Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para pemakai eksternal. Adanya perbedaan karakteristik antara bisnis yang
berlandaskan pada syariah dengan bisnis konvensional menyebabkan ikatan akuntan Indonesia
(IAI) mengeluarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keungan bank syari’ah
(KDPPLKBS) pada tahun 2002. KDPPLKBS selanjutnya di sempurnakan pada tahun 2007
menjadi kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syari’ah (KDPPLKS).
Penyempurnaan KDPPLKS terhadap KDPPLKBS di lakukan untuk memperluas cakupannya
sehingga tidak hanya untuk transaksi syari’ah pada bank syari’ah, melainkan juga pada jenis
institusi bisnis lain, baik yang berupa entitas syari’ah maupun entitas konvensional yang
bertransaksi dengan skema syari’ah. Berdasarkan pengantar yang disampaikan oleh Dewan
standar Akuntansi Keuangan dalam Exposure Draf KDPPLKS dengan KDPLKBS (2002).
Sistematika KDPPLKBS (2002) hanya menyajikan kerangka dasar yang berbeda dari KDPPLK
(2004) dan jika diatur secara khusus diasumsikan kerangka dasar yang ada dalam KDPPLK
(1994) dianggap juga berlaku dalam bank syari’ah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengantar Akuntansi Bank Syariah


1. Pengertian akuntansi syariah
Adapun pengertian akuntansi syariah digali dari asal katanya dimana akuntansi
dalam bahasa arab biasa disebut muhasabah. Kata muhasabah berasal dari kata kerja
hasaba, dan bisa juga diucapkan dengan hisab, hasibah, dan muhasabah, kata kerja hasaba
termaksuk kata kerja yang menunjukkan adanya interaksi dengan orang lain.
Pengertianya dalam kalimat, “menghitung semua amalnya untuk dibalas sesuai dengan
amal tersebut”.
Dari uraian di bahasa diatas dapat dipahami bahwa kata muhasabah sama dengan
kata hisab. Keduanya akar dari kata hasaba, dan bermakna menghitung dan menimbang
dengan teliti/akurat semua amalan manusia dan tingkah lakunya sesuai dengan apa yang
tercatat dan terdaftar. Selain itu, hisab juga memiliki makna mendata, menyusun dan
mengkalkulasi. Sehingga akuntansi syariah adalah pelaporan yang jujur mengenai posisi
keuangan, entitas dan hasil. Hasil operasinya, dengan cara mengungkapkan apa yang
halal dan haram. Ini sesuai dengan perintah allah untuk tolong -menolong dalam
mengerjakan kebajikan.
2. Pengertian Bank Syariah
Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan dana dari
masyarakatdalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain melaksanakan fungsi
intermediasi keuangan.Dalam sistem perbankan di Indonesia terdapat dua macam sistem
operasional perbankan, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Sesuai UU
No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,Bank Syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang
diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan
('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), sertatidak
mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Selain itu, UU
PerbankanSyariah juga mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan fungsi sosial
dengan menjalankanfungsi seperti lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal
dari zakat, infak, sedekah,hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada
pengelola wakaf (nazhir) sesuaikehendak pemberi wakaf (wakif). Lalu pada perjanjian
(akad) yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad
sebagaimana diatur dalam syariat Islam. Bank Umum syariah yang berdiri sendiri sesuai
dengan akta pendiriannya, maka bukan merupakan bagian dari bank konvensional.
Beberapa contoh bank umum syariah yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah
Bukopin, Bank Muamalat Indonesia dan lain sebagainya.
3. Prinsip Dasar Bank Syariah
1) Dalam operasionalnya, perbankan syariah berpegang teguh pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi dan
resiko masing-masing pihak
b. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan pengguna
dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha yang saling
bersinergi untuk memperoleh keuntungan
c. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan keuangan secara
terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat mengetahui kondisi
dananya
d. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam
masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.
2) Prinsip Muamalah
a. Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali yang ditentukan lain
oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasul (prinsip mubah).
b. Muamalah dilakukan atas dasar sukarela dan tanpa mengandung unsur-unsur paksaan
(prinsip sukarela)
c. Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan
menghindarkan mudharat dalam hidup masyarakat (prinsip mendatangkan manfaat
dan menghindarkan mudharat).
d. Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-unsur
penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan (prinsip
keadilan).
3) Transaksi yang Dilarang
 Larangan Terhadap Transaksi yang Mengandung Barang Atau Jasa Yang
Diharamkan
 Larangan Terhadap Transaksi yang Diharamkan Sistem Dan Prosedur Perolehan
Keuntungannya. Beberapa hal yang masuk kategori transaksi yang diharamkan
karena sistem dan prosedur
a) Tadlis (ketidaktahuan satu pihak), Tadlis adalah transaksi yang mengandung suatu
hal pokok yang tidak diketahui oleh salah satu pihak (unknown to one party).
b) Gharar (ketidaktahuan kedua pihak), Transaksi gharar memiliki kemiripan dengan
tadlis. Dalam tadlis, ketiadaan informasi terjadi pada salah satu pihak, sedangkan
dalam gharar ketiadaan informasi terjadi pada kedua belah pihak yang
bertransaksi jual beli.
c) Ikhtikar (rekayasa pasar dalam pasokan), Bai’ ikhtikar merupakan bentuk lain dari
transaksi jual beli yang dilarang oleh syariah Islam. Ikhtikar adalah
mengupayakan adanya kelangkaan barang dengan cara menimbun.
d) Bai’ najasy (rekayasa pasar dalam permintaan), Bai’ najasy adalah tindakan
menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu
produk, sehingga harga jual produk akan naik.
e) Maysir (Judi), Ulama dan fuqaha mendefinisikan maysir (judi atau gambling)
sebagai sebuah permainan di mana satu pihak akan memperoleh keutungan
sementara pihak lainnya akan menderita kerugian.
f) Riba, Secara bahasa, riba bermakna tambahan, tumbuh, atau membesar. Riba
adalah bentuk transasksi yang dilarang dalam Islam dan bersinggungan dengan
praktik perbankan bank konvensional.
 Larangan Terhadap Transaksi yang Tidak Sah Akadnya
4. Fungsi Bank Syariah
1) Fungsi Manajer Investasi
Fungsi ini dapat dilihat pada segi penghimpunan dana oleh bank syariah, khususnya dana
mudharabah. Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari
pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada
penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun dapat menghasilkan keuntungan
yang akan dibagihasilkan antara bank syariah dan pemilik dana.
2) Fungsi Investor
Dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik dana). Sebagai
investor, penanaman dana yang dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor-
sektor yang produktif dengan risiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariah.
3) Fungsi Sosial
Fungsi sosial bank syariah merupakan sesuatu yang melekat pada bank syariah.
Setidaknya ada dua instrumen yang digunakan oleh bank syariah dalam menjalankan
fungsi sosialnya, yaitu instrumen Zakat, Infak, Sadaqah, dan Wakaf (ZISWAF) dan
instrumen qardhul hasan.
4) Fungsi Jasa Keuangan
Fungsi jasa keuangan yang dijalankan oleh bank syariah tidaklah berbeda dengan bank
konvensional, seperti memberikan layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji,
letter of guarantee, letter of credit, dan lain sebagainya. Akan tetapi, dalam hal
mekanisme mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut, bank syariah harus
menggunakan skema yang sesuai dengan prinsip syariah.

