test corona.

 Rapid swab test


Rapid swab testatau tes antigen dilakukan dengan swab pada tenggorokan. Tes ini bertujuan
mendeteksi antigen (protein virus).Hasil pemeriksaan ini bisa keluar dalam waktu sekitar 30
menit. Tapi tingkat keakuratannya juga tergolong rendah, yaitu 34-80 persen.

 Antibody serology test

Seperti tes cepat corona, antibody serology test juga menggunakan darah dari pembuluh
darah vena sebagai sampel. Hasil tes ini dapat keluar dalam waktu 18 menit dengan tingkat
keakuratan yang berbeda-beda, tergantung pada kapan pasien menjalaninya.

 Tes PCR atau swab test corona

Tes PCR dilakukan dengan swab pada tenggorokan atau hidung. Pemeriksaan ini akan
menjadi tes konfirmasi dalam mendeteksi corona.Tes ini akan mendeteksi materi genetik
virus dengan tingkat keakuratan paling tinggi, yakni sebesar 91-98 persen.Selain rapid test
dan swab test corona, pasien juga bisa dianjurkan untuk menjalani:

 Rontgen dada untuk melihat adakah cairan pada paru


 CT scan dada guna melihat ada tidaknya gambaran ground-glass opacity pada paru-
paru

Kapan seseorang dianggap positif corona?


Kasus konfirmasi (seseorang yang didiagnosis positif corona) ditentukan ketika ada hasil tes
swab PCR yang positif.  Kasus konfirmasi ini dibagi menjadi dua jenis, yakni kasus
konfirmasi dengan gejala (simptomatik), dan kasus konfirmasi tanpa gejala
(asimptomatik).Bila pasien memperoleh hasil tes positif dari laboratorium regional,
konfirmasi ulang akan dilakukan oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof. Dr. Oemijati
– Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan.Hasil swab test corona umumnya
akan keluar dalam beberapa hari. Namun durasi ini akan tergantung pada kapasitas fasilitas
kesehatan tempat pasien menjalani pemeriksaan. 

Siapa saja yang dianjurkan untuk menjalani tes corona?


Pada 14 Juli 2020, Menteri Kesehatan RI memperkenalkan istilah baru dalam penanganan
kasus Covid-19. Istilah baru tersebut meliputi:

1. Kasus suspek

Yang termasuk kasus suspek adalah orang yang memiliki salah satu kriteria di bawah ini:

 Orang dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
 Orang dengan salah satu gejala ISPA dan memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probabel Covid-19 pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
 Orang dengan ISPA berat atau pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di
rumah sakit, dan tanpa penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Kasus suspek sebelumnya disebut dengan istilah PDP atau pasien dalam pengawasan. Orang
yang masuk ke dalam kategori PDP meliputi orang yang sudah dirawat oleh tenaga
kesehatan, yakni menjadi pasien karena menunjukkan gejala.

2. Kasus probable

Kasus probable adalah orang yang diyakini sebagai suspek dengan ISPA berat atau gagal
napas akibat alveoli paru-paru penuh cairan (ARDS). Kelompok ini juga meliputi orang yang
meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19, tapi belum ada hasil tes RT-
PCR.

3. Kontak erat

Kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi Covid-19. Riwayat kontak ini meliputi:

 Tatap muka maupun berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam
radius 1 m dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih, yang terjadi dua hari sebelum
dan 14 hari sesudah muncul gejala dan tanpa APD. Misalnya, dalam satu ruangan
serta transportasi umum.
 Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi, seperti bersalaman,
berpegangan tangan, dan lain-lain.
 Memberikan perawatan langsung pada kasus probable atau konfirmasi tanpa memakai
APD yang sesuai standar.
 Situasi lain yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal
yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.

Kontak erat sebelumnya lebih dikenal dengan istilah ODP atau orang dalam pemantauan.
Orang-orang yang masuk dalam kelompok ini merupakan orang yang belum menunjukkan
gejala sakit. 
Karena penyebabnya adalah virus, Covid-19 termasuk infeksi yang bisa sembuh dengan
sendirinya. Penanganan dilakukan dengan tujuan meringankan gejala dan mencegah
komplikasi.Hingga sekarang, para pakar medis masih terus melakukan riset dan
pengembangan untuk menemukan cara mengobati corona.Meski begitu, dokter umumnya
akan menganjurkan sederet upaya untuk meredakan gejala Covid-19 yang masih dapat
ditangani sendiri di rumah. Beberapa langkah mandiri tersebut meliputi:

 Melakukan isolasi mandiri di rumah dengan menerapkan protokol kesehatan dari


Kementrian Kesehatan.
 Banyak beristirahat.
 Minum banyak cairan, terutama air putih.
 Mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri tenggorokan, misalnya aspirin,
ibuprofen, dan paracetamol. Namun harap diingat bahwa aspirin tidak boleh diberikan
pada orang berusia di bawah 19 tahun. 
 Mandi air hangat atau menggunakan humidifier (alat pelembap udara) untuk
mengurangi nyeri tenggorokan.
Penderita juga dianjurkan untuk senantiasa memakai masker meski sedang di rumah.
Langkah ini sangat efektif dalam mencegah penularan.Sementara penderita dengan gejala
yang berat harus menjalani perawatan di fasilitas kesehatan, khususnya rumah sakit rujukan
Covid-19. Mereka akan mendapatkan terapi suportif, seperti ventilator (alat bantu
napas). Pada beberapa pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit, dokter akan
memberikan obat-obatan di bawah ini hingga hasil tes terbukti negatif:

