serta irama pemompaan yang baik pula. Jika ditemukan ketidaknormalan pada
salah satu unsur tadi maka akan berpengaruh terhadap efisiensi pemompaan
akibat disfungsi atau kerusakan otot miokard yang ditandai dengan terjadinya
adalah sindrom yang ditandai oleh disfungsi salah satu atau kedua paru dan
vena sistemik sehingga asupan oksigen ke jaringan perifer kurang baik pada
gagal jantung kongestif yang sering digunakan jika terjadi gagal jantung sisi
mengakibatkan edema paru dan bendungan di sistem vena, maka keadaan ini
oksigen dan nutrisi. Gagal jantung kongestif ( CHF ) adalah gangguan klinis
yang umum yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah paru dan
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari semua penyakit
gagal jantung mencakup keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir
awal seperti : regurgitasi aorta, cacat septum ventrikel dan beban akhir
(HFSA,2010) :
Setiap hambatan pada arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan
metabolisme jaringan.
garam dan cairan badan dan peningkatan eksttraksi oksigen oleh jaringan. Bila
jantung bagian kanan dan bagian kiri bersama-ama dalam keadaan gagal
akibat gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan tampak tanda
dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan
2009 p. 1983)
3. Hipertrofi ventrikel
Ketiga respon diatas bertujuan untuk mempertahankan curah jantung pada
tingkat normal atau hamper normal pada gagal jantung. Namun kelainan pada
beraktivitas.(AHA, 2009)
Pada Guidelines Heart Failure yang dikeluarkan oleh Heart Failure Society
of America tahun 2010 maka klasifikasi CHF dari New York Heart
pertukaran gas.
batuk basah.
3) Mudah lelah. Akibat curah jatung yang kurang sehingga darah tidak
1) Edema, biasa pada kaki dan tumit dan secara bertahap bertambah
menyebabkan asites.
3) Anoreksia dan mual, akibat pembesaran vena dan stasis vena didalam
rongga abdomen.
4) Nokturia, dieresis sering terjadi pada malam hari karena curah
jaringan.
2) Angina dan infark miokard, Terjadi akibat dari peningkatan kerja otot
jantung.
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub
memperburuk PPOM.
cairan yang sulit untuk mengontrol meskipun dosis tinggi diuretik dan
b. Non Farmakologis
1) CHF Kronik
aktivitas.
natrium
2) CHF Akut
b) Pembatasan cairan
c. Farmakologis
ventrikel kiri.
2. Diagnosa Keperawatan
a) Penurunan curah jantung b/d perubahan preload d/d edema dan kelelahan,
b) Bersihan jalan napas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan d/d sputum
berlebih, batuk tidak efektif, wheezing, ortopnea dan gelisah.
c) Pola napas tidak efektif b/d hambatan upaya napas d/d dispnea, ortopnea
dan pola napas abnormal.
d) Hipervolemia b/d gangguan mekanisme regulasi d/d edema anasarka,
kadar Hb/Ht turun, oliguria dan kongesti paru.
e) Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen d/d mengeluh lelah, dispnea saat beraktifitas atau setelah
beraktifitas dan merasa lemah.
2. Perubahan afterload
Pulmonary vascular
resistence (PVR)
meningkat/menurun
Systemic vascular
resistence (SVR)
meningkat/menurun
3. Perubahan kontartilitas
Cardiac index (CI)
menurun
Left ventricular stroke
work index (LVSW)
menurun
Stroke volume index (SVI)
menurun
2. Bersihan Jalan Nafas Tidak Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif
Efektif asuhan keperawatan 1. Observasi
Definisi : ketidakmampuan selama 1x jam Identifikasi kemampuan batuk
membersihkan sekret atau obstruksi diharapkan status pola Monitor adanya retensi sputum
jalan napas untuk mempertahankan nafas px normal Monitor tanda dan gejala
jalan napas tetap paten dengan kriteria hasil : infeksi saluran napas
Penyebab : Batuk efektif Monitor input dan output
Spasme jalan napas meningkat cairan
Hipersekresi jalan napas Produksi sputum 2. Terapeutik
Disfungsi neuromuskuler menurun Posisikan semi fowler/fowler
Benda asing dalam jalan napas Mengi menurun 3. Edukasi
Adanya jalan napas buatan Wheezing Jelaskan tujuan dan prosedur
Sekresi yang tertahan menurun batuk efektif
Hiperplasia dinding jalan napas Dispnea menurun 4. Kolaborasi
Gejala dan tanda mayor Sianosis menurun Monitor pola napas (frekuensi
2. Objektif 4. Kolaborasi
(cepat/lambat, pemantauan
regular/ireguler,
dalam/dangkal) Terapi Oksigen
Warna kulit abnormal 1. Observasi
Kesadaran menurun Monitor kecepatan aliran
Kondisi Klinis terkait oksigen
Penyakit paru obstruktif Monitor posisi alat terapi
kronis (PPOK) oksigen
Gagal jantung kongestif Monitor aliran oksigenas
Asma secara periodic
4. IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan interverensi
5. EVALUASI
a. Evaluasi Formatif (merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap
klien terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
b. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan
analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Ardini, Desta. N. 2007. Perbedaaan Etiologi Gagal jantung Kongestif pada Usia
Lanjut dengan Usia Dewasa Di Rumah Sakit Dr. Kariadi Januari –
Desember
2006. Semarang: UNDIP
Brunner & Suddarth (2001), Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, Edisi 8, Unit
16. Editor : Smeltzer & Bare, Alih Bahasa : Agung Waluyo et al, Editor
11 november 2019
Hopkins TA (2005) Lab Notes, Guide to lab and Diagnostic Test. . FA Davis
Company, Philadelphia
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system
on Practice Guideline
Bahasa : Iwan S & Iqbal M, Editor Bahasa Indonesia : Titiek Resmisari, EGC,
Jakarta.
Philadelphia.