B. Tujuan Akuntansi Bank Syariah Dan Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah
1) Tujuan Akuntansi Bank Syariah
Akuntansi keuangan terutama berkaitan dengan penyediaan informasi untuk membantu para
pemakai di dalam pengambilan keputusan. Mereka yang berurusan dengan bank-bank Islam
mempunyai kepedulian untuk mematuhi dan mencari ridho Allah di dalam urusan keuangan
dan urusan lain mereka.
Tujuan akuntansi keuangan bank syariah adalah :

a) Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, termasuk hak dan kewajiban yang berasal
dari transaksi yang belum selesai dan atau kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan prinsip
syariah yang berlandaskan pada konsep kejujuran, keadilan, kebijakan, dan kepatuhan
terhadap nilai-nilai bisnis Islami;
b) Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai laporan dalam
pengambilan keputusan; dan tujuan akuntansi dan laporan keuangan bank syariah
c) Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
usaha.
2) Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah
Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Akan tetapi,
perlu disadari pula bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan bank karena secara
umum laporan keuangan hanya menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu
dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan, walaupun demikian,
dalam beberapa hal bank perlu menyediakan informasi yang mempunyai pengaruh keuangan
masa depan. Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:gan bank syariah
a) Pengambilan putusan investasi dan pembiayaan. 
Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan yang rasional. Pihak-pihak yang
berkepentingan antara lain :
 Shahibul maal / pemilik dana
 Kreditur
 Pembayar zakat, infaq dan shadaqah
 Pemegang saham
 Otoritas pengawasan
 Bank Indonesia
 Pemerintah
 Lembaga penjamin simpanan; dan
 Masyarakat
b) Menilai prospek arus kas. 
Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat mendukung
investor / pemilik dana, kreditur dan pihak-pihak lain dalam memperkirakan jumlah, saat
dan ketidakpastian dalam penerimaan kas dimasa depan atas deviden, bagi hasil, dan hasil
dari penjualan, pelunasan (redemption), dan jatuh tempo dari surat berharga atau
pinjaman. Prospek penerimaan kas tersebut sangat tergantung dari kemampuan bank
untuk menghasilkan kas guna memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo, kebutuhan
operasional, reinvestasi dalam operasi, serta pembayaran deviden. Presepsi investor
pemilik dana dan kreditur dipengaruhi oleh harapan mereka atas tingkat bagi hasil dan
risiko dari dana yang mereka tanamkan. Investor pemilik dana dan kreditur akan
memaksimalkan pengembalian dana yang telah mereka tanamkan dan akan melakukan
penyesuaian terhadap risiko yang mereka presepsikan atas perusahaan yang
bersangkutan. tujuan akuntansi dan laporan keuangan bank syariah
c) Informasi atas sumber daya ekonomi. 
Pelaporan keuangan bertujuan memberikan informasi tentang sumberdaya ekonomis bank
(economic resources), kewajiban bank untuk mengalihkan sumber daya tersebut kepada
entitis lain atau pemilik sama, serta kemungkinan terjadinya transaksi, dan peristiwa yang
dapat mempengaruhi perubahan sumber daya ekonomi tersebut.riah
d) Kepatuhan bank terhadap prinsip syariah. 
Laporan keuangan memberikan informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip
syariah, serta informasi pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah
dan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh serta penggunaannya;
e) Laporan keuangan memberikan informasi 
Untuk \ membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab bank terhadap amanah
dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak,
dan informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan
pemilikdana investasi terikat; dan,yariah
f) Pemenuhan fungsi sosial 
Laporan keuangan memberikan informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial bank,
termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat.

C. Siklus Akuntani Bank Syariah


Proses siklus akuntansi bank syariah, mulai bukti transaksi sampai dengan laporan keuangan
sama dengan proses / siklus akuntansi umum, ( Harahap, 1999, hal 9) yaitu:
Dalam praktek, terutama apabila bank syariah dalam penataan akuntansinya telah
mempergunakan komputer, alurnya dimulai dari bukti transaksi yang merupakan input dengan
mempergunakan kode debet dan kode kredit, kemudian setelah transaksi di hari tersebut
selesai, beberapa kegiatan proses akuntansi ditangani oleh komputer sebagai proses yang di
sebut jurnal, lalu pembukuan dalam buku besar di lakukan sampai dengan Neraca pecobaan
atau neraca saldo, dan akhirnya pada setiap akhir tanggal transaksi diterbitkan seperangkat
laporan keuangan bank syariah yang merupakan outpu laporan keuangant. Apabila bank
syariah telah mempergunakan komputer dalam penataan akuntansinya, yang diketahui oleh
pada pelaksana terhadap kode transaksi debet dan kode transaksi kredit, bahkan terdapat
beberapa transaksi yang jurnalnya dilakukan secara otomatis oleh komputer, dan akhirnya
pelaksana hanya mengetahui hasil cetakan seperangkat laporan keuangan. Proses atau siklus
akuntansi yang penataan akuntansinya dilakukan dengan komputer dapat digambarkan sebagai
berikut:
Jurnal penyesuaian, jurnal penutup dan jurnal koreksi (jika diperlukan) dilakukan pada hari
kerja berikutnya atau dilakukan oleh kantor akuntan yang melakukan pemeriksaan atas laporan
keuangan tersebut.