 Terapi simptomatik sesuai dengan gejala


 Antibiotik empiris, yakni antibiotik golongan makrolide (azitromicin 1x500 mg
selama 5-7 hari) atau golongan fluroquinolone (levofloxacin 1x750 mg selama 7 hari)
 Obat antivirus
 Vitamin C dosis tinggi selama 14 hari
 Chloroquine phosphate pada pasien dengan gejala yang berat
 Hepatoprotektor (obat pelindung hati) bila ditemukan hasil tes SGOT dan SGPT
mengalami peningkatan
 Oba-obatan lain sesuai penyakit penyerta

Komplikasi virus corona (Covid-19)


Apabila tidak ditangani dengan segera dan saksama, komplikasi infeksi virus corona bisa
terjadi. Beberapa komplikasi ini meliputi:

 Pneumonia
 Acute respiratory distress syndrome
 Gagal ginjal
 Acute cardiac injury
 Kematian

Baca juga: Merokok Dapat Tingkatkan Infeksi Virus Corona dan Komplikasi 

Sampai sekarang, vaksin Covid-19 belum ditemukan. Karena itu, cara terbaik untuk
mencegah penyakit ini adalah menghindari paparan virus.

1. Langkah pencegahan Covid-19 secara umum

Beberapa upaya pencegahan penularan virus corona yang dapat Anda lakukan meliputi:
 Menjaga jarak (physical distancing)

Jarak yang dimaksud di sini adalah jarak fisik, yakni menjaga jarak fisik atau physical
distancing. Berkomunikasi sama sekali tidak dilarang, tapi jangan melakukannya dengan
bertemu atau bertatap muka secara langsung.Untuk menjaga agar komunikasi tetap lancar,
Anda bisa melakukannya melalui teknologi seperti internet. Misalnya, video call bersama
kerabat maupun teman. Dengan ini, hubungan sosial pun tetap terjaga.

 Meningkatkan daya tahan tubuh

Memperkuat sistem imun dapat dilakukan dengan langkah-langkah sederhana. Contohnya,


banyak makan sayur dan buah, rutin berolahraga di rumah, serta membersihkan rumah secara
teratur.Bagi Anda yang terbiasa berolahraga di luar rumah atau di gym, saatnya Anda mencari
alternatif latihan fisik di rumah. Misalnya, push up, yoga, angkat beban, dan banyak lagi.

 Lebih sering mencuci tangan

Gunakan air bersih yang mengalir dan sabun. Cucilah tangan Anda secara menyeluruh,
setidaknya 20-30 detik. Langkah ini termasuk dalam perilaku hidup bersih sehat (PHBS)
yang mudah diterapkan.Apabila terpaksa karena air dan sabun tidak tersedia, Anda bisa
menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol.

 Jangan sering menyentuh area mata, hidung, dan mulut

Bagian-bagian wajah tersebut memiliki membran mukosa yang bisa menjadi jalan masuk
virus ketika Anda tidak sengaja menyentuhnya dengan tangan yang sudah terkontaminasi.

 Menghindari kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi

Apabila ada orang di sekitar Anda yang mengidap infeksi virus corona, cegah kontak
langsung yang terlalu sering dengan penderita. Sebisa mungkin, kenakan proteksi agar aman.
Misalnya, masker.

 Jangan bepergian ke negara yang memiliki kasus wabah

Tunda rencana bepergian Anda ke China maupun daerah-daerah yang diketahui menjadi
lokasi wabah Covid-19.

 Menggunakan masker

Untuk mencegah penularan dari udara dan menghindari terhirupnya percikan ludah dari
penderita, pakailah masker.

 Menghindari kontak dengan hewan liar

Karena virus corona termasuk zoonosis atau dapat ditularkan melalui hewan liar (seperti
kelelawar serta ular), hindari kontak dengan binatang liar semaksimal mungkin. Jangan lupa
untuk segera mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir setelah menyentuh
hewan, termasuk binatang peliharaan Anda.
 Memasak makanan hingga benar-benar matang

Virus corona akan mati pada suhu di atas 56ºC, jadi selalu masak makanan Anda hingga
matang sempurna. pastikan pula Anda mencuci bahan-bahan makanan dengan air bersih
sebelum diolah.

2. Langkah pencegahan Covid-19 bagi ODP dan PDP

Sementara bagi orang yang telah diduga tertular virus corona, Anda disarankan untuk:

 Mengisolasikan diri

Segera setelah mendapatkan pengobatan, Anda sebaiknya tinggal terpisah dari orang-orang
rumah. Termasuk suami, istri, anak, maupun orang tua.Apabila hal tersebut tidak
memungkinkan, isolasikan diri Anda di ruangan tersendiri di rumah. Misalnya menggunakan
kamar tidur maupun toilet sendiri.Langkah isolasi bertujuan mencegah penularan dan
membantu dalam memulihkan kondisi Anda, dan sebaiknya dijalani selama minimal 14 hari.

