Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN STUDI KASUS

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


ASUHAN GIZI KLINIK (AGK)
PENYAKIT G4P3A0 PRE OP SECTIO CAESARIO A.I PEB +
SUSPECT COVID 19
TAHUN AJARAN 2020/2021

Disusun oleh :

Fajra Meilita Sari

NIM: P05130217020

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN GIZI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN STUDI KASUS

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) ASUHAN GIZI KLINIK (AGK)

PENYAKIT G4P3A0 PRE OP SECTIO CAESARIO A.I PEB + SUSPECT


COVID 19

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Asuhan Gizi Klinik Pada Penyakit
G4P3A0 PRE OP SECTIO CAESARIO A.I PEB + SUSPECT COVID 19 ini

telah diperiksa dan disetujui oleh :

Mengetahui,

Ketua Prodi Pembimbing Lahan

Sarjana Terapan Gizi & Dietetika

Tetes Wahyu W, SST., M.Biomed ........................................


NIP.198106142006041004 NIP.

i
ii
KATA PENGANTAR

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................vi
BAB I DATA PASIEN.................................................................................................1
A. Data Subyektif (Client History).....................................................................1
B. Data Obyektif.................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................2
A. Gambaran Umum Penyakit............................................................................2
B. Intervensi Gizi................................................................................................2
BAB III PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI ASUHAN GIZI.......................3
A. PAGT.............................................................................................................3
B. Modifikasi Menu Diet....................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................4
A. Rencana Intervensi Gizi.................................................................................4
B. Hasil Monitoring dan Evaluasi......................................................................4
BAB V KESIMPULAN...............................................................................................5
A. Kesimpulan....................................................................................................5
B. Saran...............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................6
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

v
DAFTAR LAMPIRAN

vi
BAB I

DATA PASIEN

A. Data Subyektif (Client History)


Ny. AW, usia 42 tahun, diagnose medis G4p3a0 Pre Op Sectio Caesario A.I Peb
+ Suspect Covid 19

B. Data Obyektif
1. Data Riwayat Makan (Food History)

2. Data Antropometri (AD)

BB = 60kg

TB = 150cm

IMT = 26,6 kg/m2

3. Data Biokimia (BD)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

Hemoglobin 8,9 gr/dl 12-14 mg/dl Rendah

BSS 307 mg/dl <140 gr/dl Tinggi

hbA1c 6,9% <5,7 % Tinggi

SGOT 327 u/l <21 u/l Tinggi

SGPT 72 u/l <23 u/l Tinggi

1
IgM Reaktif

SWAB Suspect covid

4. Data Fisik Klinis

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Penyakit


SECTION CAESARIO

1. Definisi Section Caesaria


Sectio caesarea (SC) adalah tindakan pembedahan untuk melahirkan
janin melalui insisi di dinding abdomen dan dinding uterus(O'Neill et al.,
2013; Schuller & Surbek, 2014). menjelaskan bahwa tindakan SC merupakan
tindakan yang cepat dan mudah, akan tetapi tindakan SC juga memiliki
beberapa bahaya komplikasi, seperti infeksi luka, tromboflebitis, perdarahan
dan nyeri pasca pembedahan.
Persalinan dengan operasi sectio caesarea ditujukan untuk indikasi
medis tertentu, yang terbagi atas indikasi untuk ibu dan indikasi untuk bayi.
Persalinan sectio caesaria atau bedah caesar harus dipahami sebagai alternatif
persalinan ketika dilakukan persalinan secara normal tidak bisa lagi (Patricia,
2005; Irwan, 2009; Lang, 2011). Meskipun 90% persalinan termasuk kategori
normal atau tanpa komplikasi persalinan, namun apabila terjadi komplikasi
maka penanganan selalu berpegang teguh pada prioritas keselamatan ibu dan
bayi. Operasi sectio caesarea ini merupakan pilihan persalinan yang terakhir
setelah dipertimbangkan cara-cara persalinan pervaginam tidak layak untuk
dikerjakan (Akhmad, 2008; Asamoah et.al., 2011).
Nyeri merupakan masalah yang paling mendominasi pada pasca
pembedahan SC (Liu, Raju, Boesel, Cyna, & Tan, 2013; O'Connore, 2013).
Nyeri dapat mengakibatkan berbagai masalah pada ibu maupun bayi (Chooi,
White, Tan, Dowling, & Cyna, 2013). Dampak nyeri terhadap ibu, yaitu
Activity Daily Living (ADL) dan mobilisasi ibu menjadi terbatas karena

