KIMIA KLINIK I
PEMERIKSAAN ALBUMIN
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
18071009
KELOMPOK 2
DENPASAR
2020
PEMERIKSAAN
KADAR ALBUMIN
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kadar albumin pada serum darah dengan berbagai metode dan
dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan.
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. bahan interseluler adalah
cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat yaitu sel darah.
Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua belas berat badan atau
kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri
atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Di waktu sehat volume darah adalah
konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotic dalam pembuluh darah dan
dalam jaringan. Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya
sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran
kompleks zat organik dan anorganik. Protein plasma mencapai 7% plasma dan
merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak dapat menembus membran
kapilar untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma yang utama, yaitu (Sloane,
2003)
Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 sampai 60%, tetapi
ukurannya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung jawab untuk
tekanan osmotik koloid darah.Koloid adalah zat yang berdiameter 1 nm sampai 100 nm,
sedangkan kristaloid adalah zat yang berdiameter kurang dari 1 nm. Plasma mengandung
koloid dan kristaloid. Tekanan osmotik koloid (atau tekanan onkotik) dintentukan
berdasarkan jumlah partikel koloid dalam larutan. Tekanan ini merupakan suatu ukuran
―daya tarik‖ plasma terhadap difusi air dari cairan ekstraselular yang melewati membran
kapilar (Pearce, 2008).
Albumin adalah protein dengan berat molekul 69.000 dan disintsis oleh hati. Dalam
tubuh albumin didistribusikan secara vaskular dalam kulit, otot dan beberapa jaringan
lain. Obat-obat asam lemah seperti salisilat, fenilbutazon, dan penisilin terikat kuat
dengan albumin. Kekuatan ikatan obat dengan albumin berbeda untuk masing-masing
obat. Obat-obat basa lemah seperti propanolol dan lidokain juga berikatan, khususnya α1-
asam glikoprotein dan lipoprotein (Shargel, 2005).
Bahan :
V. CARA KERJA
Pertama-tama reagen reagen pemeriksaan albumin dan dibiarkan pada suhu ruang.
Selanjutnya dipersiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan albumin. Darah diambil pada
probandus menggunakan spuit 3 ml kemudian diletakan darah pada tabung darah dengan
tutup warna merah, diamkan darah selama lima menit kemudian dicentrifuge selama 15
menit dengan kecepatan 3500 rpm. Kemudian diambil serum darah dan letakan pada
tabung yang tersedia.
Larutan blanko dibuat dengan cara dimasukkan 1000 ul reagen dan ditambahkan 10 ul
aquadest kemudian dicampur. Untuk pembuatan larutan standar dilakukan dengan cara
dimasukkan 1000 ul reagen dan ditambah dengan 10 ul larutan standar kemudian
dicampur. Untuk pembuatan sampel, dimasukkan 1000 ul dan ditambahkan 10 ul sampel
(serum) kemudian dicampur. Selanjutnya blanko, standard dan sampel diinkubasi pada
waterbath pada suhu 37 derajat celcius selama 90 detik. Lalu masing masing blanko,
standar dan sampel dimasukkan ke dalam cuvet yang kemudian dibaca pada panjang
gelombang 510 nm menggunakan spektrofotometer. Jika sudah, dicatat absorbansi dan
lakukan perhitungan kadar albumin pada serum. Lakukan pemeriksaan menggunakan
fotometer guna mengetahui kadar albumin pada serum.
VII. PERHITUNGAN
Kadar Albumin = 4,0 g/dL (normal) Kadar Albumin = 4,9 g/dL (normal)
Metode Fotometri
- Sampel A = 3,5 g/dL (normal)
- Sampel B = 2,8 g/dL (rendah).
VIII. PEMBAHASAN
Albumin adalah protein dalam darah yang dihasilkan oleh hati. Sebanyak 60%
komposisi protein dalam darah merupakan albumin. Albumin juga memiliki banyak
fungsi, seperti regenerasi jaringan tubuh dan menjaga cairan tubuh agar tidak bocor
keluar dari pembuluh darah. Selain itu, albumin juga berfungsi untuk menyalurkan
beberapa zat ke seluruh tubuh, di antaranya hormon, vitamin, mineral, bilirubin,
lemak, serta obat-obatan. Kadar albumin normal tergantung pada usia seseorang.
