Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

INTERNAL AUDIT

DI SUSUN

OLEH:

NAMA : EVA SRI WULANDARI

STAMBUK : B1C1 18 201

KELAS : D

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO


1. Risiko Strategi
Jenis risiko ini adalah risiko yang tidak pasti yang diakibatkan dari kurang matangnya
strategi pemilik usaha dalam menjalankan bisnisnya. Risiko strategi umumnya dihadapi
oleh hampir semua pemilik perusahann besar saat ini. Risiko bisnis jenis ini mereka
hadapi saat sedang dalam masa mengembangkan produk dan bisnis mereka.
Perusahaan : Yahoo
Salah satu risiko strategi yang terjadi yang cukup menghebohkan adalah saat Yahoo
menyatakan bangkrut dan membiarkan perusahaan ini diakuisisi oleh Verizon –
perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika senilai US$4,48 miliar pada Juli 2016
silam.
Padahal, siapa yang tak mengenal Yahoo? Pioneer dan raja internet yang didirikan
pada tahun 1994 ini disebut melakukan kesalahan strategi yang menyebabkan
tumbangnya bisnis ini, di mana Yahoo terlalu fokus untuk mengembangkan iklan banner
namun tidak mengembangkan salah satu produknya yakni mesin pencari sehingga pada
akhirnya produk mesin pencari ini dikuasai oleh Google. Yahoo disebut mengalami
krisis jati diri antara menjadi perusahaan teknologi atau media, sehingga membuat Yahoo
juga mengalami kegagalan dalam mengakuisisi Google dan Facebook. Selain itu,
perkembangan dunia internet yang semakin pesat membuat Yahoo mulai kalah saing
serta kian meredup dengan keberadaan perusahaan-perusahaan digital baru.

2. Risiko Operasional
Jenis risiko operasional ini umumnya biasanya terjadi dalam kegiatan sehari-hari
dalam perusahaan. Risiko ini memang mengarah kepada kegagalan yang tidak
diharapkan, namun bersifat teknis. Risiko operasi timbul dari konsekuensi masalah yang
terjadi dalam operasi, manufaktur dan proses. Beberapa indikator dari risiko operasi
antara lain:

 Mesin yang tidak berjalan


 Tingkat kesalahan yang sering terjadi ada varians yang tidak dapat dijelaskan
 Tingkat defect yang tinggi
 Banyak komplain dari pelanggan.

Meski bersifat teknis dan dapat ditangani, namun risiko ini juga bisa merusak reputasi
perusahaan.
Perusahaan : Perusahaan Mainan Mattel

Contoh risiko operasi antara lain adalah yang dialami oleh Mattel baru-baru ini.
Mattel menarik ratusan ribu mainannya di seluruh dunia karena mengandung timbal yang
dapat membahayakan kesehatan. Magnet yang mudah lepas juga disinyalir dapat
membahayakan hidup anak jika sampai tertelan. Bahkan ada beberapa komplain dari
pelanggan mengenai anaknya yang harus dioperasi karena menelan magnet. Penarikan
besar-besaran ini tentunya mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi Mattel.

3. Risiko Kepatuhan
Sesuai dengan namanya, risiko ini muncul karena adanya ketidakpatuhan kita
terhadap regulasi atau hukum yang diterapkan pemerintah, baik yang tertulis maupun
yang tidak. Risiko kepatuhan ini mungkin tidak berdampak terlalu besar seperti risiko
lainya. Namun, setiap ada ketidakpatuhan yang menjadi pelanggaran, bisa membuat
pemilik bisnis harus membayar denda atas ketidakpatuhan terhadap aturan tertentu.

Perusahaan : PT. Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA)

PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) telah dinyatakan pailit setelah


Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan permohonan pembatalan perjanjian
perdamaian oleh PT Bank ICBC Indonesia. Anak usaha Sariwangi Group PT Maskapai
Perkebunan Indorub Sumber Wadung juga ikut dijatuhkan pailit.

Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan kedua perusahaan itu pailit karena
dianggap telah melanggar perjanjian perdamaian soal utang piutang dengan PT Bank
ICBC Indonesia. Setelah tagihan kredit utang bermasalah Bank ICBC Indonesia sepakat
dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Total utang Sariwangi kepada
Bank ICBC Indonesia saat itu mencapai US$ 20.505.166 atau sekitar Rp 309,6 miliar.