3
adanya peningkatan intensitas nyeri apabila ibu bergerak (Nardi et al., 2013;
Nikolajsen, Sørensen, Jensen, & Kehlet, 2004).
Operasi mayor biasanya membawa beberapa derajat resiko bagi
pasien yang menjalaninya seperti adanya bagian tubuh yang hilang sehingga
akan terjadi kecacatan dan perubahan bentuk tubuh. Pembedahan juga dapat
menimbulkan trauma fisik yang luas, dan resiko kematiannya sangat serius,
misalnya total abdominal histerektomi, reaksi kolon, dan lain-lain. Resiko
tinggi ini menimbulkan dampak atau pengaruh psikologis pada pasien pre
operasi, pengaruh psikologis terhadap tindakan pembedahan dapat berbeda-
beda, namun sesungguhnya selalu timbul rasa ketakutan dan kecemasan yang
umum diantaranya takut anastesinya (tidak bangun lagi), takut nyeri akibat
luka operasi, takut terjadi perubahan fisik menjadi buruk atau tidak berfungsi
normal, takut operasi gagal, takut mati dan lain-lain.
2. Klasifikasi
Klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis:
1. Nyeri akut
merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang,
tidak melebihi 6 bulan, dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
2. Nyeri kronis
Merupakan nyeri yang tiimbul secara perlahan-lahan biasanya
berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal,
sindrom nyeri kronis dan psikomatik.
Perbedaan nyeri akut dan kronis :
a. Nyeri akut
1) Pengalaman : suatu kejadian
2) Sumber : sebab eksternal atau penyakit dari dalam
3) Serangan : mendadak
4) Waktu sampai 6 bulan
5) Pernyataan nyeri : daerah nyeri tidak diketahui
dengan pasti
6) Gejala-gejala klinis : pola respon yang khas
4
dengan gejala yang lebih jelas
7) Pola : terbatas
8) Perjalanan : biasanya berkurang setelah beberapa
saat
b. Nyeri kronis
1) Pengalaman : suatu situasi, status eksistensi
2) Sumber : tidak diketahui atau pengobatan yang
terlalu lama
3) Serangan : bisa mendadak, berkembang dan terselubung
4) Waktu lebih dari 6 bulan sampai bertahun-tahun
5) Pernyataan nyeri : daerah nyeri sulit dibedakan
sehingga sulit dievaluasi
6) Gejala-gejala klinis : pola respons yang bervariasi
sedikit gejala-gejala (adaptasi)
7) Pola : berlangsung terus dapat bervariasi
8) Perjalanan : penderitaan meningkat setelah beberapa saat

3. Etiologi
Tindakan operasi section caesarea dilakukan apabila tidak
memungkinkan dilakukan persalinan pervaginal disebabkan adanya resiko
terhadap ibu atau janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan
section caesarea seperti proses persallinan normal lama / kegagalan proses
persalinan normal (Dystasia) (saifudin,2002)
a. Etiologi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin /
panggul ), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat
kesempitan panggul, Plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio
plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yang disertai penyakit
( jantung, DM ). Gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma
uteri, dan sebagainya).

