A. Latar belakang
Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan
interpersonal. Sedangkan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) adalah salah
satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada kelompok klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang sama bertujuan untuk memberikan
motivasi kemajuan fungsi psikolog hingga terjadi identifikasi diri yang
baru, menghilangkan rasa isolasi diri, meningkatkan kepercayaan diri serta
bertambahnya pengetahuan tentang berbagai cara pemecahan masalah
dalam kehidupan individu.
TAK ini perlu dilakukan agar para anggota kelompok (pasien)
mampu melakukan interaksi sosial, yaitu dengan cara sosialisasi yang
dapat memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal klien, yang
dapat dimulai dari saling mengenal dengan orang lain dan menciptakan
hubungan harmonis dengan orang lain. Dalam TAK juga, bisa diberikan
informasi tentang cara pemecahan masalah.
B. Landasan teori
Sosialisasi merupakan suatu upaya membantu klien untuk
berhubungan dengan orang lain, sosialisasi bisa dilakukan melalui
komunikasi dan hubungan interpersonal.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan
atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah
kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebutkan bahwa
sosialisasi sebagai teori mengenai peranan atau Role Play karena dalam
proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses dalam di mana
seorang anak belajar menjadi seseorang yang berpartisipasi dalam
masyarakat. Yang dipelajari dalam sosialisasi adalah peran-peran, sehingga
teori sosialisasi adalah teori mengenai peran (Role Play).
Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan
sosial pada berbagai tingkat hubungan yaitu dari hubungan intim biasa
sampai hubungan saling ketergantungan. Keintiman dan saling
ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap
hari. Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa
adanya hubungan dengan lingkungan social.
Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat
secara aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam
berhubungan disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan
rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang sinkron.
Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai
dengan proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan
dewasa lanjut. Untuk mengembangkan hubungan sosial yang positif,
setiap tugas perkembangan sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui
dengan sukses.
Dalam TAK (terapi aktivitas kelompok) sosialisasi dibagi dalam 6
sesi, yaitu :
1. Sesi I : TAKS menyebutkan jati diri secara lengkap.
2. Sesi II : TAKS berkenalan dengan anggota kelompok.
3. Sesi III : TAKS bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
4. Sesi IV : TAKS berdiskusi tentang topik tertentu dengan anggota
kelompok.
5. Sesi V : TAKS berdiskusi tentang masalah pribadi dengan anggota
kelompok.
6. Sesi VI : TAKS bekerja sama dalam permainan sosialisasi dengan
anggota kelompok.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu klien meningkatkan kemampuan untuk berhubungan
dengan orang lain dalam suatu kelompok.
2. Tujuan Khusus
Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal.
Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal.
Klien dapat berlatih mematuhi peraturan.
Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain.
Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok.
Klien dapat mengungkapkan pengalamannya yang menyenangkan.
Klien dapat menyatakan perasaan tentang terapi aktifitas kelompok
sosialisasi.
D. Waktu dan tepat
- Hari/tanggal : Rabu/20 November 2019.
- Waktu : 09.00-09.40 WIB.
- Tempat : Di Ruang Laboratorium STIKes Hamzar Lantai 3.
E. Metode
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi dan tanya jawab.
3. Bermain peran atau simulasi.
4. Bermain kartu dalam kelompok.
F. Media dan alat
1. Terapi recorder/laptop.
2. Kaset/lagu : “marilah kemari” (Titiek Puspa).
3. Bola tenis.
4. Buku catatan dan pulpen.
5. Jadwal kegiatan klien.
6. Flipchart/white board dan spidol.
7. Kartu Kwartet.
G. Setting
1) Klien mampu duduk bersama dalam lingkaran.
2) Ruangan nyaman dan tenang.
3) Tempat dan denah.
4) Jumlah anggota 9 orang.
Denah Tempat Duduk
Keterangan :
: Leader
: Observer
: Fasilitator
: Pasien
H. Pembagian tugas
1. Terapis
a) Leader : Mahesa Burma
b) Observer : Sudi Lestari
c) Fasilitator :
- Lindawati
- Senawati
- Mardiana
2. Peran dan fungsi
a) Leader
Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.
Merencanakan, mengatur, mengontrol dan mengembangkan
jalannya terapi aktivitas kelompok.
Membuka acara terapi aktivitas kelompok.
Menjelaskan tujuan terapi aktivitas kelompok.
Memberikan informasi.
Dapat mengambil keputusan dengan tepat dan dapat
meyimpulkan hasil TAK pada kelompok terapi tersebut.
Menutup acara.
b) Observer
Mendampingi leader.
Mengambil posisi leader jika pasif.
Menyampaikan tata tertib TAK.
Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan.
Menyerahkan kembali posisi pemimpin kepada leader.
Menjadi motivator.
c) Fasilitator
Membantu dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan klien
sebagai anggota kelompok.
Membantu mempersiapkan klien dan sarana yang menunjang
ketika kegiatan kelompok berlangsung.
Memberikan motivasi kepada klien untuk tetap aktif dalam
melaksanakan terapi aktifitas kelompok.
I. Pasien
a) Kriteria Klien :
Klien menarik diri yang cukup kooperatif.
Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui
komunikasi verbal.
Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi
dengan orang lain.
Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak
sedang mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan
lain-lain).
Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya.
Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang.
b) Proses seleksi :
Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c) Jumlah klien : 4 orang.
Muh. Ismail (Mail)
Maria Ulfa Handayani (Ulfa)
Syahri Rafida (Fida)
Pahrudin (Udin)
J. Susunan pelaksanaan
1. Susunan perawat pelaksana TAK sosialisasi sebagai berikut :
a. Leader : Mahesa Burma
b. Observer : Sudi Lestari
c. Fasilitator :
- Lindawati
- Senawati
- Mardiana
2. Pasein peserta TAK sebagai berikut :
Nama klien
No Aspek yang dinilai Muh. Maria Ulfa Syahri
Pahrudin
Ismail Handayani Rafida
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
Menggunakan
3 bahasa tubuh yang
sesuai
Mengikuti kegiatan
4 dari awal sampai
akhir
Jumlah
Petujuk :
Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.
Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek list (Ö)
jika ditemukan kemampuan pada klien, atau tanda (×) jika tidak
ditemukan.
Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien mampu, dan jika
0,1 atau 2 klien belum mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi I
TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal,
dianjurkan memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat (buat
jadwal).
DAFTAR PUSTAKA