AKUNTANSI SYARI’AH
“AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA”
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 1:
DEVIE NURSAFITRI B1C1 18 162
RIZKA AMALIA B1C1 18 174
WA ODE UMI KALSUM B1C1 18 178
RIAN HIDAYAT B1C1 18 179
LUSI NASRAH B1C1 18 180
ARUM VACHRA AL-NISA B1C1 18 187
ERA FAZIRA B1C1 18 193
EVA SRI WULANDARI B1C1 18 201
NUR HADIRA B1C1 18 210
FIRAWATI B1C1 18 214
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas kasih dan
sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada kelompok kami
sehingga mampu meyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini ditulis sebagai tugas
mata kuliah AKUNTANSI SYARI’AH dengan materi “AKUNTANSI PENGHIMPUNAN
DANA” .
Kami meyadari, dalam penulisan makalah ini masih ada kemukinan kekurangan-
kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusunan. Untuk itu, masukan yang bersifat
membangun akan sangat membantu penyusunan untuk semakin mengurangi kekuragannya
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen mata kuliah ini untuk
teman teman dan semua pihak yang telah membantu kami, semoga makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Gambaran Umum Perbankan Syariah.......................................................................5
B. Penghimpunan Dana Prinsip Wadiah.........................................................................9
C. Penghimpunan Dana Prinsip Mudharabah..............................................................12
E. Standar Akuntansi Bank Syariah menurut PSAK No. 50 tentang Akuntansi
Bank Syariah.......................................................................................................................14
D. Perlakuan Akuntansi Perbankan Syariah................................................................16
BAB III....................................................................................................................................19
PENUTUP...............................................................................................................................19
Kesimpulan.........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai
tempat untuk melakukan transaksi keuangannya. Undang-undang Perbankan Indonesia,
yakni Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998, membedakan bank berdasarkan kegiatan
usahanya menjadi dua, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional. Bank merupakan
lembaga keuangan yang dibangun atas dasar kepercayaan. Bank pun dalam pendanaan
operasionalnya sebagian besar berasal dari masyarakat. Dana-dana yang dihimpun dari
masyarakat ternyata menjadi sumber dana terbesar yang dijadikan andalan oleh bank
tersebut. Pencapaiannya mencapai 80-90% dari seluruh dana yang dikelola bank. Setiap
lapisan masyarakat yang menyimpan uangnya harus benar-benar yakin akan keamanan uang
yang diamanahkannya kepada bank-bank tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula.
Demi mendukung perekonomian negara yang halal dan barakah, penggunaan jasa
perbakan berbasis syariah sangat dianjurkan. Dalam Islam, Menghimpun Dana selain
dilakukan oleh masyarakat secara ’urf, juga dapat ditemukan dasar-dasarnya secara syari’ah
sebagaimana ditemukan aktifitas Menghimpun Dana yang direkam dan dijustifikasi oleh al-
Qur’an, al-Hadis, dan juga telah menjadi ijma ulama’. Seiring perkembangan zaman,
Menghimpun Dana pun mengalami perkembangan dan modifikasi sebagaimana terlihat
dalam aktifitas ekonomi modern bersangkut paut dengan penerapannya dalam masyarakat
secara langsung maupun melalui dunia perbankan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dengan tetap berada dalam bingkai syari’ah. Dalam bank syariah penghimpunan dana dari
masyarakat dilakukan tidak membedakan nama produk tetapi melihat pada prinsip yaitu
prinsip wadiah dan prinsip mudharabah. Apapun nama produk yang diperhatikan adalah
prinsip yang digunakn atas produk tersebut, hal ini sangat terkait dengan porsi pembagian
hasil usaha yang akan dilakukan antara pemilik dana/ deposan (shahibul maal) dengan bank
syariah sebagai mudharib.
BAB II
PEMBAHASAN
Tabungan Wadiah
Tabungan wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya
dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati dengan kuitansi, kartu ATM,
sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. Simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Dalam
fatwa Dewan Syariah Nasional ditetapkan, ketentuan Tabungan Wadiah sebagai
berikut:
1. Bersifat simpanan
2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan.
3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat
sukarela dari pihak bank.