5
b. Etiologi yang berasal dari janin
fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan
janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan
vakum atau forceps ekstraksi. (Nurarif & Hardhi, 2015).
4. Patofisiologi
Terjadi kelainan pada ibu dan kelainan pada janin menyebabkan
persalinan normal tidak memungkinkan dan akhirnya harus diilakukan
tindakan Sectiocaesarea, bahkan sekarang Sectiocaesarea menjadi salah satu
pilihan persalinan (Sugeng, 2010).
Adanya beberapa hambatan ada proses persalinan yyang
menyebabkan bayi tidak dapat dilahirkan secara normal, misalnya plasenta
previa, rupture sentralis dan lateralis, pannggul sempit, partus tidak maju
(partus lama), pre-eklamsi, distokksia service dan mall presentasi janin,
kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu
Sectiocaesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan yang akan menyebabkan
pasien mengalami mobilisasii sehingga akan menimbulkan masalah
intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik
akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktifitas perawatan diri
pasien secara mandiri sehingga timbul masalah deficit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan
dan perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien.
Selain itu dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada
dinding abdomen sehingga menyebabkan inkontinuitas jaringan, pembuluh
darah dan saraf-saraf di daerah insisi.
Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin
yang akan menimbulkan rasa nyeri. Setelah semua proses pembedahan
berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post operasii,
yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah resiko
6
infeksi

B. Intervensi Gizi

1. Terapi gizi medik sesuai penyakit


2. Intervensi edukasi/konseling
3. Koordinasi/kolaborasi dengan provider lain

7
BAB III

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI ASUHAN GIZI

A. PAGT
4.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. AW
No RM :
Tgl :
No Regestrasi :
Alamat :
Agama :
Suku Bangsa :
Warga :
Umur :42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Tgl Masuk RS : 06 Oktober 2020
Tgl Pengamatan :
Ruangan :
DPJP :

8
A. Assesment Gizi
1. Riwayat Makan (FH)
a. gambaran Pola Makan dan Kebiasaan Makan Sebelum MRS

Tabel 1. Hasil Recall Asupan Sebelum Masuk Rumah Sakit


Recall Asupan sebelum Masuk Rumah Sakit
ZatGizi
Kebetuhan Asupan Persentase Kategori
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)
Catatan: Energi (kkal), Protein (gr), Lemak (gr), Karbohidrat (gr)
b. Recall Setelah MRS

Tabel l.2 Hasil Recall Asupan Setelah Masuk Rumah Sakit


Recall Asupan 1x24 jam di RumahSakit
ZatGizi
Kebetuhan Asupan Persentase Kategori
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)
Catatan: Energi (kkal), Protein (gr), Lemak (gr), Karbohidrat (gr)
2. Antropometri (AD)
LLA = cm
TB = 150 cm
BB = kg
BB Hamil = 60 kg
Kenaikan BB = kg

BBI = (TB – 100) x 0,9


= (150 – 100) x 0,9

9
= 45
BB ( kg )
IMT =
TB ( m )2
kg
=
m2
= kg/m 2 ( Underweight)
Klasifikasi IMT Asia Menurut WHO
Underweight <18,5 kg/m²
Normal 18,5 –22,9 kg/m²
Overweight ≥ 23 kg/m²
Beresiko 23-24,9 kg/m²
Obesitas I 25-29,9 kg/m²
Obesitas II ≥ 30 kg/m²
Sumber : Klasifikasi IMT Asia Menurut WHO

3. Biokimia (BD)

Tabel 1.3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

Hemoglobin 8,9 gr/dl 12-14 mg/dl Rendah

BSS 307 mg/dl <140 gr/dl Tinggi

hbA1c 6,9% <5,7 % Tinggi

SGOT 327 u/l <21 u/l Tinggi

SGPT 72 u/l <23 u/l Tinggi

IgM Reaktif

SWAB Suspect covid

10
4. Klinis dan Fisik
 Klinis (CD)

Tabel 1.4 PemeriksaanKlinis


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
TekananDarah
Nadi
Pernafasan
Suhu

 Fisik (PD)

Tabel l.5 Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Keadaan Umum
Kesadaran
Nafsu Makan
Kepala
Konjungtiva
Sklera
Abdomen
Pulmonalis