Meskipun demikian, kadar albumin normal berkisar antara 3,5 hingga 5,9 gram per
desiliter (g/dL). Seseorang baru dikatakan mengalami hipoalbuminemia bila kadar
albumin di bawah 3,5 g/dL (Evans, 2002)
Pada pemeriksaan kadar albumin pada serum darah dilakukan dengan metode
spektrofotometri dan metode fotometri dengan dua sampel yang berbeda. Pada
metode spektrofotometri sampel A diperoleh kadar 4,0 g/dl dan pada sampel B 4,9
g/dl. Pada metode fotometri diperoleh hasil yang berbeda yaitu kadar albumin pada
sampel A adalah 3,5 g/dl dan pada sampel B adalah 2.8 g/dl. Menerut literatur kadar
albumin pada sampel A dan B hasil pemeriksaan metode spektrofotometri normal
juga pada pada sampel A pemeriksaan dengan fotometer tetapi sampel B hasil
pemeriksaan fotometer didapatkan hasil kadar albumin yang rendah (Rusli, 2011).
Kadar albumin dalam darah bisa rendah atau tinggi. Hipoalbuminemia adalah
kondisi ketika kadar albumin dalam darah di bawah normal. Kondisi ini biasanya
terjadi pada seseorang dengan penyakit yang berat atau sudah berlangsung lama
(kronis). Salah satu penyakit yang paling sering menyebabkan hipoalbuminemia
adalah penyakit peradangan. Hipoalbuminemia umumnya disebabkan oleh
peradangan dalam tubuh. Peradangan dapat terjadi pasca tindakan operasi, atau
akibat sepsis serta luka bakar. Peradangan juga dapat terjadi akibat tindakan medis
selain operasi, misalnya pemasangan ventilator atau alat bantu napas. Selain karena
peradangan, kurangnya asupan protein, kalori, dan vitamin, atau gangguan
penyerapan nutrisi, dapat mengakibatkan hipoalbuminemia. Rendahnya kadar
albumin juga bisa terjadi akibat sejumlah kondisi berikut:
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa;
1. Albumin adalah protein dalam darah yang dihasilkan oleh hati. Sebanyak 60%
komposisi protein dalam darah merupakan albumin.
2. Kadar albumin normal berkisar antara 3,5 hingga 5,9 gram per desiliter (g/dL).
Seseorang baru dikatakan mengalami hipoalbuminemia bila kadar albumin di
bawah 3,5 g/dL
3. Pemeriksaan kadar albumin pada serum darah dapat dilakukan dengan
menggunakan metode spektrofotomtri dan fotometri.
4. Kadar albumin pada pemeriksaan metode spektrofotometri sampel A diperoleh
kadar 4,0 g/dl yaitu normal dan pada sampel B 4,9 g/dl yaitu normal. Pada
metode fotometri diperoleh hasil yang berbeda yaitu kadar albumin pada sampel
A adalah 3,5 g/dl yaitu normal dan pada sampel B adalah 2.8 g/dl yaitu rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Rusli. 2011. Pemeriksaan Terapi Albumin Dalam Darah. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC
KIMIA KLINIK I
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
18071009
KELOMPOK 2
DENPASAR
2020
PEMERIKSAAN
PROTEIN TOTAL
I. TUJUAN
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian bahan interseluler adalah
cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat yaitu sel darah.
Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua belas berat badan atau
kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri
atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang
dipadatkan yang berkisarantara 40 sampai 47. Di waktu sehat volume darah adalah
konstandan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotic dalampembuluh darah dan
dalam jaringan. Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya
sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air danmengandung campuran
kompleks zat organik dan anorganik. Protein plasma mencapai 7% plasma dan
merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak dapat menembus membran
kapilar untuk mencapai sel. (Sloane,2003)
Protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organismedan juga
merupakan bagian dari semua sel hidup yang merupakanbagian terbesar tubuh setelah air.
