Disusun Oleh:
ANGGRAENI NOVIASARI , S.Kep
NIM : 2020207209145
A. Pengertian
Masa nifas (puerpurium) adalah masa yang di mulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) karena masa
nifas berlangsung selama kurang lebih dalam waktu 6 minggu atau selama 42 minggu
(Dewi & Sunarsih,2011).
Masa nifas adalah masa yang dimulai sejak kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,masa nifas dimulai setelah partus
selesai dan berakhir kira kira 6 minggu (Prawiroharjo,2010)
Menurut WHO (2014) Postpartum normal adalah postpartum atau persalinan yang dimulai
secara spontan,beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan.
b . Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengganggu seperti corong berwarna
merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-
perlukaan kecil setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim,
setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1
jari.
c. Endometrium
Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis, di tempat implantasi plasenta. Pada
hari-hari pertama, endometrium setebal 12,5 mm akibat pelepasan desidua dan
selaput janin
d. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea rubra atau lochea cruenta, terdiri
atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa
verniks kaseosa, lanugo dan mekonium.
1. Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban,
sel-sel dari desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium.
2. Lochea Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir
hari ke 3-7 pasca persalinan
3. Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari
ke 7-14 pasca persalinan.
4. Lochea Alba : cairan putih setelah 2 minggu.
5. Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluaran cairan seperti nanah berbau
busuk.
6. Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya
f. Sistem Endokrin
Terjadi penurunan kadar HPL (Human Plasental Lactogen), estrogen dan
kortisol serta plasenta enzyme insulinase sehingga kadar gula darah menurun
pada masa puerperium. Kadar estrogen dan progesteron menurun setelah
plasenta keluar. Kadar terendahnya dicapai kira-kira 1 minggu post partum.
Penurunana ini berkaitan dengan pembengkakan dan diuresis cairan ekstraseluler
berlebih yang terakumulasi selama hamil. Pada wanita yang tidak menyusui
estrogen meningkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi dari
pada wanita yang menyusui pada post partum hari ke- 17.
g. Pembuluh Darah Rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang
besar, karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang
banyak. Bila pembuluh darah yang besar, tersumbat karena perubahan pada
dindingnya dan diganti oleh pembuluh-pembuluh yang kiri.
b . Periode Taking Hold
1. Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan
2. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam merawat bayi
3. Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh karena itu, ibu
membutuhkan sekali dukungan dari orang-orang terdekat
4. Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai penyuluhan
dalam merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat menumbuhkan rasa
percaya dirinya.
5. Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalkan
buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar untuk mengubah posisi seperti
duduk atau jalan, serta belajar tentang perawatan bagi diri dan bayinya
c. Periode Letting Go
a. Berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
b. Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah
c. Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya
d. Keinginan untuk merawat bayi meningkat
e. Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya,
keadaan ini disebut baby blues
C. Tujuan Keperawatan Masa Post natal
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis
2. Melaksanakan skrinning yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya, dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi dan pelayanan KB.
Mobilisasi Diskusikan tentang pentingnya latihan beberapa menit setiap hari akan
sangat membantu. Dengan tidur terlentang lengan di samping, menarik
otot perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu
ke dada tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi sampai 10 kali.
Untuk memperkuat tonus otot vagina dengan latihan Kegel,dengan cara
Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat dan
pinggul tahan sampai hitungan 5, kendurkan dan ulangi latihan
sebanyak 5 kali.
Hubungan Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah
perkawinan
merah berhenti dan ibu dapat menilai dengan memasukkan 1-2 jarinya
atau rumah
tangga ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
Tetapi ada tradisi dan aturan agama tertentu baru boleh melakukan
hubungan seksual setelah 40 hari.
A. Pengkajian
1) Pengkajian Fisik
b) Tanda-tanda Vital
h) Aktivitas sehari-hari.
2) Pengkajian Psikologis
B. Diagnosa Keoerawatan
menyusui.
3) Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan
pertolongan persalinan.
C. Rencana Keperawatan
Tujuan :
Kriteria hasil :
Skala nyeri 0-1, ibu mengatakan nyerinya berkurang sampai hilang, tidak
Intervensi :
b) Anjurkan ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan distraksi rasa nyeri
Rasional : untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang dirasakan
menyusui.
kepuasan menyusui
Kriteria hasil :
Ibu mengungkapkan proses situasi menyusui, bayi mendapat ASI yang cukup.
Intervensi :
sebelumnya.
Rassional : posisi yang tepat biasanya mencegah luka atau pecah putting yang
3) Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan
pertolongan persalinan
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan infeksi pada ibu tidak
terjadi
Kriteria hasil :
Intervensi :
a) Kaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan
episiotomi.
Rasional : untuk dapat mendeteksi tanda infeksi lebih dini dan
Rasional : pembalut yang lembab dan banyak darah merupakan media yang
Moctar, Rustam. 1998 Sinopsis obstruksi : Obstetri Fisiologis, obstetri patologis, Edisi 2, Jilid
1. Jakarta. EGC,
Wikojosostro, 1994, Hanifa, Ilmu Kebidanan. Edisi 3, cetakan 3, Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiraharjo .
Ambarwati dan Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan NIFAS. Nuha Medika, Yogyakarta.
Dewi, Vivian lanny dan Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Salemba medika,
Jakarta.
.