D. Asumsi Dasar, Pengakuan Akuntansi dan Konsep Pengukuran Akuntansi Perbankan


Syariah
1. Asumsi Dasar
Pada awalnya bank syariah mempergunakan konsep dasar kas (cash basis) dalam melakukan
pencatatan pendapatan, sedangkan untuk membukukan beban yang dikeluarkan
mempergunakan konsep dasar akrual (accrual basis). Hal ini dilakukan karena telah terjadi
kepastian, bahwa pada saat membukukan pendapatan mempergunakan konsep dasar kas,
karena pendapatan telah benar-benar diterima. Alasan yang mendasari teori tersebut adalah
Al-Qur’an Surat Luqman ayat 34 yang menyatakan: “…Dan tiada seorang mengetahui apa
yang akan dikerjakan besok…”. Adapun beban yang telah dikeluarkan menggunakan konsep
dasar akrual karena jelas beban tersebut telah dikeluarkan, sehingga beban tersebut sesuai
dengan manfaatnya.
Setelah PSAK Nomor 59 tentang Akuntansi Bank Syariah dikeluarkan, maka Asumsi Dasar
konsep akuntansi bank syariah tidak berbeda dengan asumsi dasar konsep akuntansi
keuangan secara umum, yaitu:
a. Dasar Akrual, yaitu pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan
bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatatdalam catatan
akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan, dan
b. Kelangsungan Usaha, yaitu laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.
2. Pengakuan Akuntansi dan Konsep Pengukuran Akuntansi Perbankan Syariah
Pengakuan akuntansi mengacu kepada pencatatan unsur-unsur dasar laporan keuangan.
Konsep pengakuan akuntansi mendefinisikan prinsip-prinsip dasar yang menentukan
penentuan waktu pendapatan, biaya, pengakuan untung dan rugi di dalam laporan keuangan
bank, dan selanjutnya prinsip-prinsip dasar yang menentukan penentuan waktu pengakuan
asset dan kewajiban. Konsep pengakuan akuntansi juga menentukan penentuan waktu
pengakuan rugi dan laba yang berasal dari investasi terbatas di dalam laporan perubahan
investasi terbatas.
A) Pengakuan Akuntansi
a. Pengakuan Pendapatan.
Prinsip dasar untuk pengakuan pendapatan adalah bahwa pendapatan harus diakui ketika
diperoleh. Perolehan pendapatan terjadi apabila syarat-syarat yang berikut ini terpenuhi:
 Bank harus sudah mendapatkan hak untuk menerima pendapatan tersebut. Ini berarti
bahwa proses perolehan harus sudah selesai dan benar-benar selesai. Titik dimana
proses perolehan selesai bisa berbeda untuk berbagai jenis pendapatan. Misalnya,
proses perolehan untuk pendapatan dari jasa, selesai ketika bank menyerahkan jasa;
proses perolehan untuk pendapatan dari penjualan barang selesai ketika pengiriman
barang tersebut; dan proses perolehan untuk pendapatan dari membolehkan pihak
lain menggunakan asset bank (misalnya menyewakan real estate) selesai ketika
berjalannya waktu.
 Harus ada kewajiban di pihak lain untuk mengirim sejumlah tertentu atau yang bisa
ditentukan kepada bank.
 Jika belum tertagih, jumlah pendapatan harus diketahui dan harus bisa ditagih dengan
tingkat kepastian yang cukup.
b. Pengakuan Biaya.
Prinsip dasar bagi pengakuan biaya adalah realisasi atau perolehan baik karena biaya
tersebut berhubungan secara langsung dengan pendapatan yang telah diperoleh dan
diakui maupun karena berhubungan dengan jangka waktu yang dicakup oleh laporan
laba/rugi. Pengakuan biaya ini ditegakkan di atas konsep bahwa Islam menetapkan
tanggung jawab untuk biaya kepada penerima manfaat biaya tersebut.
Biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan pendapatan tetapi
mempunyai hubungan langsung dengan periode dimana pendapatan tersebut diakui
masuk ke dalam kategori:
 Biaya-biaya yang mencerminkan cost, yang memberikan manfaat pada periode
sekarang tetapi tidak diharapkan untuk memberikan manfaat yang bisa diukur di
masa yang akan datang. Contoh-contohnya termasuk kompensasi dan bonus dan
biaya-biaya administratif lainnya yang sulit untuk mengalokasikannya secara
langsung kepada jasa-jasa tertentu yang dilakukan untuk orang lain oleh bank atau
asset tertentu yang dibeli oleh bank. Oleh karena itu, biaya-biaya tersebut harus
diakui pada saat terjadinya.
 Biaya-biaya yang mencerminkan cost yang dialami oleh bank yang diharapkan
memberikan manfaat selama beberapa periode. Biaya tersebut harus dialokasikan
secara rasional dan sistematis pada periode yang diharapkan menerima manfaat
tersebut. Suatu contoh dari biaya-biaya tersebut adalah depresiasi asset tetap yang
mencerminkan suatu alokasi cost dari asset tetap kepada periode-periode yang
mendapat manfaat dari penggunaan asset tersebut.  pengukuran dan pengakuan
akuntansi syariah
c. Pengakuan Laba dan Rugi. Prinsip dasar dari pengakuan laba dan rugi adalah pada saat
realisasi sebagai akibat dari:  pengukuran dan pengakuan akuntansi syariah
 Selesainya transfer resiprokal atau non-resiprokal yang berasal dari keuntungan atau