Protein di dalam tubuh berfungsisebagai : sumber utama energy selain karbohidrat dan
lemak,sebagai zat pembangun, sebagai zat-zat pengatur. protein mengaturproses-proses
metabolisma dalam bentuk enzim dan hormon dan sebagai mekanisme pertahanan tubuh
melawan berbagai mikrobadan zat toksik lain yang datang dari tuar, serta memelihara sel
dan jaringan tubuh. Atas dasar kelarutannya dalam zat pelarut tertentu, protein dibagi ;
albumin, globulin, prolamin, dan glueatin. Protein dapat juga dikelompokkan berdasarkan
atas jenis utama konformasinya. Berdasarkan penggolongan, terdapat 2 kelas utama
protein, yaitu: protein fibrosa (serat) dan protein globular (Toha, 2001).
III. METODE
Metode praktikum pemeriksaan protein total ini yaitu spektrofotometri dan fotometri.
Alat:
Darah diambil pada probandus menggunakan spuit 3 ml kemudian diletakan darah pada
tabung darah dengan tutup warna merah, diamkan darah selama lima menit kemudian
dicentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3500 rpm. Kemudian diambil serum darah
dan letakan pada tabung yang tersedia.
Larutan blanko dibuat pada tabung dengan cara dimasukkan reagen sebanyak 1000 dan
ditambahkan 20 aquadest kemudian dicampur. Larutan standar dibuat pada tabung dengan
cara dimasukkan reagen sebanyak 1000 dan ditambahkan 20 larutan standar kemudian
dicampur. Larutan sampel dibuat pada tabung dengan cara dimasukkan reagen sebanyak
1000 dan ditambahkan 20 sampel serum kemudian dicampur. Selanjutnya larutan
blanko,standar dan sampel diinkubasi pada waterbath pada suhu 37oC selama 5 menit.
Masing-masing larutan blanko, standar dan sampel dimasukkan dalam kuvet, kemudian
dibaca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm. Hasil absorbansi dicatat
dan dilakukan perhitungan total kadar protein pada serum. Pemeriksaan dilanjutkan dengan
fotometer untuk mengetahui kadar total protein pada serum.
= 7 g/dL
= 9,5 g/Dl
VIII. PEMBAHASAN
Protein merupakan salah satu dari biomolekul atau zat organik yang terdiri dari atau
tersusun dari asam-asam amino melalui ikatan pepida. Sedangkan Albumin merupakan
protein plasma yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia, sedangkan globulin adalah
antibodi digunakan untuk imunitas. Adapun interpretasi klinis dari protein dimana jika terjadi
peningkatan kadar yaitu dehidrasi, muntah, diare, sindrom distress, dan pernapasan, dan
jikan terjadi penurunan kadar yaitu malnutrisi, kelaparan, dan penyakit hepar (Fivi,2010)
Pada praktikum ini diukur kadar protein total dalam tubuh probandus cara kerjanya yaitu
pertama disiapkan dulu serumnya dengan cara disiapkan alat dan bahan
kemudian dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge lalu disentrifuge selama ± 15 menit
pada kecepatan 3500 rpm, diiambil serum darah lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan. Kedua dilakukan pengukuran absorban blanko, pertama disiapkan alat dan bahan,
larutan blanko dibuat pada tabung dengan cara dimasukkan reagen sebanyak 1000 dan
ditambahkan 20 aquadest kemudian dicampur. Larutan standar dibuat pada tabung dengan
cara dimasukkan reagen sebanyak 1000 dan ditambahkan 20 larutan standar kemudian
dicampur. Larutan sampel dibuat pada tabung dengan cara dimasukkan reagen sebanyak
1000 dan ditambahkan 20 sampel serum kemudian dicampur. Selanjutnya larutan
blanko,standar dan sampel diinkubasi pada waterbath pada suhu 37oC selama 5 menit.