Namun sejak perjanjian itu pihak Sariwangi tidak memenuhi perjanjian dengan
membayar cicilan utang. Hingga akhirnya PT Bank ICBC Indonesia mengajukan
pembatalan perjanjian perdamaian Berbarengan dengan Sariwangi, Bank ICBC
Indonesia juga meminta pembatalan perjanjian perdamaian kepada PT Maskapai
Perkebunan Indorub Sumber Wadung. Total utang perusahaan ini mencapai $2.017.595
dan Rp. 4.907.082.191.
4. Risiko Financial
Jenis risiko berikutnya adalah risiko financial. Dimana, berkaitan dengan biaya ekstra
yang menyebabkan kerugian pada pemasukan perusahaan. Risiko ini khusus terjadi pada
arus masuk dan keluar dari perputaran bisnis yang kita jalankan dan menyebabkan
kerugian financial. Umumnya, masalah kredit dan hutang menjadi pemicu munculnya
risiko ini.
Perusahaan : Integra Bank Corp
Perusahaan Integra Bank Corp yang berbasis di Indiana itu mengoperasikan 52 pusat
perbankan dan 100 ATM di Kentucky, Indiana dan Illinous sebelum akhirnya
mendaftarkan kebangkrutan Chapter 7 pada Juli.
Bank dengan operasional bank komunitas yang cukup kuat ini harus berjuang
menghadapi tingginya utang dan menderita sejumlah kerugian akibat eksposure pada
sektor real estate komersial. Sekitar setengah aktivitas pinjaman bank terkait properti
komersial, segmen pasar yang sangat terpukul akibat resesi di AS. Turunnya harga
properti komersial telah menggerus nilai dari kolateral yang dimiliki bank itu.

5. Risiko Reputasional
Jenis risiko terakhir adalah risiko reputasional, dimana risiko ini berkaitan dengan nama
baik perusahaan dan bisnis kita. Saat nama baik perusahaan mejadi hancur, maka
otomatis bisa menyebabkan kerugian besar dan membuat para pelanggan bisnisnya
menjadi tidak percaya. Dampaknya bisa menjadi besar dalam jangka waktu singkat,
seperti klien yang akan menolak berbisnis dengan Anda, atau pemasok yang tidak ingin
menawarkan produk dan jasanya pada perusahaan Anda.
Perusahaan : SAMSUNG
Kegagalan produk dari perusahaan besar Samsung. Galaxy Note 7 yang beredar
memakan korban karena meledak saat pengisian baterai. Konsumen loyal Samsung
Galaxy Note sangat dikecewakan, karena sudah menanti-nantikan kecanggihan produk
tersebut dan ternyata hasilnya tidak sesuai harapan.
Meledaknya baterai Samsung Note 7 dialami oleh beberapa konsumen di berbagai
negara, seperti di Florida saat konsumen mengisi baterai di dalam mobil. Lalu di Perth,
Australia saat konsumen sedang berada di dalam kamar hotel dan beberapa kasus
lainnya. Tercatat ada 35 kasus Galaxy Note 7 yang meledak di seluruh dunia.
Selain kekecewaan konsumen, dampak negatif lain dari kasus Galaxy Note 7 ini
adalah saham Samsung langsung anjlok 7%. Kerugian finansial lainnya yaitu
berdasarkan perkiraan Credit Suisse AG dan dua lembaga finansial lain, biaya penarikan
Galaxy Note 7 di seluruh dunia bisa mencapai 1 miliar dollar AS. Bahkan beberapa
maskapai penerbangan internasional mengeluarkan kebijakan larangan bagi penumpang
untuk membawa Note 7 ke dalam pesawat. Reputasi Samsung sebagai
produsen handphone skala global pun menjadi taruhan.
Dengan adanya kejadian tersebut, Presiden Samsung Mobile Business , Koh Dong-
jin, meminta maaf dan secara resmi mengumumkan penarikan atau product recall untuk
semua Galaxy Note 7. Perusahaan raksasa tersebut tidak hanya sekedar menarik
produknya, tetapi mereka memberikan kompensasi kepada konsumen yang telah
membeli Note 7. Contoh di Indonesia, Samsung selain mengembalikan uang sesuai harga
beli, konsumen juga diberikan sejumlah uang dalam bentuk voucher .

Anda mungkin juga menyukai