kerugian. Contoh dari transfer resiprokal adalah berakhirnya penjualan asset tetap
sebagai suatu dasar pengakuan keuntungan (kerugian). Suatu contoh dari transfer
non-resiprokal adalah terjadinya suatu kejadian seperti bencana alam yang
menimbulkan krugian.
 Tersedianya alat bukti yang kompeten dan memadai yang menunjukkan apresiasi
atau depresiasi nilai asset atau kewajiban yang telah dicatat dan bisa diukur, sebagai
akibat dari perubahan pada permintaan dan penawaran. Keuntungan dan kerugian
tersebut merupakan keuntungan dan kerugian yang belum direalisir akibat revaluasi
asset dan kewajiban, apabila hal itu dapat diterapkan.
d. Pengakuan keuntungan dan kerugian investasi terbatas. Prinsip-prinsip dasar yang
mengatur pengakuan keuntungan dan kerugian juga mengatur pengakuan keuntungan dan
kerugian investasi terbatas. Keuntungan dan kerugian investasi terbatas bisa terdiri dari
dua jenis, yaitu keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari transfer resiprokal dan non-
resiprokal dan estimasi keuntungan/kerugian yang belum bisa direalisir akibat revaluasi
investasi terbatas, apabila hal itu bisa diterapkan.
B) Konsep Pengakuan Akuntansi
a. Konsep Matching.
Untung / rugi bersih selama jangka waktu tertentu harus ditentukan dengan mencocokkan
pendapatan dan keuntungan dengan biaya-biaya dan kerugian yang berhubungan dengan
periode atau jangka waktu tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengakuan
akuntansi. Konsep matching atau pencocokan didukung oleh konsep tanggung jawab
biaya terhadap penerima manfaat.
b. Sifat-sifat Pengukuran.
Sifat pengukuran mengacu kepada sifat-sifat asset dan kewajiban yang harus diukur
untuk tujuan akuntansi keuangan. Pilihan sifat yang harus diukur untuk tujuan akuntansi
keuangan harus didasarkan pada relevansi, kehandalan, kemampuan untuk dipahami dan
kemampuan untuk dibandingkan dari informasi yang dihasilkan yang diberikan kepada
para pemakai laporan keuangan. Sifat-Sifat yang harus diukur:
 Nilai setara kas yang diharapkan atau diperkirakan diperoleh atau dibayarkan. Ketika
semua syarat yang diharuskan untuk pengukuran sifat-sifat ini (relevansi, kehandalan
dan kemampuan untuk dipahami dari informasi yang dihasilkan) terpenuhi,
pengukuran sifat ini akan cocok untuk dijadikan dasar pengakuan akuntansi sebuah
bank Islam dimana bank tersebut dapat bertindak sebagai:
a) seorang investor dari dana-dana yang tersedia baginya dari pemilik modal dan
pemilik rekening investasi tidak terbatas atas dasar akad Mudharabah tidak
terbatas
b) seorang manager investasi dari rekening investasi terbatas baik atas dasar
Mudharabah terbatas maupun agency contract.
 Revaluasi asset, kewajiban dan investasi terbatas pada akhir periode akuntansi.
Informasi yang dihasilkan harus bisa dipercaya dan bisa dibandingkan. Untuk
menjamin kehandalan dan kemampuan untuk dibandingkan, manajemen bank Islam
wajib mematuhi semua prinsip-prinsip dasar berikut ini selama revaluasi asset,
kewajiban dan investasi terbatas tersebut adalah sebagai berikut:
a) Harus menggunakan indikator-indikator luar (seperti harga pasar), sejauh mana
indikator-indikator tesebut tersedia
b) Harus memanfaatkan semua informasi yang relevan apakah positif atau negatif.
c) Harus menggunakan Metode penilaian yang logis dan relevan.
d) Konsistensi dalam menggunakan metode penilaian
e) Sejauh mana relevan, para pakar di dalam valuasi harus digunakan.
f) Konservatisme di dalam proses penilaian dengan berpegang kepada objektivitas
dan netralitas di dalam memilih nilai-nilai.
 Kemampuan asset, kewajiban dan investasi terbatas untuk direvaluasi. konsep
dapat diterapkan dengan tujuan untuk menyajikan informasi tambahan yang mungkin
relevan bagi pemilik rekening investasi yang ada atau seorang calon pemilik
rekening investasi. Penyajian informasi tambahan tersebut tidak mewajibkan bank
Islam untuk membagikan hasil-hasil investasi yang belum diperoleh. Pembagian
hasil-hasil investasi dan sifat hasil-hasil yang akan dibagikan umumnya berdasarkan
pada hubungan akad antara bank Islam dan pemilik rekening investasi dan hukum
serta peraturan yang mengatur hubungan tersebut.
 Sifat pengukuran alternatif terhadap nilai setara kas (cash equivalent value). Biaya
historis dari asset mengacu kepada nilai pasarnya pada tanggal perolehannya
termasuk jumlah yang dikeluarkan untuk membuatnya bisa dipakai atau siap untuk
digunakan. Nilai pasar pada tanggal perolehan mengacu kepada harga yang dibayar
oleh bank Islam untuk membeli asset dalam suatu transaksi lugas (arm’s length
transaction) antara pihak-pihak yang tidak berkaitan pada tanggal transfer. Biaya
historis dari suatu kewajiban mengacu kepada jumlah yang diterima oleh bank Islam
ketika kewajiban tersebut terjadi atau jumlah dimana kewajiban tersebut akan
diselesaikan apabila dilakukan.