Masing-masing larutan blanko, standar dan sampel dimasukkan dalam kuvet, kemudian
dibaca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm. Hasil absorbansi dicatat
dan dilakukan perhitungan total kadar protein pada serum. Pemeriksaan dilanjutkan dengan
fotometer untuk mengetahui kadar total protein pada serum (Pearce, 2008)
.Adapun alasan menggunakan reagen TPR karena reagen TPR adalah reagen yang
spesifik untuk pengukuran protein total pada serum memberikan warna ungu-biru, sedangkan
reagen albumin yaitu untuk memberikan warna hijau-biru pada sampel. Adapun alasan pada
proses penentuan akan menentukan absorbannya menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 540 nm yang termasuk dalam panjang gelombang sinar tampak, dimana
penentuan absorban berdasarkan warna. Alasan dilakukan inkubasi pada suhu ruangan
selama beberapa menit, hal ini dimaksudkan agar reagen dan sampel dapat bercampur
dengan baik ,sehingga pada saat pengukuran absorban hasilnyapun sesuai dengan yang
diharapkan (Marks.et al, 2000)
Hasil pemeriksaan sampel serum probandus Mela Wirnayanti (20th) untuk metode
spektrofotometer adalah 9.5 g/dL dan untuk metode fotometri 8.3 g/dL. Nilai normal untuk
kadar protein total menurut insert kit reiged adalah 6.2 – 8.5 g/dL maka kadar total protein
sampel dapat dinyatakan normal. Jika dibandingkan, metode fotometri lebih akurat karena
semi automatic jadi lebih sedikit kesalahan pembacaan yang mungkin terjadi. Sedangkan
metode spektrofotometri dapat terjadi banyak kesalahan seperti kurangnya performa alat dan
kesalahan pada saat larutan diletakkan pada kuvet. Spektrum absorbansi suatu larutan protein
bervariasi tergantung pada PH dan sesuai dengan susunan residu asam amino. Kerugian dari metode
spektrofotometer ini adalah hasil pembacaan tidak murni menunjukkan kadar protein saja,
melainkan bisa saja kadar senyawa yang mengandung benzena, gugus fenol, gugus sulfhidrin, ikut
terbaca kadarnya. Selain itu waktu pelaksanaan yang lama sering kali dirasa kurang efisien. Spesifitas
atau interferen yang dapat mempengaruhi hasil pembacaan total protein, yaitu asam
asorbat >30 mg/dl, bilirubin>40 mg/dl, hemoglobin >500 mg/dl, dekstran >2.000 mg/dl,
dan lipemia trigliserida >1.000 mg/dl. Serta obat-obatan yang dapat meningkatkan nilai
protein seperti penicillin, gentamisin, sulfonamid,dll (Sadikin,2001).
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas,dapat disimpulkan;
1. Pemeriksaan kadar protein total dalam serum darah dapat dilakukan dengan
metode spektrofotometri dan metode footometri.
2. Hasil total protein pada metode spektrofotometri adalah 9.5 g/dL dan pada metode
fotometri adalah 8.3 g/dL.
3. Metode fotometri lebih akurat karena semi automatic jadi lebih sedikit kesalahan
pembacaan yang mungkin terjadi.
4. Nilai normal kadar total protein menurut insert kit reiged adalah 6.2 – 8.5 g/dL.
DAFTAR PUSTAKA
Fivi, Diana Melva., 2010., Fungsi dan Metabolisme Protein di dalam Tubuh Manusia.,
Indonesia, Jurnal Kesehatan Masyarakat., Vol. 4, No. 1. Padang: Universitas Andalas.
pp 47 dan 48.
Kee, J. L. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Edisi 6. Alih Bahasa:
Sarik., Palupi W., Rohana C., dan Sri Rahayu. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010 (Riskesdas 2010). Jakarta: Kemenkes RI.
Marks, Dawn B., Allan D. M., colleen M.S., 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC
KIMIA KLINIK I
PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
18071009
KELOMPOK 2
DENPASAR
2020
PEMERIKSAAN
KADAR TRIGLISERIDA
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat melakukan pemeriksaan trigliserida pada sampel serum darah.
2. Mahasiswa mampu menentukan kadar atau konsentrasi trigliserida dengan berbagai
metode
II. DASAR TEORI
Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan
dan dibawah oleh matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih
kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4.(7,35 – 7,45). Warna
darah berfariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan bergantung pada kadar
oksigen yang dibawah oleh sel darah merah. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-
laki dewasa berukuran rata-rata dan kurang sedikit padda perempuan dewasa. Volume ini
bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa
dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan cairan darah dan konsentrasi
elektrolitnya (Sloane, 2003)
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama
dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat
organik dan anorganik. Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya
unsur pokok plasma yang tidak dapat menenmbus membran kapilar untuk mencapai sel.
Ada tiga jenis protein plasma yaitu albumin, globulin dan fibrinogen. Lipid plasma yang
utama yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas tidak larut dalam
cairan plasma. Agar lipid plasma dapat diangkut dalam sirkulasi, maka susunan molekul
lipid tersbut perlu dimodifikasi, yaitu dalam bentuk lipoprotein yang bersifat larut dalam
air (Gunawan, 2007).
