Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN RESIKO

(ASURANSI DAN KONSEP DASAR ASURANSI)

DI SUSUN

OLEH:

NAMA : EVA SRI WULANDARI

STAMBUK : B1C1 18 201

KELAS : D

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO


KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu saya panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa atas kasih dan
sayang Nya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada saya sehingga
mampu meyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini ditulis sebagai tugas Ujuan
Tengah Semester untuk mata kuliah Manajeman Resiko dengan materi “Asuransi dan Prinsip
Dasar Asuransi”

Saya meyadari, dalam penulisan makalah ini masih ada kemukinan kekurangan-
kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusunan. Untuk itu, masukan yang bersifat
membangun akan sangat membantu penyusunan untuk semakin mengurangi kekuragannya

Ucapan terima kasih tidak lupa saya haturkan kepada dosen mata kuliah ini dan untuk
teman-teman yang telah membantu saya, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi pembaca.

Kendari, November 2020


Penulis

Eva Sri Wulandari


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1. Pengertian Asunransi...................................................................................................5
2.2. Fungsi dan Tujuan Asuransi........................................................................................6
2.3. Jenis-Jenis Asuransi.....................................................................................................7
2.4. Prinsip Dasar Asuransi................................................................................................8
2.5. Terjadinya dan Berakhirnya Asuransi.........................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Asuransi dan lembaga asuransi sebagai lembaga peralihan resiko mempunyai peranan
penting. Usaha perasuransian sebagai salah satu lembaga keuangan non Bank ini sangat
penting peranannya dalam rangka pembangunan bidang ekonomi karena dengan usaha ini
bisa menghimpun dana yang digali dari masyarakat melalui perolehan resmi tertanggung.
Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat di prediksi. Secara rasional,
para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada
tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk
mengurangi permasalah ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota
keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal.
Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup
pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an. Dipertegas lagi
dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang
Usaha Perasuransian. Diharapkan dengan semakin berkembangnya industri asuransi di
indonesia, maka akan semakin berkembang pula pertumbuhan ekonomi indonesia dari
tahun ketahun akan semakin meningkat, Pada era globalisasi seperti ini kebutuhan
masyarakat akan asuransi semakin meningkat oleh karena itu pertumbuhan atau
perkembangan industri asurasi di indonesia semakin dan akan terus meningkat.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Asuransi?
2. Apa saja Fungsi dan Tujuan Asuransi?
3. Apa saja jenis-jenis Asuransi?
4. Apa saja Prinsip Dasar Asuransi?
5. Bagaimana Proses Terjadinya dan Berakhirnya Asuransi?
1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui mengenai pengertian, Fungsi, dan
Tujuan Asuransi. Juga untuk mengetahui tentang prinsip-prinsip Dasar Asuransi dan
dalam makalah ini di jelaskan mengenai Proses terjadi dan berakhirnya Asuransi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Asunransi


Asuransi merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu tindakan,
sistem, atau bisnis yang dimana bertujuan sebagai perlindungan finansial (atau ganti rugi
secara finansial) dalam cakupan jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya sehingga
mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga, seperti
kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana hal ini melibatkan pembayaran premi
secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai gantinya polis yang akan menjamin
perlindungan tersebut. Atau Asuransi dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk
pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu
pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah perusahaan asuransi. 
Sedangkan menurut UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian yang
dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Setiap aktivitas tentu melibatkan beberapa pihak untuk mencapai tujuannya, begitu
pula dengan kegiatan perasuransian dimana terdapat pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya. Pihak-pihak ini disebut sebagai pelaku asuransi yang terdiri dari :
a) Nasabah. Yaitu orang/badan yang mengalihkan/transfer risiko terhadap pihak lain
dengan pembayaran berupa premi kepada perusahaan asuransi.
b) Perusahaan Perasuransian. Dalam UU No. 2 Tahun 1992 Perusahaan Perasuransian
adalah Perusahaan Asuransi Kerugian, Perusahaan Asuransi Jiwa, Perusahaan
Reasuransi, Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi, Agen
Asuransi, Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, dan Perusahaan Konsultan Akturia.
c) Pemerintah. Pemerintah berperan sebagai regulator (pembuat kebijakan) untuk
menciptakan usaha yang sehat dan bertanggung jawab, yang sekaligus mendorong
kegiatan perekonomian pada umumnya.
2.2. Fungsi dan Tujuan Asuransi
A. Fungsi Asuransi
Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko (secara finansial), asuransi juga memiliki
berbagai manfaat yang diklasifikasikan ke dalam beberapa fungsi.
Berikut ini adalah fungsi utama dari asuransi:
1. Pengalihan Risiko
Pengalihan risiko ini memiliki arti bahwa risiko akan dialihkan pada perusahaan
asuransi sebagai pihak penanggung. Sehingga jumlah ketidakpastian kerugian yang
diderita oleh nasabah akibat suatu peristiwa yang tidak terduga akan diganti oleh pihak
asuransi dalam bentuk ganti rugi atau santunan klaim karena nasabah telah membayar
premi.
2. Penghimpunan Dana
Dana yang bersumber dari nasabah akan dihimpun dan kemudian oleh perusahaan
asuransi dana tersebut akan di dikelola sedemikian rupa supaya dapat berkembang.
Hasil dari pengelolaan uang dari nasabah nantinya akan digunakan untuk membayar
ganti rugi apabila nasabah mengalami kejadian yang tak terduga dan merugikan.
3. Penyeimbangan Premi
Perusahaan asuransi akan mengatur agar pembayaran premi seimbang dengan risiko
yang akan ditanggung oleh pihak asuransi. Dengan demikian kedua belah pihak tidak
akan merasa dirugikan dengan adanya perjanjian tersebut. Untuk selain asuransi jiwa,
jumlah premi akan ditentukan dengan berdasarkan tarif premi yang dikalikan dengan
nilai pertanggungan yang diinginkan. Untuk asuransi jiwa, biasanya besarnya premi
biasanya sesuai dengan kesepakatan atau ketetapan perusahaan asuransi.