E. Persamaan Dasar Akuntansi Perbankan Syariah


Dalam bidang akuntansi, adanya akuntansi bank syariah, merupakan kemajuan yang luar
biasa, apabila selama ini pada akuntansi secara umum mempunyai persamaan yang sudah
baku, maka dengan adanya akuntansi bank syariah, persamaan akuntansi tersebut terpaksa
harus mengalami perubahan yang mendasar, yang mana persamaan tersebut belum dapat
diperoleh pada literatur akuntansi umum. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa Bank Syariah
mempunyai karekateristik tersendiri, dimana hal ini juga membawa implikasi dalam akuntansi
Bank Syariah itu sendiri. Apabila dalam akuntansi umum terdapat persamaan akuntansi pada
unsur neraca adalah sebagai berikut :

Aktiva = Kewajiban + Modal


Karena karakteristisknya akuntansi Bank Syariah mempunyai persamaan akuntansi yang berbeda
dengan persamaan akuntansi umum atau akuntansi bank konvensional, persamaan akuntansi
pada unsur neraca Bank Syariah adalah :

Aktiv
= Kewajiban + Dana Syarkih Temporer + Modal
a
Unsur dalam laporan laba rugi akuntansi umum diperoleh persamaan akuntansi atas laporan
laba/rugi sebagai berikut :

Laba/Rugi = Pendapatan - Beban


Ada unsur dalam Laporan Laba Rugi yang membedakan dengan laporan laba rugi secara umum
adalah “Hak pihak ketiga atas bagi hasil Dana Syirkah Temporer” yang mana unsur ini tidak
dapat dikategorikan sebagai unsur beban bagi bank (mudharib), dan disajikan setelah pendapatan
utama operasional sebelum pendapatan operasi lainnya, sehingga persamaan akuntansinya
adalah:

Pendapatan Utama-/- Hak pihak Pendapatan Jumlah


Laba/Rugi = + -/-
ketiga atas bagi hasil DST Operasi Lain Beban
Laporan Keuangan Bank Syariah

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


(Nama Bank)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Pada Bulan xx Tahun xxxx
(tahun) (tahun)
Uraian Catatan
Unit Moneter Unit
Aktiva
Kas dan setara kas 8 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Piutang penjualan 9 x.xxx.xxx xxx.xxx
Investasi
Investasi dalam surat-surat berharga 10 xx.xxx xx.xxx.xxx
Investasi Mudharabah
Investasi Musyarakah 11 xx.xxx.xxx x.xxx.xxx
Penyertaan modal 12 - x.xxx.xxx
Persediaan 13 xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Investasi pada real estate 14 - x.xxx.xxx
Aktiva yang disewakan 15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Istishna’ 16 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Investasi lain-lain 17 - x.xxx.xxx
-
- - -
- - -
Total investasi - -
Aktiva lainnya 18 xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Aktiva tetap (netto) 19 xxx.xxx xx.xxx.xxx
20 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx

Total aktiva xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx


2. Laporan Laba rugi
(Nama Bank)
Laporan Laba Rugi
Pada tahun yang terakhir (tahun) dengan ( tahun lalu)
xxxx ( tahun ) xxxx ( tahun )
Uraian Catatan
Unit Moneter Unit Moneter
Pendapatan
Penjualan tangguh 29A xx.xxx xx.xxx
Investasi 29B x.xxx.xxx x.xxxx.xxx
28,29 x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Dikurangi
Keuntungan rekening investasi tidak
terbatas sebelum bagian bank sebagai
mudharib xxx.xxx xxx.xxx
Bagian bank sebagai mudharib ( xxx.xxx ) (xxx.xxx)
Keuntungan terhadap rekening
investasi tidak terbatas sebelum zakat
Bagian bank pada pendapatan dari ( xxx.xxx ) (xxx.xxx)
investasi ( sebagai mudharib dan sebagai
pemilik dana )
Pendapatan bank dari investasi
Bagian keuntungan bank dari rekening x.xxx.xxx x.xxx.xxx
investasi terbatas sebagai mudharib x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Fee bank sebagai agen investasi untuk
investasi terbatas 29B xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Pendapatan dan jasa-jasa perbankan
Pendapatan lain-lain
Total pendapatan bank xxx.xxx xxx.xxx
Biaya umum dan administrasi
Depresiasi xxx.xxx xxx.xxx
Pendapatan netto sebelum zakat dan pajak 30 x.xxx x.xxx
Provisi untuk zakat xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Pendapatan netto sebelum saham (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
minoritas ( saham minoritas ) (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Pendapatan netto x.xxx.xxx x.xxx.xxx

(x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
(x.xxx) (x.xxx)
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
3. Laporan Arus Kas
( Nama Bank )
Laporan Arus Kas
Pada tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun lalu )
xxx ( tahun ) xxxx( tahun )
Uraian Catatan
Unit Moneter Unit Moneter
Arus kas dari operasi
Pendapatan netto x.xxx.xxx --
Penyesuaian terhadap pendapatan -- --
netto
Kas netto dari kegiatan -- --
operasional
Depresiasi x.xxx.xxx --
Provisi rekening ragu-ragu x.xxx.xxx --
Provisi untuk zakat xx.xxx --
Provisi untuk pajak -- --
Zakat yang dibayarkan (xxx.xxx) --
Pajak yang dibayarkan -- --
Keuntungan dari rekening
investasi tidak terbatas xxx.xxx --
Keuntungan dari penjualan aktiva
tetap --
Depresiasi dari aktiva yang --
disewakan --
x. xxx.xxx
Provisi untuk penurunan nilai
investasi pada surat-surat --
berharga --
Piutang ragu-ragu --
Pembelian aktiva tetap --
Arus kas netto dari operasi (x.xxx) --
Arus dari kegiatan investasi (xxx.xxx)
Penjualan real estate yang xx.xxx.xxx --
disewakan
Pembelian real estate yang --
disewakan --
Penjualan real estate --
Investasi pada surat-surat -- --
berharga
Kenaikan pada investasi xx.xxx.xxx --
mudharabah --
Penjualan persediaan --
Penjualan istishna’ (x.xxx.xxx) --
Kenaikan netto pada piutang --
Arus kas netto dari kegiatan x.xxx.xxx
investasi x.xxx.xxx --
Arus kas dari kegiatan keuangan
Kenaikan netto pada rekening (x.xxx.xxx)
investasi tidak terbatas
Kenaiakn netto pada rekening x.xxx.xxx --
koran
Deviden yang dibayarkan --
Kenaikan pada saldo kredit dan --
biaya-biaya (penurunan) pada xxx.xxx --
biaya yang dikeluarkan
(accrud expenses) x.xxx.xxx
Kenaikan pada saham minoritas x.xxx.xxx
Penurunan pada aktiva lain xxx.xxx --
Penurunan arus kas dari kegiatan
pembiayaan
--
Kenaikan/penurunan uang kas (xxx.xxx) --
dan setara kas
Kas dan setara kas pada awal xxx.xxx
tahun xx.xxx.xxx
Kas dan setara kas pada akhir --
tahun xx.xxx.xxx
--