Trigliserida merupakan jenis lemak yang ditemukan dalam darah. Jenis ini
merupakan hasil dari uraian kerja tubuh terhadap makanan yang mengandung lemak dan
kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk ketubuh,serta juga dibentuk di hati. Setelah
mengalami proses didalam tubuh trigliserida ini diserap oleh usus dan masuk kedalam
plasma darah untuk kemudian disalurkan ke jaringan-jaringan tubuh, trigliserida juga
merupakan lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein. Trigliserida adalah
penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan biasanya dibandingkan dengan kolesterol
dengan menggunakan lipoprotein elektroforesis. Bila terjadi peningkatan trigliserida
maka terjadi peningkatan VLDL yang menyebabkan hiperlipoproteinemia (Graha, 2010).
Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas
sebagai kilomikron. Kilomikron ini akan diangkut dalam saluran limfe lalu ke dalam
darah via duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak, trigliserida dalam kilomikron
mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel.
Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak dan kilomikron remnan. Asam
lemak bebas akan menembus endotel atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida
kembali (cadangan) atau dioksidasi (energi) (Gunawan, 2007).
Metode pemeriksaan kadar trigliserida yaitu reaksi warna trinder yang dimodifikasi dengan
cepat, linier dan reaksi poin akhir (endpoint), dengan metode spektrofotometri dan fotometri.
Untuk pengukuran pada fotometer, larutan blanko, standar dan sampel A dan
B diukur dengan fotometer. Dilakukan set up pada suhu kuvet, kemudian blanko akan
dihisap dan dianalisis hingga data muncul.
b. Pemeriksaan Fotometer
VII. PERHITUNGAN
a. Sampel A
Probandus : Akulina Lokbere
Usia : 20 tahun
Standar : 200 mg/dl
Abs Standar : 0,052 mg/dl
Abs Sampel : 0,085 mg/dl
Kadar trigliserida = abs standar
x Standar
abs sampel
= 0,085
x 200 mg/dl
0,052
= 32,44 mg/dl
b. Sampel B
Probandus : Ade Ayu Yasinta Dewi
Usia : 20 tahun
Standar : 200 mg/dl
Abs Standar : 0,052 mg/dl
Abs Sampel : 0,083 mg/dl
Kadar trigliserida = abs standar
x Standar
abs sampel
= 0,083
x 200 mg/dl
0,052
= 31,68 mg/dl
VIII. PEMBAHASAN
Trigliserida merupakan jenis lemak yang ditemukan dalam darah. Jenis ini
merupakan hasil dari uraian kerja tubuh terhadap makanan yang mengandung lemak
dan kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk ketubuh,serta juga dibentuk di hati.
Setelah mengalami proses didalam tubuh trigliserida ini diserap oleh usus dan masuk
kedalam plasma darah untuk kemudian disalurkan ke jaringan-jaringan tubuh,
trigliserida juga merupakan lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein.
Trigliserida dihasilkan oleh organ hati, namun sebagian besar berasal dari makanan,
seperti daging, keju, susu, nasi, minyak goreng, dan mentega. Lemak dari makanan
yang dikonsumsi akan dipecah dan diubah menjadi energi. Setiap lemak yang tidak
digunakan tubuh, akan diubah menjadi trigliserida dan disimpan di sel lemak. Ketika
dibutuhkan, trigliserida akan dilepaskan untuk digunakan sebagai energi. Ketika
asupan trigliserida dari makanan melebihi jumlah yang dibutuhkan tubuh, akan terjadi
peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Trigliserida yang tinggi diduga dapat
memicu penebalan pada dinding pembuluh darah, sehingga berisiko terjadi stroke dan
serangan jantung (Graha, 2010).
Di dalam darah ada 3 jenis lemak dasar, yaitu kolesterol, trigliserida dan fosfolipid.
Oleh karena sifat lemak yang tidak dapat larut dalam air, maka 3 bentuk lemak tersebut
harus bercampur dengan zat pelarut untuk dapat beredar dalam darah. Zat tersebut
adalah suatu jenis protein yang disebut Apoprotein (disingkat Apo). Senyawa lemak
(gabungan dari 3 jenis lemak diatas) yang bergabung dengan Apo membentuk
lipoprotein (LP). Jadi LP adalah kolesterol + trigliserida + fosfolipid + Apo.
Trigliserida dibentuk dengan menggabungkan gliserol dengan tiga molekul asam
lemak . Molekul gliserol memiliki tiga hidroksil (HO-) kelompok. Setiap asam lemak
mempunyai karboksil grup (HOOC-). Pada trigliserida, kelompok hidroksil dari
gliserol yang bergabung dengan kelompok karboksil asam lemak untuk membentuk
ester obligasi(Tenggara, 2008).
Dalam tubuh manusia, kadar trigliserida yang tinggi dalam aliran darah dikaitkan
dengan aterosklerosis , dan dengan perluasan dapat terjadi resiko penyakit jantung dan
stroke. Namun, dampak negatif relatif mengangkat tingkat trigliserida dibandingkan
dengan LDL : HDL rasio adalah sebagai belum diketahui. Risiko ini sebagian dapat
dijelaskan oleh hubungan terbalik yang kuat antara tingkat trigliserida dan tingkat
HDL kolesterol (Siti, 2011).
Beberapa orang yang memiliki kadar kolesterol darah tinggi juga memiliki
trigliserida darah tinggi. Namun, biasanya tidak ditemukan adanya gejala. Apabila
terdapat kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi, maka hal ini beresiko
menyebabkan penyakit jantung lebih besar. Pada pemeriksaan kadar trigliserida reaksi
yang terjadi adalah enzim lipase akan memperantarai hidrolisis trigliserida menjadi
gliserol dan asam-asam lemak. Selanjutnya gliserol ini akan mengalami fosfatasi
dengan bantuan enzim gliserol kinase yang akan menghasilkan gliserol-3-fosfat.
Kemudian gliserol-3-fosfat akan dioksidasi menghasilkan dihidroksi-aseton-fosfat dan
H2O2 (hydrogen peroksida). Pada tahap selanjutnya, hydrogen peroksida inilah yang
akan bereaksi dengan 4-aminofenazon dan 4-klorofenol dengan bantuan enzim
peroksidase membentuk kompleks kuinonimin yang berwarna merah muda yang
kemudian dapat diukur secara fotometrik (Mayes, 2003).
IX. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kadar
trigliserida dalam serum darah dapat dilakukan dengan metode spektrofotomtri dan
fotometri. Pada pemeriksaan dengan spektrofotometer kadar trigliserida pada sampel A
diperoleh 32,44 mg/dl dan sampel B 31,68 mg/dl. Sedangkan pada pemeriksaan kadar
trigliserida dengan alat fotometer diperoleh hasil 33 mg/dl pada sampel A dan 34
mg/dl pada sampel B. Kadar trigliserida diukur dalam satuan milimeter per desiliter
(mg/dL), kemudian dinilai berdasarkan kategori berikut: normal kurang dari 150
mg/dl, batas tinggi 150-199 mg/dl, tinggi 200-499 mg/dl, sangat tinggidiatas500 mg/dl.
DAFTAR PUSTAKA
Graha, C., 2010. Question & Answer : Kolesterol. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Gunawan, Sulistia., 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Penerbit FKUI
Guyton, 2003., Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Mayes A. Peter. 2003. Sintesis, Pengangkutan, dan Ekskresi Kolesterol. Dalam:
Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta : EGC.
Sitti, F., 2011. Pemeriksaan Laboratorium Fungsi Serum Darah. Jakarta: EGC.
Sloane, Ethel., 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta :Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Tenggara, J. 2008. Lemak Kolesterol dan Trigliserida. Jakarta: EGC
LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA KLINIK I
PEMERIKSAAN KOLESTEROL
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
18071009
KELOMPOK 2
DENPASAR
2020
PEMERIKSAAN KOLESTEROL
I. TUJUAN
1. Untuk mengukur kadar kolesterol dalam serum dengan berbagai metode
kemudian menginterpretasikan hasilnyasecara klinis.
II. DASAR TEORI
Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan berbentuk seperti lilin yang
diproduksi oleh tubuh manusia, terutama di dalam lever (hati). Kolesterol
terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa
lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi,
antara lain untuk membuat hormon seks, hormon korteks adrenal, vitamin D, dan
untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak. Jadi,
bila takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak yang berperan penting
dalam tubuh. Namun, jika terlalu banyak, kolesterol dalam aliran darah justru
berbahaya bagi tubuh. Kelebihan kolesterol akan menyebabkan zat tersebut
bereaksi dengan zat-zat lain dalam tubuh dan akan mengendap dalam pembuluh
darah arteri. Hal yang akan terjadi selanjutnya adalah penyempitan dan
pengerasan pembuluh darah (lazim dikenal sebagai atherosklerosis) hingga
penyumbatan dan pemblokiran aliran darah (atherosklerosis). Akibatnya, jumlah
suplai darah ke jantung berkurang, terjadi sakit atau nyeri dada yang disebut
angina, bahkan dapat menjurus ke serangan jantung (Nilawati, 2008).
Kolesterol berasal dari organ binatang terutama bagian otak, kuning telur, dan
jeroan. Demikian juga produksi yang berasal darinya, seperti susu asli, keju,
mentega, dan lain-lain. Sementara bahan makana yang bersumber dari tumbuh-
tumbuhan tidak mengandung kolesterol. Dengan demikian, cara yang efektif
untuk mengurangi kadar kolesteol dalam tubuh dapat dilakukan dengan
mengkonsumsi sayuran dan buah (Nilawati, 2008).
Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL,
total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu
komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang
sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang
memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi,
sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel
dalam tubuh. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-
hormon steroid. Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal
diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat
jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan
yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood). Kolesterol dalam tubuh yang
berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan
suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan
pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung
dan stroke (Indica, 2010).
Kolesterol total ditetapkan langsung di dalam plasma atau serum dengan satu
sisi reaksi dimana ester kolesterol dihidrolisis, gugus 3-OH kolesterol dioksidasi,
kemudian hydrogen peroksida yang merupakan salah satu hasil reaksi ditetaspkan
secara enzimatis.
KOLESTEROL ESTERASE
Ester kolesterol + H2O kolesterol + asam-asam lemak
KOLESTEROL OKSIDASE
Kolesterol + O2 Kolestenon + H2O2
PEROKSIDASE
H2O2 + Fenol +4-Aminoantypirine quinoneimine + H2O
Absorbansi warna diukur pada panjang gelombang 503 nm (Indica, 2010).
III. METODE
Metode praktikum pemeriksaan kadar kolesterol ini yaitu metode spektrofotometri
dan fotometri.
V. CARA KERJA
VII. PERHIYUNGAN
Perhitungan Sampel A
Perhitungan Sampel B
3) Metode Fotometri
- Sampel A = 148 mg/dL
- Sampel B = 184 mg/dL
VIII. PEMBAHASAN
Lemak di dalam darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam
lemak bebas. Tiga fraksi (unsur) lemak yang pertama berikatan dengan protein khusus
yang bernama apoprotein menjadi kompleks lipid-protein atau lipoprotein. Ikatan
itulah yang menyebabkan lemak bisa larut, menyatu dan mengalir di peredaran darah.
Unsur lemak yang terakhir, yaitu asam lemak bebas berikatan dengan albumin.
Lipoprotein terbagi menjadi 5 fraksi sesuai dengan berat jenisnya yang dibedakan
dengan cara ultrasentrifugasi. Kelima fraksi tersebut adalah kilomikron, very low
density lioprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density
lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Lipoprotein juga bisa
dibedakan dengan cara elektroforesis menjadi beta lipoprotein (LDL), pre-beta
lipoprotein (VLDL), broad beta (beta VLDL), dan alpha lipoprotein (HDL)
(Dalimartha, 2008).
.
IX. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan kolesterol adalah lemak
berwarna kekuningan berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia,
terutama di dalam lever. Berdasarkan hasil praktikum maka didapatkan kadar
kolesterol sampel A atas nama Saras dengan metode spektrofotometri sebesar 175
mg/dL dan dengan metode fotometri sebesar 148 mg/dL. Sedangkan sampel B
atas nama Diana dengan metode spektrofotmetri sebesar 281 mg/dL dan dengan
metode fotometri sebesar 184 mg/dL. Kadar kolesterol yang normal kurang dari
200 mg/dL maka dari itu kadar koleterol kedua probandus masih dinyatakan
normal
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN