Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI ASUHAN KEBIDANAN TERHADAP IBU HAMIL, IBU BERSALIN

DAN IBU NIFAS

Disusun Oleh :

1. Chinty Okta Wahyuni (P00340219003)


2. Destri Mutiara Dwi Putri (P00340219004)
3. Diana Fransiska (P00340219005)
4. Ervika Gustina (P00340219009)
5. Fitrahtul Hayana (P00340219011)
6. Indah Damai Yanti (P00340219015)
7. Indah Fitriasari (P00340219016)
8. Kastena Maryana (P00340219021)
9. Lina Pandu Winata (P00340219023)
10. Mita Pratiwi (P00340219026)
11. Siska Meiliya Alfina (P00340219039)

Dosen Pembimbing:

Kurniyati, SST, M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI DIII KEBIDANAN CURUP

T.A 2019/2020

1
DAFTAR ISI

BAB I

Latar Belakang.....................................................................................................................i

Rumusan Masalah................................................................................................................ii

BAB II

2.1 KOMUNIKASI PADA IBU HAMIL............................................................................2


2.2 KOMUNIKASI PADA IBU BERSALIN.....................................................................4
2.3 KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS.............................................................................6

BAB II

KESIMPULAN...................................................................................................................8

SARAN................................................................................................................................8

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam
kehidupan kebidanan, namun dalam kehidupan manusia sosial secara umum. Komunikasi
merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesame
dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis.

Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari
apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah
merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang
sama, maka yang terjadi adalah “dialog  antara orang satu”.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah untuk makalah ini adalah antara lain :
1. apa pengertian dari komunikasi asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu
nifas ?
2. apa factor- factor yang mempengaruhi komunikasi asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu
bersalin dan ibu nifas ?
3. apa saja hal yang perlu dilakukan dalam komunikasi asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu
bersalin dan ibu nifas ?

1.3 Tujuan makalah


Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari
komunikasi asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas. Dan juga untuk
membahas faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada ibu hamil, ibu bersalin dan
ibu nifas. Dan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang diperlukan dalam komunikasi asuhan
kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KOMUNIKASI PADA IBU HAMIL


A. Pengertian Komunikasi pada Ibu Hamil
Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan tertentu
dalam mencapai suatu tujuan.Komunikasi kehamilan pada kebidanan adalah penyampaian
informasi dan jawaban tentang kehamilan dari bidan kepada klien, terjadi suatu pengertian
yang diinginkan bersama sehingga tujuan lebih mudah tercapai.Misalnya, seorang bidan
memberikan informasi tentang kebutuhan gizi pada kelompok ibu hamil dan penggunaan
serta manfaat zat besi. Klien menuruti apa yang disampaikan oleh bidan dan merasakan
manfaatnya. Dalam kondisi tertentu, tampak adanya respon, tanggapan positif dari klien
sehingga terjadi persepsi yang sama antara bidan dengan klien.
Dalam komunikasi pada ibu hamil, bidan dapat melakukan dua jenis komunikasi, yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan bahasa sebagai alat sehingga komunikasi verbal ini sama artinya dengan
komunikasi kebahasaan. Komunikasi kebahasaan ini lazim digunakan dalam kegiatan sehari-
hari, termasuk pelayanan kesehatan oleh dokter, bidan, atau perawat dirumah sakit ataupun di
tempat pelayanan kesehatan.Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak
menggunakan bahasa lisan maupun tulisan, tetapi menggunakan bahasa kial, bahasa gambar,
dan bahasa sikap.Komunikasi nonverbal memindahkan pesan tanpa menggunakan kata-
kata.Bidan perlu menyadari pesan verbal dan nonverbal yang disampaikan klien mulai dari
saat pengkajian sampai evaluasi.
Bidan sebagai konselor menggunakan komunikasi mendalam yang dikenal dengan
kegiatan konseling. Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi,
dalam kondisi saling pengertian yang bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang
mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan cara tertentu
sesuai dengan situasi, melalui pengalaman terbaru, memandang kesulitan lebih objektif
sehingga dapat menghadapi masalahnya dengan tidak terlalu cemas dan tegang (SCA. C
Steernig Commute, 1969)