5. Riwayat Klien (CH)


 Riwayat Personal
Ny. AW, perempuan, usia 42 tahun.
 Riwayat Medis

 Riwayat Penyakit Sekarang


Section caesarea a.i PEB, Suspect covid 19
 Riwayat Sosial

6. Prioritas Masalah

11
Masalah Keterangan
Asupan

B. Diagnosa Gizi

Tabel l.6 Diagnosa Gizi


Domai Problem Etiologi Sign/Symptomp
n

1. Terapi Obat
Tabel 4.5 Obat - Obatan Yang Digunakan
Jenis Obat Fungsi Efek Samping Interaksi
Dengan
Makanan

C. Intervensi Gizi
1. Nama Diet : Diet Pra bedah
2. Tujuan Diet:.
3. Prinsip Diet : TKTP
4. Nama Diet : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein, Tinggi Fe
5. Syarat Diet :

12
a. Energi diberikan sesuai kebutuhan total yaitu 2.029,3 kkal
b. Protein diberikan sesuai kebutuhan, yaitu 90 gram
c. Lemak diberikan sesuai kebutuhan, yaitu 45,09 gram
d. Karbohidrat diberikan sesuai kebutuhan, yaitu 451,14 gram
e. Vitamin A 600 mcg, Vitamin C 90 mg, Vitamin E 15 mg, Vitamin B6 1,3
mg
f. Tinggi Fe
6. Bentuk Makanan : lunak tim
7. Rute Pemberian : 3x makan utama, 2x selingan
8. Perhitungan Kebutuhan Energi:
Rumus Harris Benedict
BMR = 655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 45) + (1,8 x 150) – (4,7 x 42)
= 655 + 432 + 270 - 197,4
= 1.159,6 kkal
TEE = BMR + (BMR x FA)
= 1.159,6 + (1.159,6 x 75%)
= 1.159,6 + 869,7
= 2.029,3 kkal
9. Kebutuhan Zat Gizi Makro :
Protein = 2 gram/Kg.BBI
= 2 gram x 45 = 90 gram
90 x 4 x 100
= = 17,7%
2.029,3 kkal
20 % x 2.029,3 kkal
Lemak = = 45,09 gram
9
62,3 % x 2.029,3 kkal
Karbohidrat = = 316,05gram
4
10. Kebutuhan Zat Gizi Mikro
Vitamin
 Vitamin A 600 mcg
 Vitamin C 90 mg
 Vitamin E 15 mg
13
 Vitamin B6 1,3 mg
Mineral
 Ca 1300 mg
 Na 1500 mg
 K 5100 mg
 Fe 32 mg
 Zn 15 mg
11. Frekuensi Makan
MakanPagi = 25% x 2029,3 kkal = 507,3 kkal
Snack Pagi = 10% x 2029,3 kkal = 202,93 kkal
Makan Siang = 30% x 2029,3 kkal = 608,79 kkal
Snack Sore = 10% x 2029,3 kkal = 202,93 kkal
Makan Sore = 25% x 2029,3 kkal = 507,3 kkal

D. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Tabel 1.7 Rancangan Monitoring dan Evaluasi


Parameter Cara Pelaksanaan Target Pelaksanaan

B. Modifikasi Menu Diet

14
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Rencana Intervensi Gizi

B. Hasil Monitoring dan Evaluasi


1. Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Gizi (sesuai dengan tujuan diet)

2. Perkembangan Pengukuran Antropometri

3. Perkembangan Pemeriksaan Biokimia/Laboratorium

4. Perkembangan Pemeriksaan Fisik/Klinis

15
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

B. Saran

16
DAFTAR PUSTAKA

17
L
A
M
P
I
R
A
N
a. Formulir-formulir

b. Leaflet Konseling Gizi

c. Susunan Menu Diet 3 (tiga) hari + modifikasi resep

d. Jurnal

Anda mungkin juga menyukai