xx.xxx.xxx --

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx
4. Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan
( Nama Bank )
Laporan perubahan Modal
Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun yang lalu )
Cadangan
Unit
Modal Disetor Unit
Uraian Moneter Laba Ditahan Total
Unit Moneter Moneter yang
Umum
sah
Saldo per tahun xxx.xxx.xxx -- -- -- xxx.xxx.xxx
Emisi ( ) saham -- --
Pendapatan netto x x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Keuntungan xx.xxx xxx.xxx (x.xxx.xxx) --
dibagikan
Transfer ke
cadangan xxx.xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx x.xxx.xxx
x.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Neraca per ( tahun ) (x.xxx.xxx) x.xxx.xxx
Pendapatan netto xxx.xxx xxx.xxx x.xxx.xxx --
Keuntungan xxx.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx --
dibagikan
Transfer ke xxx.xxx.xxx
cadangan
Saldo per tahun
5. Laporan Sumber-sumber dan penggunaan Dana Zakat, Infak dan Shadaqah
(Nama Bank)
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak dan Shadaqah
Untuk tahun yang terakhir dengan tahun lalu
xxxx ( tahun ) xxxx ( tahun )
Uraian Catatatan
Unit Moneter Unit Moneter
Sumber-sumber zakat dan sumbangan
Zakat jatuh tempo dari bank x.xxx.xxx --
Zakat jatuh tempo dari para pemilik xxx.xxx --
rekening
Sumbangan xxx.xxx --

Total sumber zakat x.xxx.xxx --

Penggunaan zakat dan sumbangan


Zakat untuk fakir dan miskin xxx.xxx --
Zakat untuk Ibnu Sabil xxx.xxx --
Zakat untuk ghairimin dan membebaskan xx.xxx --
budak
Zakat untuk mu’allaf xxx.xxx --
Zakat untuk fisabilillah xxx.xxx --
Zakat untuk amil zakat ( biaya administrasi
dan umum ) xxx.xxx --

Total penggunaan dana x.xxx.xxx --

Kenaikan ( penurunan ) sumber-sumber


terhadap penggunaan x.xxx.xxx --
Zakat dan sumbangan yang belum
dibagikan pada awal tahun x.xxx.xxx --

Zakat dan sumbangan yang belum


dibagikan pada akhir tahun x.xxx.xxx --

6. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Qardul Hasan


( Nama bank )
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan (tahun lalu )
xxxx ( tahun ) xxxx ( tahun )
Uraian Catatan
Unit Moneter Unit Moneter
Saldo awal xxx.xxx xxx.xxx
Pinjaman kebajikan xxx.xxx xxx.xxx
Sumber-sumber dana Qardhul Hasan
Alokasi dari rekening koran xxx.xxx xxx.xxx
Alokasi dari pendapatan yang dilarang
syariah ( haram ) xxx.xxx
Sumber diluar bank xxx.xxx xxx.xxx

Total sumber dana selama tahun ini xxx.xxx xxx.xxx

Penggunaan Qardhul Hasan


Pinjaman kepada para pelajar xxx.xxx xxx.xxx
Pinjaman kepada para pengrajin xxx.xxx xxx.xxx
Penyelesaian rekening koran xxx.xxx xxx.xxx

Total penggunaan selama tahun ini xxx.xxx xxx.xxx

Saldo akhir tahun


Pinjaman kebajikan xxx.xxx xxx.xxx
Dana tersedia untuk pinjaman xxx.xxx xxx.xxx
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan S., Wiroso dan Muhammad Yusuf. 2006. Akuntansi Perbankan Syariah.
Jakarta: LPFE Usakti.

Khaddafi, Muammar. 2016”Akuntansi Syariah”.Medan: Madenatera.

Di Akses pada : https://www.mandirisyariah.co.id/news-update/edukasi-syariah/prinsip-dan-


konsep-dasar-perbankan-syariah#:~:text=Dalam%20operasionalnya%2C%20perbankan
%20syariah%20harus,dan%20resiko%20masing%2Dmasing%20pihak

Di akses pada : https://mitb23.com/blog/tujuan-akuntansi-dan-laporan-keuangan-bank-syariah/

Anda mungkin juga menyukai