Fasilitas Yang diperoleh dari Tabungan Wadiah
1. Menggunakan buku atau kartu ATM
2. Minimum setoran saldo pertama dan saldo minimum yang harus dipertahankan
3. Tabungan tidak terbatas dapat ditarik sewaktu-waktu,
4. Tipe rekening :
Rekening perorangan
Rekening bersama atau beberapa individu
Perkumpulan/kelompok yang tidak berbadan hukum
Rekening perwalian, yang dioprasikan oleh orang tua wali atau wali atas nama
pemegang rekening (yang belum dewasa)
5. Pembayaran bonus dilakukan denga mengkredit rekening tabungan
Giro Wadiah
Giro wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu ATM, sarana perintah
pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. Termasuk di dalamnya giro
wadiah yang diblokir untuk tujuan tertentu misalnya dalam rangka escrow account, giro
yang diblokir oleh yang berwajib karena suatu perkara. Dalam Fatwa Dewan Syariah
Nasional ditetapkan, ketentuan tentang Giro Wadiah sebagai berikut:
1. Bersifat titipan
2. Titipan bisa diambil kapan saja (on call)
3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (athaya) yang
bersifat sukarela dari pihak bank.
Karakteristik dari giro wadiah antara lain:
1. Harus dikembalikan utuh seperti semula sehingga tidak boleh overdarft
2. Dapat dikenakan biaya titipan
3. Dapat diberikan syarat tertentu untuk keselamatan barang titipan misalnya
menetapkan saldo minimum
4. Penarikan giro wadiah dilakukan dengan cek dan bilyet giro sesuai ketentuan yang
berlaku.
5. Jenis dan kelompok rekening sesuai dengan ketentuan yang berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan syariah
6. Dana wadiah hanya dapat digunakan seijin penitip
Fasilitas Yang Diperoleh Dari Giro Wadiah
1. Kepada pemegang rekening diberikan buku cek untuk mengoperasikan rekening
2. Ada minimum setoran awal, dan diperlukan referensi bagi pemegang rekening
3. Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam daftar hitam dari BI
4. Penarikan dana dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek atau
instruksi tertulis lainnya, Tipe rekening :
Rekening perorangan
Rekening bersama atau rekening kelompok/perkumpulan
Rekening perusahaan (Badan hukum)
Servis lainnya :
Cek khusus
Instruksi siaga (standing instruction)
Transfer dana secara otomatis
5. Pemegang rekening menerima salinan rekening (account statement) setiap bulan
dengan rincian transaksi selama bulan yang bersangkutan
6. Bank dapat mengirim konfirmasi saldo kepada pemegang rekening setiap akhir
tahun atau setiap periode tertentu (yang lebih pendek) bila dianggap perlu oleh bank
atau atas permintaan pemegang rekening
Tabungan Mudharabah
Tabungan adalah simpanan yang penrikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan
dengan itu. Akuntansi untuk tabungan mudharabah dan penghimpunan dana bentuk lainnya
menggunakan akad mudharabah pada dasarnya mengacu pada PSAK 105 tentang Akuntansi
Mudharabah, khususnya yang terkait dengan akuntansi untuk pengelola dana. Berdasarkan
PSAK 105 paragraf 25, dinyatakan bahwa dana yang diterima dari pemilik dana (nasabah
penabung) dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas
atau nilai wajar aset non-kas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah
temporer diukur sebesar nilai tercatatnya.
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 3 Tahun 2000, tentang deposito mudharabah
yaitu :
1) Di sini nasabah disebut sebagai pemilik dana atau shahibul maal dan bank disebut
sebagai pengelola dana atau mudharib.
2) Modal deposito yang diberikan shahibul maal harus dalam bentuk tunai.
3) Bank sebagai mudharib berhak lakukan berbagai usaha asalkan tidak melenceng pada
prinsip syariah dan mnembangkannya, rmasuk didalamnya mudharabah dengan pihak
lain.
4) Bank menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya untuk menutupi biaya
operasional deposito.
5) Bank tidak boleh mengurangi nisbah keuntungan tanpa persetujuan nasabah.
6) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam
akad pembukaan rekening
Harahap, Sofyan S., Wiroso dan Muhammad Yusuf. 2006. Akuntansi Perbankan Syariah.
Jakarta: LPFE Usakti.
Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta :
Grasindo.
http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/04/akuntansi-penghimpunan-dana-bank.html