PENDAHULUAN
kebidanan.1
kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar
melahirkan dan nifas. Salah satu periode dalam kehidupan ibu yang rentan
resiko kesakitan dan kematian adalah masa nifas. Pada masa ini selain
nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu maupun
1
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
1
2
terjadi setelah persalinan, dan 40% kematian masa nifas dalam 24 jam
pertama.2
Diantara infeksi pada masa nifas adalah infeksi yang terjadi karena perlukaan
jalan lahir. Perlukaan jalan lahir dapat terjadi karena kesalahan waktu memimpin
suatu persalinan tetapi dapat terjadi karena laserasi atau tindakan episiotomi.
yang terkena lochea dan lembab akan sangat menunjang perkembangan bakteri yang
perineum dapat merambah pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang
dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi
pada jalan lahir. Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya
kematian ibu postpartum mengingat kondisi ibu postpartum yang masih lemah. Infesi
atau sepsis pueperalis juga menyebabkan 15% dari seluruh kematian ibu yang terjadi
menyebutkan bahwa sejak tahun 2000-2003 insiden infeksi nifas berkisar 4,5%-7,6%
berkembang seperti Afrika yang angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2
Bobak, 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC
3
YP Rahayu, dkk. Buku Ajar Masa Nifas dan Menyusui
4
Perpustakaan-online-kebidanan.co.id/2011/07resiko-sepsis-puerperalis diunduh maret 2019
3
kurang dari 50%. Menurut Steven, sorang tokoh WHO dalam bidang Obgyn,
diseluruh dunia pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta kasus luka robekan perineum pada
ibu bersalin, dan 26% diantaranya mengalami penyembuhan luka yang lambat lebih
dari 7 hari setelah persalinan. Angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta pada tahun
2005. Pada tahun 2012 resiko kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan
yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup jika
dibandingkan dengan resiko kematian ibu di sembilan Negara maju dan negara
persemakmuran. Menurut WHO 81% AKI akibat komplikasi selama kehamilan dan
peringkat tertinggi 190 per 100.000 kelahiran hidup, Singapura mencatat AKI
terendah hanya mencapai 3 per 100.000 kelahiran hidup, kemudian disusul Malaysia
102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 masih memerlukan upaya khusus dan
kerja keras dari seluruh pihak baik pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat.
(AKI) yang tinggi menunjukan rawannya derajat kesehatan ibu. Selama 15 tahun
Goals). Pada tahun 2030 menurunkan angka kematian ibu di Indonesia sebesar
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia terjadi sejak tahun 1991
sampai dengan tahun 2007, yaitu dari 390/100.000 kelahiran hidup menjadi
5
Angka Kejadian Aki Menurut WHO.2013. (http:kesehatan ibu,depkes.go.id/diakses maret 2019)
6
Ririn Hapsari & Eko Prapti. 2015. Kertas Rajin SRHR dan AGENDA 2030. Jakarta: Rutgers WPF
Indonesia
7
Kemenkes RI. 2015. Asuhan Keperawatan Post Secsio Sesarea Indikasi Plasenta Previa. At
http://www. e-skripsi.stikmuh-pkj.ac.id. diakses maret 2019
4
peningkatan AKI yang signifikan yaitu dari 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup8. Secara global, lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarhan, hipertensi
pada kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus, namun kematian ibu
di indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab langsung kematian ibu yaitu
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi.9 Dan tingginya kasus
kematian ibu definisikan akibat tidak langsung dari kondisi “tiga terlambat” yaitu
Angka Kematian Ibu Provinsi NTT pada periode 2004 –2007 cenderung
mengalami penurunan yang cukup bermakna. Pada tahun 2004 AKI NTT sebesar 554
per 100.000 kelahiran hidup (Surkesnas) dan menurun menjadi 306 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Namun berdasarkan hasil Sensus
Penduduk (SP) tahun 2010, AKI meningkat menjadi 536 per 100.000 kelahiran hidup.
Bila dibandingkan dengan angka nasional 259 per 100.000 kelahiran hidup (SP,2010)
maka AKI NTT sangat tinggi. Untuk mengatasi masalah ini maka Provinsi NTT telah
8
Depkes. profil-kesehatan-indonesia 2010. Diakses maret 2019
9
Tiani Ani. 2015. Buku Ajar Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Jakarta:Deepublish
10
Ryadi Slamet Lucas Alexander. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2010. Yogyakarta: Andi
5
Kasus kematian dan Angka Kematian Ibu (AKI) yang tergambar dalam Profil
Kesehatan Tahun 2017, dapat menggambarkan kondisi dari tahun 2014 –2017, untuk
kasus kematian pada tahun 2015 sebesar 176 kasus, atau AKI 185,6 per 100.000 KH,
selanjutnya pada tahun 2016 menurun lagi menjadi 158 kasus dengan AKI sebesar
169 per 100.000 KH. Target dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi NTT pada
tahun 2017, kasus kematian ibu ditarget turun menjadi 128 kasus.11
Jumlah kematian ibu di kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada tahun
2017 adalah sebanyak 45 kasus kematian dengan dengan penyebab kematian ibu
sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan, jumlah
kematian ibu pada tahun 2017 terjadi peningkatan dibandingkan pada tahun 2016, hal
vagina selama persalinan, tehnik aseptic tidak sempurna, tidak memperhatikan tehnik
manual)13. Dan beberapa faktor eksternal yang menjadi salah satu penyebab infeksi
nifas diantaranya adalah sikap, dukungan keluarga dan peran tenaga kesehatan.
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seorang terhadap
stimulus atau objek, sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian
reaksi terhadap stimulus tertentu didalam kehidupan sehari-hari, sikap adalah reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulasi sosial. Oleh sebab itu dalam mencegah
11
Dinkes, 2017. Profil kesehatan provinsi ntt tahun 2017. www. depkes. go.id/resources/dowload/profil-kesehatan-
ntt -2017.pdf. diakses maret 2019
12
Dinkes TTS 2017. www. depkes. go. id/resources/dowload/profil-kesehatan-tts -2017.pdf. diakses maret 2019
13
Sunarsih, Try, 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Jakarta: Salemba Medika
6
infeksi luka perineum ibu postpartum harus memiliki sikap yang peduli terhadap
Hal ini sesuai dengan penilitian Yeni Andriani (2015) yang berjudul hubungan
sikap terhadap perilaku perawatan luka perineum pada ibu nifas di Wilayah Kerja
sikap ibu postpartum terhadap pencegahan infeksi luka perineum dengan jumlah sikap
negatif 22(71,0%) respon dan sikap positif dengan nilai 9 (29,0%) responden.14
dalam melakukan sesuatu, dalam hal ini dukungan keluargalah yang menjadi faktor
utama dukungan bagi ibu postpartum, karena semakin kuat dukungan keluarga maka
semakin merasa diperhatikannya ibu postpartum untuk mencegah dirinya dari infeksi
Hal ini sesuai dengan penelitian Sri Kardi (2016) hubungan dukungan suami,
dan pengetahuaan ibu terhadap perilaku perawatan luka perineum di Wilayah Kaarang
dalam situasi sosial tertentu agar memenuhi harapan, oleh karena itu tenaga kesehatan
adalah salah satu indikator yang sangat mempengaruhi selain dari keluarga, sebab
14
Yeni Andriani. Hubungan perilaku perawatan luka perineum pada ibu nifas di Puskesmas Darma Rini Kabupaten
Temanggung. Skripsi Program Sarjana Kesmas at: kamis 20:10
15
Sri Karyati, 2015. Hubungan dukungan suami, dan pengetahuan ibu terhadap perilaku perawatan luka perineum
di Wilayah karang Semarang, journal Panti Wilasa Yakum at: selasa 13:45
7
dukungan tenaga kesehatan adalah faktor pendorong ibu postpartum untuk menjaga
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Endang Dwi Lestari
(2014) dengan judul hubungan sosial budaya, umur, dan peran tenaga kesehatan
tenaga kesehatan tidak berperan dan 27(17%) responden tenaga kesehatan berperan
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 10 ibu
postpartum di Puskesmas Noemuke pada bulan Maret 2019 diperoleh data bahwa 5
dari 10 (50%) sikap ibu postpartum yang tidak begitu peduli terhadap kebersihan
dirinya sendiri terutama kebersihan genitalianya karena ibu postpartum yang masih
percaya sosial budaya yang ada disekeliling mereka seperti membersihkan alat
kalamin dengan rebusan daun sirih, 3 dari 10 (30%) mengatakan tidak mendapatkan
masih banyak ibu postpartum yang belum mengetahui bagaimana cara pencegahan
luka perineum selama masa nifas, maka dari itu peneliti merasa tertarik untuk
Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku Pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada
TTS
16
Dwi Lestari, 2014. Hubungan sosial budaya, umur, peran tenaga kesehatan terhadap perilaku penyembuhan luka
perineum, di RSUD Dr. Hasan Sadikin Bndung. Journal at: jumad 14:30
8
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 10 ibu postpartum di
Puskesmas Noemuke pada bulan Maret 2019 diperoleh data bahwa 5 dari 10 (50%)
sikap ibu postpartum yang tidak begitu peduli terhadap kebersihan dirinya sendiri
terutama kebersihan genitalianya karena ibu postpartum yang masih percaya sosial
budaya yang ada disekeliling mereka seperti membersihkan alat kalamin dengan
rebusan daun sirih, 3 dari 10 (30%) mengatakan tidak mendapatkan dukungan dari
tenaga kesehatan tentang bagaimana pencegahan infeksi yang baik selama masa nifas.
adalah “Apakah ada hubungan sikap, dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan
Puskesmas Noemuke ?
postpartum.
ada mengenai variabel yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk membangun
baru.
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap, dukungan keluarga, dukungan tenaga
kesehatan terhadap perilaku pencegahan infeksi luka perineum pada ibu postpartum.
Ibu yang disertakan dan dijadikan subjek penelitian adalah seluruh ibu postpartum di
Puskesmas Noemuke. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2019. Tempat
penelitian ini dilakukan di Puskesmas Noemuke. Alasan mengambil penelitian ini
adalah karena masih banyaknya ibu postpartum yang belum tahu bagaimana
pencegahan infeksi luka perineum selama masa nifas. Jenis penelitian ini
menggunakan pendekatan croos sectional dengan metode analisisnya menggunakan
V