B. Tujuan Asuransi
Asuransi memiliki beberapa tujuan, antara lain yaitu:
1. Sebagai pemberi jaminan kepada nasabah agar terlindung dari risiko-risiko yang
akan diderita jika terjadi kejadian yang tidak terduga.
2. Asuransi juga dapat meningkatkan efisiensi terhadap suatu hal, nasabah tidak perlu
melakukan berbagai upaya pengamanan dan pengawasan karena akan banyak
menghabiskan waktu dan tenaga.
3. Sebagai pemerataan biaya, maksudnya adalah nasabah hanya akan mengeluarkan
biaya tertentu dan tidak perlu membayar kerugian yang diderita karena perusahaan
asuransi yang akan menanggungnya. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi
nasabah karena jumlah kerugian yang diderita jumlahnya tidak tentu.
4. Sebagai tabungan nasabah. Hal ini dikarenakan jumlah yang akan diterima sudah
pasti akan jauh lebih besar daripada jumlah premi yang dibayarkan. Namun
sayangnya tujuan ini hanya berlaku untuk asuransi jiwa saja.

2.3. Jenis-Jenis Asuransi


Berdasarkan pasal 247 KUHD menyebutkan tentang lima macam asuransi ialah:
 Asuransi terhadap kebakaran
 Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian
 Asuransi terhadap kematian orang ( Asuransi jiwa )
 Asuransi terhadap bahaya dilaut dan perbudakan
 Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan didarat dan disungai-sungai

Secara garis besar asuransi terdiri dari tiga kategori, yaitu:

1. Asuransi Kerugian
Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan), kepentingan
keungan (pecuniary), tanggung jawab hokum (liability), dan asuransi diri (kecelakaan
atau kesehatan.
2. Asuransi Jiwa
Pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kerjasama antara orang-orang yang
menghindarkan atau minimal mengurangi resiko yang diakibatkan oleh resiko
kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan terjadinya), resiko hari tua (yang
pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadinya, tetapi tidak pasti berapa
lama) dan resiko kecelakaan (yang tidak pasti terjadi, tetpi tidak mustahil terjadi).
3. Asuransi Sosial
Asuransi Sosial adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan oleh pemerintah
berdasarkan undang-undang. Maksud dan tujuan asuransi social adalah menyediakan
jaminan dasar bagi masyrakat dan tidak bertujuan untuk mendapat keuntungan
komersial.
2.4. Prinsip Dasar Asuransi
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu insurable
interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan contribution.
1. Insurable interest
Insirable Interest adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu
hubungan keuangan antara penanggung dan orang yang diasuransikan, lalu diakui
secara hukum. Jadi, dapat dikatakan memiliki kepentingan atas obyek yang
diasuransikan apabila seseorang menderita kerugian keuangan seandainya terjadi
musibah yang menimbulkan kerugian atau kerusakan atas obyek tersebut.
Kepentingan keuangan ini memungkinkan seseorang mengasuransikan harta
benda atau kepentingannya. Apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan
dan terbukti bahwa orang tersebut tidak memiliki kepentingan keuangan atas
obyeknya, maka orang tersebut tidak berhak menerima ganti rugi.
2. Utmost Good Faith
Utmost Good Faith adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan
lengkap, semua fakta yang material mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik
diminta maupun tidak. Artinya si penanggung harus dengan jujur menerangkan
dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat dan kondisi dari asuransi dan si
tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau
kepentingan yang dipertanggungkan.
Intinya bahwa apabila seseorang berkewajiban memberitahukan sejelas-
jelasnya dan dengan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan
obyek yang diasuransikan. Prinsip inipun menjelaskan risiko-risiko yang dijamin
maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas
serta teliti.
3. Proximate Cause
Proximate Cause adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang diawali
dan secara aktif oleh sumber yang baru dan independen. Jadi apabila kepentingan
yang diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama dicari
sebab-sebab yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa
tanpa terputus sehingga pada akhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut.
Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan efisien
adalah: "Unbroken Chain of Events" yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwa yang
tidak terputus.
4. Indemnity
Indemnity adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia
miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas
dalam pasal 278).
5. Subrogation
Subrogation adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung
setelah klaim dibayar. Prinsip subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-Undang
Hukum Dagang, yang berbunyi: "Apabila seorang penanggung telah membayar ganti
rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan menggantikan
kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang telah
menimbulkan kerugian pada tertanggung".
6. Contribution
Contribution adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-
sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk
ikut memberikan indemnity. Anda dapat saja mengasuransikan harta benda yang sama
pada beberapa perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas obyek yang
diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi.