4
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada ibu hamil, yaitu:
1.      Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu hamil sangat mempengaruhi penyampaian informasi dari
bidan kepada ibu hamil. Ibu yang memiliki  pendidikan  yang tinggi akan dengan mudah
menerima pesan yang disampaikan. Tetapi, belum tentu untuk ibu yang memiliki pendidikan
kurang.  Seorang bidan harus mempunyai cara agar ibu mudah menerima informasi yang
disampaikan.
2.      Budaya
Pada daerah tertentu masih banyak  budaya yang mengakar pada masyarakat. Banyak
budaya dari masyarakat daerah yang tidak sesuai dengan teori kesehatan.Mereka masih
menggunakan tradisi turun-temurun dari nenek moyang untuk menyelesaikan masalah
kesehatan.Mereka cenderung kurang setuju terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan.
3.      Ekonomi
Tingkat ekonomi ibu hamil mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Ibu hamil yang
ekonominya menegah ke atas akan mudah melaksanakan anjuran-anjuran yang diberikan.
Misalnya jika ibu hamil dianjurkan untuk menambah asupan gizi yang berguna untuk dirinya
dan janinnya, maka ibu tersebut akan mudah untuk melaksanakan anjuran tersebut. Dengan
begitu, maka komunikasi yang dilakukan oleh seorang bidan berhasil.
4.       Sosial
Ibu hamil akan membentuk kepribadian ibu. Jika ibu tersebut terbiasa menjadi orang
yang penting di masyarakat, maka akan cenderung sulit menerima informasi yang diberikan.
Ibu akanmemiliki argumen yang menurutnya benar. Ibu akan lebih aktif sehingga setiap
informasi yang diberikan akan direspon.
5.      Keadaan psikis
Ibu yang tidak menginginkan kehamilan akan sulit diajak komunikasi. Mereka
bersikap apatis terhadap informasi yang disampaikan.Seorang bidan harus berusaha
meyakinkan pada ibu agar ibu dapat merawat janinnya hingga ibu melahirkan.

5
2.2. KOMUNIKASI PADA IBU BERSALIN
A. Pengertian Komunikasi pada ibu bersalin
Adalah Suatu proses mengatasi hambatan persalinan pada ibu hamil melalui
komunikasi dan untuk memenuhi kebutuhan piskologis fisiologis dalam menghadapi
persalinanibu hamil bersalin.
Melihat berbagai bentuk kecemasan y2.ang muncul pada ibu yang akan melahirkan dan
juga pada suami yang menunggunya maka orientassi pelayanan bukan hanya ditujukan pada
sang ibu juga sekaligus kegiatan-kegiatan kepada sang suami. Ibu di tuntun untuk melakukan
kegiatan yang menunjang proses pelontaran/ kelahiran bayi. Dalam kelahiran normal ada dua
faktor yang harus dipertimbangkan yaitu: Status resiko kehamilan dan kemajuan persalinan
dan pelahiran.
1.      Pengertian Komunikasi
Komunikasi sebagai kata benda (noun), communnication, berarti : (1) pertukaran simbol,
pesan-pesan yang sama dan informasi; (2) proses pertukaran antara individu melalui sistem
simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan; dan (4) ilmu
pengetahuan tentang pengiriman informasi (Stuart, 1983). 
Komunikator (stimulus) memberikan rangsangan kepada komunikan. Sikap, ide,
pemahaman, suatu pesan dapat dimengerti baik komunikator dan komunikan. Secara
epictomologis, komunikasi bertujuan merubah tingkah laku, merubah pola pikir, atau sikap
orang lain. Untuk dapat membangun kebersamaan : mencapai ide yang sama demi satu tujuan
yang sama.
2.      Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, janin turun ke dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban terdorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin,
2008; 100).

6
B. Tujuan Komunikasi Persalinan
1)      Untuk kesejahtran ibu dan agar proses kelahiran dapat berjalan lancar.
2)      Melakukan komunikasi agar klien lebih tenang dalam persalinan
3)      Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.  
4)      Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk
kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.