 Tidak menerima tamu yang menjenguk

Apabila ada teman atau saudara yang ingin menjenguk Anda, tolaklah niat baik mereka
secara halus. Dengan ini, risiko penularan mereka juga tidak akan bertambah.

 Menggunakan alat makan dan minum sendiri

Jangan saling meminjamkan alat makan dan minum agar tidak ada penularan.

 Memakai masker

Langkah ini dilakukan untuk mencegah penularan ke orang di sekitar Anda.

 Menerapkan etika bersin, batuk, dan membuang ludah

Gunakan tisu saat batuk dan bersin, lalu langsung tisu ke tempat sampah di luar rumah. Ingat,
jangan menumpuk tisu dalam kamar.Anda juga tidak dianjurkan untuk membuang ludah
sembarangan. Buanglah ludah Anda di kloset, kemudian bilas dengan air.Sebagai alternatif,
Anda bisa membuang ludah di tisu. Lalu segera buang tisu tersebut ke tempat sampah
tertutup.

 Mencermati perkembangan gejala

Jika gejala Anda bertambah buruk, hubungi rumah sakit atau dinas kesehatan setempat untuk
dijemput. Bila memungkinkan, Anda juga dapat langsung mengunjungi fasilitas kesehatan
yang telah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan.Pada sebagian kasus, gejala Covid-19 bisa
memburuk hingga memicu komplikasi. Karena itu, penanganan medis yang cepat sangat
dibutuhkan.
Periksakan diri Anda ke dokter jika ada gejala demam, menggigil, batuk, atau sesak napas.
Terutama bagi Anda yang merasa telah mengalami paparan virus dalam 2-14 hari
sebelumnya. Misalnya, pernah merawat atau bertemu orang yang positif corona, setelah
bepergian ke daerah yang dicurigai menjadi lokasi wabah virus corona.Anda dianjurkan
untuk segera ke unit gawat darurat (UGD) apabila mengalami:

 Kesulitan bernapas.
 Sakit dada yang tidak kunjung berkurang.
 Dada terasa ditekan dan gejalanya semakin memburuk.
 Bibir dan wajah yang tampak kebiruan. Gejala ini bisa menandakan kekurangan
oksigen.
 Kebingungan atau linglung.
 Sukar untuk tetap terjaga, dan terus-menerus tidur.

Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

 Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.


 Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami.
 Catat riwayat bepergian yang baru-baru ini Anda lakukan. 
 Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
 Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.

Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi
dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam
mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter. Tapi pastikan mereka menggunakan
proteksi, misalnya masker N95.
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

 Apa saja gejala yang Anda rasakan?


 Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait Covid-19, misalnya riwayat bepergian ke
negara lain?
 Apakah ada anggota keluarga atau orang di sekitar Anda dengan gejala yang sama?
 Apakah Anda sudah mencari pertolongan medis sebelumnya? Jika iya, apa saja
pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan
penunjang untuk memastikan diagnosis virus corona. Dengan ini, penanganan bisa diberikan
secara tepat.
pneumoniapenyakit merscoronavirus
Kementerian Kesehatan RI.
http://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/DOKUMEN_RESMI_Pedoman_Kesiapsiaga
an_nCoV_Indonesia_28_Jan_2020.pdf
Diakses pada 26 Mei 2020WHO. https://www.who.int/health-topics/coronavirus
Diakses pada 26 Mei 2020CDC. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-
ncov/downloads/2019-ncov-factsheet.pdf
Diakses pada 26 Mei 2020Australian Goverment Department of Health.
https://www.health.gov.au/news/health-alerts/novel-coronavirus-2019-ncov-health-alert
Diakses pada 26 Mei 2020WebMD. https://www.webmd.com/lung/coronavirus##1
Diakses pada 26 Mei 2020NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK6207/
Diakses pada 26 Mei 2020Cleveland CLinic. https://health.clevelandclinic.org/are-covid-
toes-and-rashes-common-symptoms-of-coronavirus/
Diakses pada 26 Mei 2020CDC. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/symptoms-
testing/symptoms.html
Diakses pada 26 Mei 2020Kementerian Kesehatan RI. https://Covid19.kemkes.go.id/
Diakses pada 9 Oktober 2020Kementerian Kesehatan RI.
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20200714/2834469/kemenkes-kenalkan-
istilah-probable-suspect-kontak-erat-dan-terkonfirmasi-Covid-19/
Diakses pada 9 Oktober 2020Kementerian Kesehatan RI.
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/dki-jakarta/protokol-isolasi-mandiri-covid-19
Diakses pada 9 Oktober 2020CDC. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/non-us-
settings/overview/index.html
Diakses pada 9 Oktober 2020Acta Medica Indonesiana.
http://www.actamedindones.org/index.php/ijim/article/download/1430/pdf
Diakses pada 9 Oktober 2020
Bagikan

Anda mungkin juga menyukai