Makalah Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan Bunda Kur
Makalah Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan Bunda Kur
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing:
T.A 2019/2020
1
DAFTAR ISI
BAB I
Latar Belakang.....................................................................................................................i
Rumusan Masalah................................................................................................................ii
BAB II
BAB II
KESIMPULAN...................................................................................................................8
SARAN................................................................................................................................8
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam
kehidupan kebidanan, namun dalam kehidupan manusia sosial secara umum. Komunikasi
merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesame
dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari
apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah
merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang
sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah untuk makalah ini adalah antara lain :
1. apa pengertian dari komunikasi asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu
nifas ?
2. apa factor- factor yang mempengaruhi komunikasi asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu
bersalin dan ibu nifas ?
3. apa saja hal yang perlu dilakukan dalam komunikasi asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu
bersalin dan ibu nifas ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada ibu hamil, yaitu:
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu hamil sangat mempengaruhi penyampaian informasi dari
bidan kepada ibu hamil. Ibu yang memiliki pendidikan yang tinggi akan dengan mudah
menerima pesan yang disampaikan. Tetapi, belum tentu untuk ibu yang memiliki pendidikan
kurang. Seorang bidan harus mempunyai cara agar ibu mudah menerima informasi yang
disampaikan.
2. Budaya
Pada daerah tertentu masih banyak budaya yang mengakar pada masyarakat. Banyak
budaya dari masyarakat daerah yang tidak sesuai dengan teori kesehatan.Mereka masih
menggunakan tradisi turun-temurun dari nenek moyang untuk menyelesaikan masalah
kesehatan.Mereka cenderung kurang setuju terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan.
3. Ekonomi
Tingkat ekonomi ibu hamil mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Ibu hamil yang
ekonominya menegah ke atas akan mudah melaksanakan anjuran-anjuran yang diberikan.
Misalnya jika ibu hamil dianjurkan untuk menambah asupan gizi yang berguna untuk dirinya
dan janinnya, maka ibu tersebut akan mudah untuk melaksanakan anjuran tersebut. Dengan
begitu, maka komunikasi yang dilakukan oleh seorang bidan berhasil.
4. Sosial
Ibu hamil akan membentuk kepribadian ibu. Jika ibu tersebut terbiasa menjadi orang
yang penting di masyarakat, maka akan cenderung sulit menerima informasi yang diberikan.
Ibu akanmemiliki argumen yang menurutnya benar. Ibu akan lebih aktif sehingga setiap
informasi yang diberikan akan direspon.
5. Keadaan psikis
Ibu yang tidak menginginkan kehamilan akan sulit diajak komunikasi. Mereka
bersikap apatis terhadap informasi yang disampaikan.Seorang bidan harus berusaha
meyakinkan pada ibu agar ibu dapat merawat janinnya hingga ibu melahirkan.
5
2.2. KOMUNIKASI PADA IBU BERSALIN
A. Pengertian Komunikasi pada ibu bersalin
Adalah Suatu proses mengatasi hambatan persalinan pada ibu hamil melalui
komunikasi dan untuk memenuhi kebutuhan piskologis fisiologis dalam menghadapi
persalinanibu hamil bersalin.
Melihat berbagai bentuk kecemasan y2.ang muncul pada ibu yang akan melahirkan dan
juga pada suami yang menunggunya maka orientassi pelayanan bukan hanya ditujukan pada
sang ibu juga sekaligus kegiatan-kegiatan kepada sang suami. Ibu di tuntun untuk melakukan
kegiatan yang menunjang proses pelontaran/ kelahiran bayi. Dalam kelahiran normal ada dua
faktor yang harus dipertimbangkan yaitu: Status resiko kehamilan dan kemajuan persalinan
dan pelahiran.
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi sebagai kata benda (noun), communnication, berarti : (1) pertukaran simbol,
pesan-pesan yang sama dan informasi; (2) proses pertukaran antara individu melalui sistem
simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan; dan (4) ilmu
pengetahuan tentang pengiriman informasi (Stuart, 1983).