2.5. Terjadinya dan Berakhirnya Asuransi


1. Terjadinya Asuransi
Perjanjian asuransi yang dibuat oleh tertanggung dan penanggung itu terjadi dan
mengikat kedua pihak, dari sudut pandang ilmu hukum terdapat 2 (dua) teori
perjanjian tersebut:
a. Teori tawar-menawar (bargaining thoery).
Menurut teori ini, setiap perjanjian hanya akan terjadi antara kedua belah pihak
apabila penawaran (offer) dari pihak yang satu dihadapkan dengan penerimaan
(acceptance) oleh pihak yang lainnya dan sebaliknya. Keunggulan toeri tawar-
menawar adalah kepastian hukum yang diciptakan berdasarkan kesepakatan yang
dicapai oleh kedua pihak dalam asuransi antara tertanggung dan penanggung.
b. Teori penerimaan (acceptance theory).
Dalam hukum Belanda, teori ini disebut ontvangst theorie mengenai saat kapan
perjanjian asuransi terjadi dan mengikat tertanggung dan penanggung, tidak ada
ketentuan umum dalam undang-undang perasuransian, yang ada hanya persetujuan
kehendak antara pihak-pihak (pasal 1320 KUH Perdata). Menurut teori
penerimaan, perjanjian asuransi terjadi dan mengikat pihak-pihak pada saat
penawaran sungguh-sungguh diterima oleh tertanggung. Atas nota persetujuan ini
kemudian dibuatkan akta perjanjian asuransi oleh penanggung yang disebut polis
asuransi.
2. Berakhirnya Asuransi
Ada empat hal yang menyebabkan Perjanjian asuransi berakhir, antara lain sebagai
berikut:
1) Karena Terjadi Evenemen
2) Karena Jangka Waktu Berakhir
3) Karena Asuransi Gugur
4) Karena Asuransi Dibatalkan

Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta
yang disebut polis (pasal 255 KUHD). Polis ini merupakan satu-satunya alat bukti
tertulis untuk membuktikan bahwa asuransi telah terjadi.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Asuransi merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu tindakan, sistem,
atau bisnis yang dimana bertujuan sebagai perlindungan finansial (atau ganti rugi secara
finansial) dalam cakupan jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya sehingga
mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga, seperti
kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana hal ini melibatkan pembayaran premi
secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai gantinya polis yang akan menjamin
perlindungan tersebut.
Fungsi dan Tujuan Asuransi
 Pengalihan Risiko
 Penghimpunan Dana
 Penyeimbangan Premi

Tujuan Asuransi

 Sebagai pemberi
 Asuransi juga dapat meningkatkan efisiensi
 Sebagai pemerataan biaya
 Sebagai tabungan nasabah

Prinsip Dasar Asuransi

 Insurable interest
 Utmost Good Faith
 Proximate Cause
 Indemnity
 Subrogation
 Contribution

Terjadinya Asuransi, Perjanjian asuransi yang dibuat oleh tertanggung dan penanggung itu
terjadi dan mengikat kedua pihak, dari sudut pandang ilmu hukum terdapat 2 (dua) teori
Teori tawar-menawar (bargaining thoery)dan Teori penerimaan (acceptance theory).
Berakhirnya Asuransi karena terjadi evenemen, jangka waktu berakhir, asuransi gugur, dan
asuransi dibatalkan.
DAFTAR PUSTAKA

Latumaerissa, Julius R. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba


Empat.
Triandaru, Sigit Dan Budiasantoso, Totok. 2010.  Bank Dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat.
Wijaya, Faried Dan Hadiwigeno, Soetatwo. Lembaga-Lembaga Keuangan Dan
Bank. Yogyakarta : BPFE.           

Di akses Pada:
http://askrida.com/pengertian-pelaku-dan-prinsip-asuransi.html#.X75imcgzbIW
https://jhohandewangga.wordpress.com/2012/02/27/makalah-tentang-asuransi/
http://www.mag.co.id/tujuan-asuransi/
http://nunite.blogspot.com/2013/03/pengetahuan-dasar-tentang-asuransi.html

Anda mungkin juga menyukai