C. Langkah pemberian komunikasi asuhan kebidanan dalam persalinan


1)      Menjalin hubungan yang menimbulkan rasa nyaman (rapport)  dengan klien. Bidan
menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang positif.
2)      Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi mengatasi
semua kekacauan/kebingungan, memberi perhatian total pada klien. Bidan dalam memberi
pendampingan klien yang bersalin memfokuskan pada fisik dan psikologi.
3)      Mendengarkan. Bidan selalu mendengarkan dan dan memperhatikan keluhan klien.
4)      Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin. Sentuhan bidan terhadap klien akan
memberi rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi. Misalnya, ketika muncul his klien
merasa kesaktian, bidan memberi sentuhan dan usapan pada bagian lumbalis klien. Hal
tersebut akan memberi rasa nyaman pada klien.
5)      Memberi informasi tentang kemajuan persalinan. Hal ini diupayakan untuk memberi
rasa percaya diri bahwa klien dapat menyelesaikan persalinan.Misalnya, bidan menggunakan
kata-kata yang dapat memberi gambaran majunya persalinan, “Bu, sekarang jalan lahirnya
sudah mulai membuka, setelah pembukaan mencapai 10 cm nanti ibu boleh menelan bila
muncul rasa sakit dan ingin buang air besar.”
6)      Memandu persalinan dengan memberi intruksi khusus tentang bernapas, berelaksasi
dan posisi postur tubuh. Misalnya, bidan meminta klien ketika ada his untuk meneran, “Bu,
kalau perut kencang ibu berpegangan pada suami atau pada saya, lalu ibu meneran seperti
buang air besar. “ Ketika his hilang, bidan mengatakan “usahakan ibu bernapas panjang dan
rileks”
7)      Mengadakan kontak fisik dengan klien dengan menggosok punggung, memeluk, dan
menyeka keringatnya, serta membersihkan wajah klien.
8)      Memberi pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukan. Misalnya, bidan
mengatakan, “ibu pinter sekali menerannya, sebentar lagi, putranya lahir.”
9)      Memberi ucapan selamat pada klien atas kelahiran putranya dan mengatakan ikut
berbahagia.  Memberi pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukan.

7
2.3. KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS
A. Pengertian Komunikasi Pada Ibu Nifas
Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga
mengalami perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu,
diperlukan juga komunikasi pada saat nifas.

Bantuan komunikasi pada ibu nifas dalam hal adaptasi pada masa nifas:

1. teknik menyusui yang baik dan benar

memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara menyusui yang baik dan benar. Ada pun
tekniknya :

a. sandarkan dada anak ke perut ibu, pastikan kepala anak miring dan tepat untuk
menjangkau payudara ibu.

b. Beritahu kepada ibu ketika menyusui anak, perhatikan mereka, tatap mata anak supaya
keakraban antara ibu dan anak terjalin

c. Jangan mengobrol ketika menyusui anak karena akan menyebabkan susu yang keluar
menjadi sedikit sehingga anak merasa tidak puas dan menangis.

2. perawatan payudara atau manajemen laktasi

beritahu kepada ibu untuk selalu melakukan personal hygine. Salah satunya perawatan
pada payudara terutama pada daerah puting dan areola. Puting susu dibersihkan mengunakan
air hangat dan dilap menggunakan kain bersih. Supaya tidak ada kuman di daerah tersebut
dan tidak menimbulkan penyakit pada anak ketika menyusu. Karena apa bila hal tersebut
tidak diperhatikan maka akan terjadi diare pada anak.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu nifas:

a. Perubahan fisiologis pada ibu nifas antara lain proses pengembalian fungsi rahim,
keluarnya lochea, dan sebagainya.

b.  perubahan psikologis meliputi 1.perasaan bangga setelah melewati proses persalinan,
2.bahagia bayi telah lahir sesuai dengan harapan, 3.kondisi-kondisi yang membuat ibu sedih
saat nifas (keadaan bayi tidak sesuai harapan, perceraian dan sebagainya.

8
Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus memperhatikan
kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada penerimaan kelahiran bayi,
penyampaian informasi jelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan keluarga.

Bantuan komunikasi pada ibu nifas dalam hal adaptasi pada masa nifas, teknik
menyusui dan perawatan payudara atau manajemen laktasi. Pemahaman klien terhadap
keadaan dirinya perlu memperoleh bantuan, hal tersebut karena klien masih dalam kondisi
lemah, lelah akibat persalinan, adanya perasaan nyeri setelah melahirkan, proses invulasi,
proses lochea.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan :


1. Mampu melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan segala
bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas.
2. Membantu ibu sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya
untuk menerima dan memelihara kehamilannya. Dengan adanya komunikasi tersebut
diharapkan dapat meredam permasalahan psikososial yang berdampak negatif bagi
kehamilan.

3.2 SARAN
Demikianlah paparan Makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua dan khusus
nya bagi penulis, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan sebagainya, Maka dari itu penulis sangat mengharapkan Kritikan
dan Saran yang membangun makalah ini kedepan lebih sempurna.

10
Daftar pustaka

https://www.academia.edu/11581516/komunikasi-asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil
https://id.scribd.com/document/361156766/ Komunikasi-Pada-Ibu-Hamil
http://ilmudaninformasikebidanan.com/2017/01/ komunikasi-pada-ibu.html
https://moudyamo.wordpress.com/2018/11/21/konseling-pada-ibu-nifas/
https://docplayer.info/73130574-Makalah-komunikasi-pada-ibu-nifas.html
https://chooeysoklat.wordpress.com/2012/09/28/komunikasi -pada-ibu-bersalin/

11

Anda mungkin juga menyukai