Komunikator (stimulus) memberikan rangsangan kepada komunikan. Sikap, ide,
pemahaman, suatu pesan dapat dimengerti baik komunikator dan komunikan. Secara
epictomologis, komunikasi bertujuan merubah tingkah laku, merubah pola pikir, atau sikap
orang lain. Untuk dapat membangun kebersamaan : mencapai ide yang sama demi satu tujuan
yang sama.
2. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, janin turun ke dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban terdorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin,
2008; 100).
6
B. Tujuan Komunikasi Persalinan
1) Untuk kesejahtran ibu dan agar proses kelahiran dapat berjalan lancar.
2) Melakukan komunikasi agar klien lebih tenang dalam persalinan
3) Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
4) Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk
kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.
7
2.3. KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS
A. Pengertian Komunikasi Pada Ibu Nifas
Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga
mengalami perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu,
diperlukan juga komunikasi pada saat nifas.
Bantuan komunikasi pada ibu nifas dalam hal adaptasi pada masa nifas:
memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara menyusui yang baik dan benar. Ada pun
tekniknya :
a. sandarkan dada anak ke perut ibu, pastikan kepala anak miring dan tepat untuk
menjangkau payudara ibu.
b. Beritahu kepada ibu ketika menyusui anak, perhatikan mereka, tatap mata anak supaya
keakraban antara ibu dan anak terjalin
c. Jangan mengobrol ketika menyusui anak karena akan menyebabkan susu yang keluar
menjadi sedikit sehingga anak merasa tidak puas dan menangis.
beritahu kepada ibu untuk selalu melakukan personal hygine. Salah satunya perawatan
pada payudara terutama pada daerah puting dan areola. Puting susu dibersihkan mengunakan
air hangat dan dilap menggunakan kain bersih. Supaya tidak ada kuman di daerah tersebut
dan tidak menimbulkan penyakit pada anak ketika menyusu. Karena apa bila hal tersebut
tidak diperhatikan maka akan terjadi diare pada anak.
a. Perubahan fisiologis pada ibu nifas antara lain proses pengembalian fungsi rahim,
keluarnya lochea, dan sebagainya.
b. perubahan psikologis meliputi 1.perasaan bangga setelah melewati proses persalinan,
2.bahagia bayi telah lahir sesuai dengan harapan, 3.kondisi-kondisi yang membuat ibu sedih
saat nifas (keadaan bayi tidak sesuai harapan, perceraian dan sebagainya.
8
Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus memperhatikan
kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada penerimaan kelahiran bayi,
penyampaian informasi jelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan keluarga.
Bantuan komunikasi pada ibu nifas dalam hal adaptasi pada masa nifas, teknik
menyusui dan perawatan payudara atau manajemen laktasi. Pemahaman klien terhadap
keadaan dirinya perlu memperoleh bantuan, hal tersebut karena klien masih dalam kondisi
lemah, lelah akibat persalinan, adanya perasaan nyeri setelah melahirkan, proses invulasi,
proses lochea.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Demikianlah paparan Makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua dan khusus
nya bagi penulis, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan sebagainya, Maka dari itu penulis sangat mengharapkan Kritikan
dan Saran yang membangun makalah ini kedepan lebih sempurna.
10
Daftar pustaka
https://www.academia.edu/11581516/komunikasi-asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil
https://id.scribd.com/document/361156766/ Komunikasi-Pada-Ibu-Hamil
http://ilmudaninformasikebidanan.com/2017/01/ komunikasi-pada-ibu.html
https://moudyamo.wordpress.com/2018/11/21/konseling-pada-ibu-nifas/
https://docplayer.info/73130574-Makalah-komunikasi-pada-ibu-nifas.html
https://chooeysoklat.wordpress.com/2012/09/28/komunikasi -pada-ibu